Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LANDASAN TEORI
makalahini disusun untukmemenuhi matakuliah:
Metodologi Penelitian

Dosen pengampu : Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.

DisusunOleh:

Kelompok1

1 Cici Ayu Ristina 2183207017


.
2 Dendi Subroto 2183207111
.
3 Erta Agustina Putri 2183207132
.
4 MaftuhGufron 2183207020
.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OKU TIMUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Pendekatan Dan Metode Penelitian” ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan
didalamnya.

Dengan ini, kami ucapkan terimaksih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya

Oku Timur, 02 Maret 2024.

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTARISI............................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. LatarBelakang............................................................................................................................1
B. RumusanMasalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................2
A. PengertianTeori.........................................................................................................................2
B. Tingkatan dan Fokus Teori......................................................................................................9
C. Referensi Kunci........................................................................................................................10
D. Keterbaruan Penelitian (Novelty).............................................................................................11
E. Kegunaan Teori dalam Penelitian..........................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Landasan Teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam
penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui
di tempat penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang mendukungnya.
Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan
terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa
landasan teori penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar.
Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika
tidak ada landasan teori. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012:52), bahwa
landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan
bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error).
Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah
disusun rapi serta sistematis tentang variable-variabel dalam sebuah penelitian.
Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan
dilakukan. Pembuatan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian
menjadi hal yang penting karena landasan teori ini menjadi sebuah pondasi serta
landasan dalam penelitian tersebut.
B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian teori?
2. Apayang dimaksud dengan tingkatan dan focus teori?
3. Apayang dimaksud dengan referensi kunci ?
4. Apayang dimaksud dengan Keterbaruan Penelitian (Novelty) ?
5. Apa kegunaan teori dalam penelitian ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian teori
2. Untukmengetahuitingkatan focus tori
3. Untuk mengetahuireferensi kunci
4. Untukmengetahuiketerbaruan penelitian (Novelty)
5. Untuk mengetahui kegunaan teori dalam penelitian
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori
Menurut Jonathan Turner dalam Babbie (1992) bahwa teori dalam ilmu social
adalah penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan yang dapat diamati,
yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia. Sedangkan menurut
Neuman dalam Sugiyono (2011) bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena.
Teori adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena
atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan, sikap
dan/atau cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan
tertentu yang teraktualisasi dalam proses hubungan situasional, hubungan kondisional,
atau hubungan fungsional di antara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas
tertentu. Dengan menyelam jauh ke dalam deskripsi teori akan diketahui kekuatan dan
kelemahan suatu teori.
Teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang
akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrumen penelitian disebut dengan
landasan teori. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang atau
pendapat lain,tetapi teori yang benar-benar teruji kebenarannya. Dalam landasan teori
ada beberapa halyang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Nama pencetus teori,
2. Tahun dan tempat pertama kali,
3. Uraian ilmiah teori,
4. Relevansi teori dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian
(Hadi Sabari Yunus, 2010)
Landasan teori menjadi dasar terpenting setiap melakukan penelitian ilmiah.
Landasan setiap penelitian harus menggunakan landasan teori, sebuah penelitian harus
dilandasi oleh teori yang kuat. Landasan teori yang kuat membuat penelitian menjadi
kuat dan berkaitan dengan penelitian lain.

