PENGENBANGAN KURIKULUM DI SD
(Kurikulum Darurat Covid-19)
Dosen Pengampuh : Nurfadliah, S.Pd., M.Pd
Oleh :
Kelas 3E
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kurikulum Darurat Covid-19” tepat waktu.
Makalah [judul makalah] disusun guna memenuhi tugas [dosen/guru] pada [bidang
studi/mata kuliah] di [sekolah/nama kampus]. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang [topik makalah].
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah memberikan tantangan
tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan
virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical
distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini
mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah
di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah
maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa
dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.
Penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran dari adalah latar
belakang dibuatnya kurikulum darurat. Ini merupakan satu diantara pilihan yang
diambil satuan pendidikan yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Peserta didik berfokus kepada kompetensi utama dan kompetensi yang menjadi
syarat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Penyederhanaan ini bisa mengikis beberapa poin dalam kompetensi dasar setiap mata
pelajaran.
Kebijakan Kurikulum darurat dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) guna adaptasi pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Pemerintah melalui Kemendikbud melakukan dua hal, pertama untuk zona kuning
dilakukan perluasan pembelajaran tatap muka, sementara kurikulum darurat ini dalam
kondisi tertentu yang tidak memungkinkan tatap muka.
Ada tiga opsi yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, yaitu:
Kurikulum darurat dirancang untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.
Modul belajar PAUD dijalankan menggunakan prinsip "Bermain adalah Belajar".
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain dan melakukan kegiatan sehari-hari.
Untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar meliputi rancangan pembelajaran
yang mudah dilakukan secara mandiri oleh orangtua maupun wali.
Pemerintah juga memberikan keringanan peraturan untuk guru guna mendukung
kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Sekarang guru tidak serta merta
harus memenuhi kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu. Sehingga guru mampu
fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa.
1
Mendikbud berharap adanya kerjasama dengan semua pihak, baik guru, sekolah
ataupun orangtua. Orangtua juga diharapkan aktif berpartisipasidalam kegiatan proses
belajar mengajar di rumah.
B. Rumuran Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum darirat Covid-19?
2. Apa kelemahan atau kekurangan dari kurikulum darurat Covid-19?
3. Apa kelebihan kurikulum darurat Covid-19?
4. Bagaimana bentuk pengimplementasian kurikulum darurat Covid-19 di masa
pandemi ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kurikulum darurat Covid-19
2. Untuk mengetahui apa kelemahan atau kekurangan kurikulum darurat Covid-19
3. Untuk mngetahui kelebihan dari kurikulum darurat Covid-19
4. Untuk mngetahui seperti apa bentuk pengimplementasian kurikulum darurat
Covid-19 di masa pandemi ini
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis yaitu : makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
penulis sendiri maupun pembaca. Makalah juga dapat menambah pengetahuan
seputar kurikulum pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini
2. Manfaat bagi sekolah ataupun guru yaitu : seperti sebelunya makalah ini juga
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi sekolah maupun guru. Juga dapat
mengetahui apa saja kendala atau hambatan yang di alami selama kegiatan
pembelajaran jarak jauh, agar kedepannya hambatan tersebut dapat ditangani atau
lebih diperbaiki lagi berbagai kendala baik dalam sistem pembelajarannya
maupun pelaksanaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Semua jenjang pendidikan pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga
opsi kurikulum tersebut,” terang Nadiem.
3
esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat
selanjutnya.
Ada tiga opsi yang bisa dipilih sekolah, yaitu:
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional
2. Menggunakan kurikulum darurat; atau
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Kurikulum darurat disiapkan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip "Bermain adalah Belajar". Proses
pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari.
Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar mencakup rencana
pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik
orangtua maupun wali.
Pemerintah juga memberikan relaksasi peraturan untuk guru dalam
mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Guru tidak lagi
harus memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru
dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar
pemenuhan jam.
Mendikbud berharap adanya kerjasama dengan semua pihak, baik guru,
sekolah ataupun orangtua. Orangtua juga diharapkan aktif berpartisipasidalam
kegiatan proses belajar mengajar di rumah.
Guru diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan
pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar
mengajar dengan metode paling tepat.
4
kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran,” tegas
Nadiem.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”.
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-
hari.
Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar mencakup rencana
pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orang
tua maupun wali.
“Modul tersebut diharapkan akan mempermudah guru untuk memfasilitasi
dan memantau pembelajaran siswa di rumah dan membantu orang tua dalam
mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah,” ucap
Mendikbud Nadiem Makarim.
5
Penyederhanaan Kompetensi Dasar
Dijelaskan lebih lanjut, Kurikulum Darurat merupakan penyederhanaan
kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013. Penyederhanaan kompetensi
dasar untuk setiap mata pelajaran berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi
prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Dalam kesempatan
berbeda, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
(Kabalitbangbuk) Kemdikbud Totok Suprayitno mengatakan salah satu poin yang
terpenting dalam kurikulum darurat adalah guru tidak perlu memaksakan ketuntasan
kurikulum. Melainkan, memilih pembelajaran yang esensial. “Diberikan opsi
kurikulum sederhana sebagai pilihan bagi sekolah, baik PJJ maupun tatap muka.
Sehingga, bila guru merasa berat bila gunakan kurikulum secara apa adanya, opsinya
adalah menggunakan kurikulum sederhana atau kurikulum yang dipetakan sendiri
oleh sekolah," papar Totok dalam konferensi video, Senin (10/8/2020).
Pandemi covid-19 rupanya tak kunjung membaik hingga memasuki tahun ajaran
baru 2020/2021. Namun sudah terlihat banyak perubahan yang dilakukan di bidang
pendidikan sebagai upaya penyesuaian antara kurikulum dan pembelajaran dengan
kondisi saat ini. Universitas Negeri Malang (UM) bersama Lembaga Pengembangan
Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) menanggapi persoalan pendidikan tersebut
menyelenggarakan webinar terkait implementasi kurikulum dan pembelajaran di
sekolah menengah pada masa pandemi covid-19, Selasa (30/6).
Kajian tema tersebut turut mendatangkan pembicara handal di bidangnya yaitu
Kepala pusat kurikulum dan pembukuan, Maman Fathurrohman, S.Pdi., M.Si., Ph.D.
Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota malang Dra. Zubaidah, MM., Dosen
FIP Henry Praherdhiono, M.Pd dan Dosen FMIPA UM Dr. Munzil, M.Si.
Maman menjelaskan bahwa pendidikan maupun pembelajaran harus tetap bisa
berjalan. Adanya covid-19 ini tidak serta merta membuat semuanya serba off,tapi ini
adalah tantangan dimana yang sudah kreatif dituntut untuk inovatif. Maman juga
menjelaskan implementasi pembelajaran yang akan digunakan untuk ajaran baru
2020/2021 sebagaimana yang tertera dalam Surat Keputusan Bersama (SKB)
menjelaskan diantaranya tentang: (1) zona hijau (sekitar 6%), dapat
menyelenggarakan pembelajaran di sekolah dengan mengutamakan kesehatan dan
keselamatan peserta didik, (2) zona lain (94%), menyelenggarakan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ), secara daring dan luring, dan (3) keterbatasan dan kebiasaan baru
adalah tantangan, dalam konteks efektifitas dan efisiensi kegiatan.
“Tantangan saat ini yaitu bagaimana agar pembelajaran daring bisa memiliki
ketercapaian atau bisa mencapai kompetensi KI, KD dan pembelajaran yang tidak
berbeda secara signifikan dengan pembelajaran tatap muka atau bahkan lebih baik
dari pembelajaran tatap muka.” harap Maman.
6
terutama di masa pandemic Covid 19, termasuk solusi agar kegiatan pembelajaran
tetap dapat dilaksanakan dengan baik di tengah kondisi darurat apapun.
Untuk memenuhi kondisi tersebut, MAN 1 samarinda melakukan kegaitan
belajar jarak jauh, baik itu melalui elearning madrasah, menyediakan buku pelajaran
elektronik, membuat video, media, dan modul pembelajaran yang dilakukan secara
daring, serta menggunakan aplikasi lain yang mudah digunakan peserta didik.
Pembelajaran di rumah tetap diusahakan memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD)
pada kurikulum, tetapi lebih ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia,
ubudiyah, kemandirian, dan kesalehan social lainnya.
Pembelajaran berpedoman pada panduan kurikulum darurat yang telah
diterbitkan Kemenag RI, dengan demikan pembelajaran madrasah akan tetap
menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan siswa, serta pelaksanaan
pembelajaran bermutu akan tetap bisa dirasakan oleh siswa madrasah baik pada masa
pemberlakuan PSBB maupun pada saat penerapan new normal. Siswa setiap harinya
hanya akan fokus pada materi esensial 2 mapel pasangan dari Mata Pelajaran Utama
dan Pengembangan Diri ataupun Peminatan serta kerampilan, yang tentunya akan
menumbuhkembangkan kompetensi literasi Bahasa, literasi matematika, literasi sains,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Mapel lainnya diberikan dalam
bentuk tugas mandiri. Hal ini juga sebagai upaya agar siswa tidak terlalu terforsir
fokus didepan laptop atau HP untuk mengikuti pembelajaran daring sehingga siswa
tidak jenuh, stamina dan kesehatan tetap terjaga.
Interaksi guru dan siswa MAN 1 Samarinda berjalan dua arah, dengan prinsip
siapa saja guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas. Aktivitas
pembelajaran madrasah pada masa pandemi Covid berpedemoman pada Kalender
Pendidikan berjalan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama, yaitu Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran 2019/ 2020 yang akan berakhir pada 20 Juni 2020 serta
Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2020/ 2021 yang akan dimulai tanggal 13 Juli
2020.
Ummi Puji Astutik, selaku kepala madrasah, selalu memfasilitasi, memotivasi,
dan mendampingi guru untuk optimal mewujudkan kreativitas dan inovasinya dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang bermakna pada kehidupan peserta didik.
Komitmen seluruh stekholders MAN 1 Samarinda menjadi prasyarat dalam
mengimplementasikan kurikulum darurat di madrasah, kegiatan pembelajaran tetap
berjalan meski dalam masa pandemi corona dan tetap semangat dalam menuju
madrasah hebat bermartabat. Semoga wabah ini segera berlalu.
7
C. Hasil Wawancara Bersama Guru, Orangtua dan Siswa
Guru
1. Pewawancara : Bagaimana pendapat ibu terhadap penerapan kurikulum pada
massa pandemi Covid-19 ini?
- Narasumber 1 : Penerapan kurikulum pada masa pandemi ini alhamdulilah
tidak mengalami kesulitan karena ada beberapa KD atau kompetensi dasar
yang di sederhanakan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak
mengalami kesulitan.
- Narasumber 2 : untuk penerapan kurikulum itu kan di sekolah, dari SD sampai
sekolah menengah atas itu memang sudah ada kurikulum yang berlaku.
Beberapa tahun terakhir ini yaitu kurikulum K13. Nah selama masa pandemi
ini yang berubah di situ adalah kurikulum k13 nya tetap tapi disesuaikan. Di
sesuaikan di sini maksutnya kompetensi dasarnya tetap, materinya tetap,
semuanya tetap tetapi waktu, durasi waktu yang sebelumnya 1jam 45 menit
pelajaran dikurangi jadi 1jam 30 menit pelajaran.
2. Pewawancara : Menurut ibu apa saja hambatan atau kesulitan dalam penerapan
kurikulum pada masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : seperti yang saya katakan tadi kurikulumnya itu tidak ada
kesulitas sama sekali, hambatannya itu mungkin dari segi pembelajaran yaitu
dilaksanakan pembelajaran secara daring.
- Narasumber 2 : untuk penerapan kurikulum itu masalah teknisnya yang
menjadi masalah atau menjadi penyebab kurang maksimalnya penyerapan
pembelajaran. Karena penerapan kurikulumnya itu tidak menjadi masalah
hanya teknis pembelajarannya itu yang bermasalah. Karena sekarang masa
pandemik semua pembelajarannya melalui daring, yang membutuhkan gadget
atau HP, laptop, jaringan dan sebagainya. Ada beberapa tempat tertentu yang
tidak memiliki akses internet dan ada juga yang memiliki akses internet tapi
mereka terkendala dengan teknologi. Tidak semua juga yang memiliki gawai,
laptop dan Hp. Internet juga baru beberapa bulan terakhir sudah ada bantuan
dari pemerintah atau kemendikbud berupa pulsa data untuk pembelajaran tapi
yang sebelumnya belum ada.
8
Tatap mukanya atau luringnya itu siswanya yang kita datangkan ke sekolah
atau guru yang berkunjung ke beberapa titik, tapi tetap memperhatikan
protokol kesehatan
6. Pewawancara : Menurut ibu apa saja kelemahan dan kelebihan dari sistem
pembelajaran kurikulum darurat Covid-19 ini?
- Narasumber 1 : dalam sistem daring ini banyak sekali kelemahannya yaitu ada
beberapa siswa yang tidak memiliki gadget, kemudian ada dari kalangan yang
berbeda”. Ada yang mampu dalam ekonomi ada yang tidak. Jadi ada juga
rumah yang tidak memiliki jaringan wifi, ada juga yang tidak mempunyai
televisi. Nah kalau sistem daring juga seperti itu misalnya kalau disuruh
nonton melalui tivi ya itu mereka juga tidak memilikinya. Untuk kelebihannya
salah satunya mungkin bisa berupa bantuan vocer dari kemendikbud.
9
- Narasumber 2 : kelebihan dari pembelajaran dimasa pandemi darurat covid-19
ini, orang berlatih baik guru maupun siswanya itu jadi mahir menggunakan
media elektronik atau berusaha tidak gagap dengan teknologi karena mau
tidak mau semua pembelajaran melalui media elektronik atau online. Lebih
menarik, bagi siswa pembelajaran melalui media elktronik itu menarik karena
ditampilkan video-video, fitur-fitur yang sangat menarik. Tapi disitu
kelemahannya disitu ditangkap lebih nilai plusnya bagi siswa yang benar-
benar aktif yang tertarik dengan itu. Jadi di sisi lain siswa yang terkendala
dengan tidak punya hp atau komputer pinjam di teman atau gabung dengan
yang lain mereka tidak jadi semangat untuk belajar. Kelemahan lainnya juga
ada tipe siswa yang tidak tertarik belajar secara online seperti itu, hanya bisa
mentontonkan video, ada yang tidak tertarik, mereka butuh stimulus yang
langsung karena itu di anggap tidak menarik bagi dia. Sehingga pembelajaran
itu dianggap lemah.
Orang Tua
1. Pewawancara : Bagaimana tanggapan ibu Terhadap sistem pembelajaran di
sekolah anak inu di masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : sebenarnya menurut saya kurang bagus, Cuma karna
mengikuti aturan, karena covid jadi tetap harus dilakukan
- Narasumber 2 : Menurut saya sistem pembelalajaran dari anak saya di masa
pandemi ini kurang bagus, karena anak-anak itu seperti kekurangan minat
belajar atau menjadi lebih bermalas-malasan, saya rasa juga kesiapan dari
guru-guru juga kurang
2. Pewawancara : Apakah ada kendala yang ibu alami selama memantau anak ibu
dalam proses pembelajaran jarak jauh ini?
- Narasumber 1 : ada juga, biasanya kan anak lagi malas, ingin bermain tapi
tetap waktu belajar ia mau mengikuti pelajaran
- Narasumber 2 : ya kendalanya ada seperti jaringan internet yang kurang bagus
atau lambat sehingga kadang saat anak saya mengirim tugasnya lama terkirim
3. Pewawancara : Apakah selama pandemi ini anak ibu pernah melakukan kegiatan
pembelajaran secara luring atau tatap muka?
- Narasumber 1 : selama pandemi ini belum pernah
- Narasumber 2 : sejauh ini untuk pembelajaran tatap mukanya belum pernah,
kebanyakan hanya belajar online atau daring
4. Pewawancara : Siapa saja guru yang terlihat aktif dalam pembelajaran jarak jauh
ini? Apakah ada penjelasan materi oleh guru tersebut selama pembelajaran jarak
jauh ini?
- Narasumber 1 : ada penjelasan misalnya dari guru wali kelas, ibu farida tiap
hari memberikan materi pelajaran, terus dari ibu guru agama ibu sariamin tiap
10
hari senian biasa belajar agama, ibu guru olah raga tiap hari rabu memberikan
praktek olah raga.
- Narasumber 2 : guru yang aktif itu salah satunya ibu nanang. Kalau untuk
penjelasan materi dari guru pernah tapi, hanya saat awal-awal adanya
pembelajaran online ini. Untuk sekarang ini guru kebanyakan hanya
memberikan tugas berupa soal jawab.
5. Pewawancara : Apa saja yang ibu lakukan dalam memantau anak ibu dalam
belajar di masa pandemi ini?
- Narasumber 1 : membimbing anak saya untuk belajar, dan alhamdullilah anak
saya walaupun pandemi sudah tau membaca dan bisa mengerjakan tugas-
tugasnya setiap hari.
- Narasumber 2 : yang saya lakukan ya mengecek apakah anak saya memiliki
tugas yang diberikan oleh gurunya dan menyuruh dia untuk mengerjakan tugas
itu
Siswa
1. Pewawancara : Nah ade karena saat ini lagi ada pandemi berupa virus Corona atau
Covid-19 dan ade diharuskan belajar dari rumah. Apakah ade lebih suka belajar di
sekolah dengan teman-teman atau belajar sendiri di rumah?
- Narasumber 1 : ia mengatakan bahwa ia lebih suka belajar di sekolah dari
pada di rumah karena disekolah ia memiliki banyak teman
- Narasumber 2 : sama seperti yang dikatakan oleh narasumber pertama bahwa
narasumber ke-2 ini juga mengatakan lebih suka belajar di sekolah secara
tatap muka karena disekolah mereka mempunyai banyak teman.
2. Pewawancara : Karena belajarnya dari rumah ade biasanya belajar bagaimana atau
dengan apa?
- Narasumber 1 : ia mengatakan bahwa ia belajar dengan mengerjakan tugas
yang diberikan guru kemudian menulis. Dan tugasnya hanya seperti foto
kemudian ia menulisnya.
- Narasumber 2 : ia mengatakan bahwa ibu gurunya memberikan tugas lalu ia
mengerjakannya.
3. Pewawancara : Apakah menurut ade pembelajaran atau belajar lewat aplikasi atau
belajar secara online itu susah atau tidak?
- Narasumber 1 : pembelajaran secara online melalui aplikasi itu ia mengatakan
tidak susah
- Narasumber 2 : menurut narasumber kedua juga pembelajaran melalui aplikasi
tidak susah karena ia juga dibantu oleh orang tuanya saat pembelajaran
berlangsung.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum darurat merupakan salah satu pilihan yang bisa di ambil satuan
pendidikan yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kurikulum darurat
diciptakan untuk penyederhanaan kompetensi dasar selama pembelajaran jarak jauh.
B. Saran
Saran saya proses pembelajran kurikulum darurat covid-19 ini lebih di
tingaktkan lagi, hingga dapat menumbuhkan minat belajar bagi siswa. Dari yang saya
amati semenjak adanya pembelajaran jarak jauh ini siswa banyak yang bermalas-
malasan, kadang tidak memperhatikan tugas, kurang minat untuk belajar hingga nilai-
nilai yang didapat itu menurun.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://potensibisnis.pikiran-rakyat.com/news/pr-69663467/fakta-munculnya-
kebijakan-kurikulum-darurat-covid?page=2
https://www.tagar.id/mendikbud-jelaskan-tujuan-kurikulum-darurat
https://www.liputan6.com/news/read/4326182/nadiem-makarim-terbitkan-kurikulum-
darurat-di-tengah-pandemi-covid-19
https://www.wartaekonomi.co.id/read299060/apa-itu-kurikulum-darurat/0
https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/10/204300371/guru-ini-pedoman-
pelaksanaan-kurikulum-darurat-dari-kemendikbud?page=all
https://um.ac.id/berita/implementasi-kurikulum-dan-pembelajaran-di-masa-pandemi-
covid-19/
http://www.man1samarinda.sch.id/post-pembelajaran-daring-implementasi-kurikulum-
darurat-dalam-masa-pandemi-covid-19-di-man-1-samarinda.html
13