Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SD
Dosen pengampuh mata kuliah :
Dra. Ratnarti Pahrun,M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN MEMBACA
BUNYI HURUF-HURUF(METODE SAS)
PENGERTIAN

 Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan


memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.
Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai
dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah
kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah
mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah
pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan
politik.
Bunyi Bahasa dan Tata Bunyi Bahasa Indonesia

 Vokal dalam Bahasa Indonesia


Fonem vokal dalam bahasa Indonesia berjumlah enam, yakni [a], [i],
[u], [é], [o], dan [e] (Marsono dalam Novi Resmini, 2006: 33). Bagan
2.1 memperlihatkan keenam vokal berdasarkan parameter tinggi-
rendah, dan depan-belakang lidah.
Konsonan Hambatan Letup Bilabial
Konsonan ini terjadi bila penghambat artikulator
aktifnya adalah bibir bawahdan artikulator pasifnya
bibir atas. Bunyi yang dihasilkan adalah [p, b].

Keterangan:
Langit-langit lunak beserta anak tekak dinaikkan.
Bibir bawah menekan rapat pada bibir atas,
sehingga udara yang dihembuskan dari paru-paru
terhambat untuk beberapa saat.

Bibir bawah yang menekan rapat pada bibir atas


secara tiba-tiba dilepaskan. Maka terjadilah
letupan udara yang keluar dari rongga mulut.
Konsonan Hambatan Letup Apiko-Dental
Konsonan ini terjadi bila penghambat
artikulator aktifnya adalah ujung lidah
dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi
yang dihasilkan adalah [t, d].

Keterangan:
Langit-langit lunak beserta anak tekak
dinaikkan. Ujung lidah menekan padagigi
atas bagian dalam, sehingga udara yang
dihembuskan dari paru-paru terhambat
untuk beberapa saat.
Ujung lidah yang menekan rapatpada gigi
atas itu secara tiba-tiba dilepaskan. Maka
terjadilah letupan udara yang keluar dari
rongga mulut.
Konsonan Hambatan Letup Medio-Palatal
Konsonan ini terjadi bila penghambat
artikulator aktifnya adalah tengah lidah
dan artikulator pasifnya langit-langit
lunak. Bunyi yang dihasilkan adalah [c, j].

Keterangan:
Tengah lidah menekan rapat pada langit-langit
lunak.
Langit-langit lunak beserta anak tekaknya
dinaikkan sehingga udara yang dihembuskan dari
paru-paru terhambat untuk beberapa saat.
Secara tiba-tiba tengah lidah yang merapat
kemudian dilepaskan maka terjadilah letupan
udara sehingga udara yang keluar dari mulut.
Metode yang Digunakan dalam Pembelajaran Membaca
 

 Metode Eja
Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan mengenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-
huruf tersebut dilafalkan anak sesuai bunyinya menurut abjad. Setelah
melalui tahapan ini , para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya : b, a – ba (dibaca be.a – ba)
d,u – du (dibaca de.u – du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)
Metode Bunyi dan Abjad
Proses Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, hanya saja
perbedaannya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf.
Misalnya : huruf b dilafalkan /beh/
d dilafalkan /deh/
c dilafalkan /ceh/
g dilafalkan /geh/
p dilafalkan /peh/ dan sebagainya.
Dengan demikian kata “nani” dieja menjadi :
En.a – na
En.i – ni – dibaca – na-ni
Metode abjad yaitu na,na-nana
 
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar prosespembelajarannya tidak jauh berbeda
dengan metode eja/abjad. Perbedaannya hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad. Beda
antara metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad, sedangkan pada metode bunyi huruf diucapkan sebagai bunyi.
 Metode Suku Kata dan Metode Kata
Prose Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku
kata seperti ba, bi, be, bu, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Suku-suku
kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari
daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi pada suku kata menjadi kata-kata
bermakna, untuk bahan ajar membaca dan menulis permulaan, kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
bi-bi ci-ca da-du ka-ku
ba-ca ka-ca du-ka ku-da
 
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.
Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud seperti pada contoh dibawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan sebagainya).
 Metode Global
Sebagai contoh, dibawah ini merupakan bahan ajar untuk membaca dan menulis
permulaan yang menggunakan metode global.
Memperkenalkan gambar dan kalimat
Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata
menjadi huruf-huruf
Misalnya :ini mimi
ini mimi
i-n-i mi-mi
i-n-i m-i-m-i
 Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran

membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula.  Dalam hal ini Momo (1979)

mengungkapkan beberapa cara, metode ini dibagi menjadi dua tahap, yakni : tanpa buku

dan menggunakan buku.

Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata,tanya jawab

informal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu strukturkalimat yang

dianggap cocok untuk materi MMP, barulah KBM MMP yang sesungguhnyadimulai.

Pembelajaran MMP dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.Kemudian, melalui proses

analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.

Anda mungkin juga menyukai