Anda di halaman 1dari 27

PPL 2022

UNP

MODUL 1
DASAR-DASAR DESAIN PERMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN

Disusun Oleh :
RAHMA WATI PUTRI

NIM/BP:
19061040/2019

Satuan Pendidikan :
SMK Negeri 1 Bukittinggi

Guru Pamong :
SYAMSUARDI, S.Pd
MODUL AJAR
DASAR-DASAR
DESAIN PEMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
ELEMEN 1. Proses bisnis dan profil industri pada desain
pemodelan dan informasi bangunan

PERUNTUKAN MODUL :
KELAS X PROGRAM KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN (DPIB) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)

PENULIS :
RAHMA WATI PUTRI
( SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI )
Komponen Deskripsi
Nama Penyusun, Institusi, dan tahun RAHMA WATI PUTRI ,SMK Negeri 1 Bukittinggi,
disusun 2022
Jenjang Sekolah SMK
Kelas X
Alokasi Waktu (menit) 4 x 4 x 45 menit
Fase Capaian Pembelajaran Fase E
Domain Capaian Pembelajaran Elemen 1 : Proses bisnis dan profil industri pada
desain pemodelan dan informasi bangunan
Tujuan Pembelajaran peserta didik mampu menjelaskan proses bisnis dan
profil industri pada bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan, meliputi perencanaan, analisis
kebutuhan pelanggan, strategi implementasi (instalasi
dan konfigurasi), dan perancangan prosedur
kepuasan pelanggan termasuk di dalamnya
penerapan budaya mutu dan K3LH

Jumlah Peserta Didik 36 siswa


Materi atau sumber pembelajaran Materi dari Modul Ajar
yang utama
Basuki, Heri Setyo, 2019. Dasar-dasar Konstruksi
Bangunan untuk kelas X. Malang :Quantumbook

Vebrianingtyas, Arum Fajar, 2019. Teknik


Pengukuran Tanah Kelas X. Malang:Quantumbook.
Persiapan Pembelajaran

a. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan


digunakan
b. Mempersiapkan video yang akan ditayangkan
c. Membuat pemetaan siswa untuk pembagian
kelompok
d. Menggandakan LKPD dan materi pada Modul Ajar

Urutan Kegiatan

a. Pertemuan 1 . Menjelaskan proses bisnis dan


profil industri pada bidang desain pemodelan dan
informasi bangunan
b. Pertemuan 2. Menjelaskan penggolongan industri
c. Pertemuan 3. Menganalisis kepuasan pelanggan
d. Pertemuan 4. Menjelaskan konsep K3LH dan
penerapannya dalam bidang desain pemodelan
dan informasi bangunan
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal 15 menit

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa  


memimpin doa

2. Guru mengecek kehadiran siswa  

3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas  

4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan  


minggu lalu kepada siswa

e. 5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu


proses bisnis dan profil industri pada bidang desain
pemodelan dan informasi bangunan

Kegiatan Inti 150 menit


 

f. 1. Guru menayangkan video animasi proses bisnis dan profil


industri pada bidang desain pemodelan dan informasi bangunan

2. Membentuk 8 kelompok belajar beranggotakan 4-5 siswa.  

3. Membagikan judul sub materi yang akan dibahas siswa dengan  


sistem lot.

Siswa secara berkelompok :  

1. Mencari informasi berdasarkan video yang baru ditonton dan  


membaca referensi buku atau e- book, jurnal, makalah, serta video
lain yang relevan dengan sesuai dengan judul sub materi yang
didapat dari guru

2. Mencermati bahan referensi dan membahasnya dengan teman  


sekelompok

3. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa perlu  

4. Membuat resume materi tersebut sesuai dengan lembar kerja  


kelompok yang sudah dibagikan guru.

5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara tatap muka  

6. Setiap kelompok yang tampil memberi kesempatan kepada  


kelompok lain untuk menanggapi hasil kerja kelompok mereka.

Penutup : 15 menit

1. Guru memberi tanggapan terkait topik yang dibahas dan setiap  


kelompok diberi kesempatan merevisi hasil kerja kelompok mereka

2. Guru memberi pujian untuk setiap tampilan kelompok  

3. Refleksi Guru dan siswa  

4. Guru meminta masing-masing kelompok membagikan hasil kerja  


kelompok mereka kedalam group WhatsApp kelas, agar semua
siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.

5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan  


berikutnya.

6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama  


sebelum mengakhiri pelajaran.

Pertemuan 2  

Kegiatan Awal 15 menit

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa  


memimpin doa

2. Guru mengecek kehadiran siswa  

3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas  

4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan  


minggu lalu kepada siswa

5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu  

Kegiatan Inti 150 menit

1. Guru menayangkan video penggolongan industri  

2. Membentuk 8 kelompok belajar beranggotakan 4-5 siswa  

3. Membagikan judul sub materi yang akan dibahas siswa dengan  


sistem lotre

Siswa secara berkelompok :  

1. Mencari informasi berdasarkan video yang baru ditonton dan  


membaca referensi buku atau e- book, jurnal, makalah, serta video
lain yang relevan dengan sesuai dengan judul sub materi yang
didapat dari guru

2. Mencermati bahan referensi dan membahasnya dengan teman  


sekelompok

3. Menggali informasi penting dan bermakna bagi kehidupan yang  


ada dalam materi tersebut
4. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa perlu  

5. Membuat resume materi tersebut sesuai dengan lembar kerja  


kelompok yang sudah dibagikan guru.

6. Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara tatap muka  

7. Setiap kelompok yang tampil memberi kesempatan kepada  


kelompok lain untuk menanggapi hasil kerja kelompok mereka.

Penutup : 15 menit

1. Guru memberi tanggapan terkait topik yang dibahas dan setiap  


kelompok diberi kesempatan merevisi hasil kerja kelompok mereka

2. Guru memberi pujian untuk setiap tampilan kelompok  

3. Refleksi Guru dan siswa  

4. Guru meminta masing-masing kelompok membagikan hasil kerja  


kelompok mereka kedalam group WhatsApp kelas, agar semua
siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.

5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan  


berikutnya.

6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama  


sebelum mengakhiri pelajaran.

Pertemuan 3  

Kegiatan Awal 15 menit

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa  


memimpin doa

2. Guru mengecek kehadiran siswa  

3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas  

4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan  


minggu lalu kepada siswa
5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu  
Menganalisis kepuasan pelanggan

Kegiatan Inti 150 menit

1. Guru memaparkan paparan slide tentang Menganalisis kepuasan  


pelanggan

2. Guru membagikan LKPD pertemuan ini dan siswa diminta secara  


mandiri mengerjakan tugas yang ada dalam LKPD.

3. Guru mendatangi meja siswa secara bergiliran dan menanyakan  


kesulitan siswa dalam mengerjakan LKPD

Siswa :  

1. Mencari informasi berdasarkan paparan slide yang baru  


ditayangkan dan membaca referensi buku atau e- book, jurnal,
makalah, serta video yang relevan dengan sesuai dengan materi
hari ini.

2. Mencermati bahan referensi dan secara mandiri mengisi LKPD  

3. Menggali informasi penting dan bermakna bagi kehidupan yang  


ada dalam materi tersebut

4. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa perlu  

5. Menyerahkan hasil kerja secara tatap muka  

Penutup : 15 menit

1. Guru memberi tanggapan terkait LKPD yang diserahkan siswa  

2. Guru memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-  
rata

3. Refleksi Guru dan siswa  

4. Guru meminta siswa yang memiliki hasil LKPD berbeda dan unik  
membagikan hasil kerjanya kedalam group WhatsApp kelas, agar
semua siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.

5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan  


berikutnya.
6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama  
sebelum mengakhiri pelajaran.

Pertemuan 4  

Kegiatan Awal 15 menit

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa  


memimpin doa

2. Guru mengecek kehadiran siswa  

3. Guru memastikan kesiapan peserta didik dan lingkungan kelas  

4. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diajarkan  


minggu lalu kepada siswa

5. Guru menyampaikan topik atau materi yang akan dipelajari yaitu  


konsep K3LH dan penerapannya dalam bidang desain
pemodelan dan informasi bangunan

Kegiatan Inti 150 menit

1. Guru memaparkan paparan slide tentang konsep K3LH dan  


penerapannya dalam bidang desain pemodelan dan informasi
bangunan

2. Guru membagikan LKPD pertemuan ini dan siswa diminta secara  


mandiri mengerjakan tugas yang ada dalam LKPD.

3. Guru mendatangi meja siswa secara bergiliran dan menanyakan  


kesulitan siswa dalam mengerjakan LKPD

Siswa :  

1. Mencari informasi berdasarkan paparan slide yang baru  


ditayangkan dan membaca referensi buku atau e- book, jurnal,
makalah, serta video yang relevan dengan sesuai dengan materi
hari ini.

2. Mencermati bahan referensi dan secara mandiri mengisi LKPD  


3. Menggali informasi penting dan bermakna bagi kehidupan yang  
ada dalam materi tersebut

4. Bertanya kepada guru untuk penegasan hal-hal yang dirasa perlu  

5. Menyerahkan hasil kerja secara tatap muka  

Penutup : 15 menit

1. Guru memberi tanggapan terkait LKPD yang diserahkan siswa  

2. Guru memberi pujian untuk hasil siswa yang diatas capaian rata-  
rata

3. Refleksi Guru dan siswa  

4. Guru meminta siswa yang memiliki hasil LKPD berbeda dan unik  
membagikan hasil kerjanya kedalam group WhatsApp kelas, agar
semua siswa dapat memiliki bahasan materi tersebut.

5. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari pada pertemuan  


berikutnya.

6. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa bersama  


sebelum mengakhiri pelajaran.

ASESMENT

A. Peforma presentasi kelompok (pertemuan 1 dan 2)

1. Pertemuan 1 : Kelas dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota 4-5 orang, ketua
kelompok mencabut 2 buah lotre sub materi yang harus dibahas yaitu proses bisnis
dan profil industri pada bidang desain pemodelan dan informasi bangunan. Sub
materi yang didapat dibahas dan dituangkan kedalam lembaran hasil diskusi yang telah
disediakan guru, kemudian dipresentasikan dan filenya di unggah ke WhatsApps Group
kelas agar kelompok lain mempunyai bahasan kelompok lain.
2. Pertemuan 2 : Siswa diminta duduk berkelompok yang sudah dibagi pada minggu
sebelumnya. Ketua kelompok menerima sub materi yang akan dibahas dengan sistem
lotre yang mana pembahasannya adalah penggolongan industri

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

1. Komponen Penilaian

Skala 1 2 3 4 skor

Kriteria

Kejelasan Presentasi ( bobot 1 )

1. Sistematika dan organisasi

2. Bahasa yang digunakan

3. Suara

Pengetahuan ( bobot 2 )

1. Penguasaan materi presentasi

2. Memberikan contoh yang relevan

3. Dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan


dengan materi

Penampilan ( bobot 1 )

1. Presentasi menarik

2. Kerapian, kesopanan dan percaya diri


2. Rubrik Penilaian :

Komponen yang
No. Kriteria Skor
dinilai

1 Sistematika dan Pembagian tugas sangat sistematis 4


organisasi
Pembagian tugas sistematis 3

Pembagian tugas kurang sistematis 2

Pembagian tugas tidak sistematis 1

2 Bahasa yang Sangat baik dan mudah dipahami 4


digunakan
Baik dan mudah dipahami 3

Baik kurang dapat dipahami 2

Tidak baik dan bertele - tele 1

3 Suara Sangat lantang dan jelas 4

Lantang dan jelas 3

Kurang lantang dan kurang jelas 2

Tidak lantang dan tidak jelas 1

4 Penguasaan materi Materi sangat dikuasai 4


presentasi
Materi dikuasai 3

Materi kurang dikuasai 2

Materi tidak dikuasai 1

5 Memberikan contoh Contoh yang diberikan sangat relevan 4


yang relevan
Contoh yang diberikan relevan 3

Contoh yang diberikan kurang relevan 2


Contoh yang diberikan tidak relevan 1

6 Dapat menjawab Jawaban sangat tepat 4


pertanyaan yang
Jawaban tepat 3
berhubungan dengan
materi Jawaban kurang tepat 2

Jawaban tidak tepat 1

7 Presentasi menarik Presentasi sangat menarik 4

Presentasi menarik 3

Presentasi kurang menarik 2

Presentasi tidak menarik 1

8 Kerapian, kesopanan Penampilan sangat rapi, sopan dan 4


dan percaya diri percaya diri

Penampilan rapi, sopan dan percaya diri 3

Penampilan kurang rapi, sopan dan 2


percaya diri

Penampilan tidak rapi, sopan dan percaya 1


diri

3. Rumusan penilaian

Penjelasan :

