“VARIASI BAHASA”
Dosen Pengampu: Anwar Nada S.Pd.,M.Pd.
Oleh Kelompok: IV
Maula Banapon: (03082211039)
Suryani M. Ibrahim: (03082011049)
Putri Riska Amalia: (03082211026)
Nurlela S. Abdullah: (03082211035)
Rohani Kaba: (03082211036)
Marisa Taher: (03082211027)
Tiara Putri Panigfat: (03082211031)
Alhamdulilah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmatnya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam kami curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang variasi bahasa. Adapun isi makalah ini jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun
kemampuan apersepsi. Sehingga harap di maklumi apabila isi makalah kami banyak kekurangan,
itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harap untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi
tambahan bagi khazanah ilmiah kita semua.
COVER...............................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................
A. Variasi Bahasa.........................................................................
B. Variasi dari Segi Penutur.........................................................
C. Variasi dari Segi Pemakaian....................................................
D. Variasi dari Segi Keformalan...................................................
E. Variasi dari Segi Sarana...........................................................
F. Jenis Bahasa.............................................................................
G. Jenis Bahasa Berdasrkan Sosiologis........................................
H. Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap Politik..................................
I. Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap Bahasa Pemerolehan...........
J. Lingua Franca..........................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................
A. Simpulan..................................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah lambing bunyi yang di hasilkan oleh alat ucap yang mempunyai makna
atau arti. Bahasa merupakan alat komunikasi yang di gunakan oleh mahluk hidup untuk
berinteraksi sesamanya, terutama manusia. Macam macam bahasa di dunia ini sungguh
beragam, terutama di Indonesia yang mempunyai banyak suku bangsa, budaya dan
bahasa. Proses menguasai bahasa melibatkan soal soal luaran seperti latar belakang social
penutur, kedudukan, dan kebudayaan penutur dalam masyarakat.
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik,
sehingga kridalaksana (1974) mendefenisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik
yang berusaha menjelaskan ciri ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri ciri
variasi bahasa tersebut dengan ciri ciri social kemasyarakatan. Kemudian dengan
mengutip pendapat fishman (1971:4) kridalaksana mengatakan bahwa sosiolinguistik
adalah ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa, serta hubungan di
antara bahasa dengan ciri dan fungsi itu dalam suatu masyarakat bahasa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Sebutkan dan jelaskan macam macam variasi bahasa!
2. sebutkan dan jelaskan macam macam variasi bahasa!
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi penyelesaian tugas pada mata
kuliah “BAHASA INDONESIA”. Selain itu juga untuk menyajikan penjelasan mengenai
materi jenis variasi bahasa.
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Kita dapat mengetahui dan mejelaskan macam macam variasi bahasa.
2. Kita dapat mengetahui dan menjelaskan macam macam jenis bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.Variasi Bahasa
Sebagai sebuah langue, sebuah bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami
sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut, meski berada
dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa
yang konkret, yang disebut parole, menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan
bervariasi. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka
lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman
bahasa itu. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh
penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya bahasa Inggris
yang digunakan hampir di seluruh dunia; bahasa Arab yang luas wilayahnya dari Jabal Thariq di
Afrika Utara sampai ke perbatasan Iran (dan juga sebagai bahasa agama Islam dikenal hampir di
seluruh dunia); dan bahasa Indonesia yang wilayah penyebarannya dari Sabang sampai Merauke.
Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam
bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman
fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya
keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur bahasa itu adalah kelompok
yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau
keragaman itu tidak akan ada; artinya, bahasa itu menjadi seragam. Kedua, variasi atau ragam
bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan
masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima atau pun ditolak.
Yang jelas, variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman
sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial.
Variasi bahasa dibedakan berdasarkan penutur dan penggunaanya. Berdasarkan penutur
berarti siapa yang menggunakan bahasa itu, di mana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya
di dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakannya. Berdasarkan
penggunaannya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya,
dan bagaimana situasi keformalannya.
Ragam bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
komunikatif dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikatif, karena
jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas karena keterbatasan ruang
(dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam media elektronika). Dalam bahasa
Indonesia ragam jurnalistik ini dikenal dengan sering ditanggalkannya awalan me- atau
berawalan ber- yang di dalam ragam bahasa baku harus digunakan umpamanya kalimat,
“gubernur tinjau daerah banjir” (dalam bahasa baku berbunyi, kalimat “gubernur meninjau
daerah banjir”). Contoh lain, “ anaknya sekolah di bandung’’ (dalam bahasa baku adalah,
“anaknya bersekolah di Bandung”).
Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai
dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam
militer di Indonesia dikenal dengan cirinya yang memerlukan keringkasan dan ketegasan yang
dipenuhi dengan berbagai akronim itu memang sering kali sukar dipahami, tetapi bagi kalangan
miiliter itu sendiri tidak menjadi persoalan.
Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas dari
keambiguan, serta segala macam-macam metafora dan idiom. Bebas dari segala keambiguan
karena bahasa ilmiah harus memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan
makna, dan terbebas dari kemungkinan tafsiran makna yang berbeda. Oleh karena itulah juga,
bahasa ilmiah tidak menggunakan segala macam metafora dan idiom.
Varasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang
register ini biasanya dikaitkan dengan dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu
digunakan oleh siapa, dimana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu
digunakan untuk kegiatan apa. Dalam kegiatannya mungkin saja seseorang hanya hidup dengan
satu dialek misalnya, seorang penduduk desa terpencil di lereng gunung atau di tepi hutan.
Tetapi, dia pasti tidak hidup hanya dengan satu register, sebab dalam kehidupannya sebagai
anggota masyarakat, bidang kegiatan yang harus dilakukan pasti lebih dari satu. Dalam
kehidupan modern pun ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya mengenal satu dialek;
namun, pada umumnya dalam masyarakat modern orang hidup lebih dari satu dialek (regional
maupun sosial) dan menggeluti sejumlah register, sebab dalam masyarakat modern orang sudah
pasti berurusan dengan sejumlah kegiatan yang berbeda.
F. Jenis Bahasa
Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan penjenisan (klasifikasi) bahasa secara
geneologis (genetis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis dan tipologis
berkenaan dengan ciri-ciri internal bahasa-bahasa itu; sedangkan penjenisan secara sosiolinguistik
berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni faktor sosiologis,
politis, dan kultural.
J. Lingua Franca
Yang dimaksud dengan Lingua Franca adalah sebuah sistem linguistik yang
digunakan sebagai alat komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai
bahasa ibu yang berbeda. Dulu bahasa Latin di Eropa adalah sebuah lingua franca bagi
bangsa-bangsa Eropa. Bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi suku-suku-suku
bangsa yang ada di wilayah Nusantara. Secara sendiri-sendiri baik bangsa-bangsa di
Eropa maupun suku-suku bangsa di Indonesia itu mempunyai bahasa vernakular yang
berbeda. Lalu, untuk komunikasi antarbangsa atau antarsuku bangsa diperlukan adanya
sebuah bahasa yang menjadi lingua franca.
Pemilihan satu sistem linguistik menjadi sebuah lingua franca adalah berdasarkan
adanya kesalingpahaman di antara sesama mereka. Bahasa Latin dulu dipahami oleh
semua bangsa di Eropa; dan bahasa Melayu juga dipahami oleh semua suku bangsa di
Nusantara. Dewasa ini bahasa Latin tidak lagi menjadi lingua franca di Eropa.
Kedudukannya sudah diganti oleh bahasa Inggris (dan bahasa Prancis). Bahasa
Indonesia/Melayu/Malaysia dewasa ini masih tetap menjadi lingua franca di kawasan
Asia Tenggara. Bahasa Inggris di India dan di Filipina yang diangkat secara politis
menjadi bahasa resmi kenegaraan adalah juga berdasarkan karena bahasa Inggris itu telah
menjadi lingua franca di kedua negara itu. Kalau dalam sidang-sidang umum PBB boleh
digunakan bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Cina, dan Arab adalah karena alasan kelima
bahasa itu banyak dipahami oleh bangsa-bangsa di dunia. Jadi, sesungguhnya kelima
bahasa itu adalah juga lingua franca.
Karena dasar pemilihan lingua franca adalah keterpahaman atau
kesalingpengertian dari para partisipan yang menggunakannya, maka “bahasa” apa pun,
baik sebuah langue, pijin, maupun kreol, dapat menjadi sebuah lingua franca itu.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang, baik dari kalangan
atas maupun kalangan rendah. Itulah yang menyebabkan mengapa banyak sekali variasi dalam
bahasa. Variasi bahasa adalah macam-macam bentuk bahasa yang berbeda. Variasi bahasa
disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok
yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Variasi bahasa dari segi penutur terbagi menjadi empat macam, yaitu: idiolek, dialek,
kronolek/dialek temporal dan sosiolek. Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan,
status, dan kelas sosial. Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan,
status, dan kelas sosial para penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang
disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang
menambahkan dengan yang disebut bahasa prokem.
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaanya, pemakaianya, atau fungsinya disebut
fungsiolek (Nababan 1984), ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan
bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa
berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan
atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian,
perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan.
Variasi bahasa dari segi keformalan pemakaian dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan,
gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi dari segi keformalan terbagi atas
lima macam gaya (style), yaitu: gaya/ragam beku (frozen), gaya resmi (formal), gaya
usaha (konsultatif), gaya santai (casual), dan gaya akrab (intimate).
Variasi dari segi sarana adalah dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni
misalnya dalam bertelepon dan betelegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa
tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud struktur
yang tidak sama.
Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan penjenisan (klasifikasi) bahasa
secara geneologis (genetis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis dan
tipologis berkenaan dengan ciri-ciri internal bahasa-bahasa itu; sedangkan penjenisan secara
sosiolinguistik berkenaan dengan faktor-faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni
faktor sosiologis, politis, dan kultural.
Penjenisan bahasa berdasarkan faktor sosiologis, artinya penjenisan itu tidak terbatas pada
struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarahnya, kaitannya dengan sistem
linguistik lain, dan pewarisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Jenis bahasa berdasarkan sikap politik atau sosial politik kita dapat membedakan adanya
bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa negara, dan bahasa persatuan. Pembedaan ini dikatakan
berdasarkan sikap sosial politik karena sangat erat kaitannya dengan kepentingan kebangsaan.
Ada kemungkinan keempat jenis bahasa yang disebutkan itu mengacu pada satu sistem linguistik
yang sama, dan ada kemungkinan pula pada sistem linguistik yang berbeda.
Jenis bahasa berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan adanya bahasa ibu, bahasa
pertama, dan bahasa kedua (ketiga dan seterusnya), dan bahasa asing. Penanaman bahasa ibu dan
bahasa pertama adalah mengacu pada satu sistem linguistik yang sama. Yang disebut bahasa ibu
adalah satu sistem linguistik yang pertama kali dipelajari secara alamiah dari ibu atau keluarga
yang memelihara seorang anak.
B. Saran
Sebagai masyarakat pemakai bahasa, kita harus bisa menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan bahasa yang
benar adalah bahasa yang sesuai dengan konteks waktu, tempat, situasi, ataupun lawan bicara.
Oleh karena itu, kita harus menjadi masyarakat pengguna variasi bahasa yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pusataka.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal: Jakarta:
Rineka Cipta.
http://wikipedia.variasi-bahasa//html.
http://wikipedia.jenis-bahasa//html.