Anda di halaman 1dari 38

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL YANG SUKSES

DISUSUN OLEH :

WILDA TASYA

NIM. 1930201180

DOSEN PENGAMPU :

Dr. YULIA TRI SAMIHA, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah, inayah dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan makalah ini
selesai dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga semoga tercurahkan selalu
sholawat serta salam kepada manusia termulia yakni baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang berkat usaha kerja kerasnya kita dipersatukan dalam
persaudaraan yang lurus dan benar, semoga kita selaku umatnya selalu dalam
jalan-Nya dan mengikuti jalan nabi SAW.

Kami sebagai penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada


Ibu Dr. Yulia Tri Samiha, M.Pd. Selaku dosen yang telah memberikan tugas dan
bimbingannya kepada kami, yang mana ini akan membantu kami agar terbiasa
dalam pembuatan makalah dan karya ilmiah lainnya. Tidak lupa kami ucapkan
pula terimah kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tidak lupa
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika terdapat kesalahan dalam
penulisan.

Palembang, 2 Januari 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
Kewirausahaan Sosial Yang Sukses .................................................. 3
A. Pendahuluan ............................................................................. 3
B. Kewirausahaan Sosial Yang Sukses ......................................... 6
C. Menetapkan Sasaran ................................................................. 12
D. Kekuatan ................................................................................... 15
E. Menemukan Semangat .............................................................. 19
F. Keberanian ................................................................................ 23
G. Mengambil Tindakan Masif ..................................................... 25
H. Kegigihan ................................................................................. 26
I. Poin-Poin Utama ...................................................................... 28
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 35

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu keberhasilan suatu negara bukan hanya terletak pada pemerintah
yang dinamis dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya, namun juga
mampu membangkitkan partisipasi masyarakat. Masyarkat juga diharapkan
mampu berperan aktif dalam mengembangkan kapasitas bangsa pada berbagai
bidang. Khususnya dalam bidang ekonomi yang menyangkut kesejahteraan
umum. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara
memberikan pandangan tentang betapa pentingnya berwirausaha.

Belakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahan makin menarik terutama


karena banyak wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi
dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha yang
lainnya. Peran media dan lembaga-lembaga terkait juga tak kalah penting.
Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan penghargaan, ekspo, pameran bagi
wirausaha membuat topik ini menjadi sangat menarik.

Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) diharapkan dapat menjadi


solusi yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan menurunkan
ketimpangan pendapatan. Permasalahan sosial yang ada di tengah-tengah
masyarakat tidak dapat diselesaikan oleh satu orang atau pihak. Selain itu,
permasalahan sosial juga tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses?
2. Apa saja kewirausahaan sosial yang sukses?
3. Bagaimana cara menetapkan sasaran?
4. Bagaimana cara kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses?
5. Bagaimana menemukan semangat kewirausahaan sosial yang sukses?

iii
6. Bagaimana cara keberanian kewirausahaan sosial yang sukses?
7. Bagaimana cara mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses?
8. Bagaimana cara kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses?
9. Apa saja poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan makalah, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses;
2. Untuk mengetahui kewirausahaan sosial yang sukses;
3. Untuk mengetahui menetapkan sasaran;
4. Untuk mengetahui kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses;
5. Untuk mengetahui semangat kewirausahaan sosial yang sukses;
6. Untuk mengetahui keberanian kewirausahaan sosial yang sukses;
7. Untuk mengetahui mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses;
8. Untuk mengetahui kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses;
9. Untuk mengetahui poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses.

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses;
2. Dapat mengetahui kewirausahaan sosial yang sukses;
3. Dapat mengetahui menetapkan sasaran;
4. Dapat mengetahui kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses;
5. Dapat mengetahui semangat kewirausahaan sosial yang sukses;
6. Dapat mengetahui keberanian kewirausahaan sosial yang sukses;
7. Dapat mengetahui mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses;
8. Dapat mengetahui kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses;
9. Dapat mengetahui poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

KEWIRAUSAHAAN SOSIAL YANG SUKSES

A. PENDAHULUAN

Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk usia produktif di atas 60%,
sebesar 27% diantaranya adalah penduduk muda yang berpotensi menjadi calon
wirausaha. Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia, pada tahun tersebut
diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia akan memiliki penghasilan bersih (net
income) diatas 3.600 dollar AS per kapita, dengan sebagian diantaranya sebagai
konsumen digital (ecommerce).1

Saat ini posisi daya saing kewirausaahan dan kreativitas indonesia di tingkat
global masih relatif tertinggal dari negara-negara lain, khususnya di kawasan
ASEAN. Data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) menunjukan bahwa
ternyata pada tahun 2017 indonesia baru mempunyai sekitar 1,65% pelaku
wirausaha dari total jumlah penduduknya yang 250 juta jiwa, sedikit berbeda
dengan data yang dikeluarkan oleh kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Data itu menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan yang
dimiliki Indonesia tertinggal dibandingkan dengan 3 negara di kawasan Asia
Tenggara yaitu Singapura, Malaysia, serta Thailand. Ketiganya mencatatkan
jumlah wirausahawan sekitar 7%, 5%, dan 3% dari total jumlah penduduk
masing-masing. Berdasarkan hasil rilis Global Entrepreneurship and Development
Institute dari Amerika Serikat, secara global Indonseia menempati peringkta ke 94
dari 137 negara (tabel 1). Posisi ini sangat rendah walaupun meningkat dibanding
dengan 2016 yang berada di posisi ke 103 dari 132 negara.2

1
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 11
2
Ibid, hlm. 12

v
Tabel 1. Posisi Indonesia Dalam Peringkat Kewirausahaan Global, 2018

Negara Global Entrepreneurship


Rank 2018 (137) Negara

Amerika serikat 1

Australia 5

Negara Global Entrepreneurship


Rank 2018 (137) Negara

Korea selatan 24

Singapura 27

Jepang 28

Brunei darussalam 53

Malaysia 58

Thailand 71

Filiphina 84

Vietnam 87

Indonesia 94

Laos 112

Kamboja 113

Myanmar 127

Sumber: https://thegedi/2018-global-entrepreneurship-index/2018

Kemiskinan dan ketimpangan di Asia masih menjadi salah satu masalah yang
serius. Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) diharapkan dapat menjadi
solusi yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan menurunkan

vi
ketimpangan pendapatan. Permasalahan sosial yang ada di tengah-tengah
masyarakat tidak dapat diselesaikan oleh satu orang atau pihak. Selain itu,
permasalahan sosial juga tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah.
Kewirausahaan sosial dapat berperan untuk turut serta mengatasi permasalahan
ini, misalnya dengan mengambil fokus utama kegiatannya disuatu kawasan atau
daerah pada upaya mengentaskan kemiskinan. Tingginya tingkat kemiskinan di
daerah menyebabkan timbulnya masalah sosial di masyarakat, sehingga untuk
dapat mengantisispasi dan mengatasi hal tersebut harus melalui pendekatan sosial
juga. Kewirausaahan sosial merupakan panduan antara bisnsi dengan
pemberdayaan masyarakat. Peran kewirausahaan sosial dengan fokus bisnis sosial
(social business) dapat mendorong perbaikan ekonomi masyarakat sebagai upaya
untuk mengurangi kemiskinan. 3