Skor diperoleh = skala x bobot

Kejelasan presentasi = (3x1)+(3x1)+(3x1) = 9

Pengetahuan = (2x2)+(2x2)+(2x2) = 12

Penampilan = (4x1)+(4x1) = 8
Total skor = 29

Skor Maksimum = (3x4x1)+(3x4x2)+(2x4x1)=12+24+8 = 44

(jumlah kriteria x skala mak x bobot)

Nilai Akhir Jika dikonversi ke skala 0 - 100 = 29/44 x 100 = 65,91 = 66

4. Lembar Penilaian

Kriteria Kejelasan
Pengetahuan Penampilan
Penilaian Presentasi
No
Nama 1 2 3 1 2 3 1 2
Kelompok

Dst.

B. Tertulis (pertemuan 3)
Setelah siswa melakukan analisis dilakukan tes tertulis dengan soal dibawah ini.

1. Ceritakan dengan kata-kata sendiri bagaimana dengan kepuasan pelanggan terhadap


jaskerja profesi dibidang DPIB
2. Berikanlah contoh kepuasan pelanggan yang pernah kamu temui dilingkungan sekitar
terhadap bisnis konstruksi
3.

Rubrik penilaian

Soal Bobot Kriteria penilaian

50 = sangat tepat
1 50
40 = Tepat

30 = kurang Tepat

20 = Tidak Tepat

2 50
50 = sangat tepat

40 = Tepat

30 = kurang Tepat

20 = Tidak Tepat
Total 100
C. Portopolio (pertemuan 4)

1. Tugas Portopolio :

Buatlah makalah tyentang K3LH dengan format yang sudah disediakan

a. Cover
b. Kata pengantar
c. Daftar Isi
d. BAB I PENDAHULUAN (latar belakan, rumusan masalah, tujuan)
e. BAB II PEMBAHASAN (materi)
f. BAB III PENUTUP (kesimpulan, saran)
2. Ketentuan tugas :

a. Materi dilengkapi dengan sumber dari media internet atau buku sumber
lainya
b. Menuliskan daftar pustaka di akhir makalah
c. Ringkasan materi dibuat berurut sesuai dengan ketentuan yang sudah
diberikan.
d. Makalah diketik dan print lalu di hekter tanpa dijilid
e. Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya

3. Lembar Penilaian

NO KRITERIA PENILAIAN
NAMA SISWA 1 2 3 4 5
SKOR 1-4 1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
Dst

4. Rubik Penilaian

SKOR
NO. KRITERIA 4 3 2 1
PENILAIAN
1 Isi materi Sangat Lengkap Cukup Tidak lengkap
lengkap sesuai tagihan lengkap sesuai tagihan
sesuai tagihan sesuai tagihan
2 Analisa Lengkap dan Lengkap dan Lengkap tapi Tidak lengkap
Materi tepat cukup tepat kurang tepat dan tidak tepat
3 Sumber Menambahkan Menambahkan Menambahkan Menambahkan
lain sumber lain sumber lain sumber lain sumber lain
pada 4 materi pada 3 materi pada 2 materi pada 1 materi
4 Daftar Dibuat, sangat Dibuat, sesuai Dibuat, cukup Dibuat, tidak
pustaka sesuai dengan dengan tata sesuai dengan sesuai dengan
tata tulis tulis tata tulis tata tulis
5 Tampilan Sangat Rapi, Rapi, bersih, Cukup Rapi, Kurang Rapi,
laporan bersih,sesuai sesuai tagihan bersih, cukup bersih, kurang
tagihan sesuai tagihan sesuai tagihan

5. Rumusan Penilaian

Nilai = (total skor perolehan/total skor ) x 100


Total Skor = 20, diperoleh dari skor maksimal (4) dikali jumlah kriteria
penilaian (5)

REFLEKSI GURU
a. Apa yang menurutmu berhasil kita dapat dari diskusi kelompok ini ?
b. Kesulitan apa yang dialami dalam belajar dengan sistem kerja kelompok
c. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar ini ?
d. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik ?

