Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN I

Tentang

“ TINJAUAN PUSTAKA ”

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Afrilinda Fitri 2014080015


Faizah Az-zahra 2014080019

Dosen Pengampu :
Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Si

JURUSAN TADRIS IPA FISIKA A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

Tahun 2022 M/1444 H


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sebagai akibatnya penulis dapat menyelesaikan makalah perihal Tinjauan Pustaka pada mata
kuliah metodologi Penelitian yang diampu oleh ibu Dr. Milya Sari, S.Pd., M.Si.

Makalah yang kami tulis ini berbicara mengenai deskripsi/landasan teori, Penelitian
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kami menulis makalah ini dengan mengambil dari
berbagai sumber baik dari buku juga dari internet serta membentuk gagasan dari beberapa
sumber yang ada tersebut.

Penulis berterima kasih pada beberapa pihak yang sudah membantu penulis dalam
penyelesaian makalah ini. hingga tersusunlah makalah yang sampai dihadapan pembaca di saat
ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih ada banyak
kekurangan. oleh karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk memberikan saran atau kritik
yang membangun demi tercapainya makalah yang jauh lebih baik.

Padang, September 2022

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi/Landasan Teori................................................................................3
B. Penelitian Relevan...........................................................................................7
C. Kerangka Berpikir...........................................................................................9
D. Hipotesis.........................................................................................................23

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan utama pada perguruan tinggi, temasuk
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini. namun dalam penulisan karya tulis ilmiah, tidak serta
merta di tulis tanpa terdapat hukum yang terkait. Kita jangan lupa bahwa karya tulis ilmiah adalah
karya yang ditulis sesuai mekanisme-mekanisme ilmiah. oleh sebab itu, dosen pengampu
memberikan tugas makalah tentang tata cara penulisan ilmiah kepada seluruh mahasiswa termasuk
makalah ini, yang menyampaikan penjelasan perihal tinjauan pustaka.
Setiap penelitian ilmiah akan banyak bersandarkan serta bergantung pada kepustakaan. dan
seperti yang dimaklumi bahwa yang akan terjadi penelitian yang sudah ada belumlah bersifat final.
ialah masih terbuka kesempatan bagi orang lain buat mengoreksi dan Jika perlu menguji hasilnya
supaya ada kesempurnaan. buat dapat mempersoalkannya harus betul-betul mendalami tentang
tulisan-tulisan dari kepustakaan. (Narbuko, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan pentingnya kajian pustaka/landasan teori?
2. Apakah kaitan judul penelitian dengan kajian pustaka/landasan teori?
3. Apakah bagian proposal/persiapan penelitian yang membutuhkan kajian pustaka/landasan
teori.?
4. Apakah cara-cara mengkaji bahan pustaka dan menyusun kerangka berpikir?
5. Apakah aturan pengutipan penulisan berdasarkan body note, foot note dan end note
beserta contohnya ?
6. Apakah penelitian relevan dan cara penulisannya, beserta contohnya pada
proposal/skripsi?
7. Apakah pengertian hipotesis, tipetipenya dan contohnya pada proposal/skripsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya kajian pustaka/landasan teori
2. Untuk mengetahui kaitan judul penelitian dengan kajian pustaka/landasan teori
3. Untuk mengetahui bagian proposal/persiapan penelitian yang membutuhkan kajian
pustaka/landasan teori.

1
4. Untuk mengetahui cara-cara mengkaji bahan pustaka dan menyusun kerangka berpikir
5. Untuk mengetahui aturan pengutipan penulisan berdasarkan body note, foot note dan end
note beserta contohnya
6. Untuk mengetahui penelitian relevan dan cara penulisannya, beserta contohnya pada
proposal/skripsi
7. Untuk mengetahui pengertian hipotesis, tipe tipenya dan contohnya pada proposal/skripsi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi/landasan Teori
1. Pengertian dan pentingnya kajian pustaka/landasan teori
Tinjauan pustaka atau dianggap juga kajian pustaka (literature review) adalah
sebuah kegiatan untuk meninjau atau mempelajari kembali banyak sekali literatur yang
telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan
kita teliti (Soelistyarini, 2013). dalam rangkaian proses penelitian, baik sebelum, saat atau
setelah melakukan penelitian, peneliti umumnya diminta untuk menyusun tinjauan
pustaka biasanya menjadi bagian pendahuluan asal usulan penelitian ataupun laporan
hasil penelitian. Menyusun sebuah tinjauan pustaka sama halnya dengan menyarikan
banyak sekali akibat penelitian terdahulu untuk mendapat ilustrasi tentang topik atau
permasalahan yang akan diteliti sekaligus untuk menjawab berbagai tantangan yang
muncul ketika memulai sebuah penelitian (Soelistyarini, 2013).
Uraian di atas menunjukkan bahwa tinjauan pustaka diperlukan untuk
memberikan pemantapan dan penegasan perihal ciri khas penelitian yang hendak
dikerjakan. karakteristik khas sebuah penelitian akan tampak menggunakan menunjukkan
bahwa buku-kitab , artikel, skripsi, tesis sampai disertasi yang ditelaah belum atau tidak
menjawab duduk perkara yang diajukan oleh peneliti. dengan demikian, tinjauan pustaka
memiliki manfaat yang akbar bagi calon peneliti buat menelusuri lebih jauh apa yg akan
dipermasalahkan serta bagaimana penelitian yang akan ia lakukan bisa mengisi
kekosongan sebab belum adanya penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya
(Soelistyarini, 2013).
2. Tujuan tinjauan pustaka

Dalam bukunya Sumarsono mengatakan manfaat dan tujuan dari tinjauan pustaka
adalah sebagai berikut (Soelistyarini, 2013).

a. Memungkinkan penulis laporan menetapkan batas-batas bidang mereka.


b. Memungkinkan penulis laporan mengetahui landasan teori yang layak digunakan.

3
c. Menglindungi penulis riset Sumber Daya Manusia dari pembuatan kembali hal yang
sama secara tidak sengaja.

