Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Tanda, Lambang, Konsep, dan Definisi


Dosen Pengampu: Yoharwan Dwi Sudarto, S.Hum., M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Tri Lestari (210621100038)


2. Lina Kurniawati (210621100039)
3. Louw Vina Ambar Wati (210621100045)
4. Syeren Eka Putri Arisandi (210621100069)
5. Kartika Cahya Andhini (200621100054)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Trunojoyo Madura
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 11 September 2023

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semantik merupakan bagian dari cabang ilmu linguistik. Ferdinand de Saussure
(1966) mengatakan bahwa semantik terdiri dari komponen yang mengartikan, yaitu
berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan komponen yang diartikan, yaitu makna
dari komponen yang pertama. Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang,
sedangkan yang ditandai atau atau yang dilambanginya adalah sesuatu yang berbeda
di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk.
Ada banyak kajian di dalam semantik yang dapat dipelajari, seperti tanda,
lambang, konsep, dan definisi yang akan dibahas pada makalah ini. Keempat hal
tersebut merupakan sesuatu yang sudah lumrah digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Namun, ada banyak orang yang masih belum tahu secara mendalam terkait
keempat kata tersebut, terutama dalam kajian ilmu semantik.
Pengkajian secara mendalam terkait cabang ilmu semantik yang telah disebutkan
tadi akan dibahas dalam makalah ini. Hal ini ditujukan untuk menambah
pengetahuan para pembaca terkait macam-macam kajian ilmu semantik yang ada di
dalamnya. Tidak hanya dalam keilmuan, semantik juga dapat bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari yang mungkin tidak disadari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanda dalam kajian ilmu semantik?
2. Apa itu lambang dalam kajian ilmu semantik?
3. Apa itu konsep dalam kajian ilmu semantik?
4. Apa itu definisi dalam kajian ilmu semantik?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tanda dalam kajian ilmu semantik.
2. Untuk menjelaskan lambang dalam kajian ilmu semantik.
3. Untuk menjelaskan konsep dalam kