Anda di halaman 1dari 21

KAJIAN TEORI KAJIAN HASIL HASIL PENELITIAN KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen pengampu : Drs. Ahmad Rohani HM, M.Pd

Disusun oleh :

KELOMPOK 7

1. SHAFIUL FUAD 31501502285


2. SAIFUL MIFHAM 31501502282
3. JAUHARUN NIAM 31501602331
4. RIZKY HANDRIANTO 31501602326

KELAS C

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017/2018

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif.. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada dosen selaku pengajar dan pembimbing. Sehingga makalah ini bisa terselesaikan
dengan baik.

Demikian makalah ini di susun dengan sebaik baiknya. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan.

Wassalamualaikum wr. wb.

Semarang, 29 September 2017

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iiii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
C. TUJUAN MASALAH ............................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kajian Teori Dalam Penelitian............................................................................. 3
B. Macam-macam Teori Penelitian.............................................................................................. 3
C. Langkah Langkah Dalam Penyusunan Kajian Teori .......................................................... 5
D. Hasil Penelitian.......................................................................................................................... 7
E. Pengertian Kerangka Berfikir Dalam Penelitian ................................................................. 10
F. Tahapan Dalam Kerangka Berfikir ...................................................................................... 11
G. Pengertian Hipotesis ........................................................................................................... 12
H. Merumuskan Hipotesis ....................................................................................................... 13
BAB III................................................................................................................................................. 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tahapan proses penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti
adalah menyusun kajian teori. Proses menyusun kajian teori merupakan proses yang
sangat menentukan langkah penelitian berikutnya. Maka dari itu seorang peneliti harus
memiliki perhatian yang tinggi terhadap masalah kajian teori. Banyak peneliti yang
terhenti proses penelitiannya hanya karena tidak memahami cara mendapatkan teori
yang relevan dengan topik penelitiannya, atau peneliti tidak memiliki referensi yang
cukup memadai untuk melengkapi tahapan kajian teorinya, sehingga dasar pijakan
dalam penelitianya rapuh. Proses pemilihan teori yang relevan dengan topik penelitian
merupakan proses yang memerlukan kecapakan dan strategi tertentu. Seorang peneliti
akan mudah menyusun kajian teori manakala ia paham betul topik masalah yang
hendak ditelitinya, kemudia ia memiliki kemampuan untuk menemukan referensi yang
dibutuhkanya. Proses kajian teori dilakukan sejak peneliti memikirkan masalah yang
akan ditelitinya, bersamaan dengan pencarian dan penemuan masalah itulah para
peneliti mencari dan menemukan referensi yang relevan dengan topik kajiannya,
disamping itu kajian teori merupakan bagian dari proposal penelitian, yang merupakan
langkah awal dari proses penelitian. Untuk membuat proposal penelitian yang
berkualitas selain kemampuan menemukan masalah yang urgent dan pemilihan metode
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah
haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam
mengkaji persoalan. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang
diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi
atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang
dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian
yang relevan. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti
jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah,
laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-
lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan
penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang
isinya bersumber pada temuan penelitian.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kajian teori dalampenelitian
2. Apa sajakah macam macam teori dalam penelitian
3. Bagaimana langkah langkah penyusunan kajian toeri dalam penelitian
4. Seperti apa hasil pembahasan penelitian
5. Apa pengertian kerangka berfikir
6. Bagaimana tahapan dalam kerangka berfikir
7. Apa pengertian hipotesisi
8. Bagaimana cara merumuskan hipotesisi
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui kajian teori dalampenelitian
2. Untuk mengetahui macam macam teori dalam penelitian
3. Untuk mengetahui langkah langkah penyusunan kajian toeri dalam penelitian
4. Untuk mengetahui pembahasanhasil dari penelitian
5. Untuk mengetahui pengertian kerangka berfikir
6. Untuk mengetahui tahapan dalam kerangka berfikir
7. Untuk mengetahui pengertian hipotesisi
8. Untuk mengetahui cara merumuskan hipotesisi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kajian Teori Dalam Penelitian
Kajian teori dalam proses penelitian merupakan salah satu tahapan yang
penting untuk diperhatikan oleh para peneliti. Para ahli memberikan banyak
definisi teori dalam penelitian.
Neuman (2003) dalam Sugiyono mengatakan researchers use theory
differently in various types of research, but some type of theory is present in
most social research . Sementara itu Kerlinger (1978) berpendapat bahwa teori
adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar
variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena. Theory is a set of interrelated construct (concepts), definion, and
proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relations
among variables, with purpose of explaning and prediction the phenomena.
Hal itu seirama dengan Cooper & Schindler (2003) yang
mengemukakan bahwa, s theory is a set of systematicaly interrelated concepts,
definition, and proposition that are advanced to explain and predict phenomena
(fact). Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun
secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.
Burk Johnson & Larry Christensen dalam bukunya Educational
Research (2011 : 18) mengupkapkan bahwa theory is an explanation or an
explanatory system that discusses how a phenomenon operates and why it
operates a it does. Teory merupakan sebuah penjelasan atau sesuatu yang
menjelaskan tentang sebuah system yang mendiskusikan bagaimana sebuah
fenomena beroperasi dan mengapa fenomena itu terjadinya seperti itu.
Kemudian Sitirahayu Haditomo (1999) dalam Sugiyono, menyatakan
bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat
melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
B. Macam-macam Teori Penelitian
Mark (1963) dalam Sitirahayu Haditomo dalam Sugiyono membedakan
teori menjadi tiga macam, diantaranya:
3
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan
diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah toeri.
Dalam bentuk ekstrim titip pandang yang positivistik ini dijumpai
pada kaum behaviourist.
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh
antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi
pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi
data.

Berdasarkan tiga pandangan diatas, Sugiyono (2014) memandang teori


sebagai:

1. Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang disusun secara logis.


Hukum-hukum ini biasanya memiliki sifat hubungan yang deduktif.
Suatu hukum menunjukan suatau hubungan antara variabel-variabel
empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
2. Suatu toeri juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis
mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris
dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang
diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang
teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional
antara data dan pendapat teoritis.

Menurut Sugiyono (2014) suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang


umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang
sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan
teori. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum,
teori mempunyai tiga fungsi, yaitu menjelaskan (explanation), meramalkan
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.

4
Teori dalam penelitian menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan
fenomena dan objek yang akan diteliti. Artinya ketika seorang akan
menjelaskan tentang masalah pembelajaran, maka teori yang di ambil harus
yang menjelaskan tentang pembelajaran bukan hukum ataupun ekonomi.
Begitupun ketika sedang meneliti tentang politik, maka peneliti harus
menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan politik bukan budaya dan pure
science.

C. Langkah Langkah Dalam Penyusunan Kajian Teori


Dalam menyusun langkah-langkah kajian teori, Meredith, Joyce dan
Walter membaginya menjadi beberapa langkah, diantaranya :
1. Search prelimenary sources. Mencari sumber pendahuluan. Pada
tahap ini peneliti perlu mengidentifikasi buku-buku, artikel, laporan
penelitian dan publikasi lainnya yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti.
2. Use seconday source. Menggunakan sumber tambahan. Yang
dimaksud dengan sumber tambahan yakni sebuah dokumen yang
ditulis oleh seseorang yang tidak secara nyata melakukan penelitian,
mengembangkan teori atau mengutarakan pendapatnya bahwa
mereka telah mensistesis menjadi sebuah tinjuan pustaka
3. Read primary source. Membaca sumber utama. Pada tahap ini
peneliti yang hendak mengutif hasil dari temuan peneliti lain, maka
seharusnya dilakukan dengan cara langsung mengutif dari
penelitinya bukan mengutif dari pengutif pertama.
4. Synthesize the literature. Mensintesis bahan bacaan. Seorang
peneliti haru pandai memilih dan memilah bahan yang akan
dikutifnya dalam kajian teorinya. Artinya tidak semua sumber yang
dibaca lantas dimasukan kedalam bahan kajian pustakanya.

Lebih jauh Meredtih, Joyce dan Walter (2003) menyatakan bahwa


keempat langkah diatas tidak harus selalu dipaksanakan berurutan, melainkan
dalam beberapa kondisi boleh diacak, karena pada dasarnya ketika peneliti
sudah masuk ke tahap ke tiga, namun dipandang ada yang kurang, maka ia boleh
dan sangat mungkin untuk kembali ke tahap pertama.

5
Sugiyono (2014) mengatakan bahwa secara umum langkah-langkah
untuk dapat melakukan kajian teori adalah sebagai berikut :

1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.


2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal
ilmiah, laporan penelitian, (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang
sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang
diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan
setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk
laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang
digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain,
dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa, renungkan, dna buatlah rumusan dengan
bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber
sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-
sumber bacaan yang dikutif atau digunakan sebagai landasan untuk
mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

Proses penyusunan kajian teori bukanlah perkara yang bisa disepelekan,


bahkan untuk mendapatkan kualitas literatur yang baik. Meredith, Joyce &
Walter (2003) mengungkapkan it requires tree to six months or more to do a
good review of the literature, especially if you know litle about the literature on
your research problem at the outset. Proses kajian teori yang baik memerlukan
waktu tiga sampai enam bulan bahkan lebih, khususnya apabila peneliti belum
terlalu memahami masalah yang ditelitinya.

6
D. Hasil Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian pada bab Hasil Penelitian dan
Pembahasan meliputi tiga hal antara lain sebagai berikut :
1. Deskripsi Data Penelitian
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah
menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari
responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain
yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
Mendeskripsikan informasi dari responden ini ada dua macam. Jika
data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini
dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang
ada, sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.
Jika data tersebut dalam bentuk kuantitatif atau ditransfer dalam
angka maka cara mendeskripsi data dapat dilakukan dengan
menggunakan statistika deskriptif. Tujuan dilakukan analisis
deskriptif dengan menggunakan teknik statistika adalah untuk
meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh
peneliti atau pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan
menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis
secara deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara ringkas,
sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang termasuk analisis
deskriptif pada umumnya termasuk mengukur tendensi sentral,
mengukur variabilitas, mengukur hubungan, mengukur
perbandingan dan mengukur posisi suatu skor. Fungsi deskripsi data
adalah untuk mengadministrasi dan menampilkan ringkasan yang
ada sehingga memudahkan pembaca lain mengerti substansi dan
makna dari tampilan data tersebut.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi
penulis berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada bab ini
tercapailah klimak pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis
harus bisa memaparkan dengan jelas apakah hipotesis yang diajukan

7
ditolak atau diterima. Sehingga hasil uji hipotesis pada analisis
statistika, biasanya akan selalu jatuh pada dua kemungkinan diatas.
Suatu uji hipotesis dikatakan menolak, jika dari uji statistika
yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis
nihil yang diajukan oleh si peneliti ditolak pada derajat signifikan
tertentu. Hasil uji statistika ini dengan kata lain dapat diartikan
bahwa adanya perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan
disebabkan oleh suatu kebetulan atau by accident, tetapi memang
didukung dengan data yang ada di lapangan. Interpretasi uji
hipotesis dapat pula diartikan dengan melihat sisi lain yang diajukan
oleh peneliti, yaitu hipotesisi pendamping. Hasil testing statistika
menunjukkan bahwa hipotesis riset yang telah ada didukung atau
diterima sebagai hal yang benar.
Suatu hipotesis nihil dikatakan diterima, jika hipotesis nihil yang
diturunkan dari hasil kesimpulan kajian teoritis tidak ditolak atau
diterima. Jika ternyata tes statistika menerima hipotesis nihil, hal ini
berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses hasil kajian
pustaka, hanyalah disebabkan oleh suatu kebetulan saja atau oleh
adanya kesalahan yang tidak disengaja waktu mengambil data di
lapangan. Atau dari hasil uji testing hipotesis diperoleh kesimpulan
bahwa, hipotesis riset yang telah diajukan oleh si peneliti sebagai
hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi
yang ada. Ada satu pertanyaan yang sering muncul dalam
menentukan ditolak atau diterimannya hipotesisi nihil yang diajukan
oleh peneliti muda. Pernyataan praktis tersebut adalah haruskah
seorang peneliti mengulang kembali uji tesnya, jika hipotesis nihil
yang diajukan diterima ?. atau tidak sesuai dengan apa yang
digambarkan dalam kerangka berpikir. Jawabanya tegas, dalam hal
ini bahwa para peneliti tidak diharuskan kembali ke lapangan untuk
mencari data kembali, dan mereka tidak dianggap gagal dalam
melaksanakan penelitian. Para peneliti dalam hal ini, langsung dapat
mengambi kesimpulan atau atau menginterprestasi hasil analisis,
berdasarkan kepada hasil uji testing yang telah dilakukan.

8
Yang perlu diperhatikan di sini adalah proses uji testing tidak
sama dengan proses membuktikan dalam ilmu matematika. Testing
hipotesis tidak sama dengan membuktikan. Dalam membuktikan
rumus atau soal yang diajukan dalam matematika, seorang siswa
harus mengulang kembali, jika mereka belum bisa membuktikan
formula yang diajukan. Sedangkan dalam uji hipotesis, peneliti
langsung dapat memasukkan pada dua kemungkinan yang ada yaitu
diterima atau diterima.
Ada dua kemingkian kesalahan dalam mengambil keputusan
terhadap hipotesis yang diuji yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan
tipe II. Pengambilan keputusan dikatakan kesalahan tipe I, jika
seorang peneliti menolak hipotesis nihil yang dalam kenyataannya
benar. Pengambilan keputusan dikatakan termasuk dalam kesalahan
tipe II, jika peneliti ternyata tidak menolak hipotesis nihil yang
kenyataannya adalah keliru.
3. Interpretasi Dan Pembahasan Hasil Penelitian
Langkah selanjutnya dari hasil penelitian dan pembahasan
adalah menginterpretasikan dan pembahasan hasil penelitian dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pemaparan hasil penelitian pada dasarnya berisi jawaban
atas pertanyaan penelitian atau menjawab tujuan penelitian.
b. Penyajian paparan hasil seharusnya berurutan sejalan dengan
urutan pertanyaan penelitian/ tujuan penelitian.
c. Paparan data hasil penelitian pada siklus yang dilakukan
d. Paparan hasil pengamatan termasuk kemajuan yang dicapai
e. Paparan hasil refleksi termasuk berbagai perbaikan yang
dilakukan.
f. Berbagai perubahan yang terjadi perlu dicatat sebagai
laporan penelitian adalah :
Siswa : hasil belajar (harian, tengah semester,
semesteran), motivasi terhadap proses belajar
mengajar, aktivitas, catatan portofolio, perubahan
sikap.

9
Guru : peningkatan pengetahuan, pengelolan kelas,
peningkatan ketrampilan hasil belajar.
g. Pembahasan pada dasarnya menjawab secara singkat tujuan
penelitian.
h. Paparan table antar siklus
i. Temuan penelitian hendaknya didiskusikan dengan berbagai
kajian teori yang telah dipaparkan didalam bab III : kajian
pustaka.
E. Pengertian Kerangka Berfikir Dalam Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan suatu bentuk Proses dari keseluruhan
dari proses penelitian dimana Kerangka pemikiran harus menerangkan:
1. Mengapa penelitian dilakukan ?
Penelitian dilakukan untuk mencari suatu kebenaran dari data atau
masalah yang ditemukan. seperti, membandingkan hasil penelitian yang
telah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan dilakukan sekarang,
membantah atau membenarkan hasil penelitian sebeumnya, menemukan
suatu kajian baru (ilmu baru) yang akan digunakan dalam menjawab
masalah-masalah yang ada.
2. Bagaimana proses penelitian dilakukan ?
Proses penelitian dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
kebutuhan yang akan diperlukan, ada yang melakukan penelitian dengan
metode sampling, olah literarute (studi pustaka), studi kasus dan lain
sebagainya.
3. Apa yang akan diperoleh dari penelitian tersebut?
Apa yang akan di peroleh dari sebuah penelitian tergantung dari
pemikiran yang sebelumnya tercantum dalam kerangka pemikiran,
walaupun secara umum tidak semuanya apa yang di inginkan tidak sesuai
dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita bisa kembali ke point satu
mengapa penelitian itu dilakukan? yakni untuk mencari kebenaran akan
sesuatu masalah yang kontropersi di kalangan masyarakat atau untuk
membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun.

10
Pada intinya hasil penelitian yang diperoleh seharusnya bermanfaat bagi banyak
kalangan masyarakat, sehingga penelitian itu tidak di anggap sia-sia.

F. Tahapan Dalam Kerangka Berfikir


Tahapan dalam membuat kerangka pemikiran :
1. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian diturunkan dari perumusan
masalah/identifikasi masalah, dengan demikian apa yang diinginkan dalam
penelitian terlihat jelas.
2. Operasionalisasi variabel. Dari judul dibuat dimensi-dimensi yang tersusun
dalam operasionalisasi varibael.
3. Teori. Kajian teoritis dari referensi yang cukup akurat, disajikan secara
komprehensip sehingga alur pikir penulis/peneliti jelas kemana arah
penelitian akan dilakukan.
4. Empiris. Bukti-bukti empiris yang menunjukan bahwa ada kesesuaian
antara teori dan kenyataannya. dapat dicantumkan penelitian terdahulu yang
judul atau tema berdekatan dengan judul yang akan diteliti.

Kerangka pemikiran intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan


antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya
dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka
pemikiran, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili masalah
penelitian. Jika hendak diteliti adalah masalah kinerja pegawai dalam
hubungannya dengan motivasi dan kompensasi, maka penyajiannya dimulai
dari teori kinerja lalu dikaitkan dengan teori motivasi. Keterkaitan dua variabel
tersebut sedapat mungkin dilengkapi dengan teori atau penelitian tedahulu yang
dilakukan seorang pakar/peneliti atau lebih yang menyatakan adanya hubungan
atau pengaruh antar keduanya.

Jika konstelasi hubungan antara kinerja dan motivasi sudah terbangun


dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah merangkai konstelasi hubungan
antara kinerja dengan kompensasi, dengan persyaratan teoritis serupa. Artinya,
konstelasi hubungan atar keduanya juga harus diperkuat teori atau penelitian
terdahulu.

Pada bagian akhir kerangka pemikiran umumnya disajikan konstelasi


hubungan antara keseluruhan variabel dilengkapi dengan bagan yang

11
menggambarkan hubungan antar variabel penelitian. Jika akan meneliti
pengaruh motivasi dan kompensasi terhadap kinerja pegawai, maka dapat
gambarkan secara bagan konstelasi tersebut.

G. Pengertian Hipotesis
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan kata. Kata
Hypo yang artinya DI BAWAH dan THESA yang artinya
KEBENARAN jadi Hipotesis merupakan jawaban Research Question yang
diajukan, kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Pernyataan
yang masih lemah perlu diuji apakah hipotesis dapat diterima atau tidak
Ada berbagai pendapat yang diungkapkan oleh masing-masing orang.
Antara lain :
1. Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu
keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.
2. Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah
taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai
petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.
3. Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang
bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variable.

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan


seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori
sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (di bawah kebenaran). Inilah
hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan
data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data
yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
naik status menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila
ternyata tidak terbukti.

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua


hal yakni:

12
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya
tidak terbukti (pada akhir penelitian)
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data
yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat
penelitian berlangsung).
Sedangkan untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel
penyebab dan variabel akibat
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang
ditimbulkan oleh penyebab itu
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain
yang bisa menimbulkan akibat tersebut

Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang


dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. G.E.R
brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan
bagi:

1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu


2. Penelitian tentang perbedaan
3. Penelitian hubungan
H. Merumuskan Hipotesis
Ada beberapa ketentuan yang dimiliki oleh peneliti dalam menggali
hipotesis, antara lain peneliti:
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin
dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang
ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang
tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu
sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan
dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu
dan bidang yang bersangkutan.

13
Good dan scates (1954) memberikan beberapa sumber untuk menggali
hipotesis, antara lain :

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu


2. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3. Imajinasi dan angan-angan
4. Materi bacaan dan literature
5. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang
diselidiki.
6. Data yang tersedia
7. kesamaan.

Menurut bentuknya, hipotes dibagi menjadi tiga:

1. Hipotesa penelitian / kerja: hipotesa penelitia merupakan anggapan


dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam
hipotesa ini peneliti mengaggap benar hipotesanya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesa dengan
mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang
stress.
2. Hipotesa operasional: hipotesa operasional merupakan hipotesa yang
bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesa tidak semata-
mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan
obyektifitasnya, bahwa hipotesa penelitian yang dibuat belum tentu
benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu
peneliti memerlukan hipotesa pembanding yang bersifat obyektif dan
netral atau secara teknis disebut hipotesa nol (H0). H0 digunakan untuk
memberikan keseimbangan pada hipotesa penelitian karena peneliti
meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesa penelitian
tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan
penelitian. Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah
orang stress.

14
3. Hipotesa statistik: Hipotesa statistik merupakan jenis hipotesa yang
dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesa ini dirumuskan
berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: = 0; atau H0: =0

Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan


hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :

1. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik


2. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan
berbentuk pernyataan.
3. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih
variabel yang dapat diukur.
4. Hendaknya dapat diuji
5. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

15
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Teori dalam penelitian merupakan serangkain konsep,definisi dan
proposisiyang berfungsi untuk melihatfenomena ( masalah penelitian ) scara
sistematik,melalui spesifikasi hubungan antar variable yang diteliti,sehingga
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena atau masalah
yang akan diteliti.
Adapun langkah langkah menyusun teori :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal
ilmiah, laporan penelitian, (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang
sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang
diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan
setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk
laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang
digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain,
dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa, renungkan, dna buatlah rumusan dengan
bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber
sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-
sumber bacaan yang dikutif atau digunakan sebagai landasan untuk
mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan dari bab


tinjauan pustaka berisi uraian hasil-hasil penelitian, bukti-bukti, atau kenyataan
yang mendukung atau menolak teori yang dikemukakan di sekitar rumusan

16
masalah. Selain itu juga diuraikan kesenjangan diantara hasil penelitian atau
bukti-bukti terdahulu, sehingga perlu ada penelitian/kegiatan untuk mengurangi
kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran pada umumnya mengarah
pada uraian hipotesis.

17
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto dan Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktika. Jakarta: Rineka Cipta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia


Sulistiyo,Basuki.(2010).Metode Penelitian.Jakarta:Penaku

18

Anda mungkin juga menyukai