Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LANDASAN TEORI DAN FORMULA PENGGUNAAN


BAHASANYA

Disusun oleh :

Kelompok 5

1. Athif Afisga Mathoyah (02211940000002)


2. Degama Figo Garsya (02211940000058)
3. Azzezza Nurul Fatima (02311940000100)
4. Muhammad Fajrul Yaqien (02311940000004)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan serta
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul “Landasan Teori dan Formula Pengunaan Bahasanya” dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada beginda Nabi tercinta, Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada setiap pihak yang telah mendukung
dan membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini, terutama kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
dapat disusun sampai selesai.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahun
para pembaca mengenai landasan teori dan penggunaan bahasanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Surabaya, 06 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5

2.1. Pengertian Landasan Teori ..................................................................... 2


2.2. Tujuan Landasan Teori ........................................................................... 3
2.3. Tata Cara Penulisan Landasan Teori yang Benar ................................... 3

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 8


3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar telah menjadi sebuah
keharusan. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi tolak ukur intelektualitas
mereka dalam menulis. Hal ini dapat dituangkan dalam berbagai macam tulisan ilmiah,
salah satunya adalah skripsi. Dalam skripsi tidak hanya komponen materi dan isi skripsi
yang harus diperhatikan, namun juga penggunaan tata bahasa Indonesia, dalam hal ini
adalah Ejaan Yang Disempurakan (EYD) dan efektivitas dalam penggunaan kalimat.
Oleh karena itu, makalah ini kami tujukan khususnya untuk kalangan mahasiswa akhir
yang akan menghadapi skripsi. Banyak mahasiswa di Indonesia mengalami kesaalahan
dalam penulisan skripsi nya. Banyak bagian-bagian yang masih tidak sesuai dengan
kaidah penulisan skripsi, sehingga menyebabkan banyak skripsi yang tidak disetujui
oleh dosen pembimbing mereka. Hal ini terjadi karena berbagai aspek, salah satunya
ialah kesalahan dalam penulisan landasan teori.

Teori sendiri merupakan suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan


suatu fenomena atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan,
pandangan, sikap, dan cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai atau
maksud dan tujuan tertentu yang teraktualisasi dalam proses hubungan situasional,
kondisional, dan fugsional diantara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas
tertentu. Kesalahan ini biasanya pada penggunaan kata/kalimat. Dalam penggunaan
kata/kalimat, seorang mahasiswa harus benar-benar memperhatikan setiap aspeknya.
Banyak kesalahan terjadi, seperti menulis kalimat yang tidak utuh, rancu, kesalahan
urutan kata, kata penghubung, kata depan, bentuk kata, dan kesalahan penyerapan
istilah.

Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam


penulisan skripsi. Mahasiswa tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin
ditemui di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang
mendukungnya. Mahasiswa juga tidak dapat membuat pengukuran atau tidak memiliki
standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.

1.2.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari landasan teori?

2. Apa tujuan penulisan landasan teori?

3. Bagaimana tata cara penulisan landasan teori yang benar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari landasan teori.

2. Untuk mengetahui tujuan penulisan landasan teori.

3. Untuk mengetahui tata cara penulisan landasan teori yang benar.

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian dari landasan teori.
2. Dapat mengetahui tujuan penulisan landasan teori.
3. Dapat mengetahui tata cara penulisan landasan teori yang benar
BAB II PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Landasan Teori


Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang
telah disusun rapih serta sistematis tentang variable-variabel dalam sebuah
penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah
penelitian yang akan dilakukan. Pembuatan landasan teori yang baik dan benar
dalam sebuah penelitian menjadi hal yang penting karena landasan teori ini
menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut.

Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang
diteliti. Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena
bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak
proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang
yang diteliti. Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi
dasar bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan
penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis
orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut sumbernya
untuk menghindari tuduhan sebagai pencuri karya orang lain tanpa menyebut
sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian
karya orang lain.
Menurut Jonathan Turner (dalam babbie,1992) menyatakan bahwa teori
dalam ilmu sosial adalah penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan
kenyataan-kenyataan yang dapat diamati, yang berkaitan dengan aspek khusus dari
kehidupan manusia. Sedangkan Menurut Neuman 2003 (dalam Sugiyono,2012)
teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematis melalui spesifikasi hubungan antar
variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Selanjutnya pengertian teori menurut Djojosuroto Kinayati & M.L.A Sumaryati,
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep.
Kata teori sendiri memiliki arti yang berbeda-beda pada setiap bidang
pengetahuan, hal itu tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. Secara
umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta/fenomena yang satu
dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta.

