Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN HEPOTESA

Dibuat untuk memenuhi tugas metodologi penelitian


Dosen Pengampu:M Soni Amrullah, M. Pd
.

Di Susun Oleh:
Zainul faqih rifai'
Ahmad haris abdullah

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI
SUMBERSARI KENCONG KEPUNG KEDIRI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha
esa karena telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehinga makalah ini bisa selesai
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu. Kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna,sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi

Kediri 25 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG...................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Pengertian Hipotensis Dalam Penelitian...................................................7
B. Fungsi hipotensis dalam penelitian............................................................7
C. Ciri cirri hipotensis........................................................................................9
D. Merumuskan hipotensis................................................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. KESIMPULAN.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang
sesuatu, mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk
melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini
sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah
berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan
terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan
diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan
benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar
dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar
dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.
t
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hipotesis dalam penelitian
2. bagaimana fungsi hipotesis dalam penelitian
3. Apa saja ciri- ciri hipotesis dalam penelitian
4. Bagaimana Cara merancang hipotensis
C. Tujuan

1
1 Mengetahui pengertian hipotesis dalam penelitian
2 Memahami fungis hipotesis dalam penelitian
3 Mengetahui ciri-ciri hipotesis dalam penelitian
4 Memahami cara merancang hipotesis

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotensis Dalam Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis
artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa
merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa,1 secara sadar, teliti dan terarah.
Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang
dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian
yang akan dilakukan
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
1
Husaini Usman, dkk. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

2
hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif.

B. Fungsi hipotensis dalam penelitian


Ada 3 fungsi hipotesis yaitu :
1. Memperkenalkan penelitian untuk berpikir dari awal suatu penelitian
2. Menentukan tahap atau prosedur penelitian
3. Membantu menetapkan bentuk untuk penyajian, analisis dan interprestasi data
C.Ciri ciri hipotensis
2
Ciri – ciri hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) bukan dalam
bentuk kalimat tanya.
2. Hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti. Hal ini berarti
bahwa hipotesis hendaknya berkaitan dengan lapangan ilmu pengetahuan yang
sedang atau akan diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji, Hal ini berarti bahwa suatu hipotesis harus
mengandung atau terdiri dari variabel-variabel yang diukur dan dapat dibanding-
bandingkan. Hipotesis yang tidak jelas pengukuran variabelnya akan sulit
mencapai hasil yang objektif.
4. Hipotesis harus sederhana dan terbatas. Artinya hipotesis yang tidak
menimbulkan perbedaan-perbedaan, pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya
Agar dapat merumuskan hipotesis yang memenuhi kriteria tersebut perlu
dipertimbangkan berbagai hal antara lain yang terpenting adalah teknik yang akan
digunakan dalam menguji rumusan hipotesis yang dibuat. Apabila suatu teknik
tertemu dalam rumusan hipotesis ditetapkan, maka bentuk rumusan hipotesis yang
dibuat dapat digunakan dalam penelitian.

C. Merumuskan hipotensis
2
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

3
Perlu dipahami bahwa rumusan hipotesis penelitian tidak “jatuh dari
langit” atau muncul secara tiba-tiba tanpa dilandasi suatu teori atau kajian ilmiah.
Hipotesis penelitian tidak dirumuskan hanya sekedar mengikuti dugaan atau
asumsi peneliti3 saja, meskipun dugaan peneliti dapat menjadi titik tolak dalam
telaah teori dan prediksi hasil penelitiannya kelak. Jadi, hipotesis dirumuskan
tidak sekedar mengikuti dugaan atau asumsi peneliti, tetapi berasal dari
penguraian landasan teori yang disusun sebelumnya.

Teori tersebut mengkaitkan keberadaan antara variabel bebas dengan


variabel terikat. Oleh karena itu, telaah teoritik dan temuan penelitian yang
relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan
jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

Seperti yang dinyatakan oleh Azwar (1999), bahwa dalam merumuskan


suatu hipotesis, terdapat dua cara. Cara pertama, adalah dengan membaca dan
menelaah ulang (mereview) teori atau konsep-konsep yang membahas mengenai
variabel-variabel penelitian beserta hubungan dari variabel-variabel tersebut. Cara
ini sering disebut sebagai proses berpikir deduktif. Cara kedua adalah dengan
membaca dan mereviu hasil atau temuan-temuan penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan penelitian.

Hal ini yang disebut sebagai proses berpikir induktif. Setelah menelaah
teori-teori maupun temuan-temuan hasil penelitian, peneliti dapat merumuskan
hipotesis penelitiannya.4 Hasil kajian teori maupun temuan hasil penelitian
tersebut merupakan bekal (landasan) penting bagi peneliti dalam menyusun
hipotesisnya. Oleh karena itu, pada umumnya hipotesis diletakkan setelah peneliti

3
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

4
Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana

4
menelaah teori, konsep maupun temuan hasil penelitian, yakni pada bagian akhir
bab II dari suatu laporan penelitian.

Hipotesis harus diuji kebenarannya melalui uji statistik dengan


menggunakan teknik analisis yang tepat. Hipotesis yang telah disusun perlu
dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan teknik analisis statistik lanjut.
Pemilihan teknik analisis statistik tersebut tergantung dari beberapa hal, yakni
jenis penelitian, tujuan penelitian dan jenis skala data pada masing-masing
variabel.

Dalam perumusan hipotesis secara statistik dinyatakan melalui simbol-


simbol. hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yang ditulis selalu
berpasangan. Jika salah satu ditolak, yang lain pasti diterima, sehingga dapat
dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha diterima. Dengan
dipasangkan itu, dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana
yang ditolak.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani : hypo yang artinya di bawah, thesis
artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa
merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah
yang mengikuti kaidah- kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti dan terarah.
Dalam penggunaannya sehari- hari hipotesa ini sering juga disebut dengan
hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang

5
diperoleh melalui pengumpulan data. Oleh karena itu, setiap penelitian yang
dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara terhadap penelitian
yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar adanya atau tidak benar.

DAFTAR PUSTAKA
Husaini Usman, dkk. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Kencana

Anda mungkin juga menyukai