Anda di halaman 1dari 16

Makalah

PENGENBANGAN KURIKULUM DI SD
(Kurikulum Darurat Covid-19)
Dosen Pengampuh : Nurfadliah, S.Pd., M.Pd

Oleh :

Faiby Putri Olii (151419133)

Kelas 3E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurikulum Darurat Covid-19” tepat waktu.
Makalah [judul makalah] disusun guna memenuhi tugas [dosen/guru] pada [bidang
studi/mata kuliah] di [sekolah/nama kampus]. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang [topik makalah].

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada [Bapak/Ibu] selaku [guru


mata pelajaran/dosen mata kuliah]. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, Desember 2020

Faiby Putri Olii

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Darurat Covid-19......................................................... 3


B. Implementasi Kurikulum Darurat Covid-19 Dimasa Pandemi..................... 5
C. Hasil Wawancara Bersama Guru, Orangtua dan Siswa.................................. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan
tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan
virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical
distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini
mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah
di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah
maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa
dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.
Penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran dari adalah latar
belakang dibuatnya kurikulum darurat. Ini merupakan satu diantara pilihan yang
diambil satuan pendidikan yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Peserta didik berfokus kepada kompetensi utama dan kompetensi yang menjadi
syarat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Penyederhanaan ini bisa mengikis beberapa poin dalam kompetensi dasar setiap mata
pelajaran.
Kebijakan Kurikulum darurat dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) guna adaptasi pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Kemendikbud melakukan dua hal, pertama untuk zona kuning
dilakukan perluasan pembelajaran tatap muka, sementara kurikulum darurat ini dalam
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan tatap muka.

Ada tiga opsi yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, yaitu:

1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional

2. Menggunakan kurikulum darurat; atau

3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Kurikulum darurat dirancang untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.
Modul belajar PAUD dijalankan menggunakan prinsip "Bermain adalah Belajar".
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain dan melakukan kegiatan sehari-hari.
Untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar meliputi rancangan pembelajaran
yang mudah dilakukan secara mandiri oleh orangtua maupun wali.
Pemerintah juga memberikan keringanan peraturan untuk guru guna mendukung
kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Sekarang guru tidak serta merta
harus memenuhi kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu. Sehingga guru mampu
fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa.

1
Mendikbud berharap adanya kerjasama dengan semua pihak, baik guru, sekolah
ataupun orangtua. Orangtua juga diharapkan aktif berpartisipasidalam kegiatan proses
belajar mengajar di rumah.
B. Rumuran Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum darirat Covid-19?
2. Apa kelemahan atau kekurangan dari kurikulum darurat Covid-19?
3. Apa kelebihan kurikulum darurat Covid-19?
4. Bagaimana bentuk pengimplementasian kurikulum darurat Covid-19 di masa
pandemi ini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kurikulum darurat Covid-19
2. Untuk mengetahui apa kelemahan atau kekurangan kurikulum darurat Covid-19
3. Untuk mngetahui kelebihan dari kurikulum darurat Covid-19
4. Untuk mngetahui seperti apa bentuk pengimplementasian kurikulum darurat
Covid-19 di masa pandemi ini

D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis yaitu : makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
penulis sendiri maupun pembaca. Makalah juga dapat menambah pengetahuan
seputar kurikulum pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini
2. Manfaat bagi sekolah ataupun guru yaitu : seperti sebelunya makalah ini juga
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi sekolah maupun guru. Juga dapat
mengetahui apa saja kendala atau hambatan yang di alami selama kegiatan
pembelajaran jarak jauh, agar kedepannya hambatan tersebut dapat ditangani atau
lebih diperbaiki lagi berbagai kendala baik dalam sistem pembelajarannya
maupun pelaksanaannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Darurat Covid-19


Kurikulum darurat adalah salah satu pilihan yang bisa diambil satuan
pendidikan yang melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). kurikulum
darurat diciptakan untuk penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran
jarak jauh.
Penyederhanaan ini akan mengurangi kompetensi dasar untuk setiap mata
pelajaran. Sehingga, peserta didik akan fokus kepada kompetensi yang esensial
dan kompetensi yang menjadi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran ke tingkat
selanjutnya.
Kurikulum darurat dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) untuk penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa
pandemi Covid-19.
Dalam hal ini, ada 2 hal yang akan dilakukan pemerintah, yaitu perluasan
pembelajaran tatap muka untuk zona kuning dan menerapkan kurikulum darurat
(dalam kondisi khusus).
Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 719/P/2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus. Satuan pendidikan dapat menggunakan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. 

“Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan


fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Minggu (9/8/2020).

Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan


fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. 
Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran
dapat tetap mengacu pada kurikulum nasional, atau menggunakan kurikulum
darurat, atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. 

“Semua jenjang pendidikan pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga
opsi kurikulum tersebut,” terang Nadiem.

Pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran, meski kondisi


khusus atau pandemi sudah berakhir. Meski demikian, kurikulum darurat tidak
wajib pilih.kurikulum Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan
oleh Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional.
Pada  kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk
setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi

3
esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
selanjutnya.
Ada tiga opsi yang bisa dipilih sekolah, yaitu:
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional
2. Menggunakan kurikulum darurat; atau
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

Kurikulum darurat disiapkan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip "Bermain adalah Belajar". Proses
pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari.
Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar mencakup rencana
pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik
orangtua maupun wali.
Pemerintah juga memberikan relaksasi peraturan untuk guru dalam
mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Guru tidak lagi
harus memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru
dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar
pemenuhan jam.
Mendikbud berharap adanya kerjasama dengan semua pihak, baik guru,
sekolah ataupun orangtua. Orangtua juga diharapkan aktif berpartisipasidalam
kegiatan proses belajar mengajar di rumah.
Guru diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan
pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar
mengajar dengan metode paling tepat.

Berikut dampak yang akan ditimbulkan dari pelaksanaan kurikulum darurat:


1. Tersedia acuan kurikulum yang sederhana bagi guru. 
2. Beban mengajar guru berkurang. 
3. Guru dapat fokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan
kontekstual. S
4. iswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum dan
dapat berfokus pada pendidikan dan pembelajaran yang esensial dan
kontekstual. 
5. Orang tua lebih mudah mendampingi anaknya belajar di rumah
6. Kesejahteraan psikososial siswa, guru, dan orang tua meningkat.

Dengan adanya kurikulum darurat, Kemendikbud berharap dapat


mempermudah proses pembelajaran di masa pandemi.

Modul Pembelajaran Kurikulum Darurat


Kemendikbud juga menyediakan modul-modul pembelajaran untuk
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang diharapkan
dapat membantu proses belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran
berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan peserta didik.
“Dari opsi kurikulum yang dipilih, catatannya adalah siswa tidak dibebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun

4
kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran,” tegas
Nadiem. 
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”.
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-
hari.
Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar mencakup rencana
pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orang
tua maupun wali. 
“Modul tersebut diharapkan akan mempermudah guru untuk memfasilitasi
dan memantau pembelajaran siswa di rumah dan membantu orang tua dalam
mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah,” ucap
Mendikbud Nadiem Makarim.

Kritik atas Kurikulum Darurat


Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza meminta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan gencar mensosialisasikan kurikulum
darurat.
Sosialisasi masif diperlukan guna menghindari kebingungan di kalangan
guru dan siswa. Penyederhanaan kurikulum akan menjadi percuma apabila
maksud dan tujuan tak tersampaikan dengan baik ke guru ataupun siswa.
Menurut Nadia, niat menjadikan kurikulum darurat sebagai alternatif juga
belum tentu bisa dipahami sekolah dan guru apabila tidak tersampaikan dengan
benar. Kurikulum ini justru bisa berpotensi membingungkan sekolah dan guru.
Adapun sosialisasi ke daerah yang minim infrastruktur telekomunikasi yang
memadai menjadi tantangan bagi pemerintah. Selain itu, perlu juga adanya
komunikasi antara pemerintah dan sekolah untuk melakukan evaluasi dalam
pelaksanaan kurikulum darurat tersebut.
Lalu, perlu juga dilakukan imbauan kepada guru agar bisa secara aktif
mengimplementasikan, sekaligus memberikan masukan terhadap kurikulum
darurat. Meski dalam konteks pandemi, kegiatan belajar mengajar harus
dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

B. Implementasi Kurikulum Darurat Covid-19 Dimasa Pandemi


Selama pandemi Covid-19 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) membolehkan sekolah untuk menyederhanakan kurikulum sesuai
dengan kemampuan serta kebutuhan para siswa. Hal tersebut tertuang dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus. “Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus
memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran siswa,” jelas Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam taklimat media
Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 secara virtual,
Jumat (7/8/2020).

5
Penyederhanaan Kompetensi Dasar
Dijelaskan lebih lanjut, Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan
kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Penyederhanaan kompetensi
dasar untuk setiap mata pelajaran berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi
prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Dalam kesempatan
berbeda, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
(Kabalitbangbuk) Kemdikbud Totok Suprayitno mengatakan salah satu poin yang
terpenting dalam kurikulum darurat adalah guru tidak perlu memaksakan ketuntasan
kurikulum. Melainkan, memilih pembelajaran yang esensial. “Diberikan opsi
kurikulum sederhana sebagai pilihan bagi sekolah, baik PJJ maupun tatap muka.
Sehingga, bila guru merasa berat bila gunakan kurikulum secara apa adanya, opsinya
adalah menggunakan kurikulum sederhana atau kurikulum yang dipetakan sendiri
oleh sekolah," papar Totok dalam konferensi video, Senin (10/8/2020).
Pandemi covid-19 rupanya tak kunjung membaik hingga memasuki tahun ajaran
baru 2020/2021. Namun sudah terlihat banyak perubahan yang dilakukan di bidang
pendidikan sebagai upaya penyesuaian antara kurikulum dan pembelajaran dengan
kondisi saat ini. Universitas Negeri Malang (UM) bersama Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) menanggapi persoalan pendidikan tersebut
menyelenggarakan webinar terkait implementasi kurikulum dan pembelajaran di
sekolah menengah pada masa pandemi covid-19, Selasa (30/6).
Kajian tema tersebut turut mendatangkan pembicara handal di bidangnya yaitu
Kepala pusat kurikulum dan pembukuan, Maman Fathurrohman, S.Pdi., M.Si., Ph.D.
Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota malang Dra. Zubaidah, MM., Dosen
FIP Henry Praherdhiono, M.Pd dan Dosen FMIPA UM Dr. Munzil, M.Si.
Maman menjelaskan bahwa pendidikan maupun pembelajaran harus tetap bisa
berjalan. Adanya covid-19 ini tidak serta merta membuat semuanya serba off,tapi ini
adalah tantangan dimana yang sudah kreatif dituntut untuk inovatif. Maman juga
menjelaskan implementasi pembelajaran yang akan digunakan untuk ajaran baru
2020/2021 sebagaimana yang tertera dalam Surat Keputusan Bersama (SKB)
menjelaskan diantaranya tentang: (1) zona hijau (sekitar 6%), dapat
menyelenggarakan pembelajaran di sekolah dengan mengutamakan kesehatan dan
keselamatan peserta didik, (2) zona lain (94%), menyelenggarakan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ), secara daring dan luring, dan (3) keterbatasan dan kebiasaan baru
adalah tantangan, dalam konteks efektifitas dan efisiensi kegiatan.
“Tantangan saat ini yaitu bagaimana agar pembelajaran daring bisa memiliki
ketercapaian atau bisa mencapai kompetensi KI, KD dan pembelajaran yang tidak
berbeda secara signifikan dengan pembelajaran tatap muka atau bahkan lebih baik
dari pembelajaran tatap muka.” harap Maman.

PEMBELAJARAN DARING, IMPLEMENTASI KURIKULUM DARURAT


DALAM MASA PANDEMI COVID 19 DI MAN 1 SAMARINDA
Sebagaimana kita ketahui, letak geografis wilayah Indonesia sebagai negara
kepulauan tentunya terdapat perbedaan di masing-masing daerah, sehingga perlu
adanya keseragaman persepsi dalam merumuskan regulasi untuk mencapai solusi,

6
terutama di masa pandemic Covid 19, termasuk solusi agar kegiatan pembelajaran
tetap dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat apapun.
Untuk memenuhi kondisi tersebut, MAN 1 samarinda melakukan kegaitan
belajar jarak jauh, baik itu melalui elearning madrasah, menyediakan buku pelajaran
elektronik, membuat video, media, dan modul pembelajaran yang dilakukan secara
daring, serta menggunakan aplikasi lain yang mudah digunakan peserta didik.
Pembelajaran di rumah tetap diusahakan memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD)
pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah, kemandirian, dan kesalehan social lainnya.
Pembelajaran berpedoman pada panduan kurikulum darurat yang telah
diterbitkan Kemenag RI, dengan demikan pembelajaran madrasah akan tetap
menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan siswa, serta pelaksanaan
pembelajaran bermutu akan tetap bisa dirasakan oleh siswa madrasah baik pada masa
pemberlakuan PSBB maupun pada saat penerapan new normal. Siswa setiap harinya
hanya akan fokus pada materi esensial 2 mapel pasangan dari Mata Pelajaran Utama
dan  Pengembangan Diri  ataupun Peminatan serta kerampilan, yang tentunya akan
menumbuhkembangkan kompetensi literasi Bahasa, literasi matematika, literasi sains,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Mapel lainnya diberikan dalam
bentuk tugas mandiri. Hal ini juga sebagai upaya agar siswa tidak terlalu terforsir
fokus didepan laptop atau HP untuk mengikuti pembelajaran daring sehingga siswa
tidak jenuh, stamina dan kesehatan tetap terjaga.
Interaksi guru dan siswa MAN 1 Samarinda berjalan dua arah, dengan prinsip
siapa saja guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Aktivitas
pembelajaran madrasah pada masa pandemi Covid berpedemoman pada Kalender
Pendidikan berjalan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama, yaitu Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran 2019/ 2020 yang akan berakhir pada 20 Juni 2020 serta
Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/ 2021 yang akan dimulai tanggal 13 Juli
2020.
Ummi Puji Astutik, selaku kepala madrasah, selalu memfasilitasi, memotivasi,
dan mendampingi guru untuk optimal mewujudkan kreativitas dan inovasinya dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna pada kehidupan peserta didik.
Komitmen seluruh stekholders MAN 1 Samarinda menjadi prasyarat dalam
mengimplementasikan kurikulum darurat di madrasah, kegiatan pembelajaran tetap
berjalan meski dalam masa pandemi corona dan tetap semangat dalam menuju
madrasah hebat bermartabat. Semoga wabah ini segera berlalu.

7
C. Hasil Wawancara Bersama Guru, Orangtua dan Siswa

Guru
1. Pewawancara : Bagaimana pendapat ibu terhadap penerapan kurikulum pada
massa pandemi Covid-19 ini?
- Narasumber 1 : Penerapan kurikulum pada masa pandemi ini alhamdulilah
tidak mengalami kesulitan karena ada beberapa KD atau kompetensi dasar
yang di sederhanakan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak
mengalami kesulitan.
- Narasumber 2 : untuk penerapan kurikulum itu kan di sekolah, dari SD sampai
sekolah menengah atas itu memang sudah ada kurikulum yang berlaku.
Beberapa tahun terakhir ini yaitu kurikulum K13. Nah selama masa pandemi
ini yang berubah di situ adalah kurikulum k13 nya tetap tapi disesuaikan. Di
sesuaikan di sini maksutnya kompetensi dasarnya tetap, materinya tetap,
semuanya tetap tetapi waktu, durasi waktu yang sebelumnya 1jam 45 menit
pelajaran dikurangi jadi 1jam 30 menit pelajaran.

2. Pewawancara : Menurut ibu apa saja hambatan atau kesulitan dalam penerapan
kurikulum pada masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : seperti yang saya katakan tadi kurikulumnya itu tidak ada
kesulitas sama sekali, hambatannya itu mungkin dari segi pembelajaran yaitu
dilaksanakan pembelajaran secara daring.
- Narasumber 2 : untuk penerapan kurikulum itu masalah teknisnya yang
menjadi masalah atau menjadi penyebab kurang maksimalnya penyerapan
pembelajaran. Karena penerapan kurikulumnya itu tidak menjadi masalah
hanya teknis pembelajarannya itu yang bermasalah. Karena sekarang masa
pandemik semua pembelajarannya melalui daring, yang membutuhkan gadget
atau HP, laptop, jaringan dan sebagainya. Ada beberapa tempat tertentu yang
tidak memiliki akses internet dan ada juga yang memiliki akses internet tapi
mereka terkendala dengan teknologi. Tidak semua juga yang memiliki gawai,
laptop dan Hp. Internet juga baru beberapa bulan terakhir sudah ada bantuan
dari pemerintah atau kemendikbud berupa pulsa data untuk pembelajaran tapi
yang sebelumnya belum ada.

3. Pewawancara : Bagaimana solusi dari penerapan kurikulum di masa pandemi ini?


- Narasumber 1 : semohga saja pandemi covid-19 ini akan segera berakhir agar
kurikulum yang kita ajarkan sehari-hari kepada siswa itu lebih sempurna lagi
seperti pembelajaran sebelum masa pandemi ini
- Narasumber 2 : untuk yang sekarang masih difokuskan lebih kepada daring
tapi melihat kenyataannya sudah hampir satu semester berjalan banyak
kendala walaupun akses internet sudah dimaksimalkan dengan pemberian
pulsa kepada peserta didik tapi stimulusnya itu tetap di luring. Tidak
difokuskan di pembelajaran daring tetapi ada luring walaupun itu hanya satu
minggu satu kali pertemuan. Setidaknya ada tatap muka secara langsung.

8
Tatap mukanya atau luringnya itu siswanya yang kita datangkan ke sekolah
atau guru yang berkunjung ke beberapa titik, tapi tetap memperhatikan
protokol kesehatan

4. Pewawancara : Bagaimana sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah ibu pada


masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : sistem pembelajaran ini kami melaksanakan sistem 2 yaitu
sistem secara tatap muka atau disebut dengan sistem luring dan sistem daring
yaitu melalui aplikasi seperti ada Whatsapp, classroom dan aplikasi lainnya
- Narasumber 2 : kalau dari pengalaman saya baik di sekolah menengah atas
yang saya sendiri bergelut di situ sistem penerapan kurikulumnya itu berjalan.
Seperti tadi yang saya bilang kita disitu bisa menyelesaikan KD, tidak ada
masalah karena dari beberapa jumlah siswa, 50% dari itu yang ikut kita
anggap kita sudah memaksimalkan, kita sudah menyebar materi. Tapi untuk
penerapannya itu tidak masalah tapi teknisnya tadi itu yang bermasalah, itu
kalau di SMA. Kebetulan anak saya juga di sekolah dasar, yang diberikan oleh
pihak sekolah atau guru sudah maksimal, sudah sesuai dengan penerapan
kurikulumnya itu. Untuk yang kompetensi dasar yang harusnya hanya di
selesaikan 2-3 kali pertemuan tapi terhambat karena memang ada siswa yang
belum mengerjakan atau memenuhi tugasnya. Lalu terkendala harus dikirim
melalui media online, misalnya pada saat itu tidak punya pulsa data jadi
terhambatnya di situ. Jadinya tertumpuk dan diselesaikan nanti pada
pertemuan berikutnya.

5. Pewawancara : Apa saja media pembelajaran yang digunakan dalam sistem


pembelajaran kurikulum darurat darurat Covid-19 ini?
- Narasumber 1 : media pembelajaran yang digunakan itu seperti biasa yaitu ada
buku siswa, ada lembar kerja siswa juga. Itu kalau kita lakukan secara luring
itu kita hanya memberika berupa LKS yang harus dikerjakan dan setelah itu di
kumpul. Dan secara aplikasinya itu atau secara daring kami melalui foto jadi
kita kita kirim setelah dikerjakan kita kirim.
- Narasumber 2 : media pembelajaran secara online yang paling banyak
digunakan itu media elektronik, kita memberikannya itu langsung dari materi
power point, mengirim video-video pembelajaran

6. Pewawancara : Menurut ibu apa saja kelemahan dan kelebihan dari sistem
pembelajaran kurikulum darurat Covid-19 ini?
- Narasumber 1 : dalam sistem daring ini banyak sekali kelemahannya yaitu ada
beberapa siswa yang tidak memiliki gadget, kemudian ada dari kalangan yang
berbeda”. Ada yang mampu dalam ekonomi ada yang tidak. Jadi ada juga
rumah yang tidak memiliki jaringan wifi, ada juga yang tidak mempunyai
televisi. Nah kalau sistem daring juga seperti itu misalnya kalau disuruh
nonton melalui tivi ya itu mereka juga tidak memilikinya. Untuk kelebihannya
salah satunya mungkin bisa berupa bantuan vocer dari kemendikbud.