1.2 Tujuan Landasan Teori

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam sebuah penelitian teori yang digunakan harus sudah jelas
karena fungsi teori dalam sebuah penelitian menurut (Sugiyono,2012:57) adalah
sebagai berikut:
a. Teori digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau
konstruk variabel yang akan diteliti.
b. Untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian
c. Memprediksi dan membantu menemukan fakta tentang sesuatu hal yang
hendak diteliti.
d. Secara ringkas, menurut Borg dan Gall (1989: 114-119), dan Latief (2012:
43-50) dalam Website Prof. Dr. Mudjia Raharjo,M.Si menjelaskan
setidaknya ada enam (6) alasan mengapa kajian pustaka / landasan teori
harus dilakukan, sebagaimana uraian berikut: Sangat bermanfaat untuk
menajamkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, sehingga besar
kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat berubah setelah peneliti
membaca pustaka karena telah memiliki wawasan tentang tema yang diteliti
lebih luas daripada sebelumnya.
e. Kajian pustaka atau landasan teori tidak saja untuk mempelajari apa yang
telah dilakukan orang lain, tetapi juga melihat apa yang terlewatkan dan
belum dikaji oleh peneliti sebelumnya.
f. Memperoleh pengetahuan (insights) mengenai metode, ukuran, subjek, dan
pendekatan yang dipakai orang lain dan bisa dipakai untuk memperbaiki
rancangan penelitian yang kita lakukan.
g. Melalui kajian pustaka atau landasan teori, bisa diperoleh pengetahuan
berupa rekomendasi atau saran-saran bagi peneliti selanjutnya. Informasi ini
tentu sangat penting karena rekomendasi atau saran merupakan rangkuman
pendapat peneliti setelah melakukan penelitian.

1.3 Tata Cara Penulisan Landasan Teori yang Benar

Pada penulisan landasan teori masih banyak kesalahan-kesalahan yang sering


terjadi, berikut ini adalah beberapa kesalahan yang kami temukan dalam
penulisan landasan teori, yaitu :

1. Tidak relevannya teori dengan penelitian yang dilakukan.


2. Tidak melakukan analisis terlebih dahulu. Hanya menuliskan ulang saja,
tanpa dijelaskan kedudukan dan kontribusi landasan teori terhadap penelitian
yang sedang dilakukan.
3. Kesalahan pengutipan tulisan dari karya orang lain.
4. Kesalahan pemilihan kata, ejaan, dan tanda baca.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, penulis harus bisa memilih


dan memilah teori-teori yang akan dipilih untuk karya tulisnya. Teori-teori yang
akan dimasukkan harus diseleksi terlebih dahulu agar bisa sesuai dengan tujuan
dan tema dari makalah yang ditulis.

Dalam penulisan landasan teori, sering kali kita memerlukan referensi dari
karya dan pendapat orang lain. Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip
langsung dan mengutip tidak langsung.

Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya


tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung
menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan
kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).

1. Kutipan Tidak Langsung

Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:

 Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa);


 Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman)

Contoh :

Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan


kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui
penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan
Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang
menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).

2. Kutipan Langsung

Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.

a. Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek):

 Dikutip apa adanya;


 Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
 Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
 Dibubuhi tanda kutip (“….”);
 Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis,
tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP),
misalnya (Penulis, 2012:100).
 Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
 Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung
(sic) di kanan kata yang salah tadi;
 Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik
sebanyak tiga buah jika yang dihilangkan itu ada di awal atau di tengah
kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat;
 Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tanda
kurung, misalnya, (penggaris bawahan oleh penulis).

Contoh :

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21


dan 30) mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan
kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung
melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu
Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,”

b. Lebih dari Empat Baris (langsung panjang):

 Dikutip apa adanya;


 Dipisahkan dari teks paparan penulis dalam format paragraf di bawah
paparan penulis;
 Jarak baris kutipan satu spasi;
 Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis,
tahun terbit, dan halaman sumber, misalnya (Penulis, 2012:100).
 Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan.

Contoh :
Mengenai pentingnya penelitian di lokasi tersebut Triwurjani dkk. (1993: 7—
43) mengatakan sebagai berikut:

Penelitian secara lebih intensif di kawasan Danau Ranau pada tahun-tahun


sesudahnya masih dilakukan, yaitu pada tahun 1993 tim Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional kembali melakukan penelitian berupa survei pada situs-
situs di kawasan Danau Ranau, baik yang secara adminstratif berada di
Kabupaten Lampung Barat maupun Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu),
Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian yang dilakukan menunjukkan temuan-
temuan arkeologis dari beberapa situs yang diperoleh memiliki ciri prasejarah
hingga klasik.

Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30)
mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan
kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung
melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada
Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda,”

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
2. Ahproposal.blogspot.com

3. Afidburhanuddin.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai