Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKHLAK TERHADAP SESAMA MANUSIA

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Oki Oktaviani (1930201191)

Dhea Ardelia Tifani (1930201192)

Tri Andayani (1930201193)

Dosen Pengampu :

Drs. Ahmad Syariffudin, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.


Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa mencurahkan
rahmat-Nya dan karunia-Nya, Shalawat serta Salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad S.A.W, keluarganya, para sahabat, dan seluruh umatnya.Kami
bersyukur kepada illahi Rabbi yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada
kami, sehingga Makalah yang berjudul “Akhlak Terhadap Sesama Manusia” dapat
diselesaikan.
Materi dalam makalah ini disusun berdasarkan Studi Pusaka dan Referensi-
referensi yang sesuai dengan tujuan, agar pada umumnya dapat memahami tentang
Akhlak, dan Manusia dalam Akhlak tersebut.
Kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu kepada para pembaca pada khususnya, kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini
benar-benar bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat pada umumnya. Amin.

Palembang, 27 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6
A. Definisi Akhlak ................................................................................................ 6
B. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ................................................................... 7
1. Husnuzon ...................................................................................................... 7
2. Tawadhu` ...................................................................................................... 8
3. Tasamuh........................................................................................................ 9
4. Ta`awun ...................................................................................................... 10
C. Contoh Penerapan Akhlak Terhadap Sesama Manusia. ................................... 11
1. Akhlak Terhadap Orang Tua ................................................................. 11
2. Akhlak Kepada Saudara ........................................................................ 12
3. Akhlak Terhadap sesame Tetangga ....................................................... 13
4. Akhlak Terhadap Sesama Muslim ......................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 17
A. Kesimpulan .................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk yang berakhlak
berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhkan dan
meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupkan dimensi nilai dan Syariat Islam.
Kualitas keberagamaan justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara
tentang syarat rukun ,sah atau tidak sah , maka akhlak menekankan pada kualitas dari
perbuatan. Misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya,sholat dilihat dari
kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dilihat dari konsistensiny,
ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan,harta dilihat dari aspek mana dari
mana untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan,bukan apa yang
diterima.

Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai Syariat


Islam,maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi,sebagai
keyakinan,sebagai ajaran dan sebgai atura. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai
hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan,agama
berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangan keras (haram),
ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makhruh).

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (al insanu iijtma’iyyun bi at


tob’i. Integritas manusia dapat dilihat secara bertingkat ,integritas pribadi,integritas
keluarga dan integritas sosial. Diantara ketiga lembaga pribadi, keluarga, dan
,asyarakat terdapat hubungan saling memperngaruhi . Hubungan antar anggota
masyarakat ada yang diikat oleh faktor domisili pertenggaan, ada juga yang terikat
oleh kesamaan profesi, atau kesamaan asal usul dan kesamaan sejarah.

4
Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi
akhlak seorang hamba terhadap ALLAH,dan ini merupakan pokok inti akhlak
seorang hamba.Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya,bearti ia adalah sebaik-
baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang,maka semakin baik akhlaknya,
dan sebaliknya bila seseorang yang memiliki akhlak buruk bearti lemah tauhidnya

Sehubungan dengan hal tersebut maka pembahasan akan dititikberatkan pada


‘’Akhlak Terhadap Sesama Manusia”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak?
2. Bagaimana akhlak terhadap sesame manusia?
3. Bagaimana hubungan penerapan akhlak terhadap sesame manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akhlak
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai akhlat terhadap sesame manusia.
3. Untuk mengetahui hubungan penerapan akhlak terhadap sesame manusia.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab “Khuluq”, yang artinya tabiat, budi
pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim Akhlak ilalah tatakrama, kesusilaan, sopan
santun( Bahasa Indonesia), moral ,ethic (Bahasa Inggris), ethos, ethikos (Bahasa
Yunani). Adapun menurut beberapa para ahli pengertian akhlak sebagai berikut.
1. Imam Al- Ghazali.
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia), yang dapat
melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud
untuk memikirkan (lebih lama) maka jika sifat tersebut melahirkan suatu
tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama dinamakan
akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat maka
dinamakan akhlak yang buruk .
2. Al-Qurtuby
Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab
kesopanannya yang disebut akhlak ,karena perbuatan itu termasuk bagian
darinya. Menekankan bahwa akhlak itu merupakan bagian dari kejadian
manusia.Oleh karena itu kata al Abu Bakar jabir Al-Jazairy Akhlak adalah
bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkan
perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara disengaja.
4. Ibnu Maskawaih
Akhlak adalah sikap jiwa seseorng yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa mellui pertimbangan terlebih dahulu.

6
B. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

1. Husnuzon
Secara bahasa husnudzan berasal dari lafadz “husnun” yang artinya baik dan
lafadz “adzonu” prasangka, sehingga husnudzan berarti prasangka, perkiraan, atau
dugaan baik. Menurut istilah husnuzan adalah cara pandang sesesorang yang
membuatnya melihat sesuatu secara positif.
Seorang yang memiliki sikap husnuzan memandang semua orang itu baik dan
akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih
dari prasangka yang belum tentu kebenaranya, sehingga tidak menimbulkan
kekacauan dalam pergaulan. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir
positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki, dan
perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Pentingnya husnudzan terhadap sesama manusia, maka dalam hidupnya akan
memiliki banyak teman, disukai kawan, dan di segani lawan. Husnuzan terhadap
sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di
sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Sebab tidak ada pergaulan
yang harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu
lainnya. Dengan begitu hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih
baik, terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama, dan selalu
senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain. 1
Bentuk dan contoh Husnuzon :
Orang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan ajaran Islam dalam
perilaku kehidupannya sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap
husnudzan :
a. Menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan dan perintah
agama demi kebaikan manusia sendiri.
b. Menjauhi prasangka buruk kepada siapapun apabila tidak ada bukti.

1 Baljon, Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), 16

7
c. Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Memberi kepercayaan kepada sesama mnusia tentang suatu urusan dengan
kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya.

2. Tawadhu`
Tawadhu’ secara bahasa adalah "‫ "التَّذْ لُ ْل‬ketundukan dan "‫ "التَّخَا شُ ْع‬rendah hati.
Secara terminologis Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan
menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan
marah. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang merendahkan diri dalam
pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki. 2
Sesungguhnya orang yang tawadhu’ dan lemah lembut, keduanya itulah yang
mendapatkan ketenangan serta kasih sayangnya diatas bumi, yang mana kepada
saudara-saudara mereka sesama mukmin mereka berlaku lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Sementara kepada orang kafir musuh-musuh Islam mereka bersikap
keras dalam artian tegas. 3
Tawadhu’ dapat dikatakan jalan yag mengantarkan manusia bersatu dan
damai dalam pergaulan, dan sebagai sikap untuk membina persaudaraan.
Bentuk dan Contoh Tawadhu’ :
a. Menghormati orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya.
b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya.
c. Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain.
d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum.
e. Santun dalam berbicara kepada siapapun, dan
f. Tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang
dicapai

2 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004), 177
3 Masan al Fat, Aqidah Akhlak, (Semarang: Adi Cita, 1994), 126

8
3. Tasamuh
َ َ ‫سا َم َح – يَت‬
Tasamuh berasal dari kata ‫سا َم َح‬ َ َ ‫ ت‬yang artinya toleransi. Tasamuh
berarti sikap tenggang rasa saling menghormati saling menghargai sesama
manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Kita wajib menghormati karena
manusia dapat merasakan bahagia apabila hidup bersama manusia lainnmya. Pada
hakikatnya, sikap seperti ini telah dimiliki oleh manusia sejak masih usia anak-
anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan. 4
Tasamuh dapat menjadi pengikat persatuan dan kerukunan, mewujudkan
suasana yang harmonis, dapat menjalin dan memperkuat tali silaturrahmi kepada
sesama, mempererat tali persaudaraan dengan semua kalangan, menjalin kasih
sayang antar umat beragama, dan memperoleh banyak kemudahan.
Bentuk dan Contoh Tasamuh
a. Selalu memberi kemudahan dan tidak mempersulit orang lain dalam hal
apapun.
b. Selalu memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang lain.
c. Menghargai pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain.
d. Tidak suka memaksakan kehendak.
e. Tidak mengganggu ketenangan tetangga.
f. Tidak melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya,
dan
g. Menyukai sesuatu untuk tetangganya sebagaimana ia suka untuk dirinya
sendiri.5
Contoh perilaku tasamuh, seseorang meminjam uang dari kita, tetapi orang
tersebut belum dapat mengembalikan hutangnya, dengan besar hati kitapun tidak
segan-segan memberikan keluasan berupa tenggang waktu atau bahkan
diikhlaskan.

4 Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2002), 67.
5 Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), 568.

9
4. Ta`awun
Ta’awun berasal dari bahasa arab ‫ تَعَاونًا‬- ‫اون‬
َ َ‫ يَتَع‬- َ‫اون‬
َ َ‫تَع‬ yang berarti tolong
menolong, gotong royong, atau bantu membantu dengan sesama. Ta’awun adalah
kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri, kenyataan membuktikan
bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain pasti tidak
akan dapat dilakukan sendiri oleh seseorang meski dia memiliki kemampuan dan
pengetahuan tentang hal itu.6
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat
tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari baik yang sifatnya material maupun non material. Orang kaya
membantu yang miskin dalam hal materi dan harta, sementara orang miskin
membantu yang kaya dalam hal tenaga dan jasa. Saling menolong tidak hanya
dalam hal materi tetapi dalam berbagai hal diantaranya tenaga, ilmu, dan nasihat.
Suatu masyarakat akan nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat
tertanam sikap ta’awun dan saling membantu satu sama lain.
Pentingnya menerapkan sikap ta’awun tolong menolong pekerjaan akan dapat
terselesaikan dengan lebih sempurna, melahirkan cinta dan belas kasih antar
orang yag saling menolong, mengurangi berbagai macam fitnah, dapat
menghilangkan kecemburuan sosial, dan menghapus jurang pemisah antar orang
yag mampu dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang lain
saling melengkapi.
Bentuk dan Contoh Ta’awun :
Ta’awun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan.
b. Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama sama.
c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.

6 Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), 153.

10
d. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan dirinya sendiri
dan keluarga.

C. Contoh Penerapan Akhlak Terhadap Sesama Manusia.

1. Akhlak Terhadap Orang Tua


a. Peranan orang tua dalam kehidupan seorang anak
Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia lahir ke dunia ini adalah
melalui ibu-bapak.Susah dan payah dialami oleh ibu dan bapak untuk
memelihara anaknya, baik ketika masih dalam kandungan, maupun setelah
lahir ke dunia.Pertama-tama ibu harus mengandung kita selama kurang
lebih 9 bulan.Selama dalam kandungan, ibu menanggung kepayahan,
keletikan dan kesakitan.
Setelah bayi lahir ke dunia, lalu dipelihara dan dijaganya dengan
penuh perhatian, disusui, disuapi makanan, dimandikan, diayun dan dibuai
ketika menangis, agar cepat diam dan tidur.Kalau bayi sakit, ibu dan
bapak gelisah pula, mereka mencarikan obat agar cepat pulih kembali
kesehatannya.Selanjutnya, ibu dan bapak mengajarkan kita duduk, berdiri,
berjalan, bercakap-cakap, bermain-main dan menjaga agar kesehatan kita
tetap baik dan pertumbuhan fisik dan rohaninya tetap normal.
Orang tua kita benar-benar berjasa, dan jasanya tidak bias dibeli sama
sekali dan tak dapat diukur oleh apapun juga. Merekalah yang
mengusahakan agar kita dapat makan dan membelikan pakaian untuk kita.
Selanjutnya kita dimasukkan ke lembaga pendidikan, mulai dari sekolah
pendidikan dasar sampai menengah dan mungkin sampai ke perguruan
tinggi, agar kita berakhlak baik, teguh mengamalkan ajaran-ajaran agama
dan mempunyai masa depan yang gemilang.
b. Cara berakhlak bai kepada orang tua
1) Mendengarkan nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian,
mengikuti anjurannya dan tidak melanggar larangannya;