Terdapat beberapa contoh kewirausahaan sosial di Asia yang memiliki fokus


dalam mengentaskan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Di Filipina
terdapat suatu kewirausahaan sosial yang yang diinisiasi sebuah asosiasi kopi
dengan fokus kegiatan pada upaya peningkatan nilai tambah bagi petani kopi,
dengan cara melatih petani kopi tidak hanya memproduksi bahan baku berupa biji
kopi, tapi juga masuk ke rantai pasok dengan menciptakan merek sendiri. Di
Thailand ada kewirausahaan sosial yang memiliki fokus untuk membantu para
nelayan mennagkap ikan dengan cara yang kurang bertanggung jawab. Untuk
memperbaiki praktik buruk tersebut para nelayan dilatih untuk menangkap dengan
metode ramah lingkungan dan mengolah ikan tanpa menggunakan formalin.4

Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) telah menjadi isu penting


dalam satu dekade belakangan ini. Kewirausahaan sosial telah berhasil menarik
perhatian banyak kalangan seperti akademisi, pengambil keputusan, praktisi bisnis
hingga masyarakat umum. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
kewirausahaan sosial telah mengalami perkembangan di berbagai belahan dunia.
Kewirausahaan sosial dipercaya mampu membawa manfaat bagi masyrakat.

3
Ibid, hlm. 13
4
Ibid, hlm. 14

vii
Masyarakat yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan bisa ikut terlibat dan
merasakan baik secara langsung maupun tidak langsung manfaat dari
kewirausahaan sosial. Salah satu manfaat dari kewirausahaan sosial adalah
membuka lapangan pekerjaan bagi para penganggur. Hadirnya Go-jek misalnya,
telah membuka ribuan lapangan pekerjaan. Peran Gojek tidak hanya di sektor
transportasi namun merambah sektor lain seperti industri kuliner melalui produk
Gofood. kewirausahaan sosial juga memberikan sebuah cara baru dalam
mengatasi sebuah permasalahan di masyarakat. Permasalahan sampah misalnya,
dapat teratasi dengan hadirnya kewirausahaan dalam bentuk bank sampah.5

B. Kewirausahaan Sosial Yang Sukses

1) Awal Mula Kewirausahaan Sosial


Dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang kewirausahaan
Nasional definisi kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan Warga Negara Indonesia dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang menngarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan,
cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efesiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar. Sedangkan definisi kewirausahaan sosial
adalah kewirausahaan yang memiliki vivi dan misi untuk menyelesaikan
masalah sosial atau memberikan perubahan positif terhadap kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan melalui perencanaan, pembinaan,
pengembangan, dan pemberdayaan yang memiliki dampak terukur dan
menginvestasikan kembali sebagian keuntungannya untuk mendukung
misi tersebut.6 Kewirausahaan sosial adalah tentang bagaimana
menerapkan pendekatan yang praktis, inovatif, dan berkelanjutan untuk
memberikan dampak positif pada masyarakat, khususnya masyarakat kelas

5
Evienia Benedicta & Susy Yunia, Sukses Membangun Kewrirausahaan Sosial, (Jakarta :
Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), hlm. 1
6
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 14

viii
ekonomi bawah dan yang terpinggirkan. Kewirausahaan sosial biasanya
bertujuan untuk mengatasi masalah masalah ekonomi atau sosial.
Istilah kewirausahaan sosial masih relatif baru, tetapi konsepnya
telah lama berkembang. Pada abad ke 19 beberapa tokoh telah
mempraktikan konsep kewirausahaan sosial. Masa ketika, perkembangan
teknologi dan informasi belum berkembang pesat seperti di era digital saat
ini.
Robert Owen (1771-1858), merupakan salah satu industrialisasi
Inggris. Ia adalah seorang pebisnis yang handal dan memiliki pabrik tekstil
yang berkembang sangat pesat di New Lanark, Skotlandia. Sebagai
pebisnis suskses, Robert owen banyak memberikan keuntungan usaha
pada peningkatan kesejahteraan karyawan yang bekerja pada
perusahaannya. Ia membuat jam kerja lebih pendek, membangun sekolah
untuk anak-anak karyawan dan merenovasi rumah tingga para
karyawannya. Robert Owen merupakan peletak dasar gerakan koperasi. Ia
membangun toko-tokoyang menjual barang-barang kebutuhan hidup
karyawannya dengan harga murah dan membatasi penjualan alkohol. Tak
heran bila kemudian Robert Owen dianggap sebagai “bapak” gerakan
koperasi.7
Florence Nightingale lahir di florence, Italia, 12 Mei 1820.
Florence merupakan pelopor perawat modern. Ia dikenal dengan nama
The Lady With The Lamp karena jasanya mengumpulkan dan merawat
korban perang Krimea di Semenanjung Krimea, Rusia. Florence berjuang
untuk menampilkan kembali konsep keperawatan dan penjagaan
kebersihan rumah sakit. Ia berjuang tak kenal lelah untuk membuktikan
bahwa pekerjaan sebagai seorang perawat merupakan pekerjaan yang
mulia. Bahkan, florence memainkan peranan penting dalam pendirian
Komisi Kerajaan untuk kesehatan tentara Kerajaan Inggris. Ketika kembali
ke London, para koleganya mendirikan sebuah organisasi bernama

7
Evienia Benedicta & Susy Yunia, Sukses Membangun Kewrirausahaan Sosial, (Jakarta :
Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), hlm. 3

ix
Nightingale fund. Mereka berhasil mengumpulkan banyak dana dan
diserahkan kepada Florence untuk membangun sebuah sekolah perawat di
lingkungan Rumah sakit St. Thomas Hospital, London.8
Kehadiran kewirausahaan sosial terus berkembang tidak hanya di
benua Eropa dan Amerika, tetapi telah mnyebar diseluruh dunia. Di era
modern khususnya, perkembangan kewirausahaan sosial berkembang
sangat pesat. Perkembangan ini dibantu oleh hadirnya internet, terutama
social networking dan social media. Kewirausahaan pada masyarakat
modern memberikan manfaat berupa bentuk kewirausahaan alturuistik
(tindakan sukarela oleh seorang atau lembaga tanpa mengharapkan
imbalan) yang dapat dimunculkan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan
kata lain, kewirausahaan dapat diubah sebagai kewirausahaan sosial ketika
ia mampu mengubah modal sosial dengan berbagai cara yang dapat
memengaruhi masyarakat secara positif. Perkembangan selanjutnya,
kewirausahaan sosial pada era modern kembali di populerkan oleh Billy
Drayton, pendiri Ashoka Foundation. Ashoka Foundation merupakan
organisasi internasional yang mempromosikan kewirausahaan sosial di
seluruh dunia. Terinspirasi oleh Mahat Magandhi dan Gerakan Hak Sipil,
Billy Drayton mendirikan Ashoka Foundation pada tahun 1980 untuk
mengurangi kesenjangan pendapatan anggota masyarakat melalui
kewirausahaan sosial.9
2) Wirausahawan Sosial (Social Entrepreneur)
Pelaku utama dari kewirausahaan sosial adalah wirausahawan
sosial. Tanpa adanya wirausahawan sosial, kewirausahawan sosial tidak
akan mampu tumbuh dan memberikan dampak posistif bagi kehidupan
masyarakat luas. Orang- orang seperti Billy Drayton, Gamal Albinsaid,
Muhammad Yunus dan masih banyak lagi layak untuk disebut sebagai
wirausahawan sosial. Mereka adalah idndividu yang menggunakan solusi
inovatif memebangun usaha untuk mengatasi masalah sosial dengan cara

8
Ibid, hlm. 3
9
Ibid, hlm. 4

x
mengubah sistem, memberikan solusi, dan memengaruhi masyarakat
untuk melakukan perubahan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan
adalah seorang agen perubahan.10
Eduardo Morata, Ketua Asian institute Management (AIM) pada
tahun 1980-an, yang memperkenalkan social entrepreneurship dengan
definisinya “wirausaha sosial merupakan orang atau lembaga inovatif yang
memajukan penciptaan dan penyelengaraan usaha yang berhasil bagi
mereka yang membutuhkan. Wirausaha sosial berbeda dengan usaha yang
lazim atau usaha niaga dengan satu ciri utama, yakni menaryh kepedulian
pada upaya membantu kesejahteraan pihak lain dari pada kesejahteraan
diri sendiri.”
Menurut Yayasan Schwab (2008), sebuah yayasan yang bergerak
untuk mendorong aktivitas social entrepreneurship menyatakan bahwa :
“Para social entrepreneurship menciptakan dan memimpin organisasi,
untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator
perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa,
metodologi, dan perubahan sikap.”
Wirausahawan merupakan agen perubahan. Ia memiliki visi dan
menciptakan misi bukan semata-mata demi keuntungan pribadi, namun
lebih jauh untuk memberikan solusi atas berbagai masalah sosial dalam
masyarakat. wirausahawan sosial mengembangkan inovasi beradaptasi
dengan cepat, dan juga seorang pembelajar. Ia berani bertindak tanpa takut
di batasi oleh sumber data yang dimiliki. Seorang wirausahawan sosial
juga orang yang memiliki kemampuan mengembangkan iovasi dan kreatif.
Dengan kreatifitas, wirausahawan menemukan sebuah ide baru yang
diwujudkan dengan menngunakan inovasi.
Layaknya seorang wirausahawan, kerja keras, semangat pantang
menyerah, disiplin dan bekerja keras adalah ciri-ciri yang bisa kita lihat
pada diri seorang wirausahawan sosial. Bagi seorang wirausahawan sosial,
tidak ada kesuksesan tanpa melewati proses yang pahit dan menyakitkan
10
Ibid, hlm. 9

xi
dan mereka mampu mengahadapinya. Ciri lain yang bisa kita lihat dari
seorang wirausahawan sosial adalah sikap melayani. Sikap moral yang
berpegang teguh pada prinsip setiap individu memiliki kewajiban
membantu, melayani , dan menolong orang lain. Wirausahawan sosial
berpegang pada prinsip ini saat mengembangkan usaha sosialnya. Usaha
sosial itu adalah wujud nyata dari sikap moral melayani sesama dengan
memberikan solusi terhadap masalah sosial yang ada.

3) Karakteristik Seorang Wirausahawan Sosial Yang Sukses


Tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan seorang
wirausahawan sosial. Perlu diingat, jarang sekali ada individu yang
memiliki keseluruhan karakteristik seperti yang akan diuraikan dibawah
ini :11
1. Memiliki misi dan kepedulian yang kuat.
2. Memiliki passion yang sejalan dengan niat usaha sosial anda.
3. Yakin dengan pilihan anda menjadi wirausahawan sosial dibandingkan
pekerjaan lainnya.
4. Siapa bekerja keras memebangun usaha mulai dengan segala
keterbatasan.
5. Memahami kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh usaha sosial
anda sebagai sebuah bisnis.
6. Berani menilai dengan jujur kemampuan yang dimiliki usaha sosial
anda
7. Memiliki kemampuan untuk berpikir layakya seorang wirausahawan
8. Memiliki kemampuan mengorganisasian dan mangatur pekerjaan di
usaha sosial anda
9. Gemar mempelajari hal-hal baru
10. Kreatif dalam memecahkan masalah
11. Mau melakukan perubahan guna mencapai misi usaha sosial anda

11
Winda Senja & John Sihombing, 14 Karakteristik Wirausahawan Sosial yang Sukses, (UnLtd
PLUS)

xii
12. Berani mengambil resiko dalam mangambil keputusan
13. Menjadi sosok yang inspiratif dan dapat dipercaya guna menarik
orang-orang bertalenta bekerja untuk usaha sosial anda
14. Pandai berkomunikasi dengn orang-orang dari berbagai latar belakang.
Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas
pelaku kewirausahaan sosial menegaskan bahwa ada dua kunci
kewirausahaan sosial, yaitu (1) adanya inovasi sosial yang mampu
mengubah sistem yang ada di masyarakat dan (2) hadirnya
perseorangan yang bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha
(entrepreneurial) dan beretika yang berada di belakang gagasan
inovatif tersebut.12
Terdapat beberapa pembelajaran tentang social entrepreneurship
beserta beberapa karakteristik yang dimiliki oleh social
entrepreneurship itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari penelitian
mengenai kewirausahaan sosial terbagi menjadi beberapa grup sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing. Hal ii pada dasarnya terdiri
dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam kegiatan usaha
yang biasanya berjalan secara rutin. Austin Stevenson dan Wei-
Skillern berpendapat bahwa pengusaha sosial dan tradisional berbeda
dengan pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Tujuan
utama dari social entrepreneur adalah melayani kebutuhan dasar
masyarakat, sementara pengusaha tradisional adalah untuk meraih
pasar yang besar kesenjangan dan memperoleh masyarakat harus
mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan kemampuan
yang sifatnya unik.13
Hal ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana isis dari
gagasan yang kita tawarkan, pada dasarnya agar gagasan serta ide yang
kita tawarkan bisa diterima oleh masyarakat anda harus memiliki misi
sosial didalamnya semata-mata hanya untuk membuat masyarakat
12
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 19
13
Sukmadi, Inovasi dan Kewirausahaan, (Bandung : Humaniora Utama press, 2016), hlm. 153

xiii
dapat terbebaskan dari permasalahan yang terjadi. Dalam pelaksanaan
pengimplementasian gagasan tersebut pastinya anda akan mendapatkan
banyak sekali permasalahan, seorang jiwa wirausaha sosial harus
mempunyai kemampuan pengelolaan resiko (risk management) agar
dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya tersebut. kemampuan
mengelola resiko ini merupakan suatu hal yang penting agar kita dapat
memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara
berkelanjutan.
Sukses atau tidaknya seorang social entrepreneurship ini dilihat
dari dampak yang mereka ciptakan di masyarakat. Entrepreneur yang
biasa akan dikatakan sukses apabila ia berhasil mencetak profit yang
tinggi, namun seorang social entrepreneur baru dapat dikatakan
suskses jika usaha yang dia lakukan mampu meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara luas sebagai dampak dari perubahan sosial yang
dilakukan.

C. Menetapkan Sasaran

1. Pengertian Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu apa yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sasaran
usaha harus spesifik, terukur, jelas kriterianya, memiliki indikator yang rinci
sehingga bisa tercapai secara efektif dan efisien. Sasaran strategis adalah sasaran
jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.
Pernyataan misi adalah pernyataan cara perusahaan mencapai sasaran dalam
lingkungan bisnis itu dijalankan. Contohnya, Dell Computer menetapkan misi
menjual personal computer langsung ke konsumen untuk memperoleh laba.

2. Tujuan Penetapan Sasaran wirausaha


1. Memberi arah dan panduan bagi para manajer pelaksana

Hal ini untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan pada unit


unit kerja yang ada dalam perusahaan.

xiv
2. Alokasi sumber daya

Sumber daya yang ada diprioritaskan penggunaannya pada pengadaan


sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan.

3. Membangun budaya perusahaan

Dalam mencapai sasaran bisnis perlu dibangun budaya perusahaan untuk


menjadi yang terbaik melalui pemberian penghargaan atas suatu
keberhasilan dan tidak menolerir atas suatu kegagalan.

4. Membantu manajer menilai kinerja

Kinerja manajerial suatu bagian dinilai dari tercapai tidaknya sasaran yang
ingin dicapai. Contohnya, bila sasaran barang yang laku di pasaran
sebanyak 1000 unit/tahun dicapai berarti kinerja unit pemasaran sukses,
demikian pula sebaliknya.

Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
perusahaan. Tujuan perusahaan adalah target yang bersifat kuantitatif dan
pendapatan target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan.

Adapun penetapan tujuan perusahaan adalah :

a. Untuk mencapai keberhasilan usaha

b. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan lain

c. Untuk melakukan merger dengan perusahaan lain

d. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerjasama.

e. Menjamin adanya fokus dari berbagai personal yang ada dalam perusahaan.

Oleh karena itu wirausahawan harus dapat memudahkan tujuan utama


perusahaannya menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil yang disebut sasaran.
Penentuan sasaran anda strategi yang dilakukan wirausahawan selalu
memperhatikan kebutuhan fungsional, kemampuan, kesempatan atau secara

xv
konvensional didahului adanya analisis SWOT. Untuk memudahkan dalam
menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memiliki hal-hal sebagai
berikut:

a. Kesempatan menghasilkan laba

b. Kedudukan pasar

c. Sumber daya manusia

d. Pengembangan usaha

e. Sumber daya keuangan

f. Sarana kerja

g. Tanggung jawab sosial.

3. Target Sasaran Wirausaha

Setiap perusahaan memiliki target sasaran bisnis yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu, yakni:

a) Sasaran jangka pendek

Ditujukan untuk sasaran dalam waktu dekat, antara 3 bulan hingga 1


tahun. Sasaran ini biasanya diterapkan pada beberapa item sasaran,
misalnya rekruitmen tenaga kerja, membangun sistem kerja, pengenalan
produk baru atau persentase target penjualan produk yang ingin dicapai.

b) Sasaran jangka menengah

Ditujukan untuk sasaran dalam waktu satu hingga lima tahun mendatang.
Sasaran ini biasanya diterapkan pada beberapa bidang sasaran. Contohnya,
Manajer produksi menargetkan sasaran produksi untuk diekspor sebesar 1
ton dalam 2 tahun, Manajer pemasaran menargetkan sasaran penjualan
sebesar 7 persen dalam 3 tahun, Manajer keuangan menargetkan sasaran
pengembalian investasi sebesar 5 persen dalam 4 tahun.

xvi
D. Kekuatan

1. Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman
(threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.

1) Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan


dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal
dari organisasi atau sebuah program. Strenght ini bersifat internal dari
organisasi atau sebuah program.

Contoh :

a. Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)

b. Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)

c. Proses pembuatan

xvii
d. pencarian bahan

e. dan lain - lain

2) Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak


berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi
tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah
dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang
menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan
tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.

Contoh :

a) Kurang terbinanya komunikasi antar anggota

b) Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh


anggota.

c) Lamanya proses pembuatan

3) Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari


lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita
untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau
peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga
berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

Contoh :

a) Jumlah produksi yang ada di pasaran

b) Tingkat kualitas barang yang di produksi

4) Threat (ancaman) adalah factor negative dari lingkungan yang


memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah
organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu
terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau

xviii
out of stream(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut
lebih banyak layu sebelum berkembang.

Contoh : Barang yang di produksi sudah banyak

2. Fungsi Analisis SWOT

Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut


berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau
memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau
diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT
dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha
penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka /
panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang
mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

3. Cara Membuat Analisis SWOT

Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan


eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Streghts dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang ( opportunities)
dan Ancaman (thearts) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan
Kelemahan (weaknesses).

xix
Analisis swot

Berbagai Peluang

3. Mendukung Strategi Turn-Around 1. Mendukung Stategi Agresif

Kelemahan internal Kekuatan Internal

4. Mendukung Strategi Defensif 2. Mendukung Strategi diverifikasi

Berbagai Ancaman

Kuadran I :

Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut, memiliki


peluang dan kekuatan sehinga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif ( Growth Oriented Strategi ).

Kuadran II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki


kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi di
versifikasi ( produk atau pasar ).

Kuadran III :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi

xx
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.

Kuadran IV :

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut


menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

E. Menemukan Semangat

Semangat adalah energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada


keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat. Sedangkan
gairah adalah energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur
kecintaan, kesukaan dan hobi di dalamnya. Jadi bukan semata-mata karena
manfaat saja. Sumber energi yang dibutuhkan untuk berwirausaha atau kegiatan
apapun adalah semangat (harapan) dan gairah untuk mengerjakan. Keduan 14ya
menjadi satu dan menjadi sumber energi dalam berwirausaha.

Faktor penting bagi pengusaha yang ingin sukses dalam mejalankan usahanya
adalah faktor dorongan semangat, spirit atau motivasi. Menurut para ahli
ekonomi, semangat pantang menyerah adalah 1 dari sekian banyak kunci sukses
dalam berbisnis. Perusahaan akan berkembang pesat jika seluruh karyawan dari
top level manajemen sampai office boy bekerja penuh gairah.

Kewirausahaan menurut Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 tahun 1995 tentang


Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan adalah
semangat, sikap dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan yang lebih
besar.15

14
https://suaramahasiswa.com/advetorial-semangat-kewirausahaan/
15
Mahrus Ali - 2019 - pratinjo

xxi
 Di bawah ini adalah enam langkah untuk membangkitkan semangat
kewirausahaan:

1. Kembangkan Pola Pikir

Membangkitkan semangat kewirausahaan dimulai dengan perkembangan


pola pikir diri sendiri.. Jika diri sendiri tidak berada dalam pola pikir yang
benar; jika diri sendiri kurang memiliki persepsi yang tepat, semangat
wirausaha diri sendiri akan tetap tidak aktif. Semangat wirausaha tumbuh subur
dalam tubuh dengan sikap yang benar dan diri sendiri harus menjadi pemikir
positif untuk memanfaatkan kekuatan semangat wirausaha.

Diri sendiri juga harus mengembangkan pikiran diri sendiri untuk melihat
peluang di mana orang lain melihat masalah; dan terpenting, diri sendiri harus
mengubah persepsi diri sendiri terhadap tantangan dan kegagalan. Diri sendiri
harus melihat masalah sebagai batu loncatan, bukan sebagai batu sandungan.

2. Kembangkan Keyakinan Diri

Langkah selanjutnya untuk membangkitkan semangat kewirausahaan diri


sendiri adalah mengembangkan kepercayaan diri yang kuat. Tanpa
kepercayaan diri, semangat wirausaha Anda tidak akan pernah terwujud.

3. Ikuti Nalurimu

Diri sendiri harus melatih diri sendiri untuk memahami diri sendiri. Diri
sendiri harus tahu kapan naluri diri memberi diri dorongan untuk terus maju;
diri harus belajar mematuhi naluri diri. Ketika Richard Branson diberi ide
bisnis penerbangan; dia mengikuti nalurinya dan memulai Virgin Atlantic
meskipun fakta mencolok bahwa dia akan berhadapan melawan raksasa British
Airways. Hari ini, VIRGIN adalah merek yang diakui di seluruh dunia.

4. Belajar Mengambil Risiko

Dari pengamatan pribadi; tampaknya usaha berisiko memaksa semangat


wirausaha menjadi manifestasi. Saya telah melihat para pemenang

xxii
memecahkan penghalang di mana orang lain berpikir permainan sudah
berakhir. Ketika semua orang memiliki persepsi bahwa dunia itu datar;
Christopher Columbus mengambil risiko untuk berlayar di seluruh dunia dan
bertemu Amerika. Ketika semua orang mengatakan mustahil bagi manusia
untuk terbang; Wright bersaudara memegang impian mereka dan mengambil
risiko untuk menerbangkan pesawat pertama. Virgin Atlantic adalah risiko;
Microsoft adalah risiko, Oracle adalah risiko dan begitu juga Dell. Sebagai
catatan terakhir, saya ingin itu meresap ke dalam pikiran Anda bahwa
semangat wirausaha tumbuh subur pada risiko.

5. Merangkul Persaingan

Sama seperti semangat kewirausahaan tumbuh subur di risiko; demikian


juga, apakah itu berkembang dalam lingkungan yang kompetitif. Kebanyakan
orang menghindar dari membangun bisnis karena persaingan yang terlibat;
mereka tidak berani menjalani proses kewirausahaan karena tantangan bisnis.

Jika ciri harus membangkitkan semangat kewirausahaan diri; maka diri


harus rela menghadapi persaingan. Bahkan, diri harus mau mencarinya seperti
Richard Branson dan Larry Ellison.

6. Mengambil Tindakan

Semua impian, aspirasi, dan ambisi diri akan sia-sia jika diri tidak mengambil
tindakan. Semangat wirausaha memanifestasikan dirinya dalam fase
melakukan; bukan fase perencanaan atau mimpi. Jika diri ingin
membangkitkan semangat diri; segera mulailah proses kewirausahaan dan
bangun bisnis. Tantangan bisnis yang terlibat dalam proses kewirausahaan
akan memaksa semangat diri untuk bertindak.

 Faktor yang mempengaruhi semangat wirausaha

Semangat menjalankan usaha bagi masing-masing pebisnis memiliki kadar


yang berbeda. Sifatnya juga tidak permanen, bisa berubah dari waktu ke
waktu. Kadang naik, kadang turun.

xxiii
Semua itu dipengaruhi oleh 2 faktor utama:

 Faktor internal
Adalah faktor yang timbul dari diri sendiri yaitu kondisi fisik, faktor usia
serta keinginan untuk mencapai kesuksesan bisnis.
1. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempengaruhi semangat seseorang dalam bekerja
dan memanage perusahaannya. Kesehatan yang menurun dapat
menyebabkan motivasi kerja anjlok. Maka penting bagi pelaku
wiraswasta menjaga kebugaran tubuh. Mengatur pola makan, pola tidur
dan pola hidup sehat adalah cara terbaik untuk menjaga kualitas hidup.
2. Faktor usia
Fisik dan mental akan ikut menurun. Dan hal itu adalah gejala
alamiah yang tak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh semua umat
manusia manfaatkan waktu sebaik mungkin. Bagi pengusaha, tentunya
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki untuk menjalankan
roda bisnisnya. Usahakan terus menjaga spirit of business tetap stabil
agar tujuan cepat tercapai.
3. Keinginan, harapan, tujuan dan cita-cita
Ini adalah faktor paling penting. Seberapa kuat keinginan kita
untuk maju? Seberapa luas harapan kita untuk merubah nasib? Seberapa
jelas tujuan kita untuk mendapatkan income pendapatan? Seberapa
tinggi cita-cita kita untuk memperoleh kehidupan mapan secara
ekonomi? Tanyakan itu pada diri sendiri. jika memang sadar bahwa
meraih impian, harapan, cita-cita itu tidak semudah berhitung, maka
butuh perjuangan berlipat ganda. Dan kekuatan semangat tinggilah
yang mampu memacu adrenalin kita untuk terus maju.
 Faktor dari luar (ekstern)
Yang dapat mendorong atau malah menyurutkan semangat kita
dalam berwiraswasta. Ya, meskipun unsur dari diri sendiri merupakan

xxiv
faktor utama, sedikit banyak kondisi di sekitar juga turut mempengaruhi
naik turunnya motivasi dalam mengelola bisnis.
1. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal dan Lokasi Usaha
Lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap semangat berbisnis.
Pengusaha yang tinggal di kawasan elite, cenderung lebih termotivasi
dalam menjalankan bisnisnya agar tak kalah dengan tetangga sebelah.
Lokasi usaha dengan tingkat persaingan tinggi juga merangsang orang
untuk berpikir, bagaimana caranya agar tidak kalah bersaing. berbeda jika
di sekitar tak ada pesaingan, kita cenderung santai di zona nyaman.
2. Faktor Keluarga
Kehidupan keluarga yang harmonis merupakan faktor pemicu
motivasi. Kehadiran orang terkasih yang mampu menghibur di kala sedih,
mensupport saat kita terpuruk adalah suplemen manjur mengembalikan
spirit entrepreneur kita.
3. Pola Pergaulan
Bergaul dengan teman-teman yang baik akan memberikan pengaruh
positif. Karena teman sejati pasti akan memberikan masukan positif juga.
Mereka akan menasehati, memberi dorongan moral saat kita sedang down.
4. Pengalaman masa lalu
Ternyata pengalaman tak mengenakkan pada masa lalu bisa jadi
kekuatan luar biasa seseorang dalam mencapai kesuksesan. Contohnya
pengalaman pahit ditolak cewek karena miskin. Bermula dari perasaan
terhina en sakit hati itulah kadang tumbuh semangat ajaib dalam berbisnis.
Untuk membuktikan dirinya bukan orang yang bisa diremehkan, timbul
gagasan inovatif agar usahanya melesat pesat

F. Keberanian

Berani adalah sebuah awal anda melakukan sesuatu, jika tidak ada
keberanian maka tidak aka nada action, jangan berani jika takut, jangan takut
jika berani, begitu juga dengan memulai usaha, harus ada keberanian untuk
memulai usaha tersebut. “Untuk sukses, kita memerlukan keberanian untuk

xxv
memulai dan gagal. Bagi Louis, kegagalan merupakan sebuah pembelajaran.
Tidak ada seorang pengusaha sukses yang tidak pernah gagal. Karena itu,
beranilah menjadi orang gagal. Dengan kegagalan yang kita peroleh, tentunya,
seperti dibilang Mas Louis, kita akan belajar untuk tidak gagal lagi di masa
mendatang.” —Rangga Umara16

 Lima Contoh Keberanian yang Harus Dimiliki Agar Sukses Berbisnis

1) Berani Menjadi Diri Sendiri

Pengusaha yang sukses pasti menjadi inspirasi bagi banyak orang.


Menariknya, pasti ada hal-hal unik dari diri setiap pengusaha terkenal
yang telah membuktikan kesuksesannya. Begitu pula dengan diri Anda,
jika Anda ingin sesukses pengusaha yang lain, beranilah menjadi diri
sendiri. Sekalipun Anda mengidolakan seorang pengusaha tertentu,
Anda jangan mengikuti persis idola Anda. Tetaplah dengan ciri khas
Anda dalam memimpin. Percaya dengan kemampuan yang Anda miliki
dan tidak perlu malu dengan keadaan Anda saat ini.

2) Berani Hadapi Risiko

Banyak keputusan penting yang harus Anda ambil. Terkadang,


keputusan Anda bisa salah dan menimbulkan permasalahan. Namun,
seorang pengusaha sejati harus berani menghadapi segala resiko yang
mungkin terjadi akibat keputusan Anda. Jangan lari dari masalah, tetapi
bereskan semua masalah yang dihadapi dalam bisnis Anda.

3) Berani Keluar dari Zona Nyaman

Apakah cara berbisnis Anda mengalami perubahan signifikan ke


arah yang lebih baik dan modern? Apakah Anda memiliki produk baru
untuk dipasarkan? Jika semua jawabannya tidak, mungkin Anda cepat
merasa puas atau tidak berani keluar dari zona nyaman. Padahal,
seharusnya Anda berani melakukan gebrakan baru di bisnis Anda agar
16
Louis Frederick hlm160 - 2015

xxvi
usaha Anda bisa maju dan melakukan perubahan. Pikirkan hal yang
lebih besar dan jangan takut untuk berinovasi dalam bisnis.

4) Berani Mengikuti Visi

Saat pertama kali membuat visi perusahaan, Anda bersemangat dan


penuh optimisme. Anda membayangkan kesuksesan dan seolah Anda
telah meraihnya. Anda yakin Anda bisa berhasil di masa depan. Namun,
saat bisnis Anda berjalan dan menghadapi banyak tantangan, masihkah
Anda yakin dengan tujuan bisnis Anda? Meski standar yang sudah
Anda tetapkan begitu tinggi, pengusaha sejati pasti akan terus
berpegang teguh pada visinya. Butuh keberanian besar untuk tetap
yakin dengan visi yang sudah ditetapkan.

5) Berani Melakukan yang Benar

Banyak godaan yang akan menjebak Anda untuk melakukan hal-


hal yang salah bahkan melanggar aturan hukum. Anda akan berhadapan
dengan orang-orang yang licik dan ingin mengajak Anda bekerja sama
dengan cara yang tidak benar. Misalnya, menerima suap atau
melakukan suap untuk memuluskan proyek bisnis. Untuk itu, Anda
butuh keberanian untuk mengatakan tidak pada yang salah dan iya pada
yang benar.

G. Mengambil Tindakan Masif

Seorang wirausaha yang suka bertindak dan tidak hanya berpikir konsep akan
berupaya untuk memenangkan kehidupan. Karakter seseorang pribadi yang
berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi
pada tindakan (action) dari pada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir
atau berwacana.Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak
terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik an
efektif.

Adapun terdapat beberapa karakter yang berorientasi pada tindakan yaitu:

xxvii
1. Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak
daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir atau berwacana.
2. Berpikir dendan cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk
menghasilkan solusi terhadap permasalahan yang baik dan efektif.

H. Kegigihan

Kegigihan merupakan suatu upaya yang secara terus menerus dilakukan


kearah posistif atau pembenaran,setelah melakukan kesalahan.Orang yang tidak
pernah gagal, namun orang yang berhasil ialah orang yang selalu mengambil
pelajaran dari setiap kegagalan, untuk terus maju kedepan. Banyak orang gagal di
dunia ini yang langsung merasa dirinya selalu gagal, dan meraka tidak mengambil
pelajaran dari suatu kegagalan tersebut, yang mengakibatkan semakin terpuruknya
kehidupan mereka sendiri sehingga secara langsung akan berdampak pada
semakin terpuruknya kondisi kejiwaan orang tersebut atau biasa disebut depresi.
Hal-hal seperti ini perlu di hindari agar kita saat mengalami keterpurukan tersebut.
Tindakan-tindakan yang perlu di siasati saat mengalami hal ini yakni berpikir
positif,fokus pada pencapaian solusi,logis dan tidak mudah menyerah.

Alasan mengapa orang harus memiliki sifat gigih atau tekun yaitu menghindari
kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika kita mengalami suatu kegagalan.
Dalam menggapai impian akan selalu muncul suatu keadaan yakni rintangan,
rintangan ini akan selalu muncul menghadang. Terdapat suatu penelitian di
amerika yang menyebutkan bahwa keberhasilan seseorang bukan dinilai dari hasil
yang telah dicapainya., tetapi dari berat ringan dan jumlah rintangan-rintangan di
hadapi dalam mencapai tujuannya. Napoleon hill sempat mengemukkan bahwa
lebih dari 500 orang yang berhasil itu beberapa memiliki suatu karakteristik
special yakni kegigihan dalam mencapai tujuan, kepandaian merupakan suatu
anugerah yang memang diberikan oleh sang pencipta pada orang-orang tertentu,
sedangkan ketekunan merupakan suatu karakteristik unggul yang bisa
memunculkan,suatu ketekunan dapat di pupuk sejak dini dan harus terus dilatih,
namun hal ini harus didukung juga oleh keinginan diri sendiri.

xxviii
Terdapat juga beberapa kiat-kiat dalam meningkatkan karakteristik kegigihan
antara lain yaitu,

1. Tujuan yang pasti

Tentu saja dalam proses pencapaian suatu tujuan, perlu di tentukan terlebih
dahulu tujuan pasti yang akan dituju,hal ini penting sebagai latar belakang
dilakukannya tindakan-tindakan spesifik untuk tujuan pasti yang telah
disepakati bersama. Kita akan berusaha dengan gigih jika mengetahui latar
belakang kegigihan yang kita lakukan ini untuk suatu tujuan pasti yang telah di
sepakati

2. Pengetahuan yang akurat

Dalam meningkatkan kegigihan seseorang tentu diperlukan suatu


meningkatkan kegigihan seseorang tentu diperlukan suatu pengetahuan yang
akurat dan logis.

3. Kerja sama

Manusia merupakan mahluk sosial yang tak lepas dengan kegiatan


berinteraksi antara satu individu dengan individu yang lain, tentu saja kerja
sama merupakan sesuatu hal yang penting untuk meningkatkan suatu tingkat
kegigihan seseorang.

4. Tekad

Dalam meningkatkan kegigihan juga di perlukan tekad yang kuat, dan


berasal dari dalam diri sendiri demi tercapainya tujuan.

5. Kebiasaan

Merupakan suatu kebiasaan yang dapat dilatih secara terus menerus, hal ini
di karenakan suatu kegigihan seseorang terkadang bisa berkurang atau bahkan
hilang,sehingga kebiasaan baik (kegigihan) ini harus tetap kita latih agar
menjadi suatu suatu kebiasaan yang tidak bisa hilang.

xxix
I. Poin-Poin Utama Menjadi Kewirausahaan Sosial Yang Sukses, Yaitu:

1. Resources

Dalam bisnis kita mengenal 2 fase, yaitu fase eksplorasi dan fase
eksploitasi. Fase eksplorasi adalah fase dimana Anda memulai pengembangan
usaha Anda, Anda mencoba mengembangkan, memodifikasi, dan melakukan
penguatan pada model bisnis Anda. Pada fase ini, sering kali bisnis kita
belum menghasilkan keuntungan, terus membutuhkan modal, dan belum bisa
mandiri secara finansial. Fase ini sering terasa menyakitkan, karena Anda
harus membakar banyak uang, tanpa sebuah kepastian akan kesuksesan
usaha.

Modal ini menjadi sangat penting jika yang Anda kembangkan adalah
sesuatu yang baru, inovatif, dan bisnis model yang unik. Bisnis yang inovatif
memang mudah mendapatkan perhatian publik dan bisa meninggalkan
persaingan yang keras dari pada kompetitor, namun biasanya membutuhkan
waktu sedikit lebih lama dalam mencapai kestabilan finansial. Hal ini
diakibatkan fase modifikasi inovasi dan penyesuaian model bisnis kepada
customer untuk akhirnya mampu menerima inovasi tersebut.

Mengapa inovasi terkadang membutuhkan lebih banyak sumber daya?


Inovasi umumnya merupakan hipotesa baru yang harus diuji coba melalui
implementasi yang juga bersifat eksperimen. Hipotesa anda soal inovasi bisa
benar dan bisa salah. Jika benar, usaha anda bisa tumbuh pesat dan meledak.
Jika salah, usaha anda mungkin memerlukan modifikasi atau harus diakhiri.
Dalam kondisi inilah resource menjadi hal yang sangat fundamental.

Oleh karena itu, saya ingin katakan bahwa modal ini menjadi hal yang
sangat penting dalam pengembangan sebuah bisnis maupun inovasi. Dengan
modal Anda bisa bergerak, belajar mengenai bisnis Anda, melakukan
akselerasi, sebelum bisnis sampai ke tahap yang matang. Oleh karena itu,
sering kita jumpai orang – orang yang tidak bisa berwirausaha menjadikan
modal sebagai pembenaran atas kegagalan memulai sebuah usaha. Itu salah,

xxx
karena mempersiapkan bahan bakar untuk memulai usaha adalah tugas
seorang wirausaha. Jika itu mudah, semua orang akan berwirausaha.

Setelah melalui fase eksplorasi ini, Anda akan masuk ke fase eksploitasi,
mungkin secara bahasa terdengar tidak enak, tapi itulah bisnis. Pada tahap
eksploitasi Anda sudah bisa mengomersialisasi bisnis Anda secara kuat,
bahkan lebih jauh lagi Anda bisa mendorong financial impact ataupun social
impact bisnis Anda secara cepat dan akseleratif. Anda bisa menggunakan
personal saving, bisa menjalin kerjasama dengan jejaring yang Anda miliki,
bisa juga melirik ke arah venture capitalist atau investor.

Setelah selesai fase eksplorasi yang membutuhkan banyak resource untuk


mulai mengembangkan bisnis, di fase eksplorasi lagi - lagi Anda juga
memerlukan banyak resource untuk melakukan percepatan. Jika Anda sudah
menemukan formula yang tepat, yang Anda butuhkan selanjutnya adalah
sumber daya untuk mengakselerasi impact yang Anda hasilkan. Jika Anda
tidak tangkas di fase ini, kompetitor yang mencoba mengikuti keberhasilan
Anda, bisa saja mengejar Anda, bahkan melampaui Anda, dengan sumber
daya yang ia miliki.

Sebagai wirausaha sosial, kita tidak dapat memiliki dampak besar, jika kita
tidak dapat memperoleh sumber daya yang kita butuhkan untuk tumbuh lebih
besar. Sebagai gambaran di Inggris, kurang dari 10% dari puluhan ribu
wirausaha sosial yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1 juta
poundsterling. Untuk meluaskan dampak kita butuh sumber daya. Untuk
mendapatkan sumber daya, kita butuh kemampuan pengembangan bisnis
yang memadai.

2. Networking

Jaringan ini bagi saya sesuatu yang sangat penting untuk dibangun dan
dijaga. Banyak anak seorang pengusaha sukses yang tidak bisa
mengembangkan usaha kedua orang tuanya karena tidak memiliki jaringan
yang memadai. Bahkan tidak jarang dari mereka berakhir tragis, karena tidak

xxxi
mempelajari pentingnya manajemen sumber daya jaringan. Saya punya
prinsip, orang akan bekerja sama dengan kita jika mereka mengetahui kita
(know), menyukai kita (like), dan mempercayai kita (trust). Setelah
memiliki sumber daya jaringa, yang tidak kalah penting adalah bagaimana
kita mampu mengoptimalkan sumber daya jaringan yang kita miliki untuk
mengakselerasi bisnis yang kita bangun. Portofolio dan reputasi kita adalah
kartu nama terbaik, berfokuslah membangun dan menjaga keduanya

3. Research and development

Penelitian dan pengembangan adalah satu aspek penting yang tidak banyak
diperhatikan oleh start up. Kami di Indonesia Medika berusaha konsisten
melakukan saintifikasi dalam semua inovasi yang kami kembangkan. Saya
yakin dan telah membuktikan bahwa penelitian pada inovasi-inovasi kita,
bisa mengubah opini atau asumsi kita menjadi data dan realita.

Hal tersebut akan membangun kepercayaan pada inovasi kita,


meningkatkan daya saing kita, dan menjadi salah satu elemen yang
membangun kredibilitas kita. Tapi yang jauh lebih penting dari itu, research
and development memberikan kita informasi yang cukup dan benar untuk
menjadi panduan dalam memodifikasi inovasi kita berdasarkan penelitian
yang kita lakukan.

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa bisnis atau inovasi lahir
dari hipotesa kita. Hipotesa ini bisa benar dan bisa saja salah. Disana kita
harus melakukan penelitian dan pengembangan di fase awal. Sering kali kita
terlalu optimis dengan hipotesa kita, kita terlalu yakin bahwa ide kita
cemerlang, disruptive, dan berdampak besar. Namun, setelah perusahaan
mengalokasikan sumber daya yang begitu besar dan waktu yang begitu lama,
kita baru menyadari bahwa hipotesa kita salah. Itulah pentingnya research
and development, sehingga kita bisa melakukan eksperimen ide kita dalam
skala kecil, sebelum perusahaan memutuskan berjalan lebih jauh.

xxxii
Research and development ini menjadi penting untuk pertimbangan kita
melanjutkan inovasi, memodifikasi inovasi, atau menghentikannya. Jika
hipotesa kita benar, penelitian dan pengembangan ini bisa membantu kita
memodifikasi konsep sejak awal dan membantu kita mengalokasikan sumber
daya secara tepat. Namun, jika hipotesa kita salah, perusahaan bisa
mencegah kehilangan sumber daya untuk ide inovasi atau ide bisnis yang
ternyata di kemudian hari akan gagal.

4. Packaging, marketing, and branding

Hal keempat yang esensial adalah packaging, marketing, dan branding


pada inovasi-inovasi kita. Percuma saja kita bekerja keras dalam berbagai
sektor mulai research and development, product development, business
development, namun pada akhirnya masyarakat atau customer tidak tahu apa
yang kita tawarkan dan produk kita hanya digunakan atau dinikmati sedikit
orang. Besarnya usaha kita mengembangkan produk atau bisnis, juga harus
diikuti besarnya usaha kita dalam marketing sehingga produk yang kita
hasilkan dengan kerja keras bisa dinikmati lebih banyak orang.

Marketing dan branding bukan hanya soal penjualan atau luasnya


jangkauan kita. Diantara berbagai konsep marketing dan branding, 2 konsep
yang paling penting adalah character dan relate. Pertanyaan pertama,
“Diantara banyaknya orang, perusahaan, dan organisasi yang ada, bagaimana
masyarakat itu memilih untuk mengingat kita?” Jawabannya adalah karakter
kita yang berbeda dengan kebanyakan orang lain. Untuk menentukan
karakter, mulailah dengan menentukan apa value yang anda ingin orang lain
melihat anda, perusahaan anda, atau organisasi anda, dari pandangan mereka.
Pertanyaan kedua yang tidak kalah penting adalah “Apa yang membuat
masyarakat merasa terhubung dengan kita?” Jawabannya adalah relate.
Untuk itu, kita harus membangun banyak kesamaan dengan customer atau
masyarakat, sehingga mereka bisa merasa terhubung dengan kita. Selama 2
tahun terakhir kami selalu menerapkan emotional branding, bagaimana

xxxiii
inovasi-inovasi kami mampu menyentuh hati masyarakat. Kami bekerja
keras menerjemahkan misi kami dalam sebuah bahasa komunikasi yang
mudah dipahami dan dirasakan oleh masyarakat.

5. Leadership and Entrepreneurship

Pada awalnya saya tidak memasukkan kepemimpinan dan kewirausahaan


sebagai komponen penting dalam kewirausahaan sosial yang harus Anda
bangun dan siapkan. Berjalannya waktu, saya melihat banyak inovator –
inovator muda yang gagal mempertahankan bisnisnya dan gagal memastikan
keberlanjutannya. Saya lihat, banyak diantara mereka kurang memiliki
kapasitas kepemimpinan yang memadai dan kemampuan kewirausahaan
yang matang.

Banyak sekali teori – teori kepemimpinan yang bertebaran di buku - buku


dan internet yang bisa membuat kita tersesat, namun menurut Forbes ada 10
kualitas kepemimpinan, yang utama. Sepuluh kualitas kepemimpinan itu,
antara lain kejujuran, kemampuan mendelegasikan, komunikasi, kepercayaan
diri, komitmen, sikap positif, kreativitas, intuisi, kemampuan menginspirasi,
dan kemampuan pendekatan. Sepuluh hal tersebut merepresentasikan
kapabilitas utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Selain itu, konsep
lain menggunakan pendekatan “4 E’s of leadership”, yaitu envision,
energize, enable, dan empower.

Disamping itu, secara spesifik, pemimpin wirausaha sosial menghadapi


banyak tantangan. Banyak dari mereka tidak memiliki pendidikan bisnis
secara formal dan membangun perusahaan semata - mata didorong oleh
semangat memecahkan masalah. Motivasi tersebut besar, namun
kemampuan, pengalaman, dan keilmuan mereka dalam hal ekonomi, bisnis,
dan keuangan sangat minim. Survei global dari Schwab Social Entrepreneurs
menyimpulkan 4 tantangan utama yang dihadapi oleh pemimpin wirausaha
sosial, antara lain membangun tim, delegasi dan suksesi, menyeimbangkan
dan mengintegrasikan, pengembangan pribadi dan profesional.

xxxiv
Sering kali tanpa disadari seorang pemimpin mencampuradukkan antara
manajemen dan kepemimpinan, ini 2 hal yang berbeda dan harus dilakukan
dengan cara yang berbeda. Manajemen bicara mengenai organisasi, integrasi,
perencanaan, pengukuran dan penganggaran, serta pengembangan orang.
Sedangkan kepemimpinan bicara soal motivasi, dorongan, memilih orang-
orang berbakat, pembinaan dan pelatihan, serta membangun kepercayaan.
Manajemen bicara soal fungsi, sedangkan kepemimpinan bicara soal
hubungan. Sering kita jumpai, seorang pemimpin juga harus menjadi seorang
manajer, dalam kondisi itu, seni membangun harmoni antara keduanya
menjadi sangat penting dan krusial.

xxxv
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Model pembelajaran kewirausahaan sosial masih sangat terbuka dan fleksibel


untuk dikembangkan. Hal yang perlu ditekankan adalah bagimana mata kuliah
kewirausahaan sosial bisa menjadi sarana perjumpaan bagi mahasiswa dengan
masyarakat luas serta mampu mendorong semangat mahasiswa peduli dan terlibat
dalam persoalan-persoalan dalam masyarakat. Selain itu, kolaborasi dengan
berbagai pihak yang terkait pengembangan kewirausahaan sosial seperti pelaku
kewirausahaan sosial (pengusaha, produsen, dan kolaborator masyarakat),
pemerintah, lembaga donor, lembaga pendamping, serta masyarakat lokal perlu
semakin dipupuk dalam konteks perkuliahan kewirausahaan sosial semakin
mampu semakin menjadi sebuah wujud “petualangan” yang asyik bagi mahasiswa
sekaligus menjadi sarana agar dunia pendidikan kita semakin terkoneksi dengan
dunia nyata.

xxxvi
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan


Perekonomian Daerah.

Evienia Benedicta & Susy Yunia, 2019. Sukses Membangun Kewrirausahaan


Sosial. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Ibid

Sukmadi, Inovasi dan Kewirausahaan, (Bandung : Humaniora Utama press,


2016), hlm. 153

Winda Senja & John Sihombing, 14 Karakteristik Wirausahawan Sosial yang


Sukses, (UnLtd PLUS)

xxxvii

Anda mungkin juga menyukai