Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMBEDAKAN KEGIATAN KAJIAN DENGAN KEGIATAN LAIN


YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUISI

Dosen Pengampu :
Tio Zulfan Amri, M.Pd

Disusun oleh :
Nurma Damayanti ( 202021500580 )
Vera Selfiyana ( 202021500433 )
Desih Wulan Nugraha ( 202021500588 )
Ambar Dalagati ( 202021500438 )
Andrey Kusnadi ( 202021500573 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS INDRAPRASTA JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Membedakan kegiatan kajian dengan kegiatan lain yang berhubungan puisi”, makalah ini
dibuat sebagai penunjang kegiatan perkuliahan pada mata kuliah kajian puisi.

Terima kasih yang sebesar – besarnya saya haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah
kajian puisi yang telah membimbing saya dalam pembuatan makalah dan tak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada teman – teman dan semua pihak yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah ini masi jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran dari teman – teman yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
saya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak
yang membutuhkan.

Jakarta, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Kajian ...................................................................................................................... 2
2.2 Apresiasi ................................................................................................................. 2
A. Pengertian Apresiasi .......................................................................................... 2
B. Tujuan dan Manfaat Apresiasi ........................................................................... 3
C. Fungsi Apresiasi .................................................................................................3
D. Proses Apresiasi ..................................................................................................3
E. Syarat Apresiasi ..................................................................................................4
2.3 Kritik ....................................................................................................................... 4
A. Ciri-ciri Kritik .................................................................................................... 5
B. Struktur Kritik ..................................................................................................... 5
C. Kaidah Kritik ...................................................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Kritik .................................................................................................5
E. Prinsip-Prinsip Penulisan Kritik .........................................................................6
F. Cara Penulisan Kritik yang Baik dan Benar .......................................................6
2.4 Cipta ........................................................................................................................ 6
2.5 Essai ........................................................................................................................ 6
A. Bagian Essai .......................................................................................................7
B. Ciri-Ciri Essai ....................................................................................................7
C. Langkah-Langkah Pembuatan Essai ..................................................................8
D. Cara Mengembangkan Kerangka Karangan Essai .............................................8
2.6 Parafrastis .................................................................................................................9
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bentuk kajian sendiri secara mekanisme adalah kegiatan mengapresiasi. Karya sastra
berupa karya tulis ilmiah dan esai. Saat ini, kedua jenis genre apresiasi sastra tersebut memang
tidak segemilang genre sastra lain, seperti novel, cerpen, atau pun puisi. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah peneliti atau kritikus sastra saat ini. Di sisi lain, jumlah yang tidak banyak tersebut
memang sejalan dengan potensi pasar yang sangat lesu terhadap buku-buku ilmiah atau kritik
sastra. Diakui dengan jujur, pembaca untuk kedua karya tulis ini sangat terbatas.
Kata kajian jika merujuk pada KBBI edisi V dapat dimaknai sebagai, “hasil mengkaji.” Jika
merujuk ke kata dasarnya, kaji maka maknanya adalah, “penyelidikan (tentang sesuatu).”
Berdasarkan hal tersebut, maka kajian merupakan hasil dari proses penyelidikan yang dilakukan
oleh seorang peneliti.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian kajian ?
2. Apa pengertian Apresiasi ?
3. Apa saja manfaat Apresiasi?
4. Apa saja proses Apresiasi ?
5. Bagaimana cara penulisan kritik yang baik dan benar ?
6. Bagaimana langkah-langkah pembuatan essai ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kajian.
2. Untuk mengetahui apresiasi.
3. Untuk mengetahui bangun struktur kritik dan kaidah kritik.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan essai.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KAJIAN
Kajian (arti kamus) adalah hasil mengkaji, analisis, atau telaah. Sedangkan pengkajian
adalah proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran mendalam);
penelaahan; analisis; pemeriksaan, penelitian, peninjauan, riset, studi, atau telaah.
Kemudian orang yang melakukan pengkajian disebut sebagai pengkaji.
Kata kajian bersinonim dengan kata ‘telah’ Kata telaah berarti penyelidikan,
pemeriksaan, penelitian. Penelaahan berarti proses, cara, perbuatan menelaah.
kajian dapat juga diartikan menjadi dua konsep pemahaman saja yaitu :
1. Pelajaran
2. Penyelidikan
Pelajaran mempunyai makna, yaitu:
• Proses
• Cara
• Perbuatan mengkaji
• Penyelidikan (pelajaran yang mendalam)
• Penelaahan
Kemudian, dalam arti penyelidikan, kata kajian bisa memiliki kaitan makna dengan
kata 'penelitian', dalam arti kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian, data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu teori untuk mengembangkan prinsip umum.
lstilah lain dari kajian adalah apresiasi. Menurut Saryono (2009:34) apresiasi sastra
adalah proses (kegiatan) pengindahan, penikmatan, penjiwaan, dan penghayatan karya
sastra secara individual dan momentan, subjektif dan eksistensial, rohaniah dan budiah,
khusuk dan kafah, intensif dan total supaya mernperoleh sesuatu dari padanya sehingga
tumbuh, berkembang, dan terpiara kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan, dan
keterlibatan terhadap karya sastra.

2.2. APRESIASI
A. Pengertian Apresiasi
Menurut etimologinya Apresiasi berasal dari kata “Apreciatio” yang mempunyai
pengertian “menghargai”. Dalam bahasa Inggris apresiasi memiliki arti sebagai
“Appreciate” yang mempunyai pengertian menyadari, memahami, menghargai dan
menilai.
Dalam hal ini, kata “appreciate” dapat dibentuk kata “appreciation” yang mempunyai
pengertian sebagai “penghargaan, pemahaman dan penghayatan”. Sedangkan dalam
bahasa Indonesia kata apresiasi memiliki arti pengertian yang sejajar dengan kata
“apreciato” dan (Latin) dan kata “appreciation” (Inggris).

2
Sedangkan definisi apresiasi secara terminologi adalah proses penilaian atau
penghargaan positif yang ditujukan untuk seseorang pada sesuatu. Karya sastra seperti
puisi pada hakikatnya adalah hasil proses kreatif seorang penulis puisi. Proses kreatif-
kreatif juga dari pembaca.
B. Tujuan dan Manfaat Apresiasi
Dalam cabang ilmu seni, ada beberapa tujuan apresiasi, dan juga manfaat apresiasi
untuk bangsa Indonesia tidak hanya dipandang sebelah mata. Apresiasi juga memberi
suatu semangat terhadap suatu hasil dan juga memberi motivasi untuk pengembangan
sebuah karya atau suatu hasil tersebut. Hal ini bisa dikembangkan dengan pikian,
perbuatan dan pengembangan kepribadian seseorang.
Atas dasar tersebut, apresiasi seni mempunyai tujuan pokok. Tujuan pokok dari
apresiasi seni adalah supaya publik tahu maksud dan tujuan dari perbuatan karya seni,
sehingga masyarakat bisa menilai, menanggapi dan menikmati sebuah karya seni yang
sudah ada.
Terdapat tujuan akhir dari apresiasi seni antara lain:
• Melakukan evaluasi dan pengembangan nilai keindahan karya seni
• Melakukan pengembangan daya kreasi dan imajinasi
• Melakukan penyempurnaan karya seni

C. Fungsi Apresiasi
Dalam pemberian suatu apresiasi terhadap sebuah karya. Tentu akan memberikan
dampak untuk penerimanya. Hal ini tidak diberikan begitu saja, tetapi juga adanya
fungsi yang harus diketahui, fungsi apresiasi adalah:
• Untuk sarana peningkatan rasa cinta kepada karya anak bangsa Indonesia, sekaligus
peduli kepada sesama
• Untuk sarana menilai, menikmati, empati, hiburan dan edukasi
• Sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam beberapa hal

