DISUSUN OLEH :
WILDA TASYA
NIM. 1930201180
DOSEN PENGAMPU :
Segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan hidayah, inayah dan rahmat-Nya, sehingga penyusunan makalah ini
selesai dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga semoga tercurahkan selalu
sholawat serta salam kepada manusia termulia yakni baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang berkat usaha kerja kerasnya kita dipersatukan dalam
persaudaraan yang lurus dan benar, semoga kita selaku umatnya selalu dalam
jalan-Nya dan mengikuti jalan nabi SAW.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
Kewirausahaan Sosial Yang Sukses .................................................. 3
A. Pendahuluan ............................................................................. 3
B. Kewirausahaan Sosial Yang Sukses ......................................... 6
C. Menetapkan Sasaran ................................................................. 12
D. Kekuatan ................................................................................... 15
E. Menemukan Semangat .............................................................. 19
F. Keberanian ................................................................................ 23
G. Mengambil Tindakan Masif ..................................................... 25
H. Kegigihan ................................................................................. 26
I. Poin-Poin Utama ...................................................................... 28
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu keberhasilan suatu negara bukan hanya terletak pada pemerintah
yang dinamis dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya, namun juga
mampu membangkitkan partisipasi masyarakat. Masyarkat juga diharapkan
mampu berperan aktif dalam mengembangkan kapasitas bangsa pada berbagai
bidang. Khususnya dalam bidang ekonomi yang menyangkut kesejahteraan
umum. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara
memberikan pandangan tentang betapa pentingnya berwirausaha.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses?
2. Apa saja kewirausahaan sosial yang sukses?
3. Bagaimana cara menetapkan sasaran?
4. Bagaimana cara kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses?
5. Bagaimana menemukan semangat kewirausahaan sosial yang sukses?
iii
6. Bagaimana cara keberanian kewirausahaan sosial yang sukses?
7. Bagaimana cara mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses?
8. Bagaimana cara kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses?
9. Apa saja poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan makalah, sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses;
2. Untuk mengetahui kewirausahaan sosial yang sukses;
3. Untuk mengetahui menetapkan sasaran;
4. Untuk mengetahui kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses;
5. Untuk mengetahui semangat kewirausahaan sosial yang sukses;
6. Untuk mengetahui keberanian kewirausahaan sosial yang sukses;
7. Untuk mengetahui mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses;
8. Untuk mengetahui kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses;
9. Untuk mengetahui poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pendahuluan kewirausahaan sosial yang sukses;
2. Dapat mengetahui kewirausahaan sosial yang sukses;
3. Dapat mengetahui menetapkan sasaran;
4. Dapat mengetahui kekuatan kewirausahaan sosial yang sukses;
5. Dapat mengetahui semangat kewirausahaan sosial yang sukses;
6. Dapat mengetahui keberanian kewirausahaan sosial yang sukses;
7. Dapat mengetahui mengambil tindakan kewirausahaan sosial yang sukses;
8. Dapat mengetahui kegigihan kewirausahaan sosial yang sukses;
9. Dapat mengetahui poin-poin utama kewirausahaan sosial yang sukses.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk usia produktif di atas 60%,
sebesar 27% diantaranya adalah penduduk muda yang berpotensi menjadi calon
wirausaha. Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia, pada tahun tersebut
diperkirakan 135 juta penduduk Indonesia akan memiliki penghasilan bersih (net
income) diatas 3.600 dollar AS per kapita, dengan sebagian diantaranya sebagai
konsumen digital (ecommerce).1
Saat ini posisi daya saing kewirausaahan dan kreativitas indonesia di tingkat
global masih relatif tertinggal dari negara-negara lain, khususnya di kawasan
ASEAN. Data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) menunjukan bahwa
ternyata pada tahun 2017 indonesia baru mempunyai sekitar 1,65% pelaku
wirausaha dari total jumlah penduduknya yang 250 juta jiwa, sedikit berbeda
dengan data yang dikeluarkan oleh kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Data itu menunjukkan bahwa jumlah wirausahawan yang
dimiliki Indonesia tertinggal dibandingkan dengan 3 negara di kawasan Asia
Tenggara yaitu Singapura, Malaysia, serta Thailand. Ketiganya mencatatkan
jumlah wirausahawan sekitar 7%, 5%, dan 3% dari total jumlah penduduk
masing-masing. Berdasarkan hasil rilis Global Entrepreneurship and Development
Institute dari Amerika Serikat, secara global Indonseia menempati peringkta ke 94
dari 137 negara (tabel 1). Posisi ini sangat rendah walaupun meningkat dibanding
dengan 2016 yang berada di posisi ke 103 dari 132 negara.2
1
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 11
2
Ibid, hlm. 12
v
Tabel 1. Posisi Indonesia Dalam Peringkat Kewirausahaan Global, 2018
Amerika serikat 1
Australia 5
Korea selatan 24
Singapura 27
Jepang 28
Brunei darussalam 53
Malaysia 58
Thailand 71
Filiphina 84
Vietnam 87
Indonesia 94
Laos 112
Kamboja 113
Myanmar 127
Sumber: https://thegedi/2018-global-entrepreneurship-index/2018
Kemiskinan dan ketimpangan di Asia masih menjadi salah satu masalah yang
serius. Kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) diharapkan dapat menjadi
solusi yang efektif dalam mengentaskan kemiskinan dan menurunkan
vi
ketimpangan pendapatan. Permasalahan sosial yang ada di tengah-tengah
masyarakat tidak dapat diselesaikan oleh satu orang atau pihak. Selain itu,
permasalahan sosial juga tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah.
Kewirausahaan sosial dapat berperan untuk turut serta mengatasi permasalahan
ini, misalnya dengan mengambil fokus utama kegiatannya disuatu kawasan atau
daerah pada upaya mengentaskan kemiskinan. Tingginya tingkat kemiskinan di
daerah menyebabkan timbulnya masalah sosial di masyarakat, sehingga untuk
dapat mengantisispasi dan mengatasi hal tersebut harus melalui pendekatan sosial
juga. Kewirausaahan sosial merupakan panduan antara bisnsi dengan
pemberdayaan masyarakat. Peran kewirausahaan sosial dengan fokus bisnis sosial
(social business) dapat mendorong perbaikan ekonomi masyarakat sebagai upaya
untuk mengurangi kemiskinan. 3
3
Ibid, hlm. 13
4
Ibid, hlm. 14
vii
Masyarakat yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan bisa ikut terlibat dan
merasakan baik secara langsung maupun tidak langsung manfaat dari
kewirausahaan sosial. Salah satu manfaat dari kewirausahaan sosial adalah
membuka lapangan pekerjaan bagi para penganggur. Hadirnya Go-jek misalnya,
telah membuka ribuan lapangan pekerjaan. Peran Gojek tidak hanya di sektor
transportasi namun merambah sektor lain seperti industri kuliner melalui produk
Gofood. kewirausahaan sosial juga memberikan sebuah cara baru dalam
mengatasi sebuah permasalahan di masyarakat. Permasalahan sampah misalnya,
dapat teratasi dengan hadirnya kewirausahaan dalam bentuk bank sampah.5
5
Evienia Benedicta & Susy Yunia, Sukses Membangun Kewrirausahaan Sosial, (Jakarta :
Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), hlm. 1
6
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 14
viii
ekonomi bawah dan yang terpinggirkan. Kewirausahaan sosial biasanya
bertujuan untuk mengatasi masalah masalah ekonomi atau sosial.
Istilah kewirausahaan sosial masih relatif baru, tetapi konsepnya
telah lama berkembang. Pada abad ke 19 beberapa tokoh telah
mempraktikan konsep kewirausahaan sosial. Masa ketika, perkembangan
teknologi dan informasi belum berkembang pesat seperti di era digital saat
ini.
Robert Owen (1771-1858), merupakan salah satu industrialisasi
Inggris. Ia adalah seorang pebisnis yang handal dan memiliki pabrik tekstil
yang berkembang sangat pesat di New Lanark, Skotlandia. Sebagai
pebisnis suskses, Robert owen banyak memberikan keuntungan usaha
pada peningkatan kesejahteraan karyawan yang bekerja pada
perusahaannya. Ia membuat jam kerja lebih pendek, membangun sekolah
untuk anak-anak karyawan dan merenovasi rumah tingga para
karyawannya. Robert Owen merupakan peletak dasar gerakan koperasi. Ia
membangun toko-tokoyang menjual barang-barang kebutuhan hidup
karyawannya dengan harga murah dan membatasi penjualan alkohol. Tak
heran bila kemudian Robert Owen dianggap sebagai “bapak” gerakan
koperasi.7
Florence Nightingale lahir di florence, Italia, 12 Mei 1820.
Florence merupakan pelopor perawat modern. Ia dikenal dengan nama
The Lady With The Lamp karena jasanya mengumpulkan dan merawat
korban perang Krimea di Semenanjung Krimea, Rusia. Florence berjuang
untuk menampilkan kembali konsep keperawatan dan penjagaan
kebersihan rumah sakit. Ia berjuang tak kenal lelah untuk membuktikan
bahwa pekerjaan sebagai seorang perawat merupakan pekerjaan yang
mulia. Bahkan, florence memainkan peranan penting dalam pendirian
Komisi Kerajaan untuk kesehatan tentara Kerajaan Inggris. Ketika kembali
ke London, para koleganya mendirikan sebuah organisasi bernama
7
Evienia Benedicta & Susy Yunia, Sukses Membangun Kewrirausahaan Sosial, (Jakarta :
Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019), hlm. 3
ix
Nightingale fund. Mereka berhasil mengumpulkan banyak dana dan
diserahkan kepada Florence untuk membangun sebuah sekolah perawat di
lingkungan Rumah sakit St. Thomas Hospital, London.8
Kehadiran kewirausahaan sosial terus berkembang tidak hanya di
benua Eropa dan Amerika, tetapi telah mnyebar diseluruh dunia. Di era
modern khususnya, perkembangan kewirausahaan sosial berkembang
sangat pesat. Perkembangan ini dibantu oleh hadirnya internet, terutama
social networking dan social media. Kewirausahaan pada masyarakat
modern memberikan manfaat berupa bentuk kewirausahaan alturuistik
(tindakan sukarela oleh seorang atau lembaga tanpa mengharapkan
imbalan) yang dapat dimunculkan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan
kata lain, kewirausahaan dapat diubah sebagai kewirausahaan sosial ketika
ia mampu mengubah modal sosial dengan berbagai cara yang dapat
memengaruhi masyarakat secara positif. Perkembangan selanjutnya,
kewirausahaan sosial pada era modern kembali di populerkan oleh Billy
Drayton, pendiri Ashoka Foundation. Ashoka Foundation merupakan
organisasi internasional yang mempromosikan kewirausahaan sosial di
seluruh dunia. Terinspirasi oleh Mahat Magandhi dan Gerakan Hak Sipil,
Billy Drayton mendirikan Ashoka Foundation pada tahun 1980 untuk
mengurangi kesenjangan pendapatan anggota masyarakat melalui
kewirausahaan sosial.9
2) Wirausahawan Sosial (Social Entrepreneur)
Pelaku utama dari kewirausahaan sosial adalah wirausahawan
sosial. Tanpa adanya wirausahawan sosial, kewirausahawan sosial tidak
akan mampu tumbuh dan memberikan dampak posistif bagi kehidupan
masyarakat luas. Orang- orang seperti Billy Drayton, Gamal Albinsaid,
Muhammad Yunus dan masih banyak lagi layak untuk disebut sebagai
wirausahawan sosial. Mereka adalah idndividu yang menggunakan solusi
inovatif memebangun usaha untuk mengatasi masalah sosial dengan cara
8
Ibid, hlm. 3
9
Ibid, hlm. 4
x
mengubah sistem, memberikan solusi, dan memengaruhi masyarakat
untuk melakukan perubahan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan
adalah seorang agen perubahan.10
Eduardo Morata, Ketua Asian institute Management (AIM) pada
tahun 1980-an, yang memperkenalkan social entrepreneurship dengan
definisinya “wirausaha sosial merupakan orang atau lembaga inovatif yang
memajukan penciptaan dan penyelengaraan usaha yang berhasil bagi
mereka yang membutuhkan. Wirausaha sosial berbeda dengan usaha yang
lazim atau usaha niaga dengan satu ciri utama, yakni menaryh kepedulian
pada upaya membantu kesejahteraan pihak lain dari pada kesejahteraan
diri sendiri.”
Menurut Yayasan Schwab (2008), sebuah yayasan yang bergerak
untuk mendorong aktivitas social entrepreneurship menyatakan bahwa :
“Para social entrepreneurship menciptakan dan memimpin organisasi,
untuk menghasilkan laba ataupun tidak, yang ditujukan sebagai katalisator
perubahan sosial dalam tataran sistem melalui gagasan baru, produk, jasa,
metodologi, dan perubahan sikap.”
Wirausahawan merupakan agen perubahan. Ia memiliki visi dan
menciptakan misi bukan semata-mata demi keuntungan pribadi, namun
lebih jauh untuk memberikan solusi atas berbagai masalah sosial dalam
masyarakat. wirausahawan sosial mengembangkan inovasi beradaptasi
dengan cepat, dan juga seorang pembelajar. Ia berani bertindak tanpa takut
di batasi oleh sumber data yang dimiliki. Seorang wirausahawan sosial
juga orang yang memiliki kemampuan mengembangkan iovasi dan kreatif.
Dengan kreatifitas, wirausahawan menemukan sebuah ide baru yang
diwujudkan dengan menngunakan inovasi.
Layaknya seorang wirausahawan, kerja keras, semangat pantang
menyerah, disiplin dan bekerja keras adalah ciri-ciri yang bisa kita lihat
pada diri seorang wirausahawan sosial. Bagi seorang wirausahawan sosial,
tidak ada kesuksesan tanpa melewati proses yang pahit dan menyakitkan
10
Ibid, hlm. 9
xi
dan mereka mampu mengahadapinya. Ciri lain yang bisa kita lihat dari
seorang wirausahawan sosial adalah sikap melayani. Sikap moral yang
berpegang teguh pada prinsip setiap individu memiliki kewajiban
membantu, melayani , dan menolong orang lain. Wirausahawan sosial
berpegang pada prinsip ini saat mengembangkan usaha sosialnya. Usaha
sosial itu adalah wujud nyata dari sikap moral melayani sesama dengan
memberikan solusi terhadap masalah sosial yang ada.
11
Winda Senja & John Sihombing, 14 Karakteristik Wirausahawan Sosial yang Sukses, (UnLtd
PLUS)
xii
12. Berani mengambil resiko dalam mangambil keputusan
13. Menjadi sosok yang inspiratif dan dapat dipercaya guna menarik
orang-orang bertalenta bekerja untuk usaha sosial anda
14. Pandai berkomunikasi dengn orang-orang dari berbagai latar belakang.
Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas
pelaku kewirausahaan sosial menegaskan bahwa ada dua kunci
kewirausahaan sosial, yaitu (1) adanya inovasi sosial yang mampu
mengubah sistem yang ada di masyarakat dan (2) hadirnya
perseorangan yang bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha
(entrepreneurial) dan beretika yang berada di belakang gagasan
inovatif tersebut.12
Terdapat beberapa pembelajaran tentang social entrepreneurship
beserta beberapa karakteristik yang dimiliki oleh social
entrepreneurship itu sendiri. Hal tersebut dapat terlihat dari penelitian
mengenai kewirausahaan sosial terbagi menjadi beberapa grup sesuai
dengan karakteristiknya masing-masing. Hal ii pada dasarnya terdiri
dari hal-hal yang tidak umum untuk dilakukan dalam kegiatan usaha
yang biasanya berjalan secara rutin. Austin Stevenson dan Wei-
Skillern berpendapat bahwa pengusaha sosial dan tradisional berbeda
dengan pengusahanya sendiri, metode, situasi, dan peluang. Tujuan
utama dari social entrepreneur adalah melayani kebutuhan dasar
masyarakat, sementara pengusaha tradisional adalah untuk meraih
pasar yang besar kesenjangan dan memperoleh masyarakat harus
mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan kemampuan
yang sifatnya unik.13
Hal ini tentunya sangat bergantung kepada bagaimana isis dari
gagasan yang kita tawarkan, pada dasarnya agar gagasan serta ide yang
kita tawarkan bisa diterima oleh masyarakat anda harus memiliki misi
sosial didalamnya semata-mata hanya untuk membuat masyarakat
12
Dewi Wuryandani, Peran Kewirausahaan Sosial Dalam Meningkatakan Perekonomian
Daerah, hlm 19
13
Sukmadi, Inovasi dan Kewirausahaan, (Bandung : Humaniora Utama press, 2016), hlm. 153
xiii
dapat terbebaskan dari permasalahan yang terjadi. Dalam pelaksanaan
pengimplementasian gagasan tersebut pastinya anda akan mendapatkan
banyak sekali permasalahan, seorang jiwa wirausaha sosial harus
mempunyai kemampuan pengelolaan resiko (risk management) agar
dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya tersebut. kemampuan
mengelola resiko ini merupakan suatu hal yang penting agar kita dapat
memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara
berkelanjutan.
Sukses atau tidaknya seorang social entrepreneurship ini dilihat
dari dampak yang mereka ciptakan di masyarakat. Entrepreneur yang
biasa akan dikatakan sukses apabila ia berhasil mencetak profit yang
tinggi, namun seorang social entrepreneur baru dapat dikatakan
suskses jika usaha yang dia lakukan mampu meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara luas sebagai dampak dari perubahan sosial yang
dilakukan.
C. Menetapkan Sasaran
1. Pengertian Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu apa yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sasaran
usaha harus spesifik, terukur, jelas kriterianya, memiliki indikator yang rinci
sehingga bisa tercapai secara efektif dan efisien. Sasaran strategis adalah sasaran
jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan.
Pernyataan misi adalah pernyataan cara perusahaan mencapai sasaran dalam
lingkungan bisnis itu dijalankan. Contohnya, Dell Computer menetapkan misi
menjual personal computer langsung ke konsumen untuk memperoleh laba.
xiv
2. Alokasi sumber daya
Kinerja manajerial suatu bagian dinilai dari tercapai tidaknya sasaran yang
ingin dicapai. Contohnya, bila sasaran barang yang laku di pasaran
sebanyak 1000 unit/tahun dicapai berarti kinerja unit pemasaran sukses,
demikian pula sebaliknya.
Tujuan perusahaan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
perusahaan. Tujuan perusahaan adalah target yang bersifat kuantitatif dan
pendapatan target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja perusahaan.
e. Menjamin adanya fokus dari berbagai personal yang ada dalam perusahaan.
xv
konvensional didahului adanya analisis SWOT. Untuk memudahkan dalam
menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memiliki hal-hal sebagai
berikut:
b. Kedudukan pasar
d. Pengembangan usaha
f. Sarana kerja
Setiap perusahaan memiliki target sasaran bisnis yang ingin dicapai dalam
jangka waktu tertentu, yakni:
Ditujukan untuk sasaran dalam waktu satu hingga lima tahun mendatang.
Sasaran ini biasanya diterapkan pada beberapa bidang sasaran. Contohnya,
Manajer produksi menargetkan sasaran produksi untuk diekspor sebesar 1
ton dalam 2 tahun, Manajer pemasaran menargetkan sasaran penjualan
sebesar 7 persen dalam 3 tahun, Manajer keuangan menargetkan sasaran
pengembalian investasi sebesar 5 persen dalam 4 tahun.
xvi
D. Kekuatan
Contoh :
c. Proses pembuatan
xvii
d. pencarian bahan
Contoh :
Contoh :
xviii
out of stream(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut
lebih banyak layu sebelum berkembang.
xix
Analisis swot
Berbagai Peluang
Berbagai Ancaman
Kuadran I :
Kuadran II :
Kuadran III :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi
xx
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.
Kuadran IV :
E. Menemukan Semangat
Faktor penting bagi pengusaha yang ingin sukses dalam mejalankan usahanya
adalah faktor dorongan semangat, spirit atau motivasi. Menurut para ahli
ekonomi, semangat pantang menyerah adalah 1 dari sekian banyak kunci sukses
dalam berbisnis. Perusahaan akan berkembang pesat jika seluruh karyawan dari
top level manajemen sampai office boy bekerja penuh gairah.
14
https://suaramahasiswa.com/advetorial-semangat-kewirausahaan/
15
Mahrus Ali - 2019 - pratinjo
xxi
Di bawah ini adalah enam langkah untuk membangkitkan semangat
kewirausahaan:
Diri sendiri juga harus mengembangkan pikiran diri sendiri untuk melihat
peluang di mana orang lain melihat masalah; dan terpenting, diri sendiri harus
mengubah persepsi diri sendiri terhadap tantangan dan kegagalan. Diri sendiri
harus melihat masalah sebagai batu loncatan, bukan sebagai batu sandungan.
3. Ikuti Nalurimu
Diri sendiri harus melatih diri sendiri untuk memahami diri sendiri. Diri
sendiri harus tahu kapan naluri diri memberi diri dorongan untuk terus maju;
diri harus belajar mematuhi naluri diri. Ketika Richard Branson diberi ide
bisnis penerbangan; dia mengikuti nalurinya dan memulai Virgin Atlantic
meskipun fakta mencolok bahwa dia akan berhadapan melawan raksasa British
Airways. Hari ini, VIRGIN adalah merek yang diakui di seluruh dunia.
xxii
memecahkan penghalang di mana orang lain berpikir permainan sudah
berakhir. Ketika semua orang memiliki persepsi bahwa dunia itu datar;
Christopher Columbus mengambil risiko untuk berlayar di seluruh dunia dan
bertemu Amerika. Ketika semua orang mengatakan mustahil bagi manusia
untuk terbang; Wright bersaudara memegang impian mereka dan mengambil
risiko untuk menerbangkan pesawat pertama. Virgin Atlantic adalah risiko;
Microsoft adalah risiko, Oracle adalah risiko dan begitu juga Dell. Sebagai
catatan terakhir, saya ingin itu meresap ke dalam pikiran Anda bahwa
semangat wirausaha tumbuh subur pada risiko.
5. Merangkul Persaingan
6. Mengambil Tindakan
Semua impian, aspirasi, dan ambisi diri akan sia-sia jika diri tidak mengambil
tindakan. Semangat wirausaha memanifestasikan dirinya dalam fase
melakukan; bukan fase perencanaan atau mimpi. Jika diri ingin
membangkitkan semangat diri; segera mulailah proses kewirausahaan dan
bangun bisnis. Tantangan bisnis yang terlibat dalam proses kewirausahaan
akan memaksa semangat diri untuk bertindak.
xxiii
Semua itu dipengaruhi oleh 2 faktor utama:
Faktor internal
Adalah faktor yang timbul dari diri sendiri yaitu kondisi fisik, faktor usia
serta keinginan untuk mencapai kesuksesan bisnis.
1. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempengaruhi semangat seseorang dalam bekerja
dan memanage perusahaannya. Kesehatan yang menurun dapat
menyebabkan motivasi kerja anjlok. Maka penting bagi pelaku
wiraswasta menjaga kebugaran tubuh. Mengatur pola makan, pola tidur
dan pola hidup sehat adalah cara terbaik untuk menjaga kualitas hidup.
2. Faktor usia
Fisik dan mental akan ikut menurun. Dan hal itu adalah gejala
alamiah yang tak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh semua umat
manusia manfaatkan waktu sebaik mungkin. Bagi pengusaha, tentunya
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki untuk menjalankan
roda bisnisnya. Usahakan terus menjaga spirit of business tetap stabil
agar tujuan cepat tercapai.
3. Keinginan, harapan, tujuan dan cita-cita
Ini adalah faktor paling penting. Seberapa kuat keinginan kita
untuk maju? Seberapa luas harapan kita untuk merubah nasib? Seberapa
jelas tujuan kita untuk mendapatkan income pendapatan? Seberapa
tinggi cita-cita kita untuk memperoleh kehidupan mapan secara
ekonomi? Tanyakan itu pada diri sendiri. jika memang sadar bahwa
meraih impian, harapan, cita-cita itu tidak semudah berhitung, maka
butuh perjuangan berlipat ganda. Dan kekuatan semangat tinggilah
yang mampu memacu adrenalin kita untuk terus maju.
Faktor dari luar (ekstern)
Yang dapat mendorong atau malah menyurutkan semangat kita
dalam berwiraswasta. Ya, meskipun unsur dari diri sendiri merupakan
xxiv
faktor utama, sedikit banyak kondisi di sekitar juga turut mempengaruhi
naik turunnya motivasi dalam mengelola bisnis.
1. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal dan Lokasi Usaha
Lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap semangat berbisnis.
Pengusaha yang tinggal di kawasan elite, cenderung lebih termotivasi
dalam menjalankan bisnisnya agar tak kalah dengan tetangga sebelah.
Lokasi usaha dengan tingkat persaingan tinggi juga merangsang orang
untuk berpikir, bagaimana caranya agar tidak kalah bersaing. berbeda jika
di sekitar tak ada pesaingan, kita cenderung santai di zona nyaman.
2. Faktor Keluarga
Kehidupan keluarga yang harmonis merupakan faktor pemicu
motivasi. Kehadiran orang terkasih yang mampu menghibur di kala sedih,
mensupport saat kita terpuruk adalah suplemen manjur mengembalikan
spirit entrepreneur kita.
3. Pola Pergaulan
Bergaul dengan teman-teman yang baik akan memberikan pengaruh
positif. Karena teman sejati pasti akan memberikan masukan positif juga.
Mereka akan menasehati, memberi dorongan moral saat kita sedang down.
4. Pengalaman masa lalu
Ternyata pengalaman tak mengenakkan pada masa lalu bisa jadi
kekuatan luar biasa seseorang dalam mencapai kesuksesan. Contohnya
pengalaman pahit ditolak cewek karena miskin. Bermula dari perasaan
terhina en sakit hati itulah kadang tumbuh semangat ajaib dalam berbisnis.
Untuk membuktikan dirinya bukan orang yang bisa diremehkan, timbul
gagasan inovatif agar usahanya melesat pesat
F. Keberanian
Berani adalah sebuah awal anda melakukan sesuatu, jika tidak ada
keberanian maka tidak aka nada action, jangan berani jika takut, jangan takut
jika berani, begitu juga dengan memulai usaha, harus ada keberanian untuk
memulai usaha tersebut. “Untuk sukses, kita memerlukan keberanian untuk
xxv
memulai dan gagal. Bagi Louis, kegagalan merupakan sebuah pembelajaran.
Tidak ada seorang pengusaha sukses yang tidak pernah gagal. Karena itu,
beranilah menjadi orang gagal. Dengan kegagalan yang kita peroleh, tentunya,
seperti dibilang Mas Louis, kita akan belajar untuk tidak gagal lagi di masa
mendatang.” —Rangga Umara16
xxvi
usaha Anda bisa maju dan melakukan perubahan. Pikirkan hal yang
lebih besar dan jangan takut untuk berinovasi dalam bisnis.
Seorang wirausaha yang suka bertindak dan tidak hanya berpikir konsep akan
berupaya untuk memenangkan kehidupan. Karakter seseorang pribadi yang
berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi
pada tindakan (action) dari pada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir
atau berwacana.Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak
terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik an
efektif.
xxvii
1. Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak
daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir atau berwacana.
2. Berpikir dendan cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk
menghasilkan solusi terhadap permasalahan yang baik dan efektif.
H. Kegigihan
Alasan mengapa orang harus memiliki sifat gigih atau tekun yaitu menghindari
kemungkinan terburuk yang akan terjadi ketika kita mengalami suatu kegagalan.
Dalam menggapai impian akan selalu muncul suatu keadaan yakni rintangan,
rintangan ini akan selalu muncul menghadang. Terdapat suatu penelitian di
amerika yang menyebutkan bahwa keberhasilan seseorang bukan dinilai dari hasil
yang telah dicapainya., tetapi dari berat ringan dan jumlah rintangan-rintangan di
hadapi dalam mencapai tujuannya. Napoleon hill sempat mengemukkan bahwa
lebih dari 500 orang yang berhasil itu beberapa memiliki suatu karakteristik
special yakni kegigihan dalam mencapai tujuan, kepandaian merupakan suatu
anugerah yang memang diberikan oleh sang pencipta pada orang-orang tertentu,
sedangkan ketekunan merupakan suatu karakteristik unggul yang bisa
memunculkan,suatu ketekunan dapat di pupuk sejak dini dan harus terus dilatih,
namun hal ini harus didukung juga oleh keinginan diri sendiri.
xxviii
Terdapat juga beberapa kiat-kiat dalam meningkatkan karakteristik kegigihan
antara lain yaitu,
Tentu saja dalam proses pencapaian suatu tujuan, perlu di tentukan terlebih
dahulu tujuan pasti yang akan dituju,hal ini penting sebagai latar belakang
dilakukannya tindakan-tindakan spesifik untuk tujuan pasti yang telah
disepakati bersama. Kita akan berusaha dengan gigih jika mengetahui latar
belakang kegigihan yang kita lakukan ini untuk suatu tujuan pasti yang telah di
sepakati
3. Kerja sama
4. Tekad
5. Kebiasaan
Merupakan suatu kebiasaan yang dapat dilatih secara terus menerus, hal ini
di karenakan suatu kegigihan seseorang terkadang bisa berkurang atau bahkan
hilang,sehingga kebiasaan baik (kegigihan) ini harus tetap kita latih agar
menjadi suatu suatu kebiasaan yang tidak bisa hilang.
xxix
I. Poin-Poin Utama Menjadi Kewirausahaan Sosial Yang Sukses, Yaitu:
1. Resources
Dalam bisnis kita mengenal 2 fase, yaitu fase eksplorasi dan fase
eksploitasi. Fase eksplorasi adalah fase dimana Anda memulai pengembangan
usaha Anda, Anda mencoba mengembangkan, memodifikasi, dan melakukan
penguatan pada model bisnis Anda. Pada fase ini, sering kali bisnis kita
belum menghasilkan keuntungan, terus membutuhkan modal, dan belum bisa
mandiri secara finansial. Fase ini sering terasa menyakitkan, karena Anda
harus membakar banyak uang, tanpa sebuah kepastian akan kesuksesan
usaha.
Modal ini menjadi sangat penting jika yang Anda kembangkan adalah
sesuatu yang baru, inovatif, dan bisnis model yang unik. Bisnis yang inovatif
memang mudah mendapatkan perhatian publik dan bisa meninggalkan
persaingan yang keras dari pada kompetitor, namun biasanya membutuhkan
waktu sedikit lebih lama dalam mencapai kestabilan finansial. Hal ini
diakibatkan fase modifikasi inovasi dan penyesuaian model bisnis kepada
customer untuk akhirnya mampu menerima inovasi tersebut.
Oleh karena itu, saya ingin katakan bahwa modal ini menjadi hal yang
sangat penting dalam pengembangan sebuah bisnis maupun inovasi. Dengan
modal Anda bisa bergerak, belajar mengenai bisnis Anda, melakukan
akselerasi, sebelum bisnis sampai ke tahap yang matang. Oleh karena itu,
sering kita jumpai orang – orang yang tidak bisa berwirausaha menjadikan
modal sebagai pembenaran atas kegagalan memulai sebuah usaha. Itu salah,
xxx
karena mempersiapkan bahan bakar untuk memulai usaha adalah tugas
seorang wirausaha. Jika itu mudah, semua orang akan berwirausaha.
Setelah melalui fase eksplorasi ini, Anda akan masuk ke fase eksploitasi,
mungkin secara bahasa terdengar tidak enak, tapi itulah bisnis. Pada tahap
eksploitasi Anda sudah bisa mengomersialisasi bisnis Anda secara kuat,
bahkan lebih jauh lagi Anda bisa mendorong financial impact ataupun social
impact bisnis Anda secara cepat dan akseleratif. Anda bisa menggunakan
personal saving, bisa menjalin kerjasama dengan jejaring yang Anda miliki,
bisa juga melirik ke arah venture capitalist atau investor.
Sebagai wirausaha sosial, kita tidak dapat memiliki dampak besar, jika kita
tidak dapat memperoleh sumber daya yang kita butuhkan untuk tumbuh lebih
besar. Sebagai gambaran di Inggris, kurang dari 10% dari puluhan ribu
wirausaha sosial yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1 juta
poundsterling. Untuk meluaskan dampak kita butuh sumber daya. Untuk
mendapatkan sumber daya, kita butuh kemampuan pengembangan bisnis
yang memadai.
2. Networking
Jaringan ini bagi saya sesuatu yang sangat penting untuk dibangun dan
dijaga. Banyak anak seorang pengusaha sukses yang tidak bisa
mengembangkan usaha kedua orang tuanya karena tidak memiliki jaringan
yang memadai. Bahkan tidak jarang dari mereka berakhir tragis, karena tidak
xxxi
mempelajari pentingnya manajemen sumber daya jaringan. Saya punya
prinsip, orang akan bekerja sama dengan kita jika mereka mengetahui kita
(know), menyukai kita (like), dan mempercayai kita (trust). Setelah
memiliki sumber daya jaringa, yang tidak kalah penting adalah bagaimana
kita mampu mengoptimalkan sumber daya jaringan yang kita miliki untuk
mengakselerasi bisnis yang kita bangun. Portofolio dan reputasi kita adalah
kartu nama terbaik, berfokuslah membangun dan menjaga keduanya
Penelitian dan pengembangan adalah satu aspek penting yang tidak banyak
diperhatikan oleh start up. Kami di Indonesia Medika berusaha konsisten
melakukan saintifikasi dalam semua inovasi yang kami kembangkan. Saya
yakin dan telah membuktikan bahwa penelitian pada inovasi-inovasi kita,
bisa mengubah opini atau asumsi kita menjadi data dan realita.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa bisnis atau inovasi lahir
dari hipotesa kita. Hipotesa ini bisa benar dan bisa saja salah. Disana kita
harus melakukan penelitian dan pengembangan di fase awal. Sering kali kita
terlalu optimis dengan hipotesa kita, kita terlalu yakin bahwa ide kita
cemerlang, disruptive, dan berdampak besar. Namun, setelah perusahaan
mengalokasikan sumber daya yang begitu besar dan waktu yang begitu lama,
kita baru menyadari bahwa hipotesa kita salah. Itulah pentingnya research
and development, sehingga kita bisa melakukan eksperimen ide kita dalam
skala kecil, sebelum perusahaan memutuskan berjalan lebih jauh.
xxxii
Research and development ini menjadi penting untuk pertimbangan kita
melanjutkan inovasi, memodifikasi inovasi, atau menghentikannya. Jika
hipotesa kita benar, penelitian dan pengembangan ini bisa membantu kita
memodifikasi konsep sejak awal dan membantu kita mengalokasikan sumber
daya secara tepat. Namun, jika hipotesa kita salah, perusahaan bisa
mencegah kehilangan sumber daya untuk ide inovasi atau ide bisnis yang
ternyata di kemudian hari akan gagal.
xxxiii
inovasi-inovasi kami mampu menyentuh hati masyarakat. Kami bekerja
keras menerjemahkan misi kami dalam sebuah bahasa komunikasi yang
mudah dipahami dan dirasakan oleh masyarakat.
xxxiv
Sering kali tanpa disadari seorang pemimpin mencampuradukkan antara
manajemen dan kepemimpinan, ini 2 hal yang berbeda dan harus dilakukan
dengan cara yang berbeda. Manajemen bicara mengenai organisasi, integrasi,
perencanaan, pengukuran dan penganggaran, serta pengembangan orang.
Sedangkan kepemimpinan bicara soal motivasi, dorongan, memilih orang-
orang berbakat, pembinaan dan pelatihan, serta membangun kepercayaan.
Manajemen bicara soal fungsi, sedangkan kepemimpinan bicara soal
hubungan. Sering kita jumpai, seorang pemimpin juga harus menjadi seorang
manajer, dalam kondisi itu, seni membangun harmoni antara keduanya
menjadi sangat penting dan krusial.
xxxv
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
xxxvi
DAFTAR PUSTAKA
Ibid
xxxvii