11
2) Tidak boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi
memukul. Ibu dan bapak harus diurus atau dirawat dengan baik;
3) Bersikap merendahkan diri dan mendoakan agar mereka selalu
dalam ampunan dan kasih sayang Allah S.W.T.;
4) Sebelum berangkat dan pulang sekolah hendaklah membantu
orang tua;
5) Menjaga nama baik kedua orang tua di masyarakat;
6) Memberi nafkah, pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau
mereka tidak mampu atau sudah tua;
7) Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap orang yang telah
ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya;
c. Cara Membiasakan Diri Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua
1) Membiasakan diri berbuat baik kepada kedua orang tua adalah
perbuatan yang amat mulia.Bahkan dianjurkan setiap setelah shalat
mendoakan kedua orang tua.

2. Akhlak Kepada Saudara


a. Peranan saudara dalam kehidupan sehari-hari
Peranan saudara dalam kehidupan kita sangatlah penting, karena pada
dasarnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa saling bantu-
membantu dalam menempuh kehidupannya, terutama saudaranya yang
terdekat. Oleh karena itu, saudara masih ada hubungan darah dengan kita,
maka merekalah yang paling pertama kita minta bantuannya.Lebih-lebih
bila kita sedang mendapat musibah atau bencana lainnya, misalnya sakit,
kecurian dan sebagainya. Karena itu, hubungan antara saudara dengan
saudara haruslah dipelihara dengan sebaik-baiknya, jangan sampai retak,
jangan sampai timbul hal-hal yang menyebabkan tali silaturahmi terputus,
apalagi kalau sampai timbul perpecahan atau permusuhan dan
percekcokan satu sama lain.

12
b. Cara Berakhlak baik dengan saudara
1) Menghormati dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara
asal-mulanya dari ayah dan ibu. Mencintai mereka sama dengan
kita mencintai diri sendiriMenghormati saudara yang lebih tua
sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan nasihat-
nasihatnya dan tidak menentang perintahnya;
2) Mencintai dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih
sayang sebagaimana orang tua menyayangi mereka;
3) Saling bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika
bersalah, berilah peringatan secara halus dan ramah-tamah.

3. Akhlak Terhadap sesame Tetangga


a. Peranan Tetangga dalam kehidupan sehari- hari
Kita hidup ditengah-tengah masyarakat, laksana ikan dengan air.Harus
saling menghidupi dan menjernihkan. Tidak boleh sombong kepada orang
lain, terutama dengan kerabat dan tetangga. Mereka ini adalah saudara kita
yang paling dekat dan cepat menolong dikala kita mendapat musibah atau
malapetaka.Meskipun mempunyai family sekian banyak dan terkemuka,
tetapi tak mustahil tempat tinggalnya berjauhan. Oleh karena itu, dikala
kita mendapat musibah seperti sakit, meninggal dunia, atau kesusahan-
kesusahan lainnya, maka yang paling duluan tampil datang adalah
tetangga kita.Karena itu berlakulah kepadanya secara baik menurut
tuntunan agama.
b. Cara-Cara Berbuat Baik Kepada Tetangga
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk berbuat baik kepada tetangga
antara lain sebagai berikut :
1) Menolong dan membantunya bila membutuhkan pertolongan,
walaupun mereka tidak mau membantu kita;
2) Member hutang bila meminta bantuan hutang kepada kita;

13
3) Ikut meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin
dan sengsara, sekiranya kita mempunyai kelebihan;
4) Menjenguknya bila sakit atau membantunya dengan obat;
5) Bila tetangga ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut
belasungkawa, dan mengantarkan jenazahnya ke kuburnya;
6) Bila tetangga mendapat kesenangan atau nasib baik dan
menggembirakan, sebaiknya menyampaikan ucapan selamat
kepadanya;
7) Ikut meringankan beban musibah tetangga yang meninggal;
8) Bila ingin membuat rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau
sepengetahuan tetangganya, disamping minta izin kepada
pemerintah;
9) Menghindari perkataan atau tindakan yang menyakitkan tetangga.
Bila berkata atau bertindak salah, sebaiknya segera minta maaf;
10) Jika boleh memamerkan sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki
kepada tetangga, baik berupa makanan ataupun yang lainnya, bila
kita tidak ingin memberinya;
11) Jangan menyalakan atau membunyikan radio tape recorder atau
TV terlalu keras, yang dapat membisingkan tentangga.
c. Membiasakan Diri Untuk Berbuat Baik Terhadap Tetangga
Adapun cara untuk membiasakan diri untuk berbuat baik terhadap
tetangga sebagai berikut:
1) Supaya senantiasa berbuat baik terhadap tetangga dalam segala
situasi, dalam kehidupan sehari-harinya hingga meninggalnya
tetangga itu;
2) Setiap orang muslim wajib memuliakan tetangganya, karena
memuliakan tetangga merupakan salah satu akhlak mulia, yang
harus dimiliki setiap muslim;

14
3) Kita diperintahkan agar suka member makanan kepada tetangga,
terutama tetangga yang terdekat.

4. Akhlak Terhadap Sesama Muslim


a. Peranan Persaudaraan sesame Muslim
Diantara sesama muslim yang lain adalah bersaudara. Oleh sebab itu,
kita harus bersikap baik terhadap sesama muslim. Mereka itu bagaikan
satu anggota badan, bilamana yang satu sakit atau ditimpa musibah, maka
yang lain ikut merasakannya. Misalnya, kalau gigi seorang sakit, maka
anggota badan yang lainnya ikut pula merasakannya. Demikian pula umat
Islam, kalau ada salah seorang dari umat Islam ditimpa malapetaka, maka
yang lain harus ikut merasakannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
bergotong royong dalam meringankan bebannya.
b. Cara Berbuat Baik Terhadap Sesama Muslim
Adapun cara yang dilakukan untuk berbuat baik terhadap sesama muslim :
1) Memberi salam;
2) Saling memberi nasihat;
3) Menjenguk ketika sakit, sambil mendoakan;
4) Mengantarkan jenazah orang islam;
5) Tidak bermusuhan selama 3 hari;
6) Tidak boleh bersikap sombong;
7) Tidak melahirkan kegembiraan disaat orang Islam yang lain
ditimpa kesusahan;
8) Mau membela sesama muslim;
9) Menjunjung tinggi kehormatan, harta dan jiwa;
10) Mau mengusahakan perdamaian kalau terjadi perselisihan diantara
sesama muslim;
c. Membiasakan Diri Untuk Berbuat Baik Terhadap Sesama Muslim

15
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk membiasakan diri untuk
berbuat baik terhadap sesama muslim antara lain :
1) Harus saling memaafkan;
2) Harus saling menyelamatkan;
3) Jangan suka memfitnah;
4) Jangan berbuat dzalim;
5) Jangan berburuk sangka;

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang
baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul
karimah seorang manusia. Dalam kehidupan sebagai sesama manusia kita harus
berakhlak baik sebagaimana telah disampaikan diatas bahwa terdapat beberapa
akhlak terpuji antara lain Husnuzon, Tawadhu` Tasamuh, Ta`Awun
penerapan akhlak terhadap manusi terbagi menjadi beberapa golongan yaitu :
1. Akhlak terhadap orang tua
2. Akhlak terhada saudara/keluarga
3. Akhlak terhadap tetangga
4. Akhlak terhadap sesame muslim

B. Saran
Diharapkan kita sebagai sesama manusia terutama sesame muslim harus
menerapkan akhlak yang baik dan menjauhi juga tidak menerapkan akhlak yang
buruk agar mendapatkan kemaslahatan dalam kehidupan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Umar Hasyim. 2004. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta: Mitra Pustaka
Ali Abdul Halim Mahmud. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani, 2004
Anwar Masy’ari. 1990. Akhlak Al-Qur’an. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990
Baljon. 1991. Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia. Jakarta: Pustaka Firdaus
Ibrahim. 2002. Membangun Akidah dan Akhlak. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Masan al Fat. 1994. Aqidah Akhlak. Semarang: Adi Cita, 1994

18

Anda mungkin juga menyukai