2
Secara umum, landasan teori diartikan sebagai pernyataan yang disusun secara
sistematis dan memiliki variabel yang kuat, yang secara isi memuat teori-teori dan hasil
penelitian yang digunakan sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan masalah
penelitian. landasan teori Landasan teori merupakan pernyataan atau asumsi secara
eksplisit terhadap sebuah teori yang akan dilakukan evaluasi dan penelitian. Landasan
teori merupakan kegiatan mengumpulkan hasil pemikiran secara teoritis yang memiliki
hubungan erat dengan teori yang diangkat dalam kepentingan mengumpulkan,
mengolah
data, dan membantu dalam proses analisis demi mengetahui sesuatu yang akan diteliti.
Dalam membuat landasan teori harus diperhatikan hal yang penting yang masalah
isi dalam landasan teori, hal ini karena mengingat bahwa teori menjadi dasar penelitian
ilmiah, sehingga isi landasan teori tidak bolah semaunya. Isi landasan teori setidaknya
memuat hal-hal berikut:
1. Kerangka teori variabel atau sub variabel pertama
2. Kerangka teori variabel atau sub variabel kedua
3. Kerangka teori variabel atau sub variabel ketiga
4. Kajian terdahulu
5. Kerangka berpikir
Agar landasan teori yang disusun baik, maka harus diperhatikan faktor-faktor
berikut:
1. Ketepatan, yaitu sumber yang dipilih memiliki derajat kesesuaian dengan sumber
pendukungnya.
2. Kejelasan, yaitu harus ada tanggung jawab dari peneliti untuk memahami masalah,
menganalisis, dan mengupasnya secara mendalam agar diperoleh kejelasan.
3. Empiris, yaitu kajian secara mendalam dalam penelitian diharapkan akan ditemukan
peneman secara empiris ataupun secara aktual.
4. Kemutakhiran, yaitu berifat mutakhir agar penelitiannya juga mutakhir, setiap kutipan
harus dari sumber yang jelas dan up to date.
5. Relevansi, yaitu kutipan yang digunakan masih relevan dengan variabel dan hipotesis
yang sedang terjadi dan menarik perhatian baik peneliti maupun pembaca.
6. Organisasi, yaitu ada kaitan dan mengacu pada keberadaan literatur yang tersusun
secara sistematis dan berdasarkan pada hasil penelitian yang pernah dilakukan.
7. Meyakinkan, yaitu teori yang disusun harus dapat meyakinkan, tidak menimbulkan
keragu-raguan baik bagi peneliti sendiri maupun pembaca.
3
Fakta yang dikemukakan dirujuk pada smber yang relevan dan dapat
dipertangungjawabkan.Beberapa ciri landasan teori yang baik antara lain:
1. Teori memberikan kemudahan pemahaman dan menerangkan hubungan masalah satu
dengan masalah lainnya, juga melihat gejalanya.
2. Ada konsistensi data yang dipaparkan
3. Mampu membuktikan fenomena sosial yang masih dalam perdebatan bagi
masyarakat,
yaitu membuktikan asumsi atau hipotesis benar atau salah.
4. Mampu mendorong penemuan baru.

4
B. Tingkatan dan Fokus Teori
Menurut Neuman (2000) ada tiga tingkatan teori, yaitu teori mikro (micro level),
tingkat meso (meso level), dan tingkat makro (macro level). Teori mikro memberikan
penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang berkala kecil, baik dari sisi waktu, ruang,
maupun jumlah orang. Teori tingkat meso menghubungkan tingkat mikro dan makro,
untuk beroperasi pada tingkatan menengah. Teori tingkat makro menjelaskan obyek
yang
lebih luas, seperti lembaga sosial, sistem budaya, dan masyarakat secara keseluruhan.
1. Teori substantif
Moleong (2002) mengemukakan bahwa teori substantif adalah teori yang
dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiri dalam inkuiri dalam suatu ilmu
pengetahuan, misalnya antropologi, sosiologi, dan psikologi.
2. Teori formal
Teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara
konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, contohnya
perilaku agresif, organisasi formal, dan sosialisasi.
3. Teori midle range
Teori ini digunakan sebagai hipotesis yang patut diuji, bukan sebagai perangkat
pengatur studi. Obyek yang ditelusuri jauh di luar bidang perhatian kelompok
tradisional, perhatian lebih jauh ditujukan pada hukum internasional, organisasi
internasional, dan peristiwa yang sedang berlangsung. Maksud utama analisis ilmiah
tidak hanya menjelaskan masalah, tetapi mampu memprediksi atau meramalkan
sesuatu. Ramalah yang dapat dipercaya bisa dibuat jika variabel utama yang
mempengaruhi perilaku telah diidentifikasikan dan hubungan antara variabel lain
telah ditetapkan. Dengan kata lain, ramalan kejadian berdasarkan variabel yang telah
diidentifikasi dan ditetapkan, ramalan tidak dilakukan jika hanya ditopang oleh satu
kejadian khusus.
Contoh landasan teori dari judul penelitian Pembelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja.
1. Grand theory (teori makro/teori besar/teori umum) adalah sistem merupakan
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan (Hamalik, 2010: 1).
2. Middle theory (teori sedang/jembatan/meso) adalah pendekatan sistem digunakan
5
dalam bidang pendidikan untuk merumuskan masalah, mentransformasikannya
menjadi tujuan, mendesain metode dan materi instruksional, pelaksanaan
eksperimental, dan menilai serta merevisi (Hamalik, 2010: 4).
3. Micro theory (teori mikro/kecil/praktis) adalah unsur-unsur yang saling terkait dalam
pembelajaran meliputi: tujuan, pendidik, peserta didik (siswa), isi/materi, metode, dan
lingkungan (Ihsan, 1996:7-10)