Landasan teori bisa juga mempermudah penulis riset Sumber Daya Manusia
sebagai penilaian dan pembanding hasil riset SDM-nya dengan penulis riset SDM orang
lain (Soelistyarini, 2013).

Pelaksanaan tinjauan pustaka yang sangat krusial dilakukan dengan beberapa


tujuan, sebagai berikut (Soelistyarini, 2013):

a. Menelusuri jalur perkembangan “body of knowledge” penelitian sebelumnya,


sehingga diketahui isu tentang apa yang sudah dilakukan, bagaimana hal itu dilakukan,
kerangka kerja (framework) untuk menetapkan pentingnya penelitian dan tolak ukur
(benchmark) untuk membandingkan apa yang didapatkan/ diciptakan/ dimunculkan
menggunakan temuan lain, dan bagaimana proyek saat ini dikaitkan dengannya
penelusuran dilakukan sebagai database laporan primer.
b. Mensintesis (synthesis) pengetahuan terbaru dengan mengumpulkan (aggregate),
mengintegrasikan (integrate), meringkas (summarize). lalu mengevaluasi (evaluate),
memperjelas (clarify) akibat berasal banyak studi ilmiah yang mempunyai kredibilitas
dan relevan tentang topic apa yang diketahui di suatu area.
c. Merangsang (stimulate) inspirasi-inspirasi baru dari Neuman dalam menentukan
tujuan penelitian yang unik (kesenjangan dalam teori saat ini, hipotesis (Bila berlaku),
dan pertanyaan yang layak untuk penelitian menggunakan kekuatan yang tidak
dimiliki oleh studi tunggal. Ini membantu peneliti untuk memahami pendekatan,
metodologi, algoritma, serta kumpulan data yang digunakan oleh ilmuwan lain.

3. Kaitan judul penelitian dengan kajian pustaka/landasan teori

Tinjauan Pustaka berkaitan erat dengan judul penelitian dimana dapat kita lihat
dari beberapa fungsi dari tinjauan pustaka itu sendiri diantaranya (Soelistyarini, 2013) :

a. Menetukan Dan Membatasi Permasalahan Penelitian


Tinjauan pustaka bisa membantu peneliti untuk mengenali menggunakan jelas
karya utama pada topik pilihannya sebagai akibatnya memungkinkan untuk membatasi

4
permasalahan hanya dalam satu aspek yang relatif khusus dalam utama teori,
pengetahuan, dan praktek sebelumnya serta dinyatakan dalam istilah yang tepat.
b. Menempatkan Studi pada Sudut Pandang Historis
Untuk menambah pengetahuan dalam setiap sub bidang, para peneliti
menganalisa bagaiamana studi mereka bekerjasama dengan pengetahuan yang ada.
c. Menghindari Replikasi Atau Peniruan yang tidak Disengaja dan tidak Perlu
Pencarian literatur secara mendalam dapat membuat para peneliti menghindari
replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja seringkali
kali terjadi karena kurang nya informasi yang dimiliki oleh peneliti tentang penelitian
yang pernah dilakukan oleh orang lain. untuk itu, pencarian bahan pustaka yang relatif
bisa menghindari terjadinya pengulangan serta berguna untuk menemukan masalah
baru.
d. Memilih Metode Penelitian yang tepat
Tinjauan pustaka terhadap laporan penelitian yang kemudian dapat
memberikan rasional dan wawasan tentang metode dan desain penelitian yang cocok.
Analisis yang akurat terhadap persoalan variabel, sampel, serta metode dari penelitian
terdahulu bisa memberikan petunjuk pada penggunaan metode dan desain yang lebih
canggih, pilihan instrumen yg lebih valid serta reliabel, penggunaan serta teknik
analisis data yang lebih sinkron.
e. Menghubungkan inovasi Terhadap Pengetahuan Terdahulu dan Saran untuk Penelitian
Lebih Lanjut
Peneliti perlu membandingkan yang akan terjadi penelitian dengan
penelitianpenelitian terdahulu buat mengetahui bagaimana penelitiannya dapat
menambah pengetahuan yang sudah ada. Selanjutnya peneliti jua menyampaikan
rekomendasi serta petunjuk perihal perlunya melakukan penelitian lebih lanjut
berdasarkan wawasan yg didapat asal melakukan studi di dalam konteks berasal
tinjauan pustaka.
f. mengembangkan Hipotesis Penelitian
Pada beberapa penelitian kuantitatif, peneliti memakai literatur untuk
membenarkan perumusan dari hipotesis penelitian tertentu. Penelitian terdahulu dapat
mengusulkan yang akan terjadi eksklusif, serta hipotesisnya harus konsisten

5
menggunakan penelitian ini. Terkadang peneliti lebih memakai teori daripada studi
realitas buat membenarkan hipotesis penelitian.
4. Bagian proposal/persiapan penelitian yang membutuhkan kajian pustaka/landasan teori.
a. Latar Belakang
Bagian ini akan membahas latar masalah pada sebuah penelitian, biasanya latar
belakang masalah ini ditulis pada bagian depan sebelum rumusan problem. umumnya
seorang peneliti akan mengangkat problem yg sedang hangat dibicarakan, pada
kerangka pertama topik masih berupa lapisan lingkar luar asal suatu duduk perkara, ke
2 standar isi yang mencangkup keluasan serta kedalaman topik yang diangkat,
selanjutya kefokusan para peneliti tetang topik yang diangkat umumnya di kerangka
ini telah muncul perseteruan atau timbulnya pertanyaan-pertanyaan perihal topik dan
tema yang diankatnya(Darmalaksana, 2020).
b. Tinjauan Pustaka
Merujuk kepada buat menghimpun topik-topik dan tema-tema terkait yg
nantinya akan dijadikan rujukan sumber utama(Darmalaksana, 2020).
c. Kerangka berfikir
adalah suatu korelasi antar konsep sehingga membuat sebuah bangunan
berpikir(Darmalaksana, 2020).
d. Metodologi Penelitian
Bagian ini bertujuan untuk memaparkan metodologi penelitian yang tergabung
pada proposal penelitian, metodologi penelitian artinya apa yang hendak dilakukan
oleh peneliti pada menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Metodologi penelitian
akan terfokus di jenis penelitian yang digunakan apakah kuantitatif atau
kualitatif(Darmalaksana, 2020).

