UNP
MODUL 1
DASAR-DASAR DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
Disusun Oleh :
RAHMA WATI PUTRI
NIM/BP:
19061040/2019
Satuan Pendidikan :
SMK Negeri 1 Bukittinggi
Guru Pamong :
SYAMSUARDI, S.Pd
MODUL AJAR
DASAR-DASAR
DESAIN PEMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
ELEMEN 1. Proses bisnis dan profil industri pada desain
pemodelan dan informasi bangunan
PERUNTUKAN MODUL :
KELAS X PROGRAM KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN (DPIB) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)
PENULIS :
RAHMA WATI PUTRI
( SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI )
Komponen Deskripsi
Nama Penyusun, Institusi, dan tahun RAHMA WATI PUTRI ,SMK Negeri 1 Bukittinggi,
disusun 2022
Jenjang Sekolah SMK
Kelas X
Alokasi Waktu (menit) 4 x 4 x 45 menit
Fase Capaian Pembelajaran Fase E
Domain Capaian Pembelajaran Elemen 1 : Proses bisnis dan profil industri pada
desain pemodelan dan informasi bangunan
Tujuan Pembelajaran peserta didik mampu menjelaskan proses bisnis dan
profil industri pada bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan, meliputi perencanaan, analisis
kebutuhan pelanggan, strategi implementasi (instalasi
dan konfigurasi), dan perancangan prosedur
kepuasan pelanggan termasuk di dalamnya
penerapan budaya mutu dan K3LH
Urutan Kegiatan
Pertemuan 1
Penutup : 15 menit
Pertemuan 2
Penutup : 15 menit
Pertemuan 3
Siswa :
Penutup : 15 menit
2. Guru memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-
rata
4. Guru meminta siswa yang memiliki hasil LKPD berbeda dan unik
membagikan hasil kerjanya kedalam group WhatsApp kelas, agar
semua siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.
Pertemuan 4
Siswa :
Penutup : 15 menit
2. Guru memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-
rata
4. Guru meminta siswa yang memiliki hasil LKPD berbeda dan unik
membagikan hasil kerjanya kedalam group WhatsApp kelas, agar
semua siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.
ASESMENT
1. Pertemuan 1 : Kelas dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang, ketua
kelompok mencabut 2 buah lotre sub materi yang harus dibahas yaitu proses bisnis
dan profil industri pada bidang desain pemodelan dan informasi bangunan. Sub
materi yang didapat dibahas dan dituangkan kedalam lembaran hasil diskusi yang telah
disediakan guru, kemudian dipresentasikan dan filenya di unggah ke WhatsApps Group
kelas agar kelompok lain mempunyai bahasan kelompok lain.
2. Pertemuan 2 : Siswa diminta duduk berkelompok yang sudah dibagi pada minggu
sebelumnya. Ketua kelompok menerima sub materi yang akan dibahas dengan sistem
lotre yang mana pembahasannya adalah penggolongan industri
1. Komponen Penilaian
Skala 1 2 3 4 skor
Kriteria
3. Suara
Pengetahuan ( bobot 2 )
Penampilan ( bobot 1 )
1. Presentasi menarik
Komponen yang
No. Kriteria Skor
dinilai
Presentasi menarik 3
3. Rumusan penilaian
Penjelasan :
Pengetahuan = (2x2)+(2x2)+(2x2) = 12
Penampilan = (4x1)+(4x1) = 8
Total skor = 29
4. Lembar Penilaian
Kriteria Kejelasan
Pengetahuan Penampilan
Penilaian Presentasi
No
Nama 1 2 3 1 2 3 1 2
Kelompok
Dst.
B. Tertulis (pertemuan 3)
Setelah siswa melakukan analisis dilakukan tes tertulis dengan soal dibawah ini.
Rubrik penilaian
50 = sangat tepat
1 50
40 = Tepat
30 = kurang Tepat
20 = Tidak Tepat
2 50
50 = sangat tepat
40 = Tepat
30 = kurang Tepat
20 = Tidak Tepat
Total 100
C. Portopolio (pertemuan 4)
1. Tugas Portopolio :
a. Cover
b. Kata pengantar
c. Daftar Isi
d. BAB I PENDAHULUAN (latar belakan, rumusan masalah, tujuan)
e. BAB II PEMBAHASAN (materi)
f. BAB III PENUTUP (kesimpulan, saran)
2. Ketentuan tugas :
a. Materi dilengkapi dengan sumber dari media internet atau buku sumber
lainya
b. Menuliskan daftar pustaka di akhir makalah
c. Ringkasan materi dibuat berurut sesuai dengan ketentuan yang sudah
diberikan.
d. Makalah diketik dan print lalu di hekter tanpa dijilid
e. Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
3. Lembar Penilaian
NO KRITERIA PENILAIAN
NAMA SISWA 1 2 3 4 5
SKOR 1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
Dst
4. Rubik Penilaian
SKOR
NO. KRITERIA 4 3 2 1
PENILAIAN
1 Isi materi Sangat Lengkap Cukup Tidak lengkap
lengkap sesuai tagihan lengkap sesuai tagihan
sesuai tagihan sesuai tagihan
2 Analisa Lengkap dan Lengkap dan Lengkap tapi Tidak lengkap
Materi tepat cukup tepat kurang tepat dan tidak tepat
3 Sumber Menambahkan Menambahkan Menambahkan Menambahkan
lain sumber lain sumber lain sumber lain sumber lain
pada 4 materi pada 3 materi pada 2 materi pada 1 materi
4 Daftar Dibuat, sangat Dibuat, sesuai Dibuat, cukup Dibuat, tidak
pustaka sesuai dengan dengan tata sesuai dengan sesuai dengan
tata tulis tulis tata tulis tata tulis
5 Tampilan Sangat Rapi, Rapi, bersih, Cukup Rapi, Kurang Rapi,
laporan bersih,sesuai sesuai tagihan bersih, cukup bersih, kurang
tagihan sesuai tagihan sesuai tagihan
5. Rumusan Penilaian
REFLEKSI GURU
a. Apa yang menurutmu berhasil kita dapat dari diskusi kelompok ini ?
b. Kesulitan apa yang dialami dalam belajar dengan sistem kerja kelompok
c. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ini ?
d. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik ?
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Nawawi, Mengoperasikan dan merawat alat ukur tanah, 2001 Departemen
Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan
SMK Dikmenjur Jakarta.
Saelungun Sinaga, Modul Guru Pembelajar A Paket Keahlian Teknik Gambar
Bangunan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan PPPPTK BBL Medan. 2016
a. Basuki, Heri Setyo, 2019. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan untuk kelas X. Malang
: Quantumbook
b. Vebrianingtyas, Arum Fajar, 2019. Teknik Pengukuran Tanah Kelas X. Malang :
Quantumbook
Remedial :
Siswa atau kelompok yang tidak berhasil tampil pada pertemuan 1 dan 2 akan diberi
waktu tambahan untuk tampil di pertemuan 3.
Kelompok yang tidak selesai pada pertemuan 3 akan diberikan waktu tambahan pada
pertemuan 4.
Kelompok yang tidak benar dengan format yang diberikan membuat makalah pada
pertemuan 4 akan diberikan tambahan waktu di luar jam pelajaran dan sudah harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Pengayaan :
Untuk pengayaan siswa ditugas untuk mencari materi yang dianggap mereka berkaitan
dengna materi pada elemen ini tapi belum ditampilkan guru dan dapat menerangkan
dengan kata-kata sendiri ringkasan video tersebut secara lisan yang sebelumnya
memberikan linknya ke guru.
1. Proses Bisnis Dan Profil Industri Pada Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan
Keberhasilan perencanaan pada sebuah proyek bangunan gedung teergantung dari
kesiapan dokumen perencanaan. Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan
bangunan yang baik, dengan landasan memenuhi persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali
persyaratan kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan agar baik, dilaksanakan pada
tahap perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur komponen
bangunan. Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan aturan undang-undang
konstruksi dan tata ruang yang berlaku. Perencanaan dari Bangunan adalah suatu seni yang
dikombinasikan dengan ilmu sains.
Prinsip perencanaan bangunan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Orientasi
2) Efisiensi
3) Energi
4) Utilitas
5) Persyaratan bangunan lainnya.
Pengintegrasian pengetahuan mengenai konstruksi yang dimiliki oleh para kontraktor untuk
memastikan desain tersebut dapat dilaksanakan di lapangan, meningkatkan efiensi dan
produktivitas kinerja proyek secara keseluruhan ke dalam tahap perencanaan sangat penting.
Desain adalah kerangka bentuk rancangan untuk membuat obyek baru dalam bentuk
sebuah rencana. Dalam bidang konstruksi, desain menjadi pusat perhatian karena bertujuan
untuk menonjolkan unsur suatu objek, sehingga mencapai nilai artistik.
Pada praktek desain arsitektur dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika yang
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latarbelakang
(background).
Membuat desain, spesifikasi dan gambar-gambar perencanaan teknik sebagai upaya untuk
menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik,
menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan
masyarakat penggunanya.
Bangunan akan dibuat sesuai persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan
sesuai alternatif-alternatif desain/rancangan. Pemilihan desain harus mempertimbangkan
dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti.
Hasil Desain dituangkan dalam gambar teknik/gambar perencanaan berdasarkan hasil
perhitungan dan spesifikasi teknis dicantumkan hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu
prasarana. Hasil desain ini harus memberikan jaminan bahwa rencana bangunan bermanfaat
bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai standar teknis yaitu bangunan dapat
berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan), kesehatan warga
pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat
serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan.
Proses desain yang baik mempengaruhi kemudahan pelaksanaan di lapangan dan
mempengaruhi kemudahan dalam pemeliharaan. Jika dalam proses desain sudah
memperhatikan proses pemeliharaan kedepannya, maka akan memudahkan proses
pemeliharaan saat bangunan tersebut sudah di operasionalkan. Selama ini yang sering terjadi
setelah desain selesai dilaksanakan mengalami kesulitan dalam hal pemeliharaan atau
perawatannya. Sampai saat ini masih jarang perencana yang memperhatikan tahapan
pemeliharaan kedepannya.
Menurut Hanif (2007) dalam Femi (2014) kesalahan yang paling sering dilakukan oleh
desainer dalam mendesain bangunan adalah berfokus pada tampilan elemen estetika terbaik
dan tidak memikirkan pemeliharaan, karena sebagian besar dari desainer beranggapan bahwa
proses pemeliharaan baru setelah bangunan selesai. Anggapan tersebut salah karena
perhatian terhadap pemeliharaan harus dimulai pada saat tahap awal dalam proses desain.
Pemodelan merupakan pola atau contoh dari sesuatunyang akan dirancang. Bentuknya dapat
berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer),
atau rumusan matematis.
Tujuan pemodelan adalah untuk memberi prediksi, menganalisa yang mendekati
kenyataan sebelum sistem di terapkan di lapangan. Model yang dibuat digolongkan menjadi
pemodelan dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), empat dimensi (4D). Pemodelan dalam
pekerjaan konstruksi bangunan merupakan hal utama yang dilakukan ketika merancang suatu
struktur konstruksi bangunan. Pemodelan suatu konstruksi bangunan dilakukan pada fase
perencanaan sehingga pada fase ini dihasilkan suatu produk perencanaan yaitu DED (Detailed
Engineering Design) dan As Built Drawing sebagai shop drawing sebelum melaksanakan
konstruksi. Dalam beberapa hal, pemodelan dilakukan saat pasca konstruksi yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang kelayakan suatu struktur konstruksi bangunan dari segi
efisiensi dan efektifitas terhadap pengerjaan, pemilihan material, dan penggunaan.
Untuk menghasilkan mutu desain pemodelan diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Untuk
meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha yang keras dan serius. Banyak perusahaan
yang belum memahami bagaimana cara meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu yang
telah dicapai.
Desain dan pengembangan sistem biaya mutu untuk proyek konstruksi sampai saat ini
telah dibatasi karena kompleksitas yang terkait dengan pengelolaan informasi dari sejumlah
perusahaan dengan pendekatan yang berbeda untuk mengelola kualitas (Love P, Irani Z,
2003). Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola
kualitas sehingga kinerja organisasi dapat dipantau dan biaya kualitas telah ditentukan.
Dalam melakukan sebuah proyek, setiap manajemen proyek pasti akan mengarahkan
pada perencanaan yang baik dan tepat, perencanaan yang dimaksud adalah melakukan
sebuah pekerjaan mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan memaksimalkan
kualitas dan kapabilitas, sehingga setiap rencana yang sudah dirancang sesuai dengan apa
yang diinginkan.
Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan tehknologi berkembang begitu pesat,
sangat luas dan menjangkau di berbagai bidang. Namun pada dasarnya mengarah pada satu
tujuan yaitu meningkatkan kemudahan, keakuratan dan kecepatan. Sistem komputerisasi
sebagai salah satu media informasi telah memberikan peranan yang sangat penting dalam
dunia.
2. Penggolongan Industri
Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei industri pengolahan adalah klasifikasi yang
berdasar kepada International Standard Industrial Classification of all Economic Activities (ISIC)
revisi 4 , yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009.
Kode baku lapangan usaha suatu perusahaan industri ditentukan berdasarkan produksi
utamanya, yaitu jenis komoditi yang dihasilkan dengan nilai paling besar. Apabila suatu
perusahaan industri menghasilkan 2 jenis komoditi atau lebih dengan nilai yang sama maka
produksi utama adalah komoditi yang dihasilkan dengan kuantitas terbesar.
a. Jasa industry
Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada
kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang
sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan penggilingan padi yang
melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani dengan balas jasa tertentu.
b. Perusahaan atau usaha industri
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu
bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas
usaha tersebut.
Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)