C. Referensi Kunci
Referensi merupakan rujukan yang digunakan oleh peneliti dalam menulis suatu
karya ilmiah, termasuk penelitian. Referensi menjadi wajib ada dan penting digunakan
sebagai landasan karya ilmiah yang dibuat. Karena dengan referensi, peneliti dapat
membuktikan kredibilitas tulisannya. Referensi menjadi rujukan penting dalam
penelitian untuk memperkuat argumen dari berbagai sudut pandang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), referensi adalah sumber acuan
(rujukan atau petunjuk). Referensi merupakan rujukan yang menggambarkan mengenai
informasi dari sumber terkait. Referensi menjadi informasi yang diberikan dalam catatan
kaki atau daftar pustaka dari sebuah penelitian yang di dalamnya menyebutkan
mengenai karya tulis orang lain yang digunakan dalam membuat teks penelitian.
Seseorang yang menyampaikan suatu referensi tentu saja memiliki tujuan yang
ingin dicapai untuk mempertegas pernyataan yang disampaikannya kepada orang lain,
juga dalam rangka untuk penyesuaian konteks penelitian. Referensi bisa didapatkan dari
mana saja, baik itu dari buku, jurnal dalam bentuk fisik, jurnal dalam bentuk daring, dan
lain-lain. Pengertian referensi juga disampaikan oleh para ahli di bidang yang relevan
dengan pemahaman mengenai pengertian referensi masing-masing. Referensi dapat
didefinisikan sebagai rujukan terhadap suatu obyek, gagasan, atau konsep yang
diucapkan atau disebutkan di dalam konteks lain agar dapat mendukung berbagai
konteks atau hipotesis. Referensi menjadi acuan penting untuk mendukung data di
dalam penelitian, yang dalam penggunaannya memiliki tujuan, antara lain:
1. Memperkuat atau mempertegas pernyataan
2. Bentuk penghargaan kepada penulis sebelumnya
3. Terhindar dari plagiarisme
4. Memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca
Beberapa jenis referensi yang dapat digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Catatan kaki, yaitu keterangan yang dicantumkan di margin bawah halaman yang

6
fungsinya memudahkan menemukan keterangan penjelas.
2. Kutipan, yaitu jenis referensi dengan cara menyalin kalimat dari pendapat orang lain
untuk memperkuat asumsi yang sedang dibangun oleh peneliti.
3. Bibliografi, yaitu daftar buku yang menjadi sumber rujukan dari sebuah tulisan
tentang suatu subyek ilmu untuk mendeskripsikan keterangan umum dari sumber
referensi yang digunakan daam penelitian.
Referensi bisa didapatkan dari berbagai bentuk yang sebaiknya diambil dari
dokumen karya tulis dengan keabsahan atau validitas tinggi. Beberapa sumber referensi
yang sering digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Buku
Referensi dari sumber buku menjadi yang paling banyak digunakan dalam
penelitian, karena buku sudah melewati proses penyuntingan sebelum diterbitkan.
Dalam penggunaan buku sebagai sumber referensi harus menuliskan identitas penulis
buku di daftar pustaka atau dalam catatan kaki.
2. Internet
Pada era ditigal, internet dapat dijadikan sebagai sumber referensi, namun tentu
saja perlu menyaring dan memilih dengan teliti serta menelaah keabsahannya
terlebih dahulu. Sumber referensi dari internet bisa mengambil dari situs yang berisi
berita tervalidasi atau situs penyedia jurnal atau artikel ilmiah. Dalam pengunaannya,
harus mencantumkan identitas penulis dan waktu aksesnya.
3. Jurnal
Jurnal menjadi sumber referensi yang banyak dipilih seperti halnya buku, hal
ini karena jurnal memiliki tingkat akurasi dan validasi yang tinggi. Jurnal memiliki
kredibilitas tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan, karena melalui penyuntingan,
jurnal juga memiliki pembahasan mendalam dan sangat ilmiah tentang berbagai teori
dan temuan dalam penelitian.
4. Majalah atau surat kabar
Majalah dan surat kabar bisa dijadikan sumber referensi karena menyajikan
berita yang aktual dan berisi opini publik mengenai suatu konteks tertentu, dan juga
melalui proses penyuntingan. Majalah dan surat kabar dapat dijadikan referensi
sebagai pendukung proses penelitian yang membutuhkan acuan fakta aktual dari
waktu ke waktu, seperti masalah pendidikan, sosial, hukum, politik, dan sebagainya.