B. Penelitian Relevan
1. Pengertian penelitian relevan
Penelitian relevan adalah gambaran tentang penelitian yang sudah pernah
dilakukan seputar masalah yang diteliti. Dengan begitu, penelitian yang akan dilakukan
ialah perkembangan penelitian dari yang sebelumnya, agar dapat terlihat dengan jelas

6
bahwa penelitian yang sedang dilakukan bukan lagi merupakan pengulangan atau
plagiasi(Nasehuddien, 2011).
2. Cara penulisannya
Penelitian relevan ini bersifat Jika dibutuhkan. Jadi, peneliti tidak perlu
menuliskan penelitian relevan, Bila penelitiannya tidak terdapat berhubungan
menggunakan penelitian-penelitian yg sudah dilakukan oleh seseorang. Adapun Bila kita
akan menggunakan akibat penelitian seseorang atau pun penelitian sendiri menjadi
penunjang penelitian yg kita lakukan hendaknya mempertimbangkan hal-hal menjadi
berikut(Nasehuddien, 2011) :
a. Penelitian tadi relevan dengan penelitian yang kita lakukan. Relevan disini maksudnya
artinya relevan permasalahan serta variabelnya.
b. Perlu dihindari terjadinya duplikasi penelitian yang mengarah pada plagiarisme.
c. Penelitian yang dipergunakan mampu asal penelitian sendiri atau orang lain.
d. Bagian penelitian yang digunakan menjadi penunjang artinya terletak pada bab V
penelitian yaitu di bagian konklusi.
Pada mengemukakan penelitian yang relevan ini, hal penting yang perlu ditulis yaitu
data-data dari sumber atau laporan yang akan terjadi penelitian seperti pada foot note atau
daftar pustka. menurut Toto Syatori Nasehuddien, laporan yang akan terjadi penelitian
paling tidak memuat hal-hal berikut: nama peneliti, judul penelitian, saat melakukan
penelitian, yang akan terjadi penelitian dan untuk kepentingan apa penelitian
dilakukan(Nasehuddien, 2011).
3. Contohnya pada proposal/skripsi
a. Adapun contoh asal akibat penelitian yang relevan yang pemakalah identifikasi berasal
penelitian yang dilakukan Jumriati di tahun 2017 yang berjudul “Penerapan model
Pembelajaran dilema Solving Terhadap Keterampilan berpikir Kreaktif dan hasil Belajar
peserta didik di utama Bahasan hukum Newton pada SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya”
adalah seperti berikut:
b. Sihana melakukan penelitian yaitu dengan judul berjudul “Pembelajaran ekamatra
menggunakan Metode masalah Solving serta persoalan posing dipandang berasal Kemampuan
Matematis serta Kreativitas peserta didik”, dari sini kita dapat melihat yaitu:

1) tidak ada impak penggunaan metode duduk perkara Solving dan problem Posing terhadap
prestasi belajar ekamatra pada materi Medan Magnet.

7
2) terdapat dampak kemampuan matematis terhadap prestasi belajar ekamatra di materi Medan
Magnet.

3) terdapat pengaruh kreativitas peserta didik terhadap prestasi belajar fisika di materi Medan
Magnet.

c. Penelitian yang dilakukan Mahasiswa STAIN Palangka Raya sang Abdul Azis yang berjudul
“Penerapan Pendekatan problem Posing pada Pembelajaran utama Bahasan motilitas Lurus
pada siswa Kelas X Semester 1 SMAN 3 Palangka Raya Tahun ajaran 2012/2013”.
membagikan nilai rata-rata akibat belajar peserta didik sesudah pembelajaran lebih tinggi
menggunakan pendekatan dilema posing mempunyai nilai rata-rata 46,25 dibandingkan
dengan kelas menggunakan pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-homogen 35,83.
d. Lia Aggraini dengan kawannya yang lain juga melakukan penelitian dengan judul
“Pembelajaran ekamatra Melalui Metode problem Solving dan persoalan Posing dipandang
asal akal budi Kritis dan Kreativitas”. hasil penelitiannya yaitu:

1) Pembelajaran mahasiswa berbasis dilema melalui metode problem solving menyampaikan


prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa yg lebih baik dibandingkan
pembelajaran berbasis duduk perkara melalui metode masalah posing.

2) Mahasiswa dengan akal budi kritis tinggi mempunyai kemampuan yang lebih baik pada
menyelesaikan permasalahan yg dihadapi menggunakan melalui nalar serta langkah-
langkah ilmiah dalam membentuk pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis,
membentuk sintesis, dan mengevaluasi dalam proses pembelajaran dibandingkan
menggunakan mahasiswa berkemampuan berpikir kritis rendah.

Berasal judul tersebut, kita dapat menemukan variabel X serta Y. Kita bisa menentukan
tinjauan hasil penelitian yang relevan sesuai menggunakan variabel X dan Y. Dibawah ini
cara mengetahui apakah terdapat relevansi/ tidak ada di setiap judul:

a. Pembelajaran fisika menggunakan Metode masalah Solving serta masalah Posing


dipandang asal Kemampuan Matematis serta Kreativitas siswa.

b. Penerapan Pendekatan duduk perkara Posing dalam Pembelajaran pokok Bahasan gerak
Lurus pada siswa Kelas X Semester 1 SMAN tiga Palangka Raya Tahun Ajaran
2012/2013.

8
c. Pembelajaran fisika Melalui Metode dilema Solving serta problem Posing dipandang
berasal kepandaian Kritis dan Kreativitas

C. Kerangka berpikir
1. Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ialah alur berpikir yg disusun secara singkat buat menyebutkan
bagaimana sebuah penelitian dilakukan dari awal, proses aplikasi,hingga akhir.
Selanjutnya Uma Sekaran dalam bukunya Business Reseacrch mengemukakan bahwa,
kerangka berpikir merupakan model konseptual perihal bagaiamana teori berhubungan
dengan banyak sekali faktor yang telah diidentifikasi sebagai dilema yang
krusial(Sugiyono, 2011).
Kerangka berpikir yg baik akan menyebutkan secara teoritis pertautan antar
variabel yg akan diteliti. Maka sangat penting untuk dijelaskan bagaimana kaitan variabel
independen (bebas) dengan dependen (terikat) itu secara teoritis. Jika pada penelitian ada
variabel moderator serta intervening variabel penyela, maka jua perlu dijelaskan,mengapa
variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variable tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke pada bentuk paradigma penelitian. sang sebab itu pada setiap penyusunan
paradigma penelitian wajib berdasarkan di paradigma(Sugiyono, 2011).
2. Cara-cara mengkaji bahan pustaka
Agar uraian tentang cara mengkaji bahan pustaka ini dapat urut dan mudah
dipahami, terlebih dahulu dijabarkan bermacam bentuk dari sumber bahan pustaka,
langkah-langkah mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian, kemudian dengan cara
menjadikannya dalam jenis tulisan.
a. Sumber-Sumber Bahan Bacaan
Contoh bahan pustaka yang bisa digunakan untuk pedoman dalam aktivitas
penelitian bisa dibedakan menjadi dua bentuk yaitu bahan bacaan tertulis dan bahan
bacaan tidak tetulis. Dimana bahan pustaka tertulis merupakan bahan bacaan dalam
bentuk cetakan dan akan ada terbitannya atau bisa juga hanya dalam bentuk
dokumentasi. Sedangkan bahan pustaka tertulis ialah bagian dari sumber bahan
pustaka yang bermanfaat untuk diawal penelitian. Sumber bahan bacaan secara tertulis
dapat diberikan contoh sebagai berikut:

9
 Buku teks (text-book)
 Buku Jurnal (hasil penemuan/ penelitian baru)
 Majalah-majalah
 Surat kabar
 Ensiklopedia
 Kamus (bahasa, manajemen, istilah, ekonomi, dll)
 Data-data statistik atau Yaerbook
 Buku laporan hasil penelitian
 Prospectus / leaflet(Nazir, 2005)
 Buku laporan tahunan dan karya lainnya yang ditulis/ dicetak.
 Bulleti, dll(Supardi, 2005).
Sementara bahan pustaka tidak tertulis merupakan referensi yang digunakan untuk
bahan penelitian yang akan dilakukan. Contoh sumber bahan penelitian tidak tertulis
yaitu seperti : rekord (kaset), album foto, powerpoint, film, artefak, legenda, kesenian
dan lain-lainnya.
Dewasa ini seiring dengan perkembangan telekomunikasi dan informasi sehingga
bisa dengan mudah mendapatakan sumber bahan pustaka dengan memanfaatkan
sarana teknologi telekomunikasi dan informasi ini. Misalnya saja kita bisa
memanfaatkan computer dengan berbagai kemudahan seperti CD-Room, fasilitas
Internet, televisi, dll. Dengan demikian sumber bacaan dan referensi dewasa ini
hampir-hampir tidak terbatas(Supardi, 2005).
1. Mengenal Perpustakaan (Library)
Perpustakaan ialah suatu tempat lembaga dan professional dimana kita bisa
menemukan bahan-bahan bacaan.Perpustkaan disini tidak terbatas hanya pada
perpustakaan perguruan tinggi, atau instantsi lainnya. Akan tetapi lebih luas dapat
juga diperoleh dari perpustakaan pribadi, took buku, museum dan
sebagainya(Supardi, 2005).
Sebagai peneliti kita juga harus bisa lebih mengenal tentang perpustakaan.
Sehingga dengan begitu kita bisa banyak mengetahui tentang sistem pelayannan
dan catalog di perpustakaan. Pada umumnya ada dua macam sistem pelayanan

10
perpustakaan seperti, sistem terbuka (self servicce) dan sistem tertutup. System
pelayanan dengan peminat pembaca bisa secara langsung menunjuk tempat
penyimpan dan penyediaan buku atau bahan yang sangat penting dan ini disebut
sistem pelayanan terbuka. Sedangkan sistem tetutup adalah pelayanan perpustakaan
dimana para peminat baca tidak dapat secara langsung melihat, memilih dan
mengambil bahan bacaan yang diperlukan(Supardi, 2005).
Berdasarkan kedua sistem itu maka kita harus mampu mengetahui
bagaimana suatu sistem katalog dalam perpustakaan diatur. Sebenarnya katalog
ialah sejenis kartu daftar kumpulan berbagai bacaan yang diadakan perpustakaan.
Kartu katalog biasanya memberi informasi tentang nama penulis, judul, edisi (kalau
ada), nama penerbit, tahun penerbitan, maupun data-data dari bahan bacaan tersebut
lainnya(Supardi, 2005).
Katalogisasi berbagai instusi belakangan ini telah dilakukan secara
komputerisasi pada catalog perpustakaan. Sehingga secara cepat dan akurat
pengunjung memperoleh referensi yang sesuai keinginan.

b. Cara menuangkan dalam tulisan


Sebenarnya kajian pustaka lebih mengutamakan terhadap pemahaman
seseorang (peneliti) akan sebuah makna teks. Maka apa pun pemahaman seseorang
terhadap teks adalah hak dari setiap individu sesuai dengan pandangan dan keperluan
masing masing. Supaya bisa menjelaskan makna dengan benar sehingga seorang
peneliti sangat penting membagi beberapa bagiann yang perlu untuk pemaknaan teks
yakni; 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau interpretasi 3) ekstrapolasi, dan 4)
pemaknaan atau meaning(Kasiyanto, 2005 :160).
Suatu upaya menjelaskan materi atau substansi yang sama dengan media
berbeda misalnya media tersebut bisa berupa bahasa satu ke bahasa yang lain, dari
gambar ke verbal dan sebagainya ini bisa disebut terjemahan. Sedangkan jika tetap
pada suatu materi dengan latar belakang dan konteks yang jelas ialah suatu bentuk
penafsiran. Kemudian disini ada juga istilah Ekstrapolasi, maksudnya yaitu
mengutamakan kemampuan berpikir manusia sebagai alat penangkap hal yang ada.
Nah, untuk hal ini lebih daripada tafsir, dan memiliki kesetaraan dengan ekstrapolasi.

11
Dimana disini pemaknaan menekankan daya integratif manusia misalnya pengindraan,
daya pikir, dan perilakunya. Materi yang disajikan, seperti juga ekstrapolasi dilihat
tidak lebih dari tanda-tanda atau indikator bagi sesuatu yang lebih jauh(Kasiyanto, 2005
: 161).
Arikunto membedakan dua macam uraian mengenai cara menuliskan hasil
kajian pustkan yaitu seperti:
a. Uraian dalam bentuk narasi.
Banyak sekali ditemukan hasil kajian peneliti yang keudian ditulis kembali
tanpa menambahkan sedikit pun ulasan ataupun kesimpulannya. Dengan sendirinya
cara menuangkan hasil kajian seperti itu bukan sesuatu yang dikehendaki bagi
penyajian hasil karya seperti tulisan yang berkenaan dengan kegiatan
penelitian(Arikunto, 2003).
Sebagaimana pendapat dari Arikunto yaitu peneliti dikategorikan sebagai
“ilmuan yang ketinggalan zaman !”, mereka itulah peneliti yang tidak tanggap
terhadap permasalahn terbaru, yang mengakibatkan adanya pengulangan penelitian
orang lain atau mungkin sudah menjadi laporan jurnal atau bahkan telah menjadi
pembendaharaan ilmu pengetahuan yang belm diketahui oleh peneliti(Arikunto,
2003). Disinilah tampak lagi pentingnya membaca dan menelaah sumber bahan
pustaka agar dia mengetahui secara terus-menerus (sekali dan sekali lagi) (Arikunto,
2003).
Disini juga sangat diperlukan hasl kajian pustaka yaitu pada tesis dan
disertasi yang dikenal dengan “kerangka teori” dan “kerangka berfikir”. Kerangka
teori adalah komponen proposal penelitian, yaitu dimana peneliti menjelaskan
mengenai perihal yang berkaitan dengan variabel pokok, sub variabel atau
permasalahan pokok dalam penelitiannya. Sementara komponen teori dari
penelitian yang menjelaskan mengenai alasan atau gagasan bagi rumusan percobaan
disebut kerangka berpikir. Yang kemudian menyimpulkan tahap berfikir peneliti
dan menjelaskan ke yang lain alasan adanya anggapan seperti yang dipaparkann
dalam hipotesis. Hal ini tentu penulisannya berdasarkan pendapat para ahli yang
mendahuluinya(Arikunto, 2003).

12
Bukan hal yang mudah untuk merubah hasil kajian kedalam bentuk narasi.
Nah, ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu, secara kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung
 Kutipan lansung, yaitu jika peneliti dalam memaparkan apabila peneliti dalam
hasil kajian dengan dipindahkan hasil karya orang lain masih dalam jenis asli,
baik secara keseluruhan ataupun hanya sebagian.
 Sementara jika di dalam memaparkan hasil kajian yaitu dalam bentuk intisari,
dan meraciknya dengan berbagia hasil kajian yang lain disebut kutipan tidak
langsung. Kutipan ini sidikit sulit kita untuk melacak bagaimana bentuk asli dari
karya orang lain, walaupun pengertian dan konsepnya masih bisa untuk
dipahami(Arikunto, 2003).
b. Sangat dibolehkan jika ingin melakukan pengkutipan, menuliskan kembali ataupun
mengolah pendapat dan gagasan seseorang di daalam penulisan karya ilmiah.
Namun, tidak boleh menganggap bahwa itu menjadi hak kita. Sebagai seorang
peneliti kita tidak boleh bohong terhadap apa yang telah kita tulis berdasar pada
pendapat orang lain. Jika aturan tata tertib yang ada sudah diikuti, maka mereka
tidak dikatakan sebagai plagiat (Arikunto, 2003). Untuk menunjukkan rasa
tanggung jawab kita terhadap apa yang telah kita kutip, maka terdapat dua tahap
yang dapat dilakukan yaitu pada halaman dimana terdapat kutipan tersebut dan
pada daftar kepustakkaan. Adapun bentuk adanya rasa tanggung jawab kita
terhadap apa yang kita kutip, dengan rinci dapat dilakukan sbb :
1) Sebelum memaparkan kutipan kita harus tulis terlebih dahulu sumber kajiannya.
2) Memaparkan sumber kajian setelah kutipan dari peneliti yang lengkap
menyertakan nama ahli secara berurutan.
3) Setelah adanya masing masing pendapat yang diikuti ahlinya baru kita
memaparkan sumber kajian.
4) Menuliskan nama ahli dan sumbernya secara lengkap di bawah semua teks
dalam bentuk catatan kaki (footnote)(Arikunto, 2003).

