Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS


PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu Syailin Nichla Choirin Attalina, S. Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Dita Ananda (201330000588)
2. Hilmalia Rahma (201330000603)
3. Muhammad Yusuf Al Anan (201330000619)

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA


FAKKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SD
TAHUN AJARAN 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat berupa kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang diampu oleh Ibu Syailin Nichla Choirin Attalina, S. Pd.,
M.Pd.
Dalam penulisan makalah ini, tentu tidak lepas dari kesalahan baik dari
penulisan, tanda baca, pemilihan kosa kata, dan kesalahan yang laiannya. Kaena
itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan saudara demi
kebaikan bersama juga demi peningkatan penulisan kami kedepannya. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jepara, 10 April 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI
MAKALAH ............................................................................................................. I
KATA PENGANTAR ............................................................................................ II
DAFTAR ISI ......................................................................................................... III
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 3
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 5
C. Hipotesis....................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya Sebuah karya tulis ada kajian pustaka menjadi salah satu pokok yang
penting dalam penelitian. sering juga disebut juga sebagai landasan teori. Biasanya
dalam sebuah makalah penelitian, kajian pustaka dapat kita temui pada Bab II.
Keilmiahan suatu penelitian akan diragukan tanpa kehadiran kajian pustaka. Sebab,
kajian memegang sejumlah teori yang menjadi landasan kebenaran dari
penelitian.Pada kajian pustaka, akan dikemukakan teori-teori, penelitian-penelitian,
dan publikasi umum yang ada hubungannya dengan pemasaran untuk dijadikan
landasan teori dalam pelaksanaan penelitian ini, (Sugiyono 2016 : 58). Kajian
pustaka adalah suatu kegiatan penelitian yang bertujuan melakukan kajian secara
sungguh-sungguh tentang teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
topik yang akan diteliti. Di dalam suatu penelitian yang dituliskan di karya tulis
ilmiah terdapat istilah yang dinamakan dengan kerangka berpikir. Kerangka
berpikir di dalam penelitian umumnya akan disajikan dengan bentuk visual berupa
bagan yang menunjukkan mengenai bagian-bagian penting pada penelitian. Contoh
kerangka berpikir yang paling sering digunakan di dalam penelitian sangat
beragam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kajian pustaka ?
2. Bagaimana teknik penyusunan kajian pustaka?
3. Bagaimana menentukan kerangka berpikir?
4. Bagaimana membuat hipotesis penelitian?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian kajian pustaka
2. Untuk Mengetahui teknik penyususnan kajian pustaka
3. Untuk mengetahui bagaimana menentukan kerangka berpikir
4. Untuk mengetahui cara membuat hipotesis penelitian

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, (2013:79) Kajian pustaka dari suatu
penelitian sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Melalui
kajian teori akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para
ahli, yang akan sangat berguna sebagai dasar penelitian. Kajian pustaka ini
diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh. Adanya
kajian pustakat ini mencirikan bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data. Snelbecker (dalam Moleong, 2013 : 57) mendefinisikan teori
sebagai seperangkat proposisi yang berinteraksi (mengikuti aturan tertentu yang
dapat dihubungkan secara logis dengan sesuatu yang lain yang didasarkan atas
dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan
menjelaskan fenomena yang diamati.
Secara umum berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu teori adalah suatu konseptualisasi (konsep, definisi, dan
proposisi) yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh secara
sistematis. Teori dapat digunakan untuk membantu menjelaskan atau memprediksi
fenomena yang muncul di dunia. Suatu teori dapat memandang fenomena dari sudut
yang berbeda-beda, misalnya dapat dengan menerangkan, tetapi dapat pula dengan
menganalisa dan menginterprestasi secara kritis
B. Cara Melakukan Tinjauan Pustaka Yang Baik
Dalam hal ini sebagian besar orang tentunya sudah tahu bagaimana melakukan
tinjauan pustaka, namun kiranya perlu diuraikan kembali secara lebih mendalam
mengenai tata cara melakukan tinjauan pustaka yang baik dan benar agar proses
dan hasil penelitian yang dilakukan benar-benar dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Menurut Sandjadja dan Albertus Heriyanto (2006), Kiat sederhana untuk
melakukan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut:

2
1. Kumpulkan kepustakaan yang diperkirakan ada hubungan atau relevan
dengan masalah penelitian.
2. Periksa sumber pendahuluan atau abstrak dari karangan tadi.
3. Mulailah membaca dengan cermat dan kritis untuk penalaran.
4. Membuat pencatatan yang diperlukan.
5. Sediakan kartu pos atau kertas tebal sebesar kartu pos untuk mencatat hal-
hal penting yang dibaca dari kepustakaan terlpilih.
6. Tuliskan pada kertas tadi judul karangan, nama pengarang, volume, nomor
halaman dan kata kunci karangan tersebut. Kegiatan ini akan mempermudah
upaya penulisan Daftar Kepustakaan di laporan penelitian.
7. Catatlah hal-hal yang relevan.
8. Melakukan penalaran deduktif dan induktif biasanya akan ditemukan
jawaban sementara atau hipotesa dari masalah penelitian.

Berkaitan dengan sumber yang diperoleh, terdapat dua jenis sumber dalam
melakuan tinjauan pustaka yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sandjadja
dan Albertus Heriyanto (2006), menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber
primer adalah semua karangan asli yang ditulis oleh orang yang secara langsung
mengalami, melihat atau mengerjakannya. Dari penjelasan tersebut kemudian
dapat dipahami bahwa sumber primer dapat ditemukan dalam jenis-jenis karya
sebagai berikut: Laporan Penelitian, Tesis, Disertasi, Jurnal dan Buletin. Kemudian
masih menurut Sandjadja dan Albertus Heriyanto (2006), menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan sumber sekunder adalah tulisan mengenai penelitian orang lain
yang disajikan dalam bentuk komentar atau tinjauan oleh orang yang secara tidak
langsung mengamati atau ikur serta terlibat
Sesuai dengan penjelasan di atas tentang sumber sekunder, maka dapat
disebutkan bahwa contoh-contoh dari sumber sekunder adalah jenis-jenis karya
tulis dalam bentuk sebagai berikut: Buku Teks, Ensiklopedi, Kamus, Manual (Buku
Pegangan), Abstrak dan Indeks. Sumber bacaan baik itu sumber primer maupun
sumber sekunder yang baik haruslah memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan dan kemutahiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru

3
menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan
kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,
kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutahiran
berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan maka akan
semakin mutahir teori.
Kemudian menurut Gall dan Borg (2003) dalam Punaji Setyosari (2010),
mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Membatasi masalah penelitian.
b. Menemukan arah baru penelitian.
c. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil.
d. Memperoleh pemahaman metodologis.
e. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan.
f. Mencari dukungan dari teori utama.
Dari pemaparan-pemaparan di atas mengenai fungsi tinjauan pustaka, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa tinjauan pustaka memang merupakan bagian
penting dalam penlitian yang kita lakukan, keberadaannya tidak dapat dipisahkan
dengan penlitian, karena ia meruapak sumber informasi mengenai topik yang ingin
diteliti dalam suatu penelitian agar dapat menghasilkan teori-teori yang valid sesuai
seperti yang diharapkan.

C. Kerangka Berpikir
Sugiyono (2010)) mencoba menjelaskan tentang kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor
yang telah didentifikasi sebagai masalah yang penting. Sehingga dari situ saja kita
sudah dapat mengidentifikasikan mana variable bebas (X) dan mana variable
terikatnya (Y), atau bahkan ada juga variable moderat dan intervening yang perlu
turut member peran dalam penelitian yang akan dilakukan. Seorang peneliti harus
menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun
kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek

4
permasalahan. Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar
variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan
Dari teori maka akan terbentuk kerangka berpikir. Dan dari kerangka berpikir
tersebut, kita dapat menyusun model terlebih dahulu sebelum hipotesis. Kalau teori
merupakan bentuk proposisi tentang pandangan mengenai fenomena pada realitas
terkait objek penelitian, adapaun model merupakan gambaran abastraksi kenyataan
yang merepresentasikan saran pemecahan penelitian. Selain itu, dalam pandangan
Dedy Mulayana (2001), kerangka berpikir dibahasan dengan kerangka teori.
Menurutnya pemaparan kasus pada jurnalisme merupakan bahan kerangka teori
untuk penelitian ilmiah. Jadi kasus yang ditulis jurnalis sebetulnya adalah bahan
mentah penelitian ilmiah.

Cara menyusun Kerangka Berpikir


Ubahnya kerangka berpikir yang disusun dalam pola pada umumnya, kerangka
berpikir dalam penelitian juga tidak jauh berbeda. Awalnya kita sudah menyusun
teori-teori dari setiap variable sampai pada analisa. Maka kerangka teori cukup
mensistesis hasil analisa setiap teori dari variable. Dan dalam hal ini kita tidak lagi
menggunakan bahasa teori yang kita ambil, melainkan pemahaman kita sendiri
yang memainkan peran. Jadi semakin baik pemahaman kita terhadap landasan teori
yang dikaji dan juga analisa teorinya, maka semakin baik pula kerangka
berpikirnya. Ada beberapa tips yang dapat membantu menyusun kerangka berpikir
dengan tepat:
a. Menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi.
b. Menganalisa variable-variabel yang terkait dalam permasalahan.
c. Membahasakan sendiri hasil pemahaman dan analisa landasan teori.
d. Dapat menggunakan bahasa asosiatif seperti: jika begini maka begitu,
semakin yang ini begini maka yang itu semakin begitu.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama
ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka
berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka
berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari

5
berbagai tori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang
hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis
(Sugiyono, 2010:60-61)
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel yang akan diteliti. Kerangka berfikir yang baik apabila memuat :
a. Variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
b. Harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar
variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari
c. Dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu
positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif
d. Perlu dintanyakan dalam bentuk diagram
D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhad
ap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsi
mi Arikunto, 2010:110). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumus
an masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dala
m bentuk kalimat pertanyaan. Oleh karena itu bisa Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,belum didasarkan
pada fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan m
asalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010). Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitati
f. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan d
apat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti de
ngan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus :
a) Menarik kesimpulan tentang konsekuensi yang dapat diamati apabila hipot
esis tersebut benar.

6
b) Memilih metodemetode penelitian yang mungkin, pengamatan, eksperime
ntal, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah aki
bat tersebut terjadi atau tidak.
c) Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis un
tuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

Untuk menguji kebenaran hipotesis dilakukanlah pengumpulan data. Dalam


statistika yang diuji adalah hipotesis nol. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak
adanya perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari
hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan ada perbedaan
antara parameter dan statistik. Menurut Nazir dalam Tiro bahwa hipotesis
berguna sebagai pemberi batasan dan memperkecil jangkauan dan kerja,
menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti, sebagai alat sederhana dalam
menfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan
penting dan menyeluruh, sebagai pedoman dalam pengerjaan serta penyesuaian
dengan fakta dan antarfakta.
Hipotesis dikatakan baik jika sederhana, bisa menerangkan fakta,
mempertimbangkan semua fakta yang relevan, masuk akal, berkaitan dengan ilmu,
serta sesuai dan tumbuh dari hasil pengkajian, serta dapat diuji. Dikatakan
sederhana dalam arti dapat diuji secara induktif melalui teknik analisis statistik.
E. Bentuk-Bentuk Hipotesis
Hipotesis deskriptif yaitu jawaban sementara terhadap masalah deskriptif.
a) Untuk menguji satu sampel bila datanya berbentuk nominal digunakan
teknik statistik binomial dan chi kuadrat satu sampel.
b) Untuk menguji satu sampel bila datanya ordinal maka digunakan teknik
statistik run test
c) Untuk menguji satu variabel bila datanya berbentuk interval atau ratio maka
digunakan t-test satu sampel
Hipotesis komparatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif.

7
a) Untuk menguji hipotsis dua sampel yang berpasangan bila datanya
berbentuk nominal digunakan teknik statistik McNemar.
b) Untuk menguji dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal
digunakan teknik statistik Sign Test dan Wilcoxon matched pairs.
c) Untuk menguji dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio
digunakan t-test dua sampel
d) Untuk menguji dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal
digunakan teknik statistik adalah Fisher exact probability dan Chi kuadrat
dua sampel.
e) Untuk menguji dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal
digunakan teknik statistik Median Test, Mann-Whitney U Test, kolmogorov
smirnov, dan Wald-Wolfowitz.
f) Untuk menguji k sampel berpasangan, bila datanya berbentuk nominal
digunakan teknik statistik Chocran Q.
g) Untku menguji k sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal,
digunakan teknik statistik Friedman Two-way Anova
h) Untuk menguji sampel berpasangan bila datanya berbentuk interval atau
ratio digunakan analisis varians satu jalan maupun dua jalan
i) Untuk menguji k sampel independen bila datanya berbentuk nominal,
digunakan teknik statistik Chi Kuadrat k sampel
j) Untuk menguji k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal,
digunakan teknik statistik median statistik dan Kruskal-Wallis One Way
Anova
Hipotesis asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif yang menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih.
a) Untuk menguji hubungan bila datanya berbentuk ordinal digunakan teknik
statistik korelasi Spearman rank dan korelasi Kendal Tau
b) Untuk menguji bila datanya berbentuk interval atau ratio, digunakan:
c) Korelasi Produk Moment, korelasi parsial, dan analisi regresi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kajian pustaka ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar
yang kokoh. Adanya kajian pustakat ini mencirikan bahwa penelitian itu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data . Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran
bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam
membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa
hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang disusun dari berbagai tori yang telah dideskripsikan. Dan Hipotesis dikatakan
baik jika sederhana, bisa menerangkan fakta, mempertimbangkan semua fakta yang
relevan, masuk akal, berkaitan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dari hasil
pengkajian, serta dapat diuji. Dikatakan sederhana dalam arti dapat diuji secara
induktif melalui teknik analisis statistik
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak Kekurangan, Untuk itu kami penulis
menyarankan kepada pembaca agar tidak puas dengan hanya membaca makalah ini
saja. Pembaca bisa mencari referensi dari berbagai sumber-sumber yang lain untuk
menambah ilmu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prof. Dr. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta : Rineka Cipta, 2010
Cooper, Donald R. And Pamela S.Schindler. (2003).
Mcmillan,Design Qualitative,Quantitative, And Mixed Methods Approaches,
Second, Edition, California : Sage Publication, 2003
Moleong, Lexy J. 2013. Mwtode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005.“ Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung:
PT Remaja Rosdakar

10

Anda mungkin juga menyukai