Anda di halaman 1dari 9

Lembar Persetujuan

Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian


Teori, Kerangka Berpikir, Dan Variabel

Maulana NIM : 17.3.0.0144


Doni Wahyudi NIM : 17.3.0.0151
Ridwan Rais NIM :
Muhammad Akbar NIM :
Khapipi Zakariya NIM : 17.3.0.0133

Jakarta, 24 September 2019

Menyetujui

Dr. Nur Kumala Dewi


M.Pd
Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah berkenan memberikan rakhmat dan
hidayahnya, sehingga penulisan makalah dapat diselesaikan dengan tepet waktu.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian penulisan makalah ini dapat tercapai berkat bantuan
berbagai pihak, oleh karenanya perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam dalamnya kepada:

1. Dosen Pengampu
2. Anggota Kelompok
3. Penyedia aplikasi E-book gratis
4. Dan seterusnya para pihak yang dianggap berjasa dalam penulisan Makalah ini

Penulis tidak mampu membalas semua jasa baikanya, hanya berdoa dengan penuh harap semoga
Allah SWT memberikan ganjaran yang setimpal dengan amal perbuatannya. Dan semoga makalah
ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan.

Jakarta , 24 September 2019

(ketua Kelompok)
Daftar Isi

BAB I ........................................................................................................................................................ 4
Pendahuluan ........................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
Pembahasan............................................................................................................................................ 5
Teori .................................................................................................................................................... 5
Pengertian Teori ............................................................................................................................. 5
Kegunaan Teori............................................................................................................................... 5
Kerangka Berfikir ................................................................................................................................. 6
Variabel ............................................................................................................................................... 7
Pengertian Variabel ........................................................................................................................ 7
Penetapan Variabel ........................................................................................................................ 8
Daftar Pustaka......................................................................................................................................... 9
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk
melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Uma sekaran dalam bukunya Business Research (1992), mengemukakan bahwa kerangka
berfikir merupakan model konseptual tantang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.
Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek
yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian
tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita kurang
mengetahui mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam
penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya membahas variabel
menjadi suatu hal yang sangat penting.

B. Rumusan Masalah
a. pengertian teori
b. kegunaan teori
c. pengertian kerangka pikiran
d. pengertian variabel
e. Menetapkan variabel
BAB II
Pembahasan
Teori
Pengertian Teori
Secara sederhana teori dapat diartikan sebagai dalil atau pendapat mengenai sesuatu
berdasarkan kekuatan akal (ratio). Para ahli mendefinisikan teori dengan berbagai macam
pandangan, diantaranya Kerlinger (1978)mengemukakan bahwa theory is a set of
interrelated construct (concepts), definitions, and proposition that present a systematic
view of phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaining and
predicting the phenomena. Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.

Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa : a theory is a generalization or series of


generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic manner.
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.

Pada penelitian kuantitatif, peran teori sangat penting sebagai dasar atau landasan dalam
suatu riset/penelitian. Karena tanpa landasan teori maka penelitian akan berujung pada
kesalahan atau sering dikenal dengan istilah trial and error. Dengan adanya landasan teori
ini, maka memberikan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk memperoleh
data.

Setiap teori bisa dikatakan sebagai dugaan sementara, karena hal tersebut mesti
memerlukan pembuktian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sitirahayu Haditono (1999),
bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting manakala ia lebih banyak dapat
melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala-gejala yang ada.

Kegunaan Teori
Secara umum, teori didefinisikan sebagai seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi,
digunakan untuk menjelaskan suatu gejala atau fenomena tertentu. Dengan demikian, teori
memiliki tiga fungsi dalam penelitian ilmiah, yaitu explanation, prediction, dan control atau
pengendalian terhadap suatu gejala.
Dalam konteks ilmiah, suatu teori berfungsi:
1. Memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel.
2. Memprediksi dan memandu untuk menemukan fakta untuk kemudian dipakai guna
mermuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Mengapa? Sebab pada
dasarnya, hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat prediktif, bukan deskriptif.
3. Mengontrol, membahas hasil penelitian, untuk kemudian dipakai dalam memberikan
saran.
Berdasar proses penelitian, dalam penelitian kuantitatif, teori memiliki fungsi untuk
memperjelas persoalan, menyusun hipotesis, menyusun instrumen dan pembahasan hasil
analisis data. Penelitian dengan paradigma kuantitatif sebetulnya ialah mencari data untuk
dibandingkan dengan teori.

Kerangka Berfikir
Uma sekaran dalam bukunya Business Research (1992), mengemukakan bahwa kerangka
berfikir merupakan model konseptual tantang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah
variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peniliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besarn
variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999). Adapun langkah-langkah dalam menyusun
kerangka pemikiran, sebagai berikut:

1. Menetapkan variabel yang akan diteliti


Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka
berfikir untuk mengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dalu variabel
penelitiannya. Berpa jumlah variabel yang diteliti, dan apkh nama setiap variabel, merupkan
titik tolak untuk menetukn teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah vriabel ditentukan mak langkah berikutnya adalh membaca buku-buku dan hasil
penelitin yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia
dan kamus, sedangkan hasil penelitian adalah laporan penelitian, skripsi dan tesis.

3. Diskripsi teori dan hasil penelitian


Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang
berkenaan dangan variabel yang diteliti.
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peniliti melakukan anlisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil
penelitian yang telh dikemukakan. Dalam analisis ini peniliti akan mengkaji apakah teori-
teori dn hasil penelitian yang telah ditetapkan betul-betul sesuai dengan obyek penelitian
atau tidak.
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain,
dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
6. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan
dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peniliti dapat melakukan sintesa atau
kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa anatara variabel satu dengan variabel yang lain
akan mengahasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
7. Kerangka berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun
kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang
assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis.

Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai
berikut:

a. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.


b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan
antar variabel yang diteliti, dan teori yang mendasari.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel
itu positif atau negatip, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
d. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang
dikemukakan.
Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir pada
umumnya hanya diperuntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian kualitatif
kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara
langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak
pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir
yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.

Variabel
Pengertian Variabel
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep sepertihalnya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Y. W. Best yang disunting Sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu
penelitian. Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud menjelaskan bahwa
yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian.
Variabel dapat diaartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Misalnya variabel jenis kelamin (laki-laki dan wanita), variabel ukuran industri (kecil, sedang
dan besar), variabel jarak angkut (dekat, sedang dan jauh), variabel sumber modal (modal
dalam negeri dan modal asing) dan sebagainya.

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya, jenis
kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki – perempuan; berat badan,
karena ada berat 40 kg, 45 kg dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian,
sehinggavariabel adalahobjek penelitian yang bervariasi.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badandapat dikatakan variabel,
karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan orang lain.
Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya
persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. jadi jika peneliti akan memilih variabel
penelitian, baik yang dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu,
maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai
variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok
sumber data atau obyek yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel


penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.

Penetapan Variabel
Penetapan variabel dapat diukur dan perumusan hubungan antara variabel:
1. Variabel pengaruh, variabel yang keberadaannya dalam kerangka berfikir bersifat
menentukan atau mempengaruhi variabel pengaruh dan sebaliknya.
2. Variabel terpengaruh, variabel yang keberadaannya senantiasa dipengaruhi atau
tergantung pada tiap-tiap atau keseluruhan variabel-variabel pengaruh.

Jenis atau tipe hubungan antara variabel:


1. Hubungan simetris, hubungan diamana variabel yang satu tidak disebabkan atau
dipengaruhi oleh variabel yang lainnya. Ada 4 kelompok hubungan simetris;
a. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari factor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional
d. Hubungan yang kebetulan semata-mata
2. Hubungan timbal balik, hubungan dimana suatu variabel dapat menjadi sebab dan
juga akibat dari variabel lainnya

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan, S.Sos, M.Si, metodologi penelitian kuantitatif, Jakarta : Kencana, 2008, hal 25.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), hal. 52,
cet. IV

Widi, Restu Kartika, 2010. Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zuriah, Nurul, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : Bumi Akasara.

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian….Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Narbuko, Cholid.Metodologi Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Setyosari, Punaji.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana, 2010.

Usman,Husaini. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Anda mungkin juga menyukai