13
3. Cara menyusun kerangka berpikir
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan,
adalah tahapan berpikir secara logika untuk menciptakan sebuah kerangka berfikir
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam bentuk hipotesis. Oleh karena itu
kerangka berfikir adalah suatu analisis kaitan berbagai variabel yang dibentuk dari
bermacam teori yang sudah digambarkan. Dari berbagai teori yang sudah digambarkan
itu, maka kemudian dianalisis secara kritis dan sistematis, yang kemudian didapatlah
analisa mengenai kaitan variabel yang diteliti. Analisa mengenai kaitan variabel itu,
kemudian dimanfaatkan sebagai perumusan hipotesis(Sugiyono, 2010).
Langkah-langkah penyusunan kerangka berpikir :
a. Menentukan variabel
Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel,
merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan(Sugiyono,
2011).
b. Mencari referensi dan menetukan penelitian relevan
Sesudah ditentukannya variable penelitian, selanjutnya yaitu mencari referensi
yaitu bisa dengan membaca berbagai buku dan untuk menentukan hasil penelitian
relevannya. Adapun untuk referensinya mungkin bisa didapatkan dari berbagai buku
berupa buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah,
laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi(Sugiyono, 2011).
c. Mengambarkan materi
Setelah membaca referensi dari berbagai buku , maka dapat digambarkan teori
teori terkait variable yang diteliti. Gambaran mater/teori ini mencakup defenisi
mengenai tiap-tiap variabel yang diteliti, bahasan detail mengenai ruang lingkup setiap
variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks
penelitian itu(Sugiyono, 2011).
d. Melakukan analisa kritis terhadap materi/teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan
hasil penelitian yang telah dikemukakan. Disini peneliti memastikan bahwa teori dan
hasil penelitian yang dilakukan harus sesuai dengan objek penelitian, karena sering

14
terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam
negeri(Sugiyono, 2011).
e. Melakukan Analisa secara komparatif pada materi dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membedakan suatu teori dan hasil
penelitian terhadap lainnya. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan
antara teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu
luas(Sugiyono, 2011).
f. Melakukan analisis kesimpulan
Setelah teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dilakukan analisa secara
kritis dan komparatif, maka kemudian dapat melakukan analisis atau kesimpulan
sementara, perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan
hipotesis(Sugiyono, 2011).
g. Kerangka berpikir
Sesudah diambil kesimpulan, kemudian barulah bisa dibuatkan kerangka
berpikir. Adapun bentuk kerangka berfikirnya dapat berupa hubungan ataupun
perbandingan. Contoh dari Kerangka berpikir berupa hubungan bisa dengan kalimat:
apabila seperti ini maka akan seperti itu,apabila guru memiliki kompetensi, sehingga
akan menghasilkan hasil belajar yang baik. Apabila sekolah mempunyai pimpinan
yang bagus, sehingga bagus jugalah kinerja sekolah tersebut. Jika kebijakan
pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia
akan meningkat pada gradasi yang tinggi(Sugiyono, 2011).
h. Hipotesis
Selanjutnya disusunlah kerangka berfikir yaitu “apabila guru memliki
kompetensi, maka dari itu akan mendapatkan hasil belajar siswa yang baik”, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan baik dan nyata antara kemampuan guru
terhadap hasil belajar siswa” Bila kerangka berpikir berbunyi “karena lembaga
pendidikan A memanfaatkan teknologi pembelajaran yang canggih, maka akan
menghasilkan kualitas hasil belajar akan lebih baik daripada lembaga pendidikan B
yang teknologi pembelajarannya masih rendah.” Maka hipotesisnya yaitu “Adanya

15
perbandingan hasil belajar lembaga pendidikan A yang mana lebih tinggi daripada
lembaga pendidikan B(Sugiyono, 2011).

4. Aturan pengutipan penulisan berdasarkan body note, foot note dan end note beserta
contohnya
a. Footnote (Catatan Kaki)
Catatan kaki mempunyai kelebihan dibandingkan dengan catatan tubuh, yaitu:
1. Dapat membuktikan secara lengkap sumber referensi ilmiah
2. Juga dapat memamparkan apa saja catatan yang diperlukan.
3. Bisa juga dimanfaatkan sebagai rujukan komponen lain tulisan.
Didalam catatan kaki itu sendiri bisa mencakup :
Penunjukan sumber kutipan (referensi).
1. Catatan penjelas.
2. Sebagai pembuktian mengenai sumber kutipan dan juga catatan penjelas

Adapun dasar-dasar dari catatan kaki:


1. Terdapat di bawah halaman, yang terletak secara terpisah dari naskah skripsi
dengan garis. nah, ini dilakukan secara otomatis yaitu dengan pilih insert, lalu
reference, selanjutnya klik footnote.
2. Catatan kaki masing-masing memiliki nomor dari awal hingga akhir secara urut.
3. Dengan satu spasi tiap penulisannya
4. Untuk hurufnya disesuaikan dengan dalam naskah skripsi tetapi dengan ukuran font
yang lebih kecil.
5. Sebanyak 7 karakter dijorokkan kedalam untuk baris pertamanya.
6. Untuk penulisan nama judul buku dalam catatn kaki, maka ditulis miring.
7. pada catatan kaki nama pengarang ditulis secara lengkap tanpa dibalik seperti pada
daftar pustaka.
8. Disini juga bisa kita tambahkan keterangan. Yaitu dengan syarat apabila keterangan
itu berada menyatu dengan naskah maka akan merusak tahapan tulisan.

16
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
halaman(Barrat, 1994).
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang 3, judul buku (kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun
terbit), halaman(Ibrahim, 1997).
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama
pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
halaman(J, 2003).
Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah mengalami
revisi.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), halaman.(Lapindus, 1988)
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama
penerbit, tahun terbit), halaman(Berger, 2000).
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah diterjemahkan
dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
halaman.
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” judul buku, ed. nama editor (kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.1

17
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika
editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal
(bulan terbit, tahun terbit), halaman.
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama media, tanggal terbit, tahun,
halaman.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman(Republika, 2002 :6).
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis, ”judul skripsi/tesis/disertasi,” (level karya, fakultas dan universitas,
nama kota, tahun terbit), halaman.
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis, ”judul makalah,” (forum penyampaian makalah, penyelenggara
seminar, nama kota, tanggal seminar, tahun).
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen, nama dokumen, (nama kota, tanggal
dikeluarkan dokumen, tahun)
Artikel dari internet
Nama penulis, ”judul artikel,” alamat lengkap internet (tanggal akses).
Jika artikel di internet tidak mencantumkan nama penulis, maka langsung
mengacu pada judul artikel.
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato), tanggal pernyataan
dilakukan.
Referensi dari sumber kedua
Keterangan lengkap sumber pertama (sesuai dengan aturan catatan kaki), seperti
dikutip oleh keterangan lengkap sumber kedua (sesuai aturan catatan kaki).

18
Perhatikan: frase ”seperti dikutip oleh” menunjukkan bahwa penulis tidak
membaca sumber asal (pertama) kutipan, hanya membaca dari orang lain (sumber
kedua) yang mengutip sumber pertama.

b. Bodynote (Catatan Tubuh)


Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek
sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut,
tanpa perlu berpindah ke bagian bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
1. Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung buka dan
kurung tutup.
2. Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan halaman yang
dikutip. Contoh:
 Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.
 Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
3. Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:
Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung,
ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan akhir
kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang
menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan
diterima oleh masyarakat(Lull, 1995).
Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda kurung,
sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung. Model ini
biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh:
Menurut Lull, di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen
utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi,
kumulatif, dan diterima oleh masyarakat(Lull, 1995).

Buku dengan satu pengarang


….. (Lull, 1995: 31 – 38).

19
Menurut Lull (1995: 31 – 38), …..
Buku dengan dua atau tiga pengarang
….. (Dreyfus dan Rabinow, 1982: 72 – 76).
Dreyfus dan Rabinow (1982: 72 – 76) mengatakan …..
Buku dengan banyak pengarang
…… (Ibrahim, et al., 1997: 52 – 54).
…… (Ibrahim, , 1997: 52 – 54).
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
….. (Lapidus, Vol.1, 1988: 131).
Mengacu pada Lapidus (Vol.1, 1988: 131), …..
Buku terjemahan
….. (Berger, , Setio Budi, 2000: 44 – 45).
Berger (, Setio Budi, 2000: 44 – 45) menandaskan …..
Artikel dari sebuah buku antologi
….. (Alam, dalam Mastuhu dan Ridwan (), 1998: 77).
Menurut Alam (dalam Mastuhu dan Ridwan (), 1998: 77), …..
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika
editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
…… (Hidayat, Jurnal ISKI, 2, Oktober 1998: 25-26).
Hidayat (Jurnal ISKI, 2, Oktober 1998: 25-26) menyebut …..
Artikel dari koran/majalah
….. (Fukuyama, Koran Tempo, 22 November 2001).
Melandaskan argumen pada Fukuyama (Koran Tempo, 22 November 2001), ……
Berita koran/majalah
….. (Republika, 10 September 2002).
Harian Republika (10 September 2002) memberitakan …..
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
….. (Nazaruddin, Skripsi, 2004: 205).
Menurut Nazaruddin (Skripsi, 2004: 205), …..
Makalah seminar yang tidak diterbitkan

20
….. (Nazaruddin, Makalah, 2007).
Melalui makalahnya pada Temu Ilmiah Nasional Komunikasi, Nazaruddin (2007)
menyatakan, …..
Dokumen tak diterbitkan
Pada dokumen U.S. Department of Foreign Affairs (1998) menyatakan bahwa…..
Artikel dari internet
….. (Chesney, thirdworldtraveler.com/ Robert_McChesney_ page.html, akses 15
Juni 2007).
Mengutip Chesney (thirdworldtraveler.com/Robert_ McChesney_page.html,
akses 15 Juni 2007), …..
Yang dituliskan adalah alamat lengkap, dengan cara langsung mengcopy paste
alamat webnya.
Pernyataan lisan
Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November 2006) mengatakan
……
Referensi dari sumber kedua
Menurut Marx (seperti dikutip Takwin, 2000: 44), ……

c. Endnote (Catatan Akhir)


Endnote adalah catatan akhir, yakni referensi yang diletakkan di akhir suatu
karya ilmiah, sebelum Daftar Pustaka. Sebenarnya pembuatan endnote dan footnote
hamper sama, cuma berbeda pada peletakkannya saja. Ketentuan‐ketentuan yang
berlaku untuk footnote, juga berlaku untuk endnote, termasuk ketentuan untuk Daftar
Pustaka

D. Hipotesis
1. Pengertian hipotesis
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan
masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan
sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencarijawaban melalui penelitian yang

21
dilakukan.Hipotesis merupakan suatu dugaan/ kesimpulan sementarayang yang dapat
dibuktikan dan masih dapat dibuktikan kebenarannya, yang berarti dugaan itu
mungkin benar mungkin salah.Jadi, hipotesis adalah kesimpulanteoritik yang masih
harus dibuktikan kebenarannya melalui anlisis terhadap bukti-bukti empiriki
Ada beberapa alasan mengapa hipotesis itu harus dibuat yaitu :
a. Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti dapat dijadikan bukti kuat bahwa
penelitian tersebut mempunyai penguasaan yang cukup luas dan mendalam
mengenai fokus kajiannya.
b. Hipotesis merupakan panduaan penelitian dalam rangka pengumpulan dan analisis
data, penentuan prosedur kerja penelitian dan data yang harus dicari selama proses
penelitian.
c. Hipotesis diperlukan untuk mempermudah penarikan kesimpulan.

2. Tipe tipenya
Ada tiga jenis hipotesis yang umum dipakai dalam penelitian yaitu:
a. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah hipotesis yang menggambarkan ciri-ciri
spesifik suatu sampel berdasarkan variable atau variansi nilai tertentu.
Contoh:
Permasalahan: apakah kemampuan guru mengajar di kelas berbeda menurut latar
belakang pendidikannya?
Asumsi:
1. Kemampuan teoritis yang dimiliki oleh seseorang merupakan dasar utama
kemampuan praktisnya.
2. Kemampuan guru mengajar di kelas merupakan fungsi dari penguasaan bidang
ilmu yang diajarkan dan penguasaan metodologi pengajaran
Hipotesis: guru yang barasal dari lembaga pendidikan keguruan diduga
mempunyai kemampuan mengajar di kelas lebih baikdari pada guru yang
berlatar belakang pendidikan non keguruan.
b. Hipotesis korelasional

22
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang menggambarkan hubungan
antar variabel, namun tidak menunjukkan hubungan sebab akibat dari variebel itu.
Contoh;
Permasalahan: factor-faktor apa yang mempengaruhi mutu hasil belajar akademik
siswa?
Asumsi:
1. Intensitas motif berprestasi siswa merupakan fungsi dari aktifitasbelajarnya.
2. siswa yang motif berprestasinya tinggi umumnya melakukan kegiatan
belajar secara intensif tanpa perlu pengawasan ketat dari subjek diluar dirinya.
3. intensitas belajar siswa berkolerasi dengan mutu hasil belajar
akademiknya.
Hipotesis:
Makin tinggi intensistas belajar siswa, semakin rewndah intensistas pengawasan
terhadap belajarnya,berpengaruh dengan mutu hasil belajar akademiknya(Denim,
1997)

c. Hipotesis kausalitas
Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang menggambarkan hubungan
antar variabel, dimna diantara variabel-variabel itudapat ditentukan mana variabel
penyebab dan mana variabel akibat.Variabel penyebut sering disebut dengan
variabel bebas, sedangkan variabel penyebab sering disebut dengan variabel terikat.
Permasalahan: Factor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya nutrisi
anak-anak di lingkungan kumuh?
Asumsi:
1. Penyia-nyiaan orang tua terhadap anak merupakan fungsi dari lingkungan
kumuh
2. Orang tua yang tinggal di daerah kumuh, tingkat pendidikannya cenderung
rendah
3. Kepeduliaan orang tua di lingkungan kumuh terhadap nutrisi anaknya tidak
memadai
Hipotesis:

23
Bagi anak-anak yang tinggal dilingkungan kumuh bersama orang
tuanya yang kepeduliannya terhadap nutrisi anak rendah, jika mereka tidak
dididik tentang kebutuhan nutrisi anak, maka nutrisi anak-anak mereka akan
cendrung semakin rendah.

Dari ketiga jenis hipotesis tersebut, kita kenal dua jenis hipotesis yang
sering digunakan yaitu:
1. Hipotesis nol
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan ketidak adanya
hubungan antara variabel.Dalam notasi hipotesis ini dituliskan “h0”.Contoh:
tidak ada hubungan antara nilai matematika dengan nilai IPA. Tidak
hubungan sebab akibat antara tingkat kelancaran berusaha dengan tingkat
kekayaan.
2. Hipotesis alternatif/ hipotesis kerja
Hipotesis kerja adalah hipotesis yang sebenarnya, dimana hipotesis
tersebut merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesis kerja adalah
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel.Hipotesis
kerja notasinya ditulis dengan “Ha” atau ada juga yang melambangkan dengan “
Hi”.

Hipotesis alternative dibedakan atas dua macam yaitu:


a) Hipotesis terarah (directional)
Dalam hipotesis terarah peneliti sudah berani tegas menyatakan bahwa
variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel tergantung.
Contoh: tingkat kerajinan siswa berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
b) Hipotesis tidak terarah (non directional)
Dalam hipotesis tidak terarah, peneliti belum berani secara tegas
menyatakan pengaruh tersebut, ia hanya bisa menyatakan adanya pengaruh.
Contoh: ada pengaruh banyaknya makanan terhadap tingkat kekenyangan.

Ditinjau dari lingkupnya, hipotesis dibedakan atas dua yaitu:

24
1) Hipotesis mayor
Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mengenai variabel seluruh subjek
penelitian.
Contoh: banyaknya makanan terhadap tingkat kekenyangan.
2) Hipotesis minor
Hipotesis minor adalah hipotesis yang hanya sebagian variabel yang
mengenai subjek penelitian, dengan kata lain adalah pecahan dari hipotesis
mayor.
Contoh: banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat
kekenyangan(Arikunto, 1995).

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan :
Tinjauan pustaka atau disebut juga kajian pustaka (literature review) merupakan
sebuah aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai literatur yang telah
dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya terkait topik yang akan kita
teliti. Adapun tujuan dari tinjauan pustaka ini, antara lain dapat membantu penulis riset
SDM untuk mengevaluasi dan membandingkan hasil riset SDM-nya dengan penulis riset
SDM orang lain.
Penelitian relevan ialah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah dibuat dan
dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang akan
diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok
permasalahan yang sama.
Tinjauan pustaka adalah ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya tentang topik
tertentu. Biasanya bagian ini berada di bab dua dalam sebuah karya tulis ilmiah. Sedangkan
daftar pustaka merupakan kumpulan sumber literatur yang digunakan sebagai referensi.
Letaknya berada di akhir karya tulis ilmiah.

B. Saran
.............................................Demikianlah makalah tentang Tinjauan Pustaka. Menyadari bahwa penu
jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjalankan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahan makalah yang telah
dijelaskan.

26
DAFTAR PUSTAKA

27
i
Arikunto, S. (1995). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2003). Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta.

Barrat, D. (1994). Media Sociology. Routledge.

Berger, A. A. (2000). Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. Penerbitan Universitas Atma

Jaya.

Darmalaksana, W. (2020). Cara Menulis Proposal Penelitian. Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Gunung Djati Bandung. https://books.google.co.id/books?id=SgnfDwAAQBAJ

Denim. (1997).

Ibrahim. (1997). Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Penerbit Andi.

J, R. (2003). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Lapindus, I. M. (1988). A History of Islamic Societes Vol.1.Cambridge. Cambridge University Press.

Lull, J. (1995). Media, Communication, Culture: A Global Approach. Polity Press.

Narbuko, A. (2012). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.

Nasehuddien, T. S. (2011). Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar. Cirebon: Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Cirebon.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Soelistyarini, T. D. (2013). Pedoman Penyusunan Tinjauan Pustaka dalam Penelitian dan Penulisan

Ilmiah. 6.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. UII Pess.

Anda mungkin juga menyukai