REFLEKSI PESERTA DIDIK

a. Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini


b. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu ?
c. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Nawawi, Mengoperasikan dan merawat alat ukur tanah, 2001 Departemen
Pendidikan Nasional, Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan
SMK Dikmenjur Jakarta.
Saelungun Sinaga, Modul Guru Pembelajar A Paket Keahlian Teknik Gambar
Bangunan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan PPPPTK BBL Medan. 2016

BAHAN BACAAN GURU

a. Basuki, Heri Setyo, 2019. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan untuk kelas X. Malang
: Quantumbook
b. Vebrianingtyas, Arum Fajar, 2019. Teknik Pengukuran Tanah Kelas X. Malang :
Quantumbook

PENGAYAAN dan REMEDIAL

Remedial :
Siswa atau kelompok yang tidak berhasil tampil pada pertemuan 1 dan 2 akan diberi
waktu tambahan untuk tampil di pertemuan 3.

Kelompok yang tidak selesai pada pertemuan 3 akan diberikan waktu tambahan pada
pertemuan 4.
Kelompok yang tidak benar dengan format yang diberikan membuat makalah pada
pertemuan 4 akan diberikan tambahan waktu di luar jam pelajaran dan sudah harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Pengayaan :
Untuk pengayaan siswa ditugas untuk mencari materi yang dianggap mereka berkaitan
dengna materi pada elemen ini tapi belum ditampilkan guru dan dapat menerangkan
dengan kata-kata sendiri ringkasan video tersebut secara lisan yang sebelumnya
memberikan linknya ke guru.

Lampiran – Materi Ajar


Proses Bisnis Dan Profil Industri Pada
Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan

1. Proses Bisnis Dan Profil Industri Pada Desain Pemodelan Dan Informasi Bangunan
Keberhasilan perencanaan pada sebuah proyek bangunan gedung teergantung dari
kesiapan dokumen perencanaan. Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan
bangunan yang baik, dengan landasan memenuhi persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali
persyaratan kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan agar baik, dilaksanakan pada
tahap perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur komponen
bangunan. Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan aturan undang-undang
konstruksi dan tata ruang yang berlaku. Perencanaan dari Bangunan adalah suatu seni yang
dikombinasikan dengan ilmu sains.
Prinsip perencanaan bangunan dapat dikelompokkan menjadi:
1) Orientasi
2) Efisiensi
3) Energi
4) Utilitas
5) Persyaratan bangunan lainnya.
Pengintegrasian pengetahuan mengenai konstruksi yang dimiliki oleh para kontraktor untuk
memastikan desain tersebut dapat dilaksanakan di lapangan, meningkatkan efiensi dan
produktivitas kinerja proyek secara keseluruhan ke dalam tahap perencanaan sangat penting.
Desain adalah kerangka bentuk rancangan untuk membuat obyek baru dalam bentuk
sebuah rencana. Dalam bidang konstruksi, desain menjadi pusat perhatian karena bertujuan
untuk menonjolkan unsur suatu objek, sehingga mencapai nilai artistik.
Pada praktek desain arsitektur dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika yang
pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latarbelakang
(background).
Membuat desain, spesifikasi dan gambar-gambar perencanaan teknik sebagai upaya untuk
menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan agar bangunan dapat berfungsi baik,
menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk kenyamanan) dan kesehatan
masyarakat penggunanya.
Bangunan akan dibuat sesuai persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan
sesuai alternatif-alternatif desain/rancangan. Pemilihan desain harus mempertimbangkan
dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan pekerjaan nanti.
Hasil Desain dituangkan dalam gambar teknik/gambar perencanaan berdasarkan hasil
perhitungan dan spesifikasi teknis dicantumkan hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu
prasarana. Hasil desain ini harus memberikan jaminan bahwa rencana bangunan bermanfaat
bagi masyarakat, rencana teknis bangunan sesuai standar teknis yaitu bangunan dapat
berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan dan keamanan), kesehatan warga
pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan dan sosial-budaya setempat
serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna bangunan.
Proses desain yang baik mempengaruhi kemudahan pelaksanaan di lapangan dan
mempengaruhi kemudahan dalam pemeliharaan. Jika dalam proses desain sudah
memperhatikan proses pemeliharaan kedepannya, maka akan memudahkan proses
pemeliharaan saat bangunan tersebut sudah di operasionalkan. Selama ini yang sering terjadi
setelah desain selesai dilaksanakan mengalami kesulitan dalam hal pemeliharaan atau
perawatannya. Sampai saat ini masih jarang perencana yang memperhatikan tahapan
pemeliharaan kedepannya.
Menurut Hanif (2007) dalam Femi (2014) kesalahan yang paling sering dilakukan oleh
desainer dalam mendesain bangunan adalah berfokus pada tampilan elemen estetika terbaik
dan tidak memikirkan pemeliharaan, karena sebagian besar dari desainer beranggapan bahwa
proses pemeliharaan baru setelah bangunan selesai. Anggapan tersebut salah karena
perhatian terhadap pemeliharaan harus dimulai pada saat tahap awal dalam proses desain.
Pemodelan merupakan pola atau contoh dari sesuatunyang akan dirancang. Bentuknya dapat
berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer),
atau rumusan matematis.
Tujuan pemodelan adalah untuk memberi prediksi, menganalisa yang mendekati
kenyataan sebelum sistem di terapkan di lapangan. Model yang dibuat digolongkan menjadi
pemodelan dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), empat dimensi (4D). Pemodelan dalam
pekerjaan konstruksi bangunan merupakan hal utama yang dilakukan ketika merancang suatu
struktur konstruksi bangunan. Pemodelan suatu konstruksi bangunan dilakukan pada fase
perencanaan sehingga pada fase ini dihasilkan suatu produk perencanaan yaitu DED (Detailed
Engineering Design) dan As Built Drawing sebagai shop drawing sebelum melaksanakan
konstruksi. Dalam beberapa hal, pemodelan dilakukan saat pasca konstruksi yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi tentang kelayakan suatu struktur konstruksi bangunan dari segi
efisiensi dan efektifitas terhadap pengerjaan, pemilihan material, dan penggunaan.
Untuk menghasilkan mutu desain pemodelan diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Untuk
meningkatkan mutu tidak mudah, diperlukan usaha yang keras dan serius. Banyak perusahaan
yang belum memahami bagaimana cara meningkatkan mutu atau tidak puas dengan mutu yang
telah dicapai.
Desain dan pengembangan sistem biaya mutu untuk proyek konstruksi sampai saat ini
telah dibatasi karena kompleksitas yang terkait dengan pengelolaan informasi dari sejumlah
perusahaan dengan pendekatan yang berbeda untuk mengelola kualitas (Love P, Irani Z,
2003). Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola
kualitas sehingga kinerja organisasi dapat dipantau dan biaya kualitas telah ditentukan.
Dalam melakukan sebuah proyek, setiap manajemen proyek pasti akan mengarahkan
pada perencanaan yang baik dan tepat, perencanaan yang dimaksud adalah melakukan
sebuah pekerjaan mencakup seluruh proses awal hingga akhir dengan memaksimalkan
kualitas dan kapabilitas, sehingga setiap rencana yang sudah dirancang sesuai dengan apa
yang diinginkan.
Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan tehknologi berkembang begitu pesat,
sangat luas dan menjangkau di berbagai bidang. Namun pada dasarnya mengarah pada satu
tujuan yaitu meningkatkan kemudahan, keakuratan dan kecepatan. Sistem komputerisasi
sebagai salah satu media informasi telah memberikan peranan yang sangat penting dalam
dunia.
2. Penggolongan Industri
Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei industri pengolahan adalah klasifikasi yang
berdasar kepada International Standard Industrial Classification of all Economic Activities (ISIC)
revisi 4 , yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009.
Kode baku lapangan usaha suatu perusahaan industri ditentukan berdasarkan produksi
utamanya, yaitu jenis komoditi yang dihasilkan dengan nilai paling besar. Apabila suatu
perusahaan industri menghasilkan 2 jenis komoditi atau lebih dengan nilai yang sama maka
produksi utama adalah komoditi yang dihasilkan dengan kuantitas terbesar.
a. Jasa industry
Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada
kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang
sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan penggilingan padi yang
melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani dengan balas jasa tertentu.
b. Perusahaan atau usaha industri
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu
bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai
produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas
usaha tersebut.
Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4 golongan yaitu :
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya didasarkan kepada


banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa memperhatikan apakah perusahaan itu
menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal
perusahaan itu.
3.Kepuasan Pelanggan Terhadap Jasa di Bidang Konstruksi
Kepuasan pelanggan sangatlah penting bagi setiap jenis usaha terutama usaha yang
menawarkan jasa di mana tidak ada produksi rill yang diperjualbelikan secara langsung sebagai
pemuas kebutuhan sebagaimana dalam usaha jenis lain yang menawarkan benda sebagai
pemuasan kebutuhan. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai suatu upaya untuk memenuhi
kebutuhan maupun keinginan pelanggan secara tepat dengan menyesuaikan apa yang
diharapkan pelanggan dalam hal bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, jaminan maupun empati
yang tentunya berperan penting semua. Tuntutan peningkatan kreativitas perusahaan yang
tinggi sangat diperlukan untuk memenangkan ketatnya persaingan bisnis di era saat ini. Salah
satu wujud kreativitas perusahaan yaitu bagaimana suatu produk/jasa dapat tepat sasaran
sesuai pasarnya dan pelanggan semakin berminat yakni dengan menggunakan bauran ritel.
Salah satu bauran ritel yang memberikan kontribusi besar dalam era persaingan global adalah
strategi produk/jasa melalui peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan dalam perusahaan jasa
dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitasnya berdasarkan persepsi pengguna/pelanggan.
Perusahaan jasa konstruksi merupakan suatu usaha yang berkaitan dengan perencanaan,
dilanjutkan pelaksanaan serta pengawasan berkaitan dengan konstruksi pembentukan
bangunan. Perusahaan di bidang konstruksi tentunya harus dapat mempertahankan atau
meningkatkan kualitas jasa layanan dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan agar
pelanggannya tidak beralih memakai jasa dari perusahaan lain. Suatu usaha dalam
mempertahankan pelanggan yaitu dengan cara memberikan kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen merupakan unsur yang dominan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Melalui
kepuasan konsumen akan memberikan berbagai manfaat, diantaranya meningkatkan
kepercayaan konsumen kepada perusahaan, sebagai dasar yang baik dalam menggunakan
jasa kembali dan menimbulkan loyalitas pelanggan/konsumen.
Perusahaan di bidang jasa dapat mewujudkan kualitas jasanya dengan cara memberi
kualitas pelayanan (service) terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan. Kualitas jasa dari
perusahaan menjadikan persepsi pelanggan atas kualitas jasa perusahaan. Sering terjadi
perbedaan pelayanan yang diberikan perusahaan dengan dengan persepsi yang diharapkan
dari pelanggan. Untuk mengkaji kesesuaian pelayanan yang dilakukan perusahaan dengan apa
yang menjadi harapan pelanggan, evaluasi diperlukan dari pelanggan. Parasuraman yang
dikutip oleh Simamora (2001: 186), kualitas pelayanan berdasarkan dimensinya terdiri dari lima
dimensi yaitu bukti nyata, kehandalan, daya tanggap, jaminan serta empati.
Kualitas barang dan jasa sesuai kehendak pelanggan sangat menentukan kepuasan
pelanggan, sehingga prioritas utama perusahaan adalah jaminan kualitas menjadi tolak ukur
keunggulan daya saingnya. Kualitas jasa yang lebih baik atau lebih tinggi kualitasnya jika
dibandingkan pesaing itulah kualitas jasa yang baik. Pencapaiannya dengan memenuhi
harapan kualitas jasa para pelanggan atau bahkan melampauinya.
4. K3LH ( Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup )
a. Ruang Lingkup K3LH
Tindakan pencegahan terhadap kecelakaan pada waktu bekerja di ruang kerja, bengkel
atau di lapangan kerja memerlukan sikap dan tindakan yang sesuai dengan prinsip
kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karenanya merupakan suatu keharusan kita selalu
menerapkan aturan kesehatan dan keselamatan kerja saat bekerja sehari-hari.
Kecelakaan memang bersifat tidak dapat diprediksi, akan tetapidapat dicegah dengan
menganut pedoman-pedoman keselamatan kerja. Walaupun terkadang masih juga terjadi
kecelakaan pada saat bekerja, setidaknya program keselamatan kerja dapat membuat rasa
tenang bagi karyawan dan keluarganya.
Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Upaya K3 selama seseorang bekerja dalam lingkup tempat kerja atau menurut
peraturan perundang-undangan dapat disebut sebagai tempat kerja.
2) Upaya K3 selama seseorang berada dalam lingkungan keluarga di rumah tangga.
3) Upaya K3 selama seseorang berada dalam lingkungan masyarakat.
4) Pembinaan norma-norma kesehatan dan keselamatan kerja.
5) Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
b. Definisi dan Dasar Hukum
Definisi K3LH (Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan Hidup) adalah suatu
program perlindungan terhadap seluruh karyawan atau tenaga kerja agar senantiasa dalam
keadaan sehat dan selamat selama dalam bekerja di lingkungan pekerjaannya. Tidak hanya
perlindungan terhadap karyawan, program K3LH juga dimaksudkan untuk melindungi siapa
saja selain karyawan yang memasuki lingkungan tempat kerja suatu instansi atau perusahaan.
Tempat kerja adalah lingkungan yang berada di tempat terbuka atau tertutup di mana
terdapat potensi sumber bahaya. Dengan demikian, setiap pekerja maupun bukan pekerja yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut dilindungi dengan program K3LH.
Keselamatan kerja atau occupational safety merupakan upaya supaya pekerjaterhindar dari
kecelakaan, peralatan tidak rusak dan hasil produksinya aman. Dengan kata lain, keselamatan
kerja diartikan sebagai metode menerapkan upaya-upaya keselamatan dan mencegah
terjadinya kecelakaan selama bekerja. Sehingga setiap orang yang berhubungan dan berada di
ruang lingkup tempat kerja untuk melakukan pekerjaan wajib memperhatikan K3LH agar tidak
terjadi kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan fatal.
Langkah-langkah yang berguna untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja seperti
berikut:
1) Pengaturan dan pembagian jam kerja termasuk jam istirahat yang harus disesuaikan
dengan kondisi fisik pekerja.
2) Pengaturan prosedur pekerjaan termasuk penggunaan alat-alat dan perlengkapan kantor
sesuai SOP (standard operating procedur).
3) Penyediaan sarana dan prasarana perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
4) Peningkatan kedisiplinan pekerja untuk mematuhi ketentuanketentuan yang tercantum
dalam program K3LH dan meningkatkan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan secara
efektif dan efisien.

c. Fungsi dan Manfaat


Melalui penerapan program K3LH yang baik, antara tenaga kerja dan perusahaan akan
dapat merasakan manfaatnya. Sebagaimana yang diuraikan dalam sasaran pelaksanaan
K3LH di atas, tenaga kerja akan lebih merasa aman, sehat, dan nyaman. Demikian juga
perusahaan menjadi lebih berkualitas dan sistematis sehingga dapat berkembang lebih
cepat. Misi perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing
hanya akan terwujud jika tercipta hubungan yang harmonis antara tenaga kerja dan
perusahaan. Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis tersebut, salah satunya dengan
cara penerapan program K3LH yang dapat memberikan rasa keamanan dan kenyamanan
tenaga kerja dalam bekerja.

d. Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja


1) Faktor Tenaga Kerja
a) Karena terbatasnya kecakapan dan kemampuan pekerja yang bersangkutan.
b) Kebiasaan dan perilaku tenaga kerja yang kurang baik di tempat kerja.
c) Adanya gangguan pendengaran, penglihatan, bahkan penyakit yang disebabkan
karena kelelahan fisik pada saat bekerja.
d) Adanya gangguan psikis dan mental seperti rasa takut, cemas, amarah, dan tidak
percaya diri. e) Tidak digunakannya alat pelindung diri.
2) Faktor Lingkungan
a) Kondisi lingkungan kerja yang tidak memadai seperti temperatur ruangan tinggi, licin,
berdebu, dan lembab.
b) Sirkulasi dan sanitasi yang buruk dan tidak memenuhi standar kesehatan.
3) Faktor Manajemen
a) Pembagian tugas kerja yang tidak proporsional dan berisiko tinggi.
b) Minimnya tanda-tanda peringatan bahaya dan kurangnya sistem kerja dan
pengawasannya.
c) Kesejahteraan pekerja yang rendah, sehingga menyebabkan gejolak sosial dan unjuk
rasa yang mengakibatkan keresahan di kalangan pekerja/buruh.
4) Faktor Kesalahan Penggunaan Alat Kerja
a) Peralatan kerja yang tidak memadai secara kuantitas dan kualitasnya.
b) Tidak ada petunjuk cara pengoperasian alat.
c) Penggunaan peralatan di luar batas.

Anda mungkin juga menyukai