Disusun Oleh:
DHEA DWI OKTAVINA (02320210048)
ANGEL APRILIA (02320210049)
ADILA FASYA DARMAWAN (02320210054)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Peran Perguruan
Tinggi Dalam Mendorong minat wirausaha Mahasiswa”. Penulis juga tidak lupa untuk
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu
dan mendukung terselesaikannya makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi semua khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi kita semua dan
mudah-mudahan dengan makalah ini dapat meningkatkan wawasan tentang Kewirausahaan.
Adapun kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam pembahasan makalah ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, supaya
kedepannya dapat lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.4 Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kewirausahaan............................................................................................................6
2.2 Tujuan dan Fungsi Kewirausahaan.............................................................................7
2.3 Manfaat Kewirausahaan.............................................................................................9
2.4 Ruang Lingkup Kewirausahaan................................................................................11
2.5 Karakteristik Wirausaha…………………………………………............................14
2.6 Hambatan & Peluang Berwirausaha……………………...………..........................16
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan dan Saran..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan suatu masalah yang menjadi perhatian
pada setiap negara diseluruh dunia. Akan tetapi hingga kini solusi yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan ini masih belum ditemukan. Kondisi yang sama saat ini juga
dirasakan di negara kita dengan tingkat perekonomian yang sebelumnya kuat dengan tingkat
pengangguran yang rendah sekarang berubah menjadi negara dengan tingkat pengangguran yang
meningkat setiap tahunnya.
Setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta menghasilkan
ratusan ribu sarjana, sedangakan lapangan pekerjaaan tidak sebanyak itu. Menurut data dari
Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran sarjana pada februari 2013 mencapai 360 ribu orang
atau 5,04% dari total pengangguran yang mencapai 7,17 juta orang.
Untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan telah banyak program yang telah
disusun dan di terapkan. Jutaan dolar sudah diinvestasikan untuk dapat menciptakan proyek-
proyek yang diharapkan bisa menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan, namun hasilnya
belum memuaskan. Sehingga ada satu hal yang pasti kita akan dapati yaitu: pengangguran dan
kemiskinan semakin meningkat. Bagi Negara kita yang dianugerahi kekayaan alam yang
melimpah, situasi yang ditemukan mungkin lebih buruk. Secara alami mereka memiliki segala-
galanya untuk kesejahteraan mereka, akan tetapi pada kenyataannya sebagaian rakyat hidup
dibawah garis kemiskinan.
Apa yang sebenarnya terjadi? Yang hilang adalah Kewirausahaan. Kewirausahaan
merupakan faktor kunci seperti yang di ungkapkan oleh Prof. Lester C Thurow (1999) di dalam
bukunya Building Wealth1yang secara jelas menyatakan, “Tidak ada institusi pengganti untuk
para agen wirausaha perorangan. Para pemenang permainan wirausaha menjadi makmur dan
berkuasa, tetapi tanpa wirausahawan perekonomian menjadi miskin dan lemah. Yang tua tidak
akan ada lagi; yang baru tidak dapat masuk”.
Peranan kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi dan
sosial sering kali diremehkan. Bagaimanapun, setelah bertahun-tahun menjadi semakin jelas
bahwa kewirausahaan memang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Transformasi ide-
ide menjadi peluang ekonomi merupakan inti dari kewirausahaan. Sejarah menunjukkan bahwa
kemajuan ekonomi telah maju secara signifikan oleh orang-orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan dan inovatif, mampu memanfaatkan peluang dan berani mengambil risiko.
Memandang hal tersebut seharusnya berbagai pihak seperti pemerintah, perguruan tinggi,
dan mahasiswa itu sendiri merasa terpanggil untuk segera membenahi dan melakukan upaya
untuk menghentikan penyebaran penyakit ini sampai era selanjutnya. Salah satu paradigm yang
harus diubah adalah setelah lulus kuliah mahasiswa harus “mencari pekerjaan”, namun akan lebih
4
terlihat dan terdengar indah jika paradigm tersebut diganti dengan “membuat lapangan
pekerjaan”. Artinya, dalam hal ini mahasiswa tidak didesain menjadi seorang karyawan
melainkan menjadi seorang wirausaha.
Adapun uraian-uraian di atas telah membuat penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan
ini dalam karya tulis ilmiah sederhana ini yang berupa makalah dengan judul “ Peran Perguruan
Tinggi dalam Mengembangkan Kewirausahaan Mahasiswa”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas teridentifikasi masalah yang ada yaitu sebagai berikut :
1. Tingkat pengangguran dengan status sarjana yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
2. Peran yang harus dilakukan oleh Perguruan Tinggi dalam mengembangkan kewirausahaan.
1.3 Rumusan Masalah
Dari indetifikasi masalah yang ada, disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran perguruan tinggi dalam memberikan solusi bagi lulusannya untuk
menghadapi dunia kerja?
2. Seperti apa peran perguruan tinggi untuk menumbuh kembangkan jiwa wirausaha pada calon
sarjana?
3. Faktor apa sajakah yang dapat menjadi pendukung pengembangan kewirausahaan
mahasiswa?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kewirausahaan
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat awalan
kedan akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait dengan
wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang
komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai
keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
6
Meredith (1998:76) secara spesifik melihat entrepreneur sebagai orang yang berhasil
menikmati pekerjaan, dan berdedikasi penuh terhadap apa yang mereka lakukan, mengubah
pekerjaan berat menjadi pekerjaan menggairahkan, menarik dan memberi kekuasaan. Lebih
lanjut meredith menambahkan bahwa wirausahaan adalah orang yang memiliki kemampuan
melihat dan mengevaluasi peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan secara tepat
untuk meraih kesuksesan.
Dari beberapa pandangan para ahli, penulis dapat simpulkan bahwa pengertian
kewirausahaan adalah keadaan seorang individu dengan proses kreatifnya untuk mampu
melihat peluang dan memanfaatkannya untuk mendapatkan penghasilan dan membuka
lapangan kerja baru.
7
mandiri, tidak akan bergantung pada sistemekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus
pro aktif menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga
yang kompetitif, dan tidakmenghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan
usaha mereka akandisimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin
lancar,dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus
pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akanmenambah
devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa
kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkatmartabat suatu
bangsa dikancah internasional.Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product),
apabila semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena
berwirausahamaka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda dengan gaji
yangnominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu keseluruhan barang dan
jasayang diproduksi warga negara penduduk tersebut dimanapun berada (di dalam danluar
negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan semakin memperkuat ekonominasional secara
makro, dan mempercepat roda pembangunan nasional, karenaketersediaan anggaran semakin
meningkat.Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan secaraumum
meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa dannegara, dengan
pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga negaraIndonesia khusunya
mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun perludiperhatikan dalam berusaha harus
mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat
luas.
Berikut ini berbagai tujuan wirausaha yang bisa dijadikan sebagai referensi sebelum
memulai berwirausaha supaya tidak salah langkah dan melenceng dari pengertian wirausaha.
1. Meningkatkan jumlah wirausaha berkualitasKetika seseorang berwirausaha, tentunya
ia membutuhkan sumber dayamanusia yang dapat membantunya meningkatkan
kualitas dari usahanya.Dengan memberdayakan sumber daya manusia, tidak hanya
dapatmeningkatkan pencapaian usaha, juga dapat melatih sumber daya
manusiatersebut menjadi calon wirausaha yang berkualitas. Dengan begitu, ketika
iatelah mempunyai usaha sendiri, bukan tidak mungkin ia menjadi seorangwirausaha
yang sukses, sehingga jumlah wirausaha berkualitas semakin bertambah.
8
akan paham bahwa merekaharus berusaha dengan kuat dan tangguh dalam
menjalankan usahanya jikaingin mencapai kesuksesan.
Fungsi Kewirausahaan
1. Membuat keputusan-keputusan yang penting serta mengambil resiko mengenai tujuan
dan sasaran perusahaan.
2. Terdapat tujuan dan sasaran perusahaan.
3. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.
4. Menghitung skala usaha yang dikehendaki.
5. Ada modal yang dikehendaki (modal sendiri, atau modal dari luar).
6. Memilih kriteria pegawai atau karyawan dan memotifasinya.
7. Melakukan pengendalian dengan efektif dan efisien.
8. Menentukan terobosan baru dalam memperoleh masukan atau input dan juga
mengelolanya menjadi barang atau jasa yang menarik.
9. Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk membuat pelanggan puas dan juga bisa
memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.
2.3 Manfaat Kewirausahaan
1. Membuka Lapangan Pekerjaan bagi Orang Lain
Manfaat berwirausaha yaitu dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dengan
membangun bisnis sejak usia muda hingga bertumbuh dan berkembang sampai sukses, anda
9
telah ikut berkontribusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas.
Karenanya, semakin besar bisnis anda berkembang dan bertumbuh, maka akan semakin
banyak juga tenaga manusia yang dperlukan dan dibutuhkan. Sehingga manfaat
berwirausaha tidak hanya anda saja yang merasakan tetapi orang lain juga ikut.
2. Mengoptimalkan dan Menggali Bakat Potensi Diri
Bisnis seperti kecil-kecilan bisa dimulai berdasarkan minat serta bakat maupun potensi
diri anda sendiri. Dibekali dengan pengetahuan kewirausahaan, bisnis yang semua
berskala kecil lama-kelamaan bisa menjadi bisnis yang besar dan berkembang pesat. Kita
dapat mengoptimalkan dan menggali potensi diri saat mengelola bisnis berdasarkan minat
dan bakat anda sendiri. Karenanya, dalam pengelolaanya kita pasti akan menikmati setiap
prosesnya sehingga tidak akan mudah menyerah dan mengeluh.
3. Memperluas relasi
Berwirausaha juga bermanfaat dalam memperluas relasi anda, relasi yang bisa anda
bangun dari berwirausaha dapat berupa relasi dengan wirausahawan lain atau dengan
konsumen. Networking ini sangat penting untuk kemajuan bisnis anda menjadi lebih
besar dan berkembang ke arah yang lebih baik. Hubungan yang telah di bangun harus
benar-benar dijaga dan dipertahankan dengan baik agar bermanfaat bagi bisnis anda
kedepannya nanti.
Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai modal bisnis yang gratis karena hanya menggunakan
kouta internet saja, sebagai media promosi, maupun berbisnis secara online. Sehingga mau
10
tidak mau wirausahawan masa kini dituntut untuk memahami perkembangan kemajuan
teknologi yang begitu sangat pesat.
11
Pada tahun 1950, pendidikan kewirausahaan mulai di beberapa negara di Eropa, Amerika
dan Kanada. Bahkan sejak tahun 1970 banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan,
pengajaran yang dilakukan meliputi manajemen usaha kecil atau manajemen usaha baru.
Pada tahun 1980 hampir 500 sekolah di negara Amerika sudah memberikan pendidikan
kewirausahaan, sedangkan pendidikan kewirausahaan di Indonesia masih terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu. Sejalan dengan tuntutan perubahan ke arah
globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan, maka pemikiran
pendidikan juga berubah. Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan
sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri harus diajarkan karena :
1. Ilmu kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang nyata, dimana terdapat teori,
konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Dalam kewirausahaan terdapat dua konsep, yaitu posisi permulaan dan pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Dalam kewirausahaan terdapat disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan sebagai alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan
atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang di bidang industri, yang
kemudian juga berkembang dan diterapkan di berbagai bidang lain, disiplin ilmu
kewirausahaan juga berevolusi dengan cepat. Pada mulanya kewirausahaan berkembang
dalam bidang perdagangan, namun kemudian diterapkan juga di berbagai bidang lain seperti
industri, perdagangan, kesehatan, pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga
pemerintahan, perguruan tinggi dan lembaga swadaya lainnya. Kewirausahaan telah
dijadikan sebagai kemampun untuk menciptakan perubahan, pembaruan dan kemajuan dalam
bidang-bidang tertentu. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai bisnis jangka
pendek, namun dapat digunakan juga sebagai jangka panjang dalam kehidupan secara umum.
12
Dalam bisnis, perusahaan akan sukses dan memperoleh peluang besar bila memiliki
kreativitas dan inovasi. Melalui proses kreatif dan inovasi, wirausaha menciptakan nilai
tambah atas barang dan jasa. Nilai tambah terhadap barang dan jasa yang diciptakan melalui
proses kreatif dan inovasi banyak menciptakan keunggulan termasuk keunggulan dalam
bersaing.
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali, secara umum , ruanglingkup kewirausahaan
adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinciruang lingkup kewirausahaan ,
bergerak dalam bidang :
1. Lapangan agraris
a. Pertanian
b. Perkebunan dan kehutanan
2. Lapangan perikanan
a. Pemeliharaan ikan
b. Penetasan ikan
c. Makanan ikan
d. Pengangkutan ikan
3. Lapangan peternakan
a. Bangsa burung atau unggas
b. Bangsa binatangg menyusui
4. Lapangan perindustrian dan kerajinan
a. Industry besar
b. Industry menengah
c. Industry kecil
d. Pengrajin
13
a) Pengolahan hasil pertanian
b) Pengolahan hasil perkebunan
c) Pengolahan hasil perikanan
d) Pengolahan hasil peternakan
e) Pengolahan hasil kehutanan
5. Lapangan pertambangan dan energy
6. Lapangan perdagangan
2. Disiplin
Sebagai seorang wirausahawan kamu harus mempunyai karakter disiplin yang tinggi.
Sikap disiplin akan memperlihatkan bahwa kamu berusaha keras untuk melakukan
apapun dalam urusan bisnis.
Dengan menjadi seorang wirausaha, artinya kamu harus mampu memimpin diri
sendiri. Kamu harus mampu mendisiplinkan diri sendiri. Mulai dari hal kecil seperti
waktu bangun tidur, jadwal kerja harian, kapan harus beristirahat, kapan harus
bertemu dengan klien, dan lain sebagainya.
14
3. Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu langkah awal bagi kamu untuk bisa memulai usaha,
karena kamu percaya terhadap kemampuan dirimu bahwa dapat membangun dan
menjalankan bisnis.
Kepercayaan diri menandakan kalau kamu siap menghadapi segala rintangan
kedepannya tapi jangan terlalu berlebihan, kamu harus mengimbanginya juga dengan
pengendalian diri agar kesannya tidak sombong.
4. Pantang Menyerah
Tentu saja, membuat usaha dari awal itu pasti ada tantangannya atau kegagalan
selama berjalannya usaha. Sifat pantang menyerah wajib dimiliki oleh wirausahawan
agar kita tidak mudah menyerah jika mengalami suatu kegagalan. Dari kegagalan
tersebut dapat dijadikan motivasi untuk kamu kedepannya agar meminimalisir gagal
dalam berwirausaha.
6. Jujur
Dalam semua aspek, kejujuran adalah hal penting di dunia ini. Dalam dunia bisnis pun sangat
penting bagi kamu untuk selalu bersikap jujur. Kejujuran akan menghadirkan rasa percaya.
Bila kamu sudah mendapatkan kepercayaan maka perjalanan di dunia wirausaha akan jauh
lebih mudah.
16
1. Hambatan
Dibeberapa tahun terakhir ini, minat anak muda terhadap bisnis semakin besar. Banyak
diantaranya yang sudah memulainya dengan menjalani bisnis dibidang jasa, kuliner, hingga
fesyen. Namun, yang sangat disayangkan, banyak berbagai hambatan yang mendatangi
pengusaha muda untuk bisa berkembang. Dikutip dari Foodizz, Berikut ini 5 hambatan yang
berujung jadi kesalahan fatal yang sering menimpa pengusaha muda.
1. Tidak mencatat keuangan
Meski terkesan sepele, hal ini kerap menghambat perkembangan usaha. Mengabaikan
catatan keuangan bisa memicu tercampurnya pemasukan bisnis dan dana pribadi, serta
membuat pemasukan tanpa sadar jadi berkurang terus menerus.
Maka mencatat keuangan saat berbisnis adalah hal yang wajib, apalagi kini semakin
dipermudah dengan banyaknya aplikasi di smartphone yang bisa membantumu mencatat
keuangan usaha.
2. Terlambat berinovasi
Mengingat setiap bisnis memiliki umurnya masing-masing, inovasi sangat dibutuhkan
dalam mengembangkan bisnis. Dalam hal ini, kamu bisa mengamati tren, baca pergerakan
pasar, lalu ambil kesimpulan apakah ada sesuatu hal positif yang bisa dilakukan dengan
usaha yang sedang digeluti.
3. Terlalu percaya diri
Cara paling efektif yang bisa kamu lakukan adalah dengan mendengar suara customer
dan calon customer. Jangan terlalu over dalam menilai customer, ada banyak inspirasi untuk
produk dan teknik pemasaran yang bisa diterapkan dari konsumen.
4.Idealis
Meski sangat baik, namun, tetap idealis terkadang malah tidak mendatangkan
keuntungan, maka jangan memaksa membuat produk tersebut. Kesalahan yang sering
ditemui, pebisnis muda tetap mempertahankan gambaran ideal produknya tanpa menganalisa
pasar. Sehingga riset sangatlah penting. Tanpa fleksibilitas dan beradaptasi dengan
perkembangan zaman akan jadi bumerang untuk bisnis yang dijalankan.
5. Hilang semangat
17
Pebisnis pemula kerap hanya semangat di awal memulai usaha, tapi tidak merawat dan
memupuk rasa semangat terus menerus. Jangan menyerah, meski rugi sekali bukan berarti
pebisnis jadi mati langkah.
2. Peluang Berwirausaha
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi sumber peluang usaha, seperti faktor
eksternal dan internal. Peluang usaha dapat dikatakan sebagai momen bagi para pengusaha
untuk memajukan usaha yang telah mereka bangun. Dengan begitu, bisnis bisa
berkembang dan mendapatkan banyak konsumen baru. Seperti yang biasanya dikatakan
orang, kesempatan atau peluang yang diberikan tidak akan datang dua kali. Maka dari itu,
ketika sudah menemukan sumber peluang usaha, JULOvers harus memanfaatkannya
sebaik mungkin agar dapat mengembangkan bisnis yang sedang dijalankan.
Lantas, faktor apa saja sih yang dapat menjadi sumber peluang usaha?
Seperti yang telah disebutkan, sumber peluang dapat berasal dari faktor internal
maupun eksternal. Pada sumber peluang usaha yang berasal dari faktor internal merupakan
peluang usaha yang datang dari dalam lingkungan bisnis.
Sedangkan sumber peluang usaha yang berasal dari faktor eksternal adalah peluang
usaha yang datang dari luar lingkungan bisnis. Biasanya, sumber peluang usaha dari faktor
eksternal adalah pengalaman pribadi seorang pengusaha.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber peluang usaha, baik dari
internal maupun eksternal:
1. Wawasan atau Pengetahuan
Wawasan atau pengetahuan merupakan sumber peluang usaha yang datang dari faktor
internal. Seorang pengusaha atau wirausahawan membutuhkan wawasan dan
pengetahuan yang luas untuk dapat mengembangkan bisnis yang dijalankan.
Pengetahuan tersebut termasuk cara mengelola bisnis hingga cara memasarkan
produk agar konsumen dapat membelinya. Oleh karena itu, wawasan dan
pengetahuan menjadi hal yang penting untuk mengembangkan sebuah bisnis.
2. Pengalaman di Dunia Bisnis
Pengalaman di dunia bisnis merupakan sumber peluang usaha yang datang dari faktor
internal. Seseorang yang memiliki pengalaman sebelumnya di dalam dunia bisnis
18
tentu akan lebih terampil dalam mengelola bisnisnya. Pasalnya, dia lebih tahu produk
apa yang diinginkan di pasaran. Dengan begitu, dia juga akan lebih memiliki peluang
untuk mengembangkan bisnisnya.
3. Sumber Daya Manusia atau Kreativitas
Sumber daya manusia atau kreativitas merupakan sumber peluang usaha yang datang
dari faktor internal. Sumber daya manusia yang dimaksud di sini adalah orang-orang
yang terlibat dalam pengelolaan dan berjalannya bisnis. Mereka dapat membantu
kamu mengembangkan bisnis jika diberikan kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya.Selain itu, seorang pengusaha yang memiliki kreativitas tinggi juga
dapat lebih mudah mengeluarkan ide untuk mengembangkan bisnisnya. Ide-ide
kreatif yang dapat berguna untuk pengembangan bisnis salah satunya adalah yang
terkait dengan cara-cara mempromosikan bisnis dan produknya.
4. Masalah yang Dihadapi
Berbeda dengan sumber peluang usaha yang sudah disebutkan di atas, masalah yang
dihadapi adalah sumber peluang usaha yang datang dari faktor eksternal. Masalah
atau fenomena yang terjadi di sekitar kita dapat dimanfaatkan menjadi peluang untuk
mengembangkan bisnis. Sebagai contoh, pada masa pandemi ini orang-orang jadi
sulit untuk berbelanja atau membeli makanan keluar rumah, dengan begitu kamu bisa
memanfaatkannya dengan menjual produk yang dijual secara online.
5. Permintaan Pasar
Permintaan pasar dapat menjadi sumber peluang usaha yang berasal faktor eksternal
karena pengusaha dapat melihat besarnya permintaan pasar, sehingga dapat
menciptakan produk yang sesuai dan diinginkan oleh pasar. Dengan begitu, bisnis
yang telah diciptakan atau dijalankan oleh pengusaha bisa mendatangkan konsumen
dengan sendirinya.
6. Melakukan “Upgrade” Pada Produk yang Sudah Ada
Melakukan ‘upgrade’ pada produk yang sudah ada merupakan sumber peluang usaha
yang berasal dari faktor eksternal. Produk yang sudah tercipta dan jelas telah diminati
oleh banyak orang bisa menjadi peluang bisnis untuk menciptakan hal ‘baru’. Sebagai
contoh, sudah ada banyak produk minuman teh kekinian tetapi hanya memiliki varian
19
rasa original saja. Agar konsumen tidak bosan, kamu dapat menambahkan varian rasa
baru yang unik dan akan disukai banyak orang.
3. Pendidikan Kewirausahaan
Kewirasusahaan merupakan suatu sikap dan kemampuan seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang baru yang memiliki nilai guna baik buat dirinya maupun
orang lain. Menurut Hakim (2012), “kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.” Sehingga kewirausahaan memiliki
peranan penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi wirausahawan. “Faktor internal yang berasal dari dalam diri
wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu
yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal
berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar
seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial
ekonomi dan lain-lain (Suharti dan Sirine 2011:125)”.
Hal tersebut melandasi materi kewirausahaan masuk ke dalam materi ajar di
pendidikan formal baik sekolah maupun perguruan tinggi. Oleh karena itu, di satuan
pendidikan formal khususnya perguruan tinggi terdapat materi pendidikan
kewirausahaan.Pendidikan kewirausahaan sudah mulai masuk ke dalam dunia
pendidikan, diintegrasikan dengan kurikulum di sekolah maupun perguruan tinggi.
Hakim (2012) menyatakan, “pendidikan kewirausahaan juga termasuk dalam materi yang
harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari”. Pendidikan Kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk
meningkatkan pengetahuan, intensi atau niat dan kompetensi peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya dengan diwujudkan dalam prilaku kreatif, inovatif dan
berani mengelola resiko. Suyitno (2013) menyebutkan pendidikan kewirausahaan
merupakan kajian internasional terkini dan terus diteliti dan dikembangkan secara
dinamis di seluruh belahan dunia. Pendidikan kewirausahaan dilakukan mulai dari
Universitas, Sekolah Menengah,
20
Sekolah dasar hingga ada playgroup of entrepreneurship untuk anak-anak. Namun
permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru menyentuh pada
tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan
tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Maraknya pendidikan kewirausahaan di
seluruh dunia ini tidak lain karena semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya
karakter kewirausahaan pada generasi muda yang kreatif, inovatif dan berani mengelola
resiko serta pentingnya kedudukan seorang entrepreneur bagi motor pergerakan
perekonomian suatu negara. Suatu negara dikatakan maju dan makmur dilihat dari jumlah
wirausaha atau enterpreunernya. Hal ini sesuai pendapat McClelland dalam Suyitno
(2013) bahwa “negara akan makmur jika entrepreneur dalam suatu negara mencapai 2 %
dari keseluruhan penduduknya.” Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(Ditjen Belmawa) Kemristekdikti sangat sadar akan pentingnya pendidikan
kewirausahaan bagi kemajuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menjawab
tantangan masa depan. Oleh karena itu, Ditjen Belmawa mempunyai program-program
unggulan untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan diantaranya program
kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K). Hal ini semua dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan, niat dan motivasi aktivitas kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Selain itu, mata kuliah kewirausahaan merupakan salah satu mata kuliah
wajib yang dipelajari di perguruan tinggi. Suyitno (2013) menjelaskan “banyak
wirausaha sukses yang tidak kuliah karena mereka orang yang giat dan mencari sendiri
bagaimana menjadi wirausaha melalui pengalaman. Namun hal ini memerlukan waktu
yang lama. Oleh karena itu, dalam pendidikan kewirausahaan harus mengakselerasi
pengalaman dan pola pikir. Dalam pendidikan kewirausahaan yang diberikan adalah
menularkan pola pikir dan prilaku seorang wirausaha pada peserta didik hingga dia
berperilaku dan berwirausaha. Pola pikir tersebut akan terlihat dari sikap dan mental
terkait pemahaman berwirausaha.
Menurut Wibowo dalam Wahyono (2014) “pendidikan kewirausahaan merupakan
upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui institusi
pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan, training dan sebagainya”.
Artinya dalam pendidikan kewirausahaan ditekankan pada kegiatan menghayati dan
menanamkan suatu sikap atau mental kewirausahaan melalui pendidikan formal maupun
21
non formal. Sedangkan Lo Choi Tung dalam Wahyono (2014) mengatakan bahwa
pendidikan kewirausahaan adalah “The process of transmitting entrepreneurial
knowledge and skills to students to help them exploit a business opportunity” (proses
transmisi pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan kepada siswa untuk membantu
mereka dalam memanfaatkan peluang bisnis).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan dalam rangka menginternalisasi mental
kewirausahaan, mentransmisi pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan kepada
peserta didik melalui lembaga pendidikan formal (sekolah dan perguruan tinggi) maupun
lembaga non formal (lembaga pelatihan) dalam upaya memanfaatkan peluang bisnis.
Kegiatan pendidikan kewirausahaan dilakukan secara terprogram dan kontinu. Sehingga
peserta didik menguasai secara teori dan praktek tentang kewirausahaan.
4. Motivasi Wirausaha
Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan,
keinginan, dorongan, impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya.
Motif dengan kekuatan sangat besar menentukan perilaku seseorang. Menurut Budiati,
dkk. (2012:91), “motivasi seseorang menjadi wirausaha dibedakan dalam tiga, yaitu
ambisi kemandirian, realisasi diri dan faktor pendorong, dengan masing-masing indikator
sebagai berikut: Ambisi Kemandirian Aktivitas lebih bebas, Keinginan memiliki usaha
sendiri, Keinginan menjadi lebih dihormati, Keinginanan menrapkan ide baru, Ingin
mengembangkan hobi dalam bisnis Realisasi Diri, Saya ingin memperoeh posisi yang
lebih baik di lingkungan, Saya ingin memotivasi dan memimpin orang laian, Saya ingin
melanjutkan tradisi keluarga, Saya ingin mengimplementasikan ide atau berinovasi Faktor
Pendorong, Ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik, Ingin menjadi seorang
wirausaha jika terkena PHK.” Teori motivasi lain yang sangat populer adalah teori hirarki
kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow (1970). Maslow dalam Supriyadi (2013)
berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan
meramalkan motivasinya.
Selanjutnya Maslow dalam Supriyadi (2013) berpendapat terdapat lima kategori
kebutuhan manusia, yaitu: physiological needs (fisiologis), safety (keamanan), social
(sosial), esteem (penghargaan), dan self actualization (aktualisasi diri). Bila satu tingkat
22
kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
Namun ini tidak berarti tingkat kebutuhan yang lebih rendah harus terpenuhi semuanya
secara memuaskan. Bisa saja kebutuhan lebih rendah belum dapat memuaskan sama
sekali, tetapi sudah muncul tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi.
Kebutuhan fisiologis : makanan, udara,istirahat, sex, rumah, dan fungsi-fungsi tubuh
lainnya dan perlindungan dari unsur-unsur itu
Kebutuhan keamanan : bebas dari rasa takut, perlindungan
Kebutuhan sosial : afiliasi, asosiasi, diterima dalam persahabatan, kasih sayang
Kebutuhan penghargaan : prestasi tinggi, kompetensi, kreativitas, dan kemandirian
pribadi
Kebutuhan perwujudan diri : prestasi tinggi, eksistensi dalam bidang yang digeluti
atau peran yang dilakukan.
Sedangkan menurut Hasibuan (2007), motivasi adalah daya penggerak yang
menimbulkan kegairahan kerja pada seseorang untuk dapat efektif dan terintegrasi dalam
mencapai kepuasan. Artinya motivasi merupakan suatu dorongan yang mampu menimbulkan
gairah kerja seseorang agar lebih efektif dan terintegrasi dalam mencapai suatu tujuan yang
dapat memberikan kepuasan kepada orang tersebut. Motivasi secara umum dipengaruhi
beberapa faktor baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Lukiastuti dalam Sari (2013:7),
menyatakan bahwa faktor dominan motivasi mahasiswa berwirausaha adalah faktor
kesempatan, faktor kepuasan, dan faktor kebebasan. Selanjutnya menurut Sari (2013:6),
“terdapat faktor-faktor yang dapat memotivasi mahasiswa berwirausaha diantaranya adalah
keberhasilan diri, toleransi akan risiko, dan kebebasan dalam bekerja. Ketiga faktor ini
menjadi penting untuk diteliti kembali karena dalam penelitian terdahulu, terbukti ketiga
faktor ini signifikan mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk berwirausaha”.
Menurut Kreuger dalam Suharti dan Sirine (2011:126) bahwa “niat kewirausahaan
mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan merupakan isu sentral
yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru”.
Motivasi wirausaha terkait dengan komitmen seseorang dalam mencoba suatu usaha baru
Komitmen tersebut harus benar-benar yakin kemudian dilaksanakan secara terencana dan
kontinu sehingga upaya membuka usaha sendiri dapat terwujud. Hal ini deperkuat pendapat
Lee & Wong dalam Suharti dan Sirine (2011:126), “entrepreneurial intention atau niat
23
kewirausahaan dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah
usaha yang umumnya bersifat jangka panjang”.
5. Peranan Pendidikan Kewirausahaan dalam Motivasi Wirausaha
Pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha merupakan kedua aspek yang
saling berkaitan atau berhubungan. Bicara tentang peranan pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi berwirausaha, maka tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi berwirausaha. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha menurut
Tuskeroh (2013) adalah sebagai berikut:
1. Rasa percaya diri, yaitu memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada
dirinya sendiri.
2. Inovatif, merupakan suatu kreativitas yang diimplementasikan dan memberikan nilai
tambah atas sumber daya yang kita miliki dan kreatif merupakan hal-hal yang belum
terpikirkan oleh orang lain.
3. Memiliki jiwa kepemimpinan, yang mana sebagai faktor penting dalam mempengaruhi
kinerja.
4. Efektif dan efesien, efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan .dengan perkataan lain, efektif adalah sampai
tingkat apakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas. Efisien adalah
perbandingan yang tebaik antara input dan output, antara daya usaha dan hasil usaha ,atau
antara pengeluaran dan pendapatan dengan perkataan lain, efesien adalah segala sesuatu
yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan
tepat, cepat, hemat dan selamat.
5. Berorientasi masa depan, atinya mampu melihat peluang. Individu demikian selalu
melihat kedepan dan tidak akan mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin,
malainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.
24
pencari kerja mengubah pola pikirnya untuk membuka lapangan kerja. Berikut beberapa
keuntungan yang dapat memotivasi Anda untuk memulai bisnis :
25
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
26
Dapat simpulkan bahwa pengertian kewirausahaan adalah keadaan seorang individu
dengan proses kreatifnya untuk mampu melihat peluang dan memanfaatkannya untuk
mendapatkan penghasilan dan membuka lapangan kerja baru.Upaya perguruan tinggi dalam
memperbaiki kualitas pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi
dapat dilakukan dengan cara pemberian pengarahan yang logis, realistis, dan sistematis dari
dosen kepada mahasiswa.
Pembinaan dan pengembangan sikap mental kewirausahaan di lingkungan masyarakat
kampus melalui program pengembangan kewirausahaan untuk menumbuh kembangkan jiwa
kewirausahaan pada para mahasiswa dan juga staf pengajar diharapkan menjadi wahana
pengintegrasian secara sinergi antara penguasaan sains dan teknologi dengan jiwa
kewirausahaan. Selain itu diharapkan pula hasil-hasil penelitian dan pengembangan tidak
hanya bernilai akademis saja, namum mempunyai nilai tambah bagi kemandirian
perekonomian bangsa.
Saran
Berwirausaha merupakan sebuah pilihan yang tepat dalam hidup. Karena selain untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup kita dimasa depan, berwirausaha juga melatih kita untuk
hidup mandiri dan bersosialisasi serta secara tidak langsung membantu perekonomian negara
ini.
Saran dari kelompok kami. Manakala kita atau siapa saja yang hendak berwirausaha
agar mematangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan wirausaha, baik itu mental,
prospektif usaha maupun strategi pemasaran serta pengelolaan usaha tersebut agar tingkat
kegagalan usahanya sangat kecil sehingga usaha tersebut bisa berjalan dengan lancar dan
sukses. Tingkat kesuksesan wirausaha tidak hanya dari keberanian mereka untuk mengambil
resiko atau nekad, akan tetapi persiapan yang matanglah yang dibutuhkan para wirausahaan
saat ini.
Sifat teladan seorang wirausahawan memang harus dimiliki oleh seluruh manusia,
karena hampir seluruh wirausahawan mereka memiliki kecakapan hidup yang baik, mereka
memiliki sifat kepemimpinan, kreatif dan inovatif, jujur, bertanggung jawab, pantang
27
menyerah dan lain-lain. Maka oleh karena itu banyak sekali yang harus kita teladani dari
seorang wirausahawan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29