D. Proses Apresiasi
Proses melakukan apresiasi adalah melihat karya lalu merasakan, berempati,
selanjutnya muncul pendapat pribadi untuk menyebutkan kelebihan, kekurangan, dan
kemudian menilai. Seni rupa yang paling popular perkembangannya dan mudah
dijangkau oleh siswa SMP adalah membuat karya tulis.
Dengan singkat bisa disimpulkan bahwa cara-cara melakukan apresiasi adalah:
• Melakukan pengamatan
• Menghayati
• Memahami
• Menanggapi
• Melakukan penilaian
• Implementasi atau menerapkan

3
E. Syarat Apresiasi
Terdapat beberapa syarat dalam apresiasi, atau mempunyai macam-macam apresiasi
yang mempunyai ukuran tertentu. Dalam apresiasi seni maupun karya seni ada jenis-
jenis tingkatan yang memberikan gambaran seni. Ada beberapa syarat dalam apresiasi
seni yang terdiri dari:
1. Empatik
Tingkat empati dalam kamus artinya adalah melibatkan pikiran dan perasaan.
Tingkata apresiasi itu dalam bentuk tangkapan indrawi atau tangkapan dari indera-
indera.
Contoh apresiasi simpatik
adalah pada saat kita mendengar suatu karya seni musik, maka diri kita akan merasa
nyaman dan betah mendengar karya tersebut, kemudian timbul penilaian bahwa
karya tersebut bagus.
2. Estetis
Estetis diartikan sebagai penilaian terhadap keindahan. Tingkat apresiasi seni adalah
pengamatan dan juga penghayatan. Dalam tingkat demikian untuk penikmat seni
dalam pemberian suatu apresiasi yang lebih pada pengamatan terhadap sebuah
karya seni.
Contoh tingkat apresiasi estetis
adalah pada saat menyaksikan suatu pagelaran seni teater atau apapun itu
membutuhkan sebuah pengamatan yang baik supaya sesuatu dengan menyampaikan
apresiasi estetis tersebut kepada siapa.
3. Kritik
kritik adalah suatu bentuk apresiasi yang menjelaskan sebuah klasifikasi, deskripsi,
menerangkan, menganalisis, evaluasi sehingga bisa mengambil suatu kesimpulan.
Contoh apresiasi kritik
adalah seperti ajang pencarian bakat yang membutuhkan suatu ilmu yang mendalam
yang mana masing-masing menampilkan sebuah bakat tersebut menjadi sebuah
bentuk penyampaian apresiasi yang lebih mendalam.
2.3. Kritik
Kritik adalah bentuk penilaian terhadap suatu karya secara seimbang, baik kelemahan
maupun kelebihannya. Karya yang dikritik biasanya berupa karya seni, baik karya
sastra, musik, lukis, buku, maupun film.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kritik adalah kecaman atau
tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk
terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Kritik bisa juga disebut suatu ungkapan atau tanggapan mengenai baik atau buruknya
suatu tindakan yang akan atau sudah dibuat. Dengan adanya kritik, suatu karya akan
teruji kualitasnya.
Bagi kamu yang ingin mengkritik suatu karya, perlu mengerti dan memahami beberapa
hal, seperti ciri-ciri, struktur, kaidah, jenis hingga contohnya.

4
Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri kritik, struktur, kaidah, jenis, prinsip, cara
penulisan, dan contohnya
A. Ciri-ciri kritik
1. Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain.
2. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan.
3. Memberi saran perbaikan.
4. Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca.
B. Struktur Kritik
1. Evaluasi
Evaluasi berisi pernyataan umum mengenai suatu yang akan disampaikan.
2. Deskripsi Teks
Deskripsi teks merupakan bagian isi teks tanggapan kritis, memuat informasi
tentang data-data dan pendapat-pendapat yang mendukung pernyataan atau
melemahkan pernyataan.
3. Penegasan Ulang
Penegasan Ulang merupakan bagian terakhir teks, berisi penegasan ulang
mengenai suatu yang sudah dilakukan atau diputuskan.
C. Kaidah Kritik
1. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari dua struktur dan dua
verba.
2. Konjungs
Konjungsi adalah kata penghubung yang menghubungkan setiap kata dan struktur.
3. Kata Rujukan
Kata rujukan adalah ungkapan yang digunakan oleh penulis untuk memperkuat
pernyataan dengan tegas. Dikenal juga dengan sebutan referensi
4. Pilihan Kata
Dalam membuat kritik, pemilihan kata harus sesuai penggunaan sekaligus
pembuatan teks tanggapan kritis.
D. Jenis-Jenis Kritik
1. Kritik Induktif
Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di
dalam karya.
2. Kritik Judisial
Kritik judisial adalah kritik yang menganalisis dan menerangkan efek karya
berdasarkan permasalahan, oraganisasi, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik
ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
3. Kritik Impresionik
Kritik impersionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus
dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan
secara langsung oleh karya tersebut.

5
E. Prinsip-Prinsip Penulisan Kritik
1. Penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra
tersebut.
2. Penulis harus objektif dalam menilai.
3. Penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya.
F. Cara Penulisan Kritik yang Baik dan Benar
1. Menentukan tema atau topik yang akan ditulis atau dikritik.
2. Mengumpulkan bahan-bahan referensi pendukung.
3. Mengidentifikasi unsur-unsur yang mendukung dan kontra.
4. Memilih unsur-unsur yang dapat mendukung tema.
5. Memulai untuk menulis kritik.
6. Membaca dan melakukan pengeditan ulang untuk revisi.
7. Mengirimkan ke media massa cetak.

2.4. Cipta
Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur,
mengumumkan atau memperbanyak penggunaan hasil penuangan gagasan, hasil
ciptaan atau informasi tertentu atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan menurut peraturan Undang-undang yang berlaku. Pada dasarnya, hak
cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga
memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas
suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas.
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan".
Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-
karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara,
lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan
(dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, tetapi hak cipta
berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti paten, yang
memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta bukan
merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah
orang lain yang melakukannya.

2.5. Essai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esai. Esai sebagai satu
bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan
bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia berbicara langsung
dengan pembaca. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang
mempergunakan semua persyaratan penulisan.

6
Ada enam tipe essai, yaitu :
1. Essai Deskriptif
Esai jenis ini dapat menulis subjek atau objek apa saja yang dapat menarik
perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat
rekreasi dan sebagainya.
2. Essai Tajuk
Esai jenis ini dapat dilihat dalam media massa dan majalah. Esai ini mempunyai
satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap media
massa/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat.
3. Essai Watak
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari
kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat watak itu pembaca
dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dituangkan. Penulis
tidak menuliskan biografi.
4. Essai Pribadi
hampir sama dengan esai watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh
pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan Saya adalah
saya.
5. Essai Reflektif
Esai reflektif ditulis secara formal. Penulis mengungkapkan dengan dalam,
sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan
kehidupan, misalnya politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.
6. Essai Kritik
Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya,
lukisan, tarian,teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada masa lampau. Esai ini membangkitkan kesadaran
pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni.
A. Bagian Essai
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi
bahasan dan pengantar tentang yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.
• Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi.
• Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan
kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai.
B. Ciri-Ciri Essai
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan
penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan
gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik
dari objek dan subjek yang hendak ditulis.