7
D. Keterbaruan Penelitian (Novelty)

Kualitas karya ilmiah dapat diukur dengan beberapa ukuran, yaitu:


1. Novelty (kebaruan),
2. Memberikan kontribusi nyata,
3. Dilakukan dengan metodologis yang benar,
4. Bukan pengulangan atau penjiplakan dari karya sebelumnya, dan
5. Dilakukan dengan penuh kejujuran.
Menemukan informasi atasu sebuah fenomena menjadi tujuan setiap
penelitian.Selain itu, sebuah penelitian juga bertujuan untuk menawarkan sebuah
temuan metode untuk menyelesaikan masalah dalam fenomena tersebut. Oleh karena
itu, menemukan unsur keterbaruan dari sebuah penelitian menjadi prioritas utama yang
tidak dapat ditawar.
Keterbaruan (novelty) dari sebuah penelitian sangat penting, karena seseorang
yang melakukan penelitian pasti ingin memberikan sebuah pemecahan masalah yang
baik terhadap permasalahan. Permasalahan penelitian yang hanya berulang dari satu
waktu ke waktu yang lain sebenarnya sangat minim manfaatnya. Tidak ada yang bisa
diperoleh dari sebuah penelitian yang pernah diteliti orang lain, belum lagi kalau kasus
atau fokusnya sama persis dengan penelitian yang telah ada. Penelitian-penelitian seperti
ini hanya akan berakhir di lemari perpustakaan karena tidak dimanfaatkan oleh orang
lain atau peneliti di masa mendatang.
Hal yang harus jadi pegangan bagi setiap peneliti adalah unsur originalitas
penelitian. Unsur originalitas inilah yang disebut dengan novelty, ada temuan bersifat
baru, yaitu menemukan yang belum ditemukan oleh orang lain, menemukan celah
pengetahuan baru, masalah baru, atau metode baru dari penelitian yang telah dilakukan.
Seorang peneliti dapat menemuka novelty dengan mencoba menjelajahi fenomena
permasalahan penelitian. Penelitian yang mempunyai variabel penelitian sama dengan
penelitian lain dapat saja dikatakan memiliki novelty jika penelitian tersebut dilakukan
pada lingkungan yang berbeda. Karena dengan lingkungan yang berbeda bisa saja
memberikan informasi dari kondisi tersebut dan menawarkan unsur-unsur keterbaruan.
Dengan menggali secara mendalam sebuah permasalahan sama juga bisa menemukan
celah pengetahuan baru. Usaha menermukan novelty perlu dilakukan oleh seorang
peneliti selain untuk mencegah pengulangan kesamaan hasil penelitian, juga untuk
mencegah plagiarisme.
8
Prinsip novelty dapat ditemukan dari penelitian yang benar-benar baru belum
pernah diteliti sebelumnya atau dari penelitian yang sudah ada, tetapi
dikembangkan dengan sudut pandang lain dan kreativitas yang berbeda.
Keterbaruan (novelty) merupakan unsur keterbaruan atau temuan dari suatu
penelitian, artinya penelitian akan disebut baik jika penelitian tersebut menemukan
unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi perkembangan keilmuan
maupun kelangsungan kehidupan umat manusia. Penelitian diharapkan dapat
menemukan hal-hal baru yang belum pernah dianalisis pada penelitian-penelitian
sebelumnya. Novelty harus menjadi salah aspek utama yang harus diperhatikan oleh
peneliti ketika akan memulai sebuah penelitian.
Ada beberapa tipe unsur keterbaruan penelitian, di antaranya:
1. Kebaruan tipe invention
Kebaruan tipe ini adalah penelitian harus bersifat mememukan sesuatu dalam
arti merubah prinsip dasar yang sudah ada sebelumnya (praktik atau kebiasaan yang
menjadi dasar).
2. Kabaruan tipe improvement
Kebaruan tipe ini hampir sama dengan tipe invention, tetapi sifatnya dapat
berupa peningkatan dari prinsip yang sebelumnya ataupun bersifat perbaikan dari
teori/praktik yang suda ada sebelumnya.
3. Kebaruan tipe refutation
Untuk kebaruan tipe yang ketiga ini, peneliti harus memiliki wawasan yang
komprehensif sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip dasar baru dari
unsur kebaruan penelitian.
Untuk menghasilkan unsur kebaruan penelitian dapat dilakukan dengan mengkaji dari
aspek proses, manajemen, metode, prosedur, dan lain-lain yang terbuka untuk dicarai
dan diciptakan. Untuk tipe kebaruan yang akan dipilih bisa satu tipe atau lebih dari satu
tipe. Beberapa kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menilai suatu unsur
kebaruan penelitian, antara lain:
1. Menyajikan sejumlah informasi baru.
2. Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi beberapa hasil penelitian.
3. Melakukan sebagia karya asli rancangan orang lain.
4. Mengembangkan produk baru untuk peningkatan.
5. Menafsir ulang teori dengan konteks yang berbeda.
6. Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide orang lain.

