Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“HIPOTESIS PENELITIAN”
(Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan)
Dosen Pengampu: Dr. Radjasa, M.Si.

Disusun oleh :
FITRI NUR ROHMAH DEWI (19204010046)
LIYA BAHRIYATU NAJIYAH (19204010062)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan


kami kesempatan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Hipotesis Penelitian” dengan baik. Dan shalawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Radjasa, M.Si. selaku
dosen yang membimbing mata kuliah kami Pengembangan Kurikulum yang telah
mengarahkan kami agar dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami yakin
dalam penyususnan makalah ini masih banyak kekurangan baik secara sistematik
penyusunan dan penggunaan kata-kata.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun isinya, maka penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Yogyakarta, 31 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
2
C. Tujuan............................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis Penelitian........................................................................
3
B. Jenis-Jenis Hipotesis Penelitian..........................................................................
7
C. Karakteristik Hipotesis yang Baik......................................................................
9
D. Cara Merumuskan Hipotesis Penelitian..............................................................
9
E. Kesalahan dalam Perumusan Hipotesis dan Pengujian Hipotesis..........................
13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................
14
B. Saran...............................................................................................................
14

iii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang peneliti sebelum melakukan peneliitian harus mengetahui
terlebih dahulu tentang metode penelitian. Ketika ingin meneliti, peneliti
dihadapkan dengan dugaan atau asumsi yang belum dapat diketahui atau
dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Misalnya seorang peneliti
akan melakukan penelitian mengenai harga suatu produk maka agar dapat
menurunkan hipotesis yang baik, sebiaknya yang bersangkutan membaca
teori mengenai penentuan harga.1
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji
kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan
yuntuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan
membuktikan kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori.
Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada,
kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.2
Fungsi hipotesis menurut Prof. Dr. S. Nasution ialah sebagai berikut:
(1)untuk menguji kebenaran suatu teori, (2) memberikan gagasan baru
untuk mengembangkan suatu teori dan (3) memperluas pengetahuan
peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hipotesis penelitian?
2. Bagaimana jenis-jenis hipotesis penelitian?
3. Bagaimana karakteristik hipotesis yang baik?
4. Bagaimana cara merumuskan hipotesis penelitian?
5. Bagaimana kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian
hipotesis?

1
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hal. 37.
2
Ibid, hal. 37.
3
Ibid, hal 38.

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipotesis penelitian.
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis hipotesis penelitian.
3. Untuk mengetahui karakteristik hipotesis yang baik.
4. Untuk mengetahui cara merumuskan hipotesis penelitian.
5. Untuk mengetahui kesalahan dalam perumusan hipotesis dan
pengujian hipotesis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.
Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan
hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak
perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
dengan data.4
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan
pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis
penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik
itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel, jika penelitian tidak
menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi
tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh
populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak akan ada
hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara
terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan

4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 96.

3
hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis
kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal, sedangkan
hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan
kehandalannya.5
Untuk lebih mudahnya membedakan penelitian dan hipotesis
statistik, maka dapat dipahami melalui contoh berikut ini:
1. Contoh Hipotesis Penelitiannya:
a. Kemampuan bahasa Asing murid-murid SLTA itu rendah
(hipotesis deskriptif untuk populasi, hipotesis ini sering
tidak dirumuskan dalam penelitian sosial).
b. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara Sekolah
Negeri dan Swasta. (hipotesis komparatif, untuk populasi).
c. Ada hubungan positif antara penghasilan orang tua dengan
ketersediaaan fasilitas belajar anak. (hipotesis asosiatif,
untuk populasi).
Pada hipotesis di atas yang diteliti adalah populasi, sehingga
hipotesis statistiknya tidak ada. Yang ada hanya hipotesis penelitian.
Dalam pembuktiannya tidak ada istilah “signifikansi" (taraf kesalahan atau
taraf kepercayaan).6 Selanjutnya yaitu penelitian yang menggunakan
sampel. Pada penelitian ini untuk mengetahui keadaan populasi, sumber
datanya menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Jadi
yang dipelajari adalah data sampel. Dugaan apakah data sampel itu dapat
diberlakukan ke populasi, dinamakan hipotesis statistik.
Terdapat hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis
statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang hanya
diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak.
Dalam pembuktian ini akan muncul istilah signifikansi, atau taraf
kesalahan atau kepercayaan dari pengujian. Signifikan artinya hipotesis

5
Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 97.
6
Ibid, hal. 98.