7
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh,
namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai
dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan
jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan
kepada pembaca.
C. Langkah-langkah pembuatan essai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa mencakup sebagai
berikut:
1. Menentukan tema atau pembahasan
2. Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan kita bahas
3. Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan
jelas
4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilah nilai-nilai penting yang akan
dibahas, kemudian membuat beberapa subtema pembahasan supaya lebih
memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai
penulisnya, selanjutnya mengembangkan subtema yang telah kita buat
sebelumnya.
5. Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya,
yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita
menulis esai tersebut.
6. Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca
kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai
penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu.
7. Terakhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa
yang kita tulis tersebut dengan mudah.
D. Cara mengembangkan kerangka karangan essai
1. Untuk memudahkan karangan, mulailah dengan sebuah definisi.
2. Kembangkan karangan dengan deskripsi situasi.
3. Masukan pandangan seorang ahli.
4. Buatlah kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat
dengan struktur yang sederhana.
5. Untuk memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif.
6. Esai biasa adalah karangan argumentasi.

8
2.6. Parafrastis
Apresiasi sastra dengan pendekatan parafrastis dilakukan dengan jalan
mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang (dengan kalimat dan
bahasa yang berbeda) guna memahami kandungan makna dalam karya sastra. Tujuan
dari pendekatan parafrastis ialah menyederhanakan pemakaian kata atau kalimat
pengarang, sehingga pembaca lebih mudah memahami kandungan makna yang
tersimpan dalam suatu karya sastra.
Bahasa yang digunakan dalam karya sastra biasanya bersifat indah, mulia, namun juga
memiliki konotasi yang tinggi. Kalimat dengan konotasi akan lebih sulit dipahami
kandungan maknanya. Oleh sebab itu, pendekatan parafrastis menggunakan cara
pengungkapan kembali dengan tujuan membuat kalimat tidak lagi berkonotatif-
sehingga lebih mudah dipahami.
Pendekatan parafrastis ini memiliki lima dasar prinsip penerapan:
a. Gagasan yang sama dapat disampaikan lewat bentuk yang berbeda
b. Simbol-simbol yang bersifat konotatif dalam suatu cipta sastra dapat diganti
dengan lambing atau bentuk lain yang tidak mengandung ketaksaan makna
c. Kalimat atau baris dalam karya sastra yang mengalami pelepasan dapat
dikembalikan lagi ke bentuk dasarnya.
d. Perubahan suatu cipta sastra baik dalam hal kata maupun kalimat yang semua
symbol dan eliptis menjadi bentuk kebahasan yang tidak konotatif akan
mempermudah upaya sesorang untuk memahami kandungan makna dalam suatu
bacaan.
e. Pengungkapan kembali suatu gagasan yang sama dengan menggunakan media
dan bentuk yang tidak sama oleh seorang pembaca akan mempertajam
pemahaman gagasan yang diperoleh pembaca.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Setelah memahami konsep tentang kajian dan puisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kajian puisi adalah telah atau penyelidikan secara mendalam terhadap puisi (karya
sastra yang terdiri dari rangkaian kata-kata pilihan, indah, menawan, menyentuh hati,
dan mengandung makna mendalam) dengan memperhatikan unsur-unsur puisi, citraan
puisi, dan objek analisis lain sesuai kebutuhan dan tujuan kajian puisi agar tercipta
proses penjiwaan dan penghayatan serta terbentuk kepekaan dan kecintaan terhadap puisi
sebagai karya sastra.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://text-id.123.dok.com
2. https://www.pojokseni.com/2015/03/puisi-essay-apa-itu.html
3. https://www.inirumahpintar.com
4. http://www.suarakita.org/2012/09/mari-bicara-kritik-sastra-puisi/
5. http://www.rumpunsastra.com/2016/10/pendekatan-dalam-apresiasi-sastra.html?m=1
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta
7. http://adidarmawan168.blogspot.com/2013/09/pengertian-essai-dan-ciri-
cirinya.html?m=1
8. https://www.bola.com/ragam/read/4718556/pengertian-kritik-ciri-ciri-struktur-kaidah-
jenis-cara-penulisan-dan-contohnya
9. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-apresiasi-tujuan-manfaat-
fungsi-proses-tingkatan-contoh.html

11

Anda mungkin juga menyukai