9
- Narasumber 2 : kelebihan dari pembelajaran dimasa pandemi darurat covid-19
ini, orang berlatih baik guru maupun siswanya itu jadi mahir menggunakan
media elektronik atau berusaha tidak gagap dengan teknologi karena mau
tidak mau semua pembelajaran melalui media elektronik atau online. Lebih
menarik, bagi siswa pembelajaran melalui media elktronik itu menarik karena
ditampilkan video-video, fitur-fitur yang sangat menarik. Tapi disitu
kelemahannya disitu ditangkap lebih nilai plusnya bagi siswa yang benar-
benar aktif yang tertarik dengan itu. Jadi di sisi lain siswa yang terkendala
dengan tidak punya hp atau komputer pinjam di teman atau gabung dengan
yang lain mereka tidak jadi semangat untuk belajar. Kelemahan lainnya juga
ada tipe siswa yang tidak tertarik belajar secara online seperti itu, hanya bisa
mentontonkan video, ada yang tidak tertarik, mereka butuh stimulus yang
langsung karena itu di anggap tidak menarik bagi dia. Sehingga pembelajaran
itu dianggap lemah.

Orang Tua
1. Pewawancara : Bagaimana tanggapan ibu Terhadap sistem pembelajaran di
sekolah anak inu di masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : sebenarnya menurut saya kurang bagus, Cuma karna
mengikuti aturan, karena covid jadi tetap harus dilakukan
- Narasumber 2 : Menurut saya sistem pembelalajaran dari anak saya di masa
pandemi ini kurang bagus, karena anak-anak itu seperti kekurangan minat
belajar atau menjadi lebih bermalas-malasan, saya rasa juga kesiapan dari
guru-guru juga kurang

2. Pewawancara : Apakah ada kendala yang ibu alami selama memantau anak ibu
dalam proses pembelajaran jarak jauh ini?
- Narasumber 1 : ada juga, biasanya kan anak lagi malas, ingin bermain tapi
tetap waktu belajar ia mau mengikuti pelajaran
- Narasumber 2 : ya kendalanya ada seperti jaringan internet yang kurang bagus
atau lambat sehingga kadang saat anak saya mengirim tugasnya lama terkirim

3. Pewawancara : Apakah selama pandemi ini anak ibu pernah melakukan kegiatan
pembelajaran secara luring atau tatap muka?
- Narasumber 1 : selama pandemi ini belum pernah
- Narasumber 2 : sejauh ini untuk pembelajaran tatap mukanya belum pernah,
kebanyakan hanya belajar online atau daring

4. Pewawancara : Siapa saja guru yang terlihat aktif dalam pembelajaran jarak jauh
ini? Apakah ada penjelasan materi oleh guru tersebut selama pembelajaran jarak
jauh ini?
- Narasumber 1 : ada penjelasan misalnya dari guru wali kelas, ibu farida tiap
hari memberikan materi pelajaran, terus dari ibu guru agama ibu sariamin tiap

10
hari senian biasa belajar agama, ibu guru olah raga tiap hari rabu memberikan
praktek olah raga.
- Narasumber 2 : guru yang aktif itu salah satunya ibu nanang. Kalau untuk
penjelasan materi dari guru pernah tapi, hanya saat awal-awal adanya
pembelajaran online ini. Untuk sekarang ini guru kebanyakan hanya
memberikan tugas berupa soal jawab.

5. Pewawancara : Apa saja yang ibu lakukan dalam memantau anak ibu dalam
belajar di masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : membimbing anak saya untuk belajar, dan alhamdullilah anak
saya walaupun pandemi sudah tau membaca dan bisa mengerjakan tugas-
tugasnya setiap hari.
- Narasumber 2 : yang saya lakukan ya mengecek apakah anak saya memiliki
tugas yang diberikan oleh gurunya dan menyuruh dia untuk mengerjakan tugas
itu

Siswa
1. Pewawancara : Nah ade karena saat ini lagi ada pandemi berupa virus Corona atau
Covid-19 dan ade diharuskan belajar dari rumah. Apakah ade lebih suka belajar di
sekolah dengan teman-teman atau belajar sendiri di rumah?
- Narasumber 1 : ia mengatakan bahwa ia lebih suka belajar di sekolah dari
pada di rumah karena disekolah ia memiliki banyak teman
- Narasumber 2 : sama seperti yang dikatakan oleh narasumber pertama bahwa
narasumber ke-2 ini juga mengatakan lebih suka belajar di sekolah secara
tatap muka karena disekolah mereka mempunyai banyak teman.

2. Pewawancara : Karena belajarnya dari rumah ade biasanya belajar bagaimana atau
dengan apa?
- Narasumber 1 : ia mengatakan bahwa ia belajar dengan mengerjakan tugas
yang diberikan guru kemudian menulis. Dan tugasnya hanya seperti foto
kemudian ia menulisnya.
- Narasumber 2 : ia mengatakan bahwa ibu gurunya memberikan tugas lalu ia
mengerjakannya.

3. Pewawancara : Apakah menurut ade pembelajaran atau belajar lewat aplikasi atau
belajar secara online itu susah atau tidak?
- Narasumber 1 : pembelajaran secara online melalui aplikasi itu ia mengatakan
tidak susah
- Narasumber 2 : menurut narasumber kedua juga pembelajaran melalui aplikasi
tidak susah karena ia juga dibantu oleh orang tuanya saat pembelajaran
berlangsung.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum darurat merupakan salah satu pilihan yang bisa di ambil satuan
pendidikan yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kurikulum darurat
diciptakan untuk penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran jarak jauh.

“Kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus memberikan


fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa,” kata Nadiem dalam keterangan tertulis, Minggu (9/8/2020).

Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan


fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. 
Dari hasil wawancara yang saya lakukan kepada beberapa guru, orang tua,
maupun siswa dapat saya simpulkan bahwa bagi para guru sistem pembelajaran
kurikulum darurat ini tidak mengalami kesulitan. Dan yang paling menjadi hambatan
dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh ini ada beberapa yaitu misalnya tidak adanya
alat elektronik seperti hp, laptop, dan lain-lain yang memungkinkan siswa tidak dapat
paham sepenuhnya materi yang di ajarkan guru sehingga mengalami ketertinggalan
materi pelajaran, juga dari guru yaitu guru akan susah untuk dalam menerangkan
materi kepada seluruh siswanya. Ada juga beberapa anak yang kurang menyukai
pembelajaran via online ini, mereka lebih menyukai belajar secara tatap muka
bersama tema-teman sebayanya.
Dalam pembelajaran jarak jauh ini orangtua murid juga berperan penting
dalam proses pembelajaran dari anaknya. Orang tua perlu memperhatikan anak dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya juga membimbing anak
tersebut bagaimana cara mengerjakan tugas yang di berikan guru. Orang tua juga
perlu mengontrol pengunaan alat elektronik seperti hp secara berlebihan karena anak
juga akan kurang minat dalam belajar dan lebih suka bermain game secara online.

B. Saran
Saran saya proses pembelajran kurikulum darurat covid-19 ini lebih di
tingaktkan lagi, hingga dapat menumbuhkan minat belajar bagi siswa. Dari yang saya
amati semenjak adanya pembelajaran jarak jauh ini siswa banyak yang bermalas-
malasan, kadang tidak memperhatikan tugas, kurang minat untuk belajar hingga nilai-
nilai yang didapat itu menurun.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/news/pr-69663467/fakta-munculnya-
kebijakan-kurikulum-darurat-covid?page=2

https://www.tagar.id/mendikbud-jelaskan-tujuan-kurikulum-darurat

https://www.liputan6.com/news/read/4326182/nadiem-makarim-terbitkan-kurikulum-
darurat-di-tengah-pandemi-covid-19

https://www.wartaekonomi.co.id/read299060/apa-itu-kurikulum-darurat/0

https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/10/204300371/guru-ini-pedoman-
pelaksanaan-kurikulum-darurat-dari-kemendikbud?page=all

https://um.ac.id/berita/implementasi-kurikulum-dan-pembelajaran-di-masa-pandemi-
covid-19/

http://www.man1samarinda.sch.id/post-pembelajaran-daring-implementasi-kurikulum-
darurat-dalam-masa-pandemi-covid-19-di-man-1-samarinda.html

13

Anda mungkin juga menyukai