4
penelitian yang telah terbukti pada sampel itu (baik deskriptif, komparatif,
maupun asosiatif) dapat diberlakukan ke populasi.
2. Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis
statistik:
a. Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dalam
sampel dengan populasi. Prestasi belajar anak paling tinggi
dengan nilai 6,5 (hipotesis deskriptif, sering tidak
dirumuskan dalam penelitian).
b. Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar
anak dari keluarga petani dan nelayan (hipotesis komparatif,
petani dan nelayan adalah sampel).
c. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerajinan
belajar dengan prestasi belajar anak pada sekolah A.
(hipotesis asosiatif/hubungan; data dari sekolah A diambil
dengan sampel). Ada hubungan positif artinya, bila anak
rajin belajar, maka prestasi beajar akan tinggi.
Terdapat dua macam hipotesis penelitian yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis nol. Hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan
hipotesis nol dinyatakan dalam kalimat negatif. Dalam statistik juga
terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif
(hipotesis alternatif tidak sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan
penelitian, yang diuji terlebih dulu adalah hipotesis penelitian terutama
pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil
pengujian hipotesis itu signifikansi atau tidak, maka diperlukan hipotesis
statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data populasi
adalah statistik deskriptif.
Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis
yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data
populasi. Yang diuji hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada
perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter.

5
Parameter adalah ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi, dan
statistik di sini diartikan sebagai ukuran-ukuran yang berkenaan dengan
sampel.7
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dengan demikian,
tentu berbeda perumusan hipotesis penelitian dengan perumusan
pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian dirumuskan dengan mengacu
pada kriteria berikut:
a. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyatana deklaratif
(declarative statements) bukan kalimat pertanyaan.
b. Hipotesis berisi pernyataan tentang hubungan antara paling sedikit,
dua variabel.
c. Hipotesis dapat diuji (testable) . Hipotesis yang dapat diuji akan
secara spesifik menurjukkan. Jukkan bagaimana variabel-variabel
penelitian diukur dan bagaimana prediksi hubungan antar variabel
variabel termaksud.8
Dengan mengacu pada kriteria di atas, maka hipotesis dicontohkan
dalam kalimat berikut:
“Semakin tinggi tingkat pendidikan akan cenderung diikuti oleh
semakin rendahnya sikap prososial"
"Semakin tinggi tingkat agresivitas akan cenderung diikuti oleh
semakin tingginya tingkat kenakalan remaja”
Sebaliknya, contoh - contoh berikut bukanlah merupakan sebuah
hipotesis antara lain:
“Benarkah sikap prososial ditentukan oleh tingkat pendidikan?”
“Peningkatan disiplin sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran
bermoral mahasiswa "
Hal yang penting diperhatikan terkait hipotesis adalah bahwa kita
sebagai penelit tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya
7
Ibid, hal. 99.
8
Eva Latipah, Metode Penelitian Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014),
hal.37.

6
terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu
memenuhi keinginannya, atau memanipulas data sedemikian rupa
sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Peneliti harus bersikap objektif
terhadap data yang terkumpul.
Apabila peneliti sudah merummuskan hipotesisnya, maka sikap yang
bisa diambilnya adalah:
a. Menerima keputusan seperti apa adanya seandain hipotesisnya
tidak terbukti (pada akhir penelitian).
b. Mengganti hipotesis Seandainya melihat tanda - tanda bahu data
yang terkumpul tidak nendu kung terbuktinya hinpotesis (saat
penelitian berlangsung).
Apabila yang diambil adalah sikap yang kedua, maka di dalam laporan
penelitian kita harus melaporkan proses penggantian ini. Hal ini
menunjukkan apa yang kita perbuat dengan jujur dan tegas.
B. Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Secara garis besar ada dua jenis hipotesis didasarkan pada tingkat
abstrak dan bentuknya, antara lain sebagai berikut:
1. Menurut tingkat abstraknya hipotesis dibagi menjadi:
a. Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam
dunia empiri: hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh
orang banyak pada umumnya, misalnya “orang jawa halus
budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi hewan
tenggeret maka musim kemarau mulai tiba”, jika hujan kota
Jakarta Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang
sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya, jika diuji
secara ilmiah belum tentu benar.
b. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada
kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk
mempelajari kekompleksitasan dunia tersebut kita memerlukan
bantuan filsafat, metode tipe-tipe yang ada. Pengetahuan