9
7. Melakukan perkejaan empiris yang belum pernah dilakukan.
8. Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda.
9. Mensintesis informasi baru dengan cara berbeda.
10. Memberikan inerpretasi baru menggunakan informasi yang telah ada.
11. Mengulangi penelitian dalam konteks lain.
12. Menerapkan ide-ide yang telah ada di daerah baru.
13. Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
14. Mengembangkan alat atau teknik baru.
15. Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
16. Menambah pengetahuan dengan cara yang baru.
17. Melakukan studi pada topik dan area baru.
18. Menghasilkan analisis kritis yang belum pernah dilakukan orang lain.

E. Kegunaan Teori dalam Penelitian


Dalam filsafat ilmu pengetahuan, ada dua aliran pemikiran besar atau paradigma
ilmu dalam memandang persoalan, yakni paradigma positivistik dan paradigma
interpretif. Paradigma positivistik dipengaruhi cara pandang ilmu alam yang bersandar
pada hal empirik, paradigma ini menjadi dasar pendektan penelitian kuantitatif.
Paradigma interpretif berakar dari cara pandang ilmu sosial yang bersifat holistik dalam
memandang persoalan, paradigma ini menjadi dasar pendekatan penelitian kualitatif.
Kedua paradigma memiliki perbedaan sangat tajam memandang permasalahan yang
diangkat sebuah penelitian dalam tujuan penelitian, desain penelitian, proses penelitian,
bentuk pertanyaan penelitian, metode pengumpulan data, mengukur keabsahan data,
analisis data, sampai makna dan fungsi teori.
Dalam penelitian kuantitatif, teori berfungsi sebagai dasar penelitian untuk diuji.
Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data, teori harus dijelaskan secara
komprehensif. Teori diuraikan dengan paparan yang jelas dan rinci pada desain
penelitian. Teori menjadi kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan proses
penelitian, mulai bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis sampai prosedur
pengumpulan data. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori, karenanya peneliti menguji
atau memverifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian
yang diperoleh dari teri. Hipotesis atau pertanyaan penelitian mengandung variabel untuk
ditentukan jawabannya.
Penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala

10
yang terjadi untuk selanjutnya mengembangkan atau menghasilkan teori. Teori dalam
penelitian kualitatif berbentuk pola (pattern) atau generalisasi naturalistik (naturalictic
generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena dapat dianggap sebagai sebuah
teori. Dalam penelitian kualitatif, teori berfungsi sebagai bahan pisau analisis untuk
memahami persoalan yang diteliti. Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi
untuk bisa memaknai persoalan, walaupun teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk
melihat persoalan yang diteliti.
Pengetahuan yang diperoleh peneliti sebelumnya bisa juga dipakai sebagai bahan
tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Pengetahuan ini dapat
diperoleh dari pengalaman membaca literatur, mengikuti kegiatan ilmiah seperti diskusi,
seminar, konferensi, atau ceramah, dan sebagainya. Teori dipakai sebagai informasi
pembanding untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh. Tujuan penelitian
kualitatif adalah memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencarai
penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan
memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan
yang diteliti wajib diperoleh. Informasi dimaksud termasuk hasil-hasil penelitian
sebelumnya mengenai persoalan yang mirip atau bahkan sama. Informasi dari penelitian
sebelumnya tidak saja dipakai sebagai bahan perbandingan untuk memahami persoalan
yang diteliti, tetapi juga untuk menegaskan bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi
atau replikasi dari penelitian sebelumnya. Duplikasi maupun replikasi dianggap tidak
memberikan kontribusi apapun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Harus diingat
bahwa kegiatan penelitian memerlukan hal yang baru (novelty) yang tidak akan
diperoleh dari duplikasi dan replikasi, inilah yang disebut sebagai state of the arts dalam
penelitian yang meliputi siapa saja meneliti apa, dimana penelitian dilakukan, apa
masalahnya, metode yang dipakai, dan apa hasilnya.
Oleh karena itu, agar memudahkan pembaca melihat posisi peneliti dalam deretan
tema sejenis, state of the arts dibuat dalam bentuk tabel dengan komponen-komponen
tersebut. Landasan teori memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Landasan teori
menjadi pijakan, yaitu sebagai dasar kokoh untuk setiap penelitian. Landasan teori
memiliki fungsi dan tujuan untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
(Sugiyono, 2011).
1. Landasan teori menjelaskan ruang lingkup variabel yang akan diteliti
(explanation).
2. Landasan teori berperan memprediksi dan merumuskan baik hipotesis maupun

11
menyusun instrumen penelitian (prediction).
3. Landasan teori berperan mengontrol masalah dalam sebuah penelitian dan
juga memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah (control).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Teori adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena


atau realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan,
pandangan, sikap dan/atau cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-
nilai serta maksud dan tujuan tertentu yang teraktualisasi dalam proses
hubungan situasional, hubungan kondisional,atau hubungan fungsional di
antara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas tertentu.
2. Menurut Neuman (2000) ada tiga tingkatan teori, yaitu teori mikro (micro
level),tingkat meso (meso level), dan tingkat makro (macro level). Menurut
Moleong (2022) bahwa fokus teori terdiri dari teori substantif, teori formal, dan teori
midle range.
3. Referensi merupakan rujukan yang digunakan oleh peneliti dalam menulis
suatu karya ilmiah, termasuk penelitian. Referensi menjadi wajib ada dan
penting digunakan sebagai landasan karya ilmiah yang dibuat. Karena dengan
referensi, peneliti dapat membuktikan kredibilitas tulisannya.
4. Keterbaruan (novelty) merupakan unsur keterbaruan atau temuan dari suatu
penelitian, artinya penelitian akan disebut baik jika penelitian tersebut
menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi
perkembangan keilmuan maupun kelangsungan kehidupan umat manusia.
5. Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai
persoalan, walaupun teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat
persoalan yang diteliti. Pengetahuan yang diperoleh peneliti sebelumnya bisa
juga dipakai sebagai bahan tambahan untuk memahami persoalan secara lebih
mendalam. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari pengalaman membaca
literatur, mengikuti kegiatan ilmiah seperti diskusi, seminar, konferensi, atau
ceramah, dan sebagainya. Teori dipakai sebagai informasi pembanding untuk
melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh.

13
B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Karena keterbatasannya
pengetahuan dan kurangnnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalahini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Babbie, E. 1992. The Practice of Social Research. CA: Wadsworth Publishing Company,
Belmont.
Hadi Sabari Yunus. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Neuman, W.L. (2000). Sosial Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches.
MA: Allyn&Bacon, Boston.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Suriasumantri, Jujun S. 1986. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakikat Ilmu. Gramedia, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai