Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

CARA PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA


(Disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Metodologi Penelitian)

Dosen Pembimbing :
Yanis Kartini, SKM., M.Kep

Disusun oleh :
Kelas 5C/Kelompok 6
Rizki Vika Wibian Anugrah 1130020097
Nila Novianti 1130020106

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Cara Penulisan Tinjauan Pustaka” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang cara penulisan tinjauan pustaka bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pada mata kuliah ini
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian ...................................................................................................... 3
2.2 Manfaat .......................................................................................................... 5
2.3 Hubungan Tinjauan Pustaka dengan Variable Penelitian, dan Isi Dari
Penelitian ............................................................................................................. 6
2.4 Contoh penulisan tinjauan pustaka ................................................................ 8
2.4.1 Penulisan Tinjauan Pustaka .................................................................... 8
2.4.2 Contoh Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
BAB 3 ................................................................................................................... 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tinjauan pustaka dalam suatu penelitian dimulai dengan mengidetifikasi
dan mengkaji berbagai teori yang relevan sesuai dengan variabel, konsep
yang akan diteliti dan didukung penelitian terdahulu yang relevan. Tinjauan
pustaka dapat berupa ringkasan sederhana dari sumber, tetapi biasanya
memiliki pola, menggabungkan ringkasan da sintesis. Ringkasan adalah rekap
informasi penting dari beberapa sumber, tetapi sintesis adalah
pengorganisasian kembali, atau perombakan, dari informasi tersebut. Struktur
penulisan tinjauan pustaka dapat diibaratkan dengan dua buah piramida yang
bersinggungan pada alasnya, semula kecil lalu melebar dan setelah melebar
kembali mengecil. Dimulai dengan pernyataan pembukaan mengenai tujuan
analisis yang kemudian melebar dengan melakukan inventarisasi dari
berbagai teori yang relevan.
Dalam tinjauan pustaka pada umumnya dikutip pendapat dari para ahli
dari berbagai sumber referensi pikiran dari buku, jurnal, text book dan hasil
penelitian dalam penalaran deduktif, sehingga akan mengarah kepada
penalaran induktif ehingga diambil sebuah simpulan yang bersifat khusus dan
kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis berdasarkan kajian teori yang
dibahas. Tinjauan pustaka menyediakan kerangka kerja dan tolak ukur untuk
mempertegas pentingnya penelitian tersebut dan kemudian membandingkan
hasil hasil nya dengan penelitian lain atau penelitian terdahulu yang relevan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tinjauan pustaka?
2. Apa saja manfaat tinjauan pustaka?
3. Apa hubungan tinjauan pustaka dengan variable penelitian, dan isi dari
penelitian?
4. Bagaimana contoh penulisan tinjauan pustaka?
1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah cara pembuatan tinjuan pustaka ini adalah :

1
1. Untuk memenuhi penugasan mata kuliah Metodologi Penelitian
2. Cara pembuatan tinjauan pustaka ini diharapkan menjadi informasi,
supaya memberikan kemudahan dan memberikan manfaat khususnya
pemakalah dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
1.4 Manfaat
Manfaat dari dibuatnya makalah dengan judul cara pembuatan tinjauan
pustaka ini adalah :
1. Mengetahui pengertian tinjauan pustaka
2. Mengetahui manfaat tinjauan pustaka
3. Mengetahui hubungan tinjauan pustaka dengan variable penelitian, dan isi
dari penelitian
4. Mengetahui contoh penulisan tinjauan pustaka
5. Memudahkan dalam pembuatan tinjauan pustaka

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur atau sering disebut kerangka
teoritis, landasan teoritis atau kajian teoritis adalah ringkasan komprehensif
dari berbagai pendapat atau teori dan penelitian sebelumnya tentang suatu
topik. Artinya tinjauan pustaka merupakan bagian yang berperan sebagai
panduan praktis tentang topik tertentu, dan merupakan penegasan terhadap
batasan-batasan terhadap variabel atau permasalahan yang akan diteliti. Pada
dasarnya inti dari tinjauan pustaka memuat kata kunci yang ada di bagian
abstrak sehingga dalam proses penelitian ilmiah dimulai dengan merumuskan
masalah, mengkaji teori yang terkait dengan permasalahan yang akan
dipecahkan sehingga memperoleh gambaran yang jelas permasalahan akan
diteliti (Simarmata et al., 2021).
Menurut meliansyah mengartikan tinjauan pustaka sebagai kegiatan
mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian yang relevan
dengan penelitian yang bakal dilakukan. castetter dan heisler mengatakan
tinjauan pustaka adalah saran yang mencakup bagian-bagian penelitian
seperti pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan. Sedangkan Cooper,
Schindler dan sun menyatakan tinjauan pustaka memiliki beberapa bentuk,
yaitu tinjauan pustaka menggabungkan apa yang dinyatakan, dan dilakukan
orang lain. penelitian Tinjauan pustaka mengkritisi dari peneliti-peneliti
sebelumnya, membangun jembatan diantara topik-topik dan tinjauan pustaka
mengidentifikasi isu-isu sentral dalam bidang tertentu (Simarmata et al.,
2021).
Setiawati menyatakan bahwa tinjauan pustaka ini bukan memindahkan
tulisan orang lain namun memiliki peranan penting dan membantu dalam hal
mengungkapkan tentang (Simarmata et al., 2021):
1. Pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan, memungkinkan
peneliti menetapkan batas-batas bidang penelitiannya

3
2. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkin peneliti itu
menetapkan masalah dalam perspektifnya.
3. Melalui pengkajian pustaka yang relevan, para peneliti dapat
mengetahui prosedur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna
atau tidak.
4. Studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan dapat
menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak
sengaja.
5. Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi
yang lebih baik Untuk menafsirkan arti pentingnya hasil penelitiannya
sendiri.
6. Ide-ide tentang variabel yang menyatakan penting dan tidak penting
dalam bidang kajian tertentu.
7. Informasi tentang kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan
secara berarti.
8. Status kegiatan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan
hipotesis.
9. Ke bermakna and hubungan antara variabel carefully yang telah
dipilih dalam penelitian dan keinginan untuk membuat jadwal
sementara.
10. Sebagai dasar untuk menetapkan konteks suatu masalah.
11. Spg dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatu masalah
penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa tinjauan pustaka
sangat penting baik bagi peneliti sebagai kegiatan yang meliputi mencari,
membaca dan menelaah laporan laporan penelitian dan bahan pustaka yang
memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Artinya, tinjauan pustaka yang baik akan mencerminkan pemantapan mutu
ilmiah hasil penelitian dan bobot penelitian akan tampak dari jumlah dan
relevansi sumber acuan yang masuk dalam kajian pustaka dan akan diketahui
keluasan serta kedalaman teori atau model yang dikembangkan untuk
memecahkan masalah yang diteliti.

4
2.2 Manfaat
Awwaabiin menyatakan bahwa manfaat dari tinjauan pustaka sebagai berikut
(Simarmata et al., 2021) :
1. Menguraikan dan mempertimbangkan variabel penelitian agar tujuan
penelitian dapat dicapai.
2. Memberikan batasan penelitian dengan cara munculkan variabel bebas
atau variabel terikat yang relevan dan yang tidak relevan.
3. Memberikan acuan untuk peneliti saat mengartikan teknik analisis
data yang dikumpulkan dalam penelitian.
4. Memberikan dasar pemikiran pada peneliti agar dapat menyimpulkan
hasil penelitian sesuai dengan tujuan objektif dari penelitian tersebut
Sedangkan rada menyatakan manfaat dari tinjauan pustaka yaitu (Simarmata
et al., 2021) :
1. Mengungkapkan dari mana sumber data yang sumbernya belum
diketahui.
2. Mengungkapkan ide-ide yang akan dituangkan.
3. Sebagai bukti bahwa benar telah dilaksanakan sebuah penelitian.
4. Bermanfaat untuk lebih memahami materi yang ada.
5. Mengetahui kelemahan dan kelebihan tulisan.
6. Mencegah terjadinya duplikat tulisan
Karuru menyatakan pada umumnya dalam melakukan pinjam pustaka
terdapat empat jenis manfaat yang didapatkan, yaitu (Simarmata et al., 2021):
1. Tinjauan pustaka yang dilakukan sebelum penulisan disebut annotated
bibliography yang memberikan landasan utama pada tingkat awal
yang akan mengarahkan penelitian melangkah lebih lanjut, lebih
memfokuskan, lebih mempertajam persoalan yang hendak diteliti
serta model yang yang akan dikembangkan.
2. Dalam tinjauan pustaka peneliti dapat mengformulasikan dengan jelas
disertai pembahasan yang mendalam dengan argumentasi yang kuat
untuk menyakinkan pembaca bahwa pemilihan teori yang dituangkan
dalam hipotesis mempunyai landasan yang kuat. Atas dasar
argumentasi tersebut pemilihan suatu teori yang dirumuskan dalam

5
suatu hipotesis akan diuji sehingga pembukuannya kan lebih baik,
menyakinkan, dan menarik.
3. Tinjauan pustaka akan membekali peneliti dengan landasan dan dapat
mencerminkan ke dalam teori yang digunakan dalam penelitian dari
aturan-aturan atau literatur yang baku, terkini, jurnal nasional atau
internasional, tesis, disertai serta makalah makalah yang berbobot,
kemudian dibanding bandingkan, di kritik, diungkap kelemahan dan
kekuatannya, dan kemudian disimpulkan oleh peneliti.
4. Tinjauan pustaka membuat berbagai sumber yang diacu dan yang
sudah disajikan secara komprehensif serta membuat kesimpulan
kesimpulan berdasarkan hasil hasil penelitian terdahulu yang relevan.
2.3 Hubungan Tinjauan Pustaka dengan Variable Penelitian, dan Isi Dari
Penelitian
Adanya hubungan tinjauan pustaka dengan variabel penelitian karena ada
beberapa alasan dalam menemukan hasil yang relevan dengan variabel dalam
penelitian, yaitu (Ridwan et al., 2021):
1. Sebagai perkiraan akan keberhasilan suatu penelitian. Misalnya saja
seorang peneliti ingin melihat keaktifan program konseling untuk bisa
meningkatkan harga diri. Dengan membaca penelitian terdahulu,
peneliti dapat menilai apakah penelitian mereka akan efektif kelak.
Jika penelitian tedahulu tidak ditemukan korelasi antara dua hal
tersebut, maka penelitian terdahulu tidak ditemukan korelasi antara
dua hal tersebut, maka penelitian baru yang akan dilakukan pun kelak
menghasilkan hasil serupa. Artinya, para peneliti harus cermat dan
mengganti topik penelitian mereka.
2. Hubungan antara peneliti dan database ilmu pengetahuan khususnya
mengenai topik yang dikaji.
3. Penelitian akan memiliki kegunaan lebih ketika penelitian tersebut
relevan dengan penelitian terdahulu. Contoh kasus yang dapat diambil
adalah ketika peneliti pertama mendefinisikan “prestasi akademik”
sebagai representasi jumlah murid yang menguasai ilmu di sekolah. Di
sisi lain, peneliti kedua mendefinisikannya dengan tingkat kepintaran

6
seorang murid. Hal ini nantinya dapat membawa pengaruh buruk bagi
kajian psikologi pendidikan. Penelitian yang didasarkan pada definisi
kedua menggangap bahwa prestasi di bidang akademik akan bergerak
naik seiring bertambahnya umur.
4. Untuk memperkokoh alasan mengenai pentingnya pelaksanaan
penelitan tersebut. Penelitian akan dianggap kurang bermanfaat ketika
penelitian tersebut bersifat langka. Penelitian akan lebih bermanfaat
ketika dapat memberikan informasi terkait topik permasalahan.
5. Peneliti dapat mengembangkan pemahamannya terhadap setiap
variabel. Kualitas suatu penelitian dapat ditingkatkan dengan
mengembangkan pemahaman peneliti terhadap variabel utama.
6. Agar peneliti menjadi lebih tahu bagaimana suatu variabel harus
diperhitungkan. Melalui penelitian terdahulu, peneliti akan
mendapatkan instrumen yang telah divalidasi. Selain itu, peneliti juga
bisa memahami bagaimana suatu variabel diperhitungkan
keberadaannya yang kemudian dapat membantu pengembangan
instrumen.
7. Bagian penting dari suatu kajian pustaka adalah menulis laporan
penelitian
8. Peneliti akan terbantu untuk menulis bagian-bagian lain dari laporan
penelitian.
9. Adanya tips yang dapat membantu pengembangan penelitian.
Sedangkan hubungan tinjauan pustaka dengan isi dari penelitian, sebagai
berikut :
1. Memberi acuan dalam peneliti saat memberi arti teknik analisis data
yang dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan.
2. Memberi dasar pemikiran pada peneliti agar dapat menyimpulkan
hasil penelitian sesuai dengan tujuan objektif
3. Menggambarkan penghubung penelitian. Jadi, pada tinjauan pustaka
menunjukkan gambaran umum bidang penelitian yang berhubungan
dengan isi pada penelitian.

7
2.4 Contoh penulisan tinjauan pustaka
2.4.1 Penulisan Tinjauan Pustaka
Pada penulisan tinjauan pustaka yang harus diperhatikan adalah di
dalamnya memuat teori atau informasi ilmiah terkait dengan topik yang
dibahas dalam karya tulis ilmiah. Tinjauan pustaka yang ditulis akan
menejelaskan konsep berpikir berbentuk keterkaitan antarvariabel melalui
kekarangka konseptual. Sehingga, sebaliknya apa yang tertuang dalam
kerangka konseptual juga seharusnya terdapat dan dirujuk dari tinjuan
pustaka yang telah disusun sebelumnya. Pada penulisan tinjauan pustaka,
pengutipan dilakukan dengan melakukan parafrase, ringkasan, ataupun
kesimpulan (Purnomo & Bramantoro, 2018).
2.4.2 Contoh Tinjauan Pustaka
Dengan judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat
Kemandirian Personal Hygien Pada Anak Usia Prasekolah di Desa
Gayungan Kecamatan Gayungan Surabaya
Tinjauan Pustaka :
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan diuraikan teori tentang pola asuh orang tua, konsep dasar
personal hygien, konsep dasar kemandirian anak usia prasekolah, dan
keterkaitan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian personal
hygien.
2.1 Pola Asuh
2.1.1 Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pola adalah system;
cara kerja. Asuh adalah menjaga (merawat dan mendidik) anak
kecil; membimbing (membantu dan melatih) supaya dapat berdiri
sendiri. Orang tua adalah ayah ibu kandung sehingga dapat
disimpulkan pola asuh orang tua adalah suatu kecenderungan yang
relatif menetap dari orang tua dalam memberikan didikan,
bimbingan dan perawatan kepada anak-anaknya. Pengertian lain,

8
pola asuh adalah cara atau model orang tua dalam membimbing
dan mendidik anak dalam lingkungan asuhannya dan mampu
menciptakan suatu kondisi yang harmonis dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat (Rasidi & Salim, 2021).
2.1.2 Macam-macam pola asuh
Paul hauck menggolongkan pengelolaan anak kedalam empat
macam pola, yaitu (Rasidi & Salim, 2021):
1. Kasar dan tegas
Orang tua menentukan peraturan yang keras dan teguh antara
mereka sendiri dan anak anak mereka
2. Baik hati dan tidak tegas
Cenderung membuat anak menjadi nakal dan manja, yang
lemah dan yang tergantung.
3. Kasar dan tidak tegas
Kombinasi yang menghancurkan kekasaran tersebut biasnaya
diperlihatkan dengan keyakinan bahwa anak dengan senaga
berperilaku buruk.
4. Baik hati dan tegas
Orang tua tidak ragu untuk membicarakan dengan anak anak
mereka tindakan yang mereka tidak setujui.
2.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua
Ada beberpa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua
terhadap anak, antara lain (Rasidi & Salim, 2021):
1. Status ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga mencakup penghasilan, pendidikan
dan pekerjaan orang tua. Seseorang dengan ekonomi rendah
kemungkinan besar akan lebih mengutamakan dirinya untuk
bekerja.
2. Status pendidikan
Pendidikan dan pengalama orang tua dalam perawatan anak
mempengarui persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Ada
beberapa cara dalam menjalankan peran pengasuhan antara lain

9
: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati segala
sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak.
3. Budaya atau adat pola asuh orang tua terdahulu
Pada zaman dahulu orang tua menerapkan pola asuh otoriter
yaitu pola asuh yang lebih menekankan pada aturan dan
hukuman, tak salah jika orang zaman sekarang masih
menerapkan pola asuh tersebut.
4. Kepribadian orang tua
Setiap orang berbeda dalam tingkat energi , kesabaran,
intelegensi, sikap dan kematanganya. Karakteristik tersebut
akan mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi
tuntutan peran sebagai orang tua.
2.1.4 Dampak Pola Asuh
Dari hasil penelitian Baumrind menemukan bahwa teknik-teknik
pola asuh demokratis yang menumbuhkan keyakinan dan
kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri
membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku
mandiri yang bertanggung jawab.
Pada dasarnya, setiap tipe pola asuh orang tua mempunyai
kekurangan dan kelebihan sehingga dalam kenyataannya orang tua
akan memberlakukan tipe demokratis, atau pada waktu-waktu
tertentu orang tua akan bersikap otoriter dan ada saatnya orang tua
bersikap halus dan ada saatnya pula orang tua bersikap keras. Hal
ini tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
2.1.5 Instrumen Pengukuran Pola Asuh
Pola asuh merupakan variabel yang laten yakni variabel yang tidak
dapat diamati, sehingga memerlukan sebuah instrumen dalam
pengukurannya. Instrumen yang dapat mengukur pola asuh adalah
Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh
Buri. PAQ disusun berdasarkan pengukuran tiga pola pengasuhan,
yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. PAQ terdiri atas
30 item, 10 untuk tiap pola asuh yang berbeda dalam alternatif

10
jawaban (SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS
= Sangat Tidak Setuju)

Aspek yang Nomor item pertanyaan Jumlah item


dinilai Favorable Unfavorable
Otoriter 2,3,7,9,12,18,25, 16 10
26,29
Demokratis 8,11,20,22,23,27, 4,5,15 10
30
Permisif 6,13,14,17,19,21, 1,10,28 10
24
Jumlah 30

2.2 Personal Hygiene


2.2.1 Pengertian
Personal hygiene/perawatan diri adalah tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan tubuh seseorang. Banyak penyakit dan
kematian yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh
yang kotor. Penyakit tersebut dapat dicegah bila terbiasa menjaga
kebersihan diri dan kesehatan lingkungan (Sulistyorini &
Puspitasari, 2021).
2.2.2 Macam-Macam Tindakan Personal Hygiene
Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan suatu
pengetahuan dan usaha kesehatan perorangan dengan cara menjaga
kebersihan diri (Sulistyorini & Puspitasari, 2021).
a) Kebersihan kulit
1. Mandi pakai air bersih
Kebersihan kulit dan badan harus dijaga dengan mandi pakai
sabun dan air bersih.Kulit adalah salah satu bagian tubuh
yang penting.Kulit melindungi tubuh dari infeksi dan
benturan dari benda-benda tumpul yang membahayakan
bagian dalam dari tubuh
2. Memakai baju bersih
Memakai baju bersih badan terasa nyaman dan enak,
terlindung dari berbagai infeksi penyakit.Pakaian memberi

11
pengaruh pada kulit.Kulit terlindung dari gesekan, tekanan,
menimbulkan panas dan dalam skala tertentu dapat menahan
radiasi.
3. Kebersihan tangan, kuku dan kaki
Menjaga kebersihan tangan, kuku dan kaki merupakan salah
satu aspek penting dalam mempertahankan kesehatan badan
perorangan.Oleh karena itu, tangan, kuku dan kaki harus
dijaga kebersihannya.Kuman penyakit dapat terbawa melalui
tangan, kuku dan kaki yang kotor
4. Kebersihan mulut dan gigi
Menjaga kebersihan mulut dan gigi dilakukan dengan
menggosok gigi dengan air bersih atau matang dengan sikat
gigi dan pakai pasta atau odol secara teratur setiap selesai
makan dan pada waktu akan tidur.
5. Kebersihan hidung telinga dan mata
Hidung, telinga dan mata mengeluarkan kotoran.Hidung,
telinga dan mata harus dijaga kebersihannya.Hidung dan
telinga pada saat mandi selalu dibersihkan.Menutup hidung
dan mulut saat bersin dan saat melewati jalan berdebu.Tidak
suka pegang-pegang atau mengusap-usap mata, mengkorek-
korek telinga dan hidung
6. Kebersihan rambut
Rambut adalah bagian tubuh yang harus dijaga
kebersihannya.Rambut mempunyai fungsi perlindungan dari
panas dan proteksi kepala. Menjaga kebersihan rambut
dengan mencuci rambut secara teratur paling sedikit 2 kali
dalam seminggu atau setiap rambut kotor dengan air bersih
dan menggunakan sabun atau sampho pencuci rambut.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan dan persepsi orang

12
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan (Dartiwen et al.,
2020).
a) Citra tubuh
Penampilan umum seseorang dapat menggambarkan
pentingnya hygiene pada orang tersebut.Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya.
b) Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek
hygiene pribadi.Selama masa kanak-kanak, anak-anak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua
mereka.Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan
ketersediaan air panas atau air mengalir merupakan beberapa
faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c) Status sosial ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik kebersihan yang digunakan.
d) Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya
bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
e) Variabel kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene
f) Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut
g) Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
2.2.4 Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

13
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene tidak
hanya memberikan dampak secara fisik tapi berdampak juga pada
psikososial (Dartiwen et al., 2020).
a) Dampak fisik
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai.
2.2.5 Instrumen Pengukuran Personal Hygiene
Kuisioner tetang personal hygien yang meliputi : kemandirian
personal hygiene (perawatan kulit, mata, hidung, telinga, gigi,
mulut, rambut serta kuku)
Kuisioner ini dengan bentuk pertanyaan favourable dan unfourable.
Lembar kuesioner ini berisi sejumlah pertanyaan dengan “benar”
(B) dan “salah” (S). Pilihan jawaban untuk yang favorable (positif)
jawaban “benar” (B) diberi skor 1 dan jawaban “salah” (S) diberi
skor 0, alternatif jawaban yang dipilih pada item soal dijumlahkan,
kemudian dikalikan 100 untuk mendapat hasil berupa presentasi.
Jumlah pertanyaan pada kuisioner ada 10 item pertanyaan.
Pertanyaan kemandirian personal hygiene, perawatan rambut 2
item, perawatan mata 1 item, perawatan hidung 1 item, perawatan
telinga 1 item, perawatan gigi dan mulut 2 item, perawatan kulit 2
item, dan perawatan kuku 1 item.
Skoring penilaian untuk variabel ini dibagi menjadi 3 kategori,
sebagai berikut :
1. Dikategorikan baik bila skor : 76% - 100%
2. Dikategorikan cukup bila skor : 56% - 75%
3. Dikategorikan kurang bila skor : <55%

14
Aspek yang Nomor item pertanyaan Jumlah item
dinilai Favorable Unfavorable
Mandiri 1,2,4,5,9 8 6
Tidak Mandiri 3,6,7 10 4
Jumlah 10

2.3 Anak Usia Prasekolah


Rentang usia antara 4 sampai dengan 6 tahun merupakan tahapan yang
disebut sebagai usia prasekolah. Lembaga pendidikan prasekolah
adalah lembaga pendidikan untuk membantu pertumbuhan fisik dan
psikologis anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar formal. Pendidikan pra sekolah bertujuan untuk
membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap moral dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak-anak untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Taman kanak-kanak selanjutnya disebut TK
maka anak-anak tersebut memiliki kebutuhan akan adanya seorang
figur pendidik serta memiliki kebutuhan untuk beraktivitas dalam
situasi dan kondisi yang bervariasi. Salah satu ciri khas perkembangan
psikologis pada usia ini adalah mulai meluasnya lingkungan sosial
anak (Izzaty, 2017).
2.4 Kemandirian Anak
2.4.1 Pengertian
Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua
dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu perkembangan ke arah individualitas yang
mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian pada anak usia dini
ditandai dengan kemampuan anak memilih sendiri, kreatif, inisiatif,
mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri,
membuat keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa
ada pengaruh dari orang lain (Sari & Rasyidah, 2020).
2.4.2 Faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian
Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan kemampuan
individual anak :

15
a) Faktor internal
1. Faktor emosi ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol
emosi dan tidak terganggunya kebutuhan emosi anak
2. Faktor intelektual yang ditunjukkan dengan kemampuan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak.
b) Faktor eksternal
1. Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai
atau tidaknya kemandirian anak prasekolah. Pada usia ini
anak membutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana-
kemari dan mempelajari lingkungan.
2. Karakteristik sosial mempengaruhi kemandirian anak,
misalnya tingkat kemandirian anak dari keluarga miskin
berbeda dengan anak-anak dari keluarga kaya,
3. Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi kesempatan,
dukungan dan peran orang tua sebagai pengasuh.
2.4.3 Bentuk kemandirian berdasarkan usia
Orang tua sudah saatnya mengetahui tentang standart kompetensi
anak, yaitu kompetensi anak sesuai tahapan usia dari berbagai
aspek perkembangan. Hal ini perlu diketahui agar para orang tua
mengetahui kompetensi apa yang sepatutnya dimiliki oleh anaknya.
a) Usia 3-4 tahun
Bentuk kemandirian pada anak usia prasekolah ini adalah sikat
gigi sendiri meski belum sempurna, membuka dan memakai
pakaian kaos dan celana berkaret, memakai sepatu berperekat,
mandi sendiri pada waktunya.
b) Usia 4-6 tahun
Bentuk kemandirian pada usia ini adalah menggunakan pisau
untuk memotong makanan, membuka dan memakai baju
berkancing depan, membuka dan menutup celana beresleting,
menalikan sepatu, mandi sendiri tanpa arahan.
2.5 Hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian personal
Hygiene anak usia prasekolah

16
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam membentuk
kemandirian anak. Seorang anak akan tumbuh menjadi seorang yang
mandiri baik dalam hal emosi, bertindak, maupun berprinsip dimana
hal tersebut sangat dipengaruhi oleh gaya pengasuhan orangtua dalam
lingkungan keluarganya. hal yang terpenting diketahui oleh para orang
tua bahwa seorang anak sangat membutuhkan dukungan daripada
sekedar pengasuhan, seorang anak juga membutuhkan bimbingan
daripada sekedar perlindungan, seorang anak juga membutuhkan
pengarahan daripada sekedar sosialisasi (Rasidi & Salim, 2021).

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur atau sering disebut kerangka teoritis,
landasan teoritis atau kajian teoritis adalah ringkasan komprehensif dari
berbagai pendapat atau teori dan penelitian sebelumnya tentang suatu topik.
Beberapa manfaat dari tinjauan pustaka adalah menguraikan dan
mempertimbangkan variabel penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai
dan memberikan batasan penelitian dengan cara munculkan variabel bebas
atau variabel terikat yang relevan dan yang tidak relevan.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari segi
penulisan ataupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan yang kita
dalam memahami.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dartiwen, Aggita, I., & Apriliani, P. (2020). Buku Ajar Keterampilan Dasar
Praktik Kebidanan (1st ed.). Deepublish Publisher.

Izzaty, R. E. (2017). Perilaku Anak Prasekolah Masalah dan Cara


Menghadapinya (1st ed.). PT Elex Media Komputindo.

Purnomo, W., & Bramantoro, T. (2018). Pengantar Metodologi Penelitian Bidang


Kesehatan. Airlangga University Press.

Rasidi, & Salim, M. (2021). Pola Asuh Anak Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar (1st ed.). Academia Publication.

Ridwan, M., Ulum, B., Muhammad, F., Indragiri, I., & Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, U. (2021). Pentingnya Penerapan Literature Review pada Penelitian
Ilmiah (The Importance Of Application Of Literature Review In Scientific
Research). Jurnal Masohi, 2(1), 42–51.
http://journal.fdi.or.id/index.php/jmas/article/view/356

Sari, D. R., & Rasyidah, A. Z. (2020). Peran Orang Tua Pada Kemandirian Anak
Usia Dini. Early Childhood : Jurnal Pendidikan, 3(1), 45–57.
https://doi.org/10.35568/earlychildhood.v3i1.441

Simarmata, N. I. P., Hasibuan, A., Rofiki, I., Purba, S., Tasnim, T., Sitorus, E.,
Pandapotan, H., Silitonga, Sutrisno, E., Purba, B., Makbul, R., Sianturi, E.,
Bachtiar, E., Agustin, T., Negara, E. S., & Simarmata, J. (2021). Metode
Penelitian Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Kita Menulis.

Sulistyorini, Y., & Puspitasari, N. (2021). Pendidikan Kesehatan Reproduksi


Siswa SD. Zifatama Jawara.

19

Anda mungkin juga menyukai