7
mengenai otoriterisme akan membantu kita memahami, misalnya
dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik
anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu
kita memahami munculnya seorang pemimpin.
c. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar
variabel: hipotesis ini merupakan hubungan antar dua atau lebih
variabel-variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesisnya,
peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang
mempengaruhi variabel lainnya sehingga variabel terebut
berubah.
2. Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga:
a. Hipotesis penelitian/kerja: hipotesis penelitian merupakan
anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yangs edang
dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap benar
hipotesisnya yang kemudian dakan dibuktikan secara empiris
melalui pengujian hipotesis dengan mempergunakan data yang
telah diperolahnya selama melakukan penelitian. Misalnya : ada
hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
b. Hipotesis operasional: hipotesis operasional merupakan hipotesis
yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan hipotesis
tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga
berdasarkan obyektifitasnya, bahwa hipotesis penelitian yang
dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data
yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis pembanding
yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut
hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan
keseimbangan pada hipotesis penelitian karena peneliti meyakini
dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian
tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan
penelitian. Contoh: H0: tidak ada hubungan antara krisis ekonomi
dengan jumlah orang stress.

8
c. Hipotesis statistik: hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis
yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini
dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi
dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya : H0 :r =0; atau
H0:p=0.9
C. Karakteristik Hipotesis yang Baik
1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan
keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya
hipotesis deskriptif tidak dirumuskan).
2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan
berbagai penafsiran.
3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode
ilmiah.10
D. Cara Merumuskan Hipotesis Penelitian
Cara merumuskan hipotesis ialah dengan tahapan sebagai berikut:
rumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional, dan hipotesisi
statistik. Hipotesis penelitian ialah hipotesis yang kita buat dan
dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh I : Hipotesis asosiatif.
Rumusan masalah:
Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja
pegawai?
Hipotesis penelitian:
“Adahubungan antara gaya kepemimpinan dengn kinerja pegawai”.
Hipotesis operasional ialah mendefinisikan hipotesis secara
operasional variabel-variabel yang ada di dalamnya agar dapat
dioperasionalisasikan.

9
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian..., hal. 40.
10
Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 106.

9
Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara
memberikan instruksi terhadap bawahan. Kinerja pegawai
dioperasionalisasikan sebagai tinggi rendahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu hipotesis 0 yang
bersifat netral dan hipotesis I yang bersifat tiak netral.
Maka bunyi hipotesis operasionalnya:
H0: tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap
bawahan dengan tinggi-remdahnya pemasukan perusahaan.
H1: ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap
bawahan dengan tinggi-remdahnya pemasukan perusahaan.
Hipotesis statistik ialah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke
dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih
oleh peneliti. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol
statistik, dan dan antara hipotesis nol (Ho) dan alternatif selalu
dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang
tegas, mana yang diterima dan mana yang ditilak. 11 Dalam contoh ini
asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30 %, maka hipotesisnya berbunyi
sebagai berikut:
H0: P=0,3
H1: P’ = 0,3
Contoh 2: Hipotesis deskriptif, yaitu dugaan tentang nilai suatu variabel
mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan.12
Rumusan masalahnya:
Seberapa besar penguasaan bahasa Inggris di kalangan mahasiswa?
Hipotesis penelitian:
Penguasaan bahasa Inggris di kalangan mahasiswa kurang dari
standar
Hipotesis operasional bunyinya:

11
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 87.
12
Ibid, hal. 86.

10
H0 = Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa sama
dengan standar
H1 = Penguasaan Bahasa Inggris di kalangan mahasiswa tidak sama
dengan standar
Hipotesis statistik
H0 : r= 80% (0,8)
H1:r ‘ 80% (0.8)
Diasumsikan standar sama dengan 80% penguasaan bahasa
inggrisnya.
Contoh 3 : Hipotesis komparatif, yaitu pernyataan yang menunjukkan
dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.13
Rumusan masalahnya:
Bagaimana sikap mahasiswa di Bandung terhadap penyalahgunaan
narkoba dibandingkan dengan sikap mahasiswa di Yogyakarta
Hipotesis penelitian:
Ada perbedaan sikap terhadap penyalahgunaan narkoba pada
mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta.
Hipotesis operasional :
H0 : tidak ada perbedaan presentase sikap terhadap penyalahgunaan
narkoba pada mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta.
H1: ada perbedaan persentase sikap terhadap penyalahgunaan
narkoba pada mahasiswa di Bandung dan mahasiswa di Yogyakarta.
Hipotesis statistik:
H0: r Bandung = r Yogyakarta
H1: r Bandung’ r Yogyakarta.14
Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian
ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima
maka J=H0 ditolak, artinya ada hubungan antara cara memberikan
instruksi terhadap bawahan dengan tinggi-rendahnya pemasukan

13
Sugiyono, Statistik..., hal. 88.
14
Jonathan Sarwono, Metode..., hal. 42.

11
perusahaan. Dalam membuat hipotesis ada dua jenis kekeliruan yang
kadang dibuat oleh peneliti, yaitu:
1. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan ini disebut
kesalahan alpha (a).
2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak. Kesalahan ini disebut
sebagai kesalahan beta (b).15
E. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Langkah I : menentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif
(Ha). H0 merupakan hipotesis nilai parameter duhaan yang dibandingkan
dengan hasil perhitungan dari sampel. H0 ditolak hanya jika hasil
perhitungan dari sampel tidak mungkin memiliki kebenaran terhadap
hipotesis yang ditentukan terjadi. Ha diterima hanya jika H0 ditolak.
Langkah II : menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan.
Tingkatsignifikansi adalah standard statistik yang digunakan untuk
menolak Ha. Jika ditentukan tingkat signifikansinya 5 persen (a = 0,05)
H0 ditolak hanya jika hasil perhitungan dari sampel sedemikian berbeda
dengan nilai dugaan (yang dihipotesakan). Baik hipotesis perbedaan
maupun lebih besar akan memiliki kesempatan untuk terjadi 5 persen atau
kurang, atau memilki probabilitas 5 persen atau kurang.
Catatan tentang kesalahan tipe I dan kesalahan Tipe II.
Jika digunakan tingkat signifikansi 5 persen berarti ada probabilitas
sebesar 5 persen untuk menolak H0, ternyata H0 tersebut benar. Kejadian
ini disebut kesalahan Tipe I. Probabilitas kesalahan tipe I selalu sama
dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebagai dasar untuk menolak
H0; dilambangkan dengan a (alpha), dan a juga melambangkan tigkat
signifikansi (dalam print out microstat dinyatakan dalam kolom
probabilitas).16
. Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitaif akan
mengidentifikasikan hubungan antarvariabel, hubungan antarvariabel

15
Ibid, hal. 43.
16
Haryono Subiyakno, Statistika 2, (Jakarta: Penerbit Gunadarma, 1994), hal. 66.

12
bersifat hipotesis. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji
keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis
satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai
hipotesis kausal
F. Kesalahan dalam Perumusan Hipotesis dan Pengujian Hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Kesalahan
dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
1. Menolak hipotesis nul (nihil) yang seharusnya diterima, maka disebut
kesalahan alpha dan diberi simbol α (alfha) atau dikenal dengan taraf
signifikansi pengukuran.
2. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut
kesalahan beta dan diberi simbol β (beta).
Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf
signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan
farmasi yang resikonya berkaitan dengan nyawa manusia, diambil taraf
signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001. Misalnya saja
ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh
diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5
orang lainnya terjadi penyimpangan. Cara pengujian hipotesis didekati
dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga untuk uji hipotesis
dapat berasal dari Z-score ataupun T-score.Apabila harga Z-score atau T-
score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha vang dirumuskan tidak
diterima dan sebaliknya.17

17
Eva Latipah, Metode Penelitian..., hal. 41.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.
Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan
hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak
perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam hal ini perlu dibedakan
pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis
penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik
itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel, jika penelitian tidak
menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, saya selaku penyusun berharap agar
pembaca dapat memahami tentang hipotesis penelitian. Adapun saran yang
ingin disampaikan penyusun adalah agar pembaca mempelajari tentang
hipotesis penelitian lebih dalam melalui sumber lain agar berguna disuatu
saat nanti.

14
DAFTAR PUSTAKA
Latipah Eva, 2014, Metode Penelitian Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:
Deepublish.

Sarwono Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subiyakno Haryono, 1994, Statistika 2, Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.

_______, 2014, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai