Disusun Oleh :
Kelompok 11
Dosen Pengampu :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk yang berakhlak
berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhkan dan
meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupkan dimensi nilai dan Syariat Islam.
Kualitas keberagamaan justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara
tentang syarat rukun ,sah atau tidak sah , maka akhlak menekankan pada kualitas dari
perbuatan. Misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya,sholat dilihat dari
kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dilihat dari konsistensiny,
ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan,harta dilihat dari aspek mana dari
mana untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan,bukan apa yang
diterima.
4
Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi
akhlak seorang hamba terhadap ALLAH,dan ini merupakan pokok inti akhlak
seorang hamba.Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya,bearti ia adalah sebaik-
baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang,maka semakin baik akhlaknya,
dan sebaliknya bila seseorang yang memiliki akhlak buruk bearti lemah tauhidnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Bagaimana akhlak terhadap sesame manusia?
3. Bagaimana hubungan penerapan akhlak terhadap sesame manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akhlak
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akhlat terhadap sesame manusia.
3. Untuk mengetahui hubungan penerapan akhlak terhadap sesame manusia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab “Khuluq”, yang artinya tabiat, budi
pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim Akhlak ilalah tatakrama, kesusilaan, sopan
santun( Bahasa Indonesia), moral ,ethic (Bahasa Inggris), ethos, ethikos (Bahasa
Yunani). Adapun menurut beberapa para ahli pengertian akhlak sebagai berikut.
1. Imam Al- Ghazali.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud
untuk memikirkan (lebih lama) maka jika sifat tersebut melahirkan suatu
tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama dinamakan
akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat maka
dinamakan akhlak yang buruk .
2. Al-Qurtuby
Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab
kesopanannya yang disebut akhlak ,karena perbuatan itu termasuk bagian
darinya. Menekankan bahwa akhlak itu merupakan bagian dari kejadian
manusia.Oleh karena itu kata al Abu Bakar jabir Al-Jazairy Akhlak adalah
bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkan
perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara disengaja.
4. Ibnu Maskawaih
Akhlak adalah sikap jiwa seseorng yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa mellui pertimbangan terlebih dahulu.
6
B. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
1. Husnuzon
Secara bahasa husnudzan berasal dari lafadz “husnun” yang artinya baik dan
lafadz “adzonu” prasangka, sehingga husnudzan berarti prasangka, perkiraan, atau
dugaan baik. Menurut istilah husnuzan adalah cara pandang sesesorang yang
membuatnya melihat sesuatu secara positif.
Seorang yang memiliki sikap husnuzan memandang semua orang itu baik dan
akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih
dari prasangka yang belum tentu kebenaranya, sehingga tidak menimbulkan
kekacauan dalam pergaulan. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir
positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki, dan
perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Pentingnya husnudzan terhadap sesama manusia, maka dalam hidupnya akan
memiliki banyak teman, disukai kawan, dan di segani lawan. Husnuzan terhadap
sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di
sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Sebab tidak ada pergaulan
yang harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu
lainnya. Dengan begitu hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih
baik, terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama, dan selalu
senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain. 1
Bentuk dan contoh Husnuzon :
Orang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan ajaran Islam dalam
perilaku kehidupannya sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap
husnudzan :
a. Menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan dan perintah
agama demi kebaikan manusia sendiri.
b. Menjauhi prasangka buruk kepada siapapun apabila tidak ada bukti.
7
c. Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Memberi kepercayaan kepada sesama mnusia tentang suatu urusan dengan
kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya.
2. Tawadhu`
Tawadhu’ secara bahasa adalah " "التَّذْ لُ ْلketundukan dan " "التَّخَا شُ ْعrendah hati.
Secara terminologis Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan
menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan
marah. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang merendahkan diri dalam
pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki. 2
Sesungguhnya orang yang tawadhu’ dan lemah lembut, keduanya itulah yang
mendapatkan ketenangan serta kasih sayangnya diatas bumi, yang mana kepada
saudara-saudara mereka sesama mukmin mereka berlaku lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Sementara kepada orang kafir musuh-musuh Islam mereka bersikap
keras dalam artian tegas. 3
Tawadhu’ dapat dikatakan jalan yag mengantarkan manusia bersatu dan
damai dalam pergaulan, dan sebagai sikap untuk membina persaudaraan.
Bentuk dan Contoh Tawadhu’ :
a. Menghormati orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya.
b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya.
c. Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain.
d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum.
e. Santun dalam berbicara kepada siapapun, dan
f. Tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang
dicapai
2 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), 177
3 Masan al Fat, Aqidah Akhlak, (Semarang: Adi Cita, 1994), 126
8
3. Tasamuh
َ َ سا َم َح – يَت
Tasamuh berasal dari kata سا َم َح َ َ تyang artinya toleransi. Tasamuh
berarti sikap tenggang rasa saling menghormati saling menghargai sesama
manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Kita wajib menghormati karena
manusia dapat merasakan bahagia apabila hidup bersama manusia lainnmya. Pada
hakikatnya, sikap seperti ini telah dimiliki oleh manusia sejak masih usia anak-
anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan. 4
Tasamuh dapat menjadi pengikat persatuan dan kerukunan, mewujudkan
suasana yang harmonis, dapat menjalin dan memperkuat tali silaturrahmi kepada
sesama, mempererat tali persaudaraan dengan semua kalangan, menjalin kasih
sayang antar umat beragama, dan memperoleh banyak kemudahan.
Bentuk dan Contoh Tasamuh
a. Selalu memberi kemudahan dan tidak mempersulit orang lain dalam hal
apapun.
b. Selalu memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang lain.
c. Menghargai pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain.
d. Tidak suka memaksakan kehendak.
e. Tidak mengganggu ketenangan tetangga.
f. Tidak melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya,
dan
g. Menyukai sesuatu untuk tetangganya sebagaimana ia suka untuk dirinya
sendiri.5
Contoh perilaku tasamuh, seseorang meminjam uang dari kita, tetapi orang
tersebut belum dapat mengembalikan hutangnya, dengan besar hati kitapun tidak
segan-segan memberikan keluasan berupa tenggang waktu atau bahkan
diikhlaskan.
4 Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2002), 67.
5 Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), 568.
9
4. Ta`awun
Ta’awun berasal dari bahasa arab تَعَاونًا- اون
َ َ يَتَع- َاون
َ َتَع yang berarti tolong
menolong, gotong royong, atau bantu membantu dengan sesama. Ta’awun adalah
kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri, kenyataan membuktikan
bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain pasti tidak
akan dapat dilakukan sendiri oleh seseorang meski dia memiliki kemampuan dan
pengetahuan tentang hal itu.6
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat
tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari baik yang sifatnya material maupun non material. Orang kaya
membantu yang miskin dalam hal materi dan harta, sementara orang miskin
membantu yang kaya dalam hal tenaga dan jasa. Saling menolong tidak hanya
dalam hal materi tetapi dalam berbagai hal diantaranya tenaga, ilmu, dan nasihat.
Suatu masyarakat akan nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat
tertanam sikap ta’awun dan saling membantu satu sama lain.
Pentingnya menerapkan sikap ta’awun tolong menolong pekerjaan akan dapat
terselesaikan dengan lebih sempurna, melahirkan cinta dan belas kasih antar
orang yag saling menolong, mengurangi berbagai macam fitnah, dapat
menghilangkan kecemburuan sosial, dan menghapus jurang pemisah antar orang
yag mampu dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang lain
saling melengkapi.
Bentuk dan Contoh Ta’awun :
Ta’awun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan.
b. Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama sama.
c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.
6 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), 153.
10
d. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan dirinya sendiri
dan keluarga.
11
2) Tidak boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi
memukul. Ibu dan bapak harus diurus atau dirawat dengan baik;
3) Bersikap merendahkan diri dan mendoakan agar mereka selalu
dalam ampunan dan kasih sayang Allah S.W.T.;
4) Sebelum berangkat dan pulang sekolah hendaklah membantu
orang tua;
5) Menjaga nama baik kedua orang tua di masyarakat;
6) Memberi nafkah, pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau
mereka tidak mampu atau sudah tua;
7) Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap orang yang telah
ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya;
c. Cara Membiasakan Diri Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
1) Membiasakan diri berbuat baik kepada kedua orang tua adalah
perbuatan yang amat mulia.Bahkan dianjurkan setiap setelah shalat
mendoakan kedua orang tua.
12
b. Cara Berakhlak baik dengan saudara
1) Menghormati dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara
asal-mulanya dari ayah dan ibu. Mencintai mereka sama dengan
kita mencintai diri sendiriMenghormati saudara yang lebih tua
sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan nasihat-
nasihatnya dan tidak menentang perintahnya;
2) Mencintai dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih
sayang sebagaimana orang tua menyayangi mereka;
3) Saling bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika
bersalah, berilah peringatan secara halus dan ramah-tamah.
13
3) Ikut meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin
dan sengsara, sekiranya kita mempunyai kelebihan;
4) Menjenguknya bila sakit atau membantunya dengan obat;
5) Bila tetangga ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut
belasungkawa, dan mengantarkan jenazahnya ke kuburnya;
6) Bila tetangga mendapat kesenangan atau nasib baik dan
menggembirakan, sebaiknya menyampaikan ucapan selamat
kepadanya;
7) Ikut meringankan beban musibah tetangga yang meninggal;
8) Bila ingin membuat rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau
sepengetahuan tetangganya, disamping minta izin kepada
pemerintah;
9) Menghindari perkataan atau tindakan yang menyakitkan tetangga.
Bila berkata atau bertindak salah, sebaiknya segera minta maaf;
10) Jika boleh memamerkan sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki
kepada tetangga, baik berupa makanan ataupun yang lainnya, bila
kita tidak ingin memberinya;
11) Jangan menyalakan atau membunyikan radio tape recorder atau
TV terlalu keras, yang dapat membisingkan tentangga.
c. Membiasakan Diri Untuk Berbuat Baik Terhadap Tetangga
Adapun cara untuk membiasakan diri untuk berbuat baik terhadap
tetangga sebagai berikut:
1) Supaya senantiasa berbuat baik terhadap tetangga dalam segala
situasi, dalam kehidupan sehari-harinya hingga meninggalnya
tetangga itu;
2) Setiap orang muslim wajib memuliakan tetangganya, karena
memuliakan tetangga merupakan salah satu akhlak mulia, yang
harus dimiliki setiap muslim;
14
3) Kita diperintahkan agar suka member makanan kepada tetangga,
terutama tetangga yang terdekat.
15
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk membiasakan diri untuk
berbuat baik terhadap sesama muslim antara lain :
1) Harus saling memaafkan;
2) Harus saling menyelamatkan;
3) Jangan suka memfitnah;
4) Jangan berbuat dzalim;
5) Jangan berburuk sangka;
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul
karimah seorang manusia. Dalam kehidupan sebagai sesama manusia kita harus
berakhlak baik sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa terdapat beberapa
akhlak terpuji antara lain Husnuzon, Tawadhu` Tasamuh, Ta`Awun
penerapan akhlak terhadap manusi terbagi menjadi beberapa golongan yaitu :
1. Akhlak terhadap orang tua
2. Akhlak terhada saudara/keluarga
3. Akhlak terhadap tetangga
4. Akhlak terhadap sesame muslim
B. Saran
Diharapkan kita sebagai sesama manusia terutama sesame muslim harus
menerapkan akhlak yang baik dan menjauhi juga tidak menerapkan akhlak yang
buruk agar mendapatkan kemaslahatan dalam kehidupan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Umar Hasyim. 2004. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Ali Abdul Halim Mahmud. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani, 2004
Anwar Masy’ari. 1990. Akhlak Al-Qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990
Baljon. 1991. Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia. Jakarta: Pustaka Firdaus
Ibrahim. 2002. Membangun Akidah dan Akhlak. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Masan al Fat. 1994. Aqidah Akhlak. Semarang: Adi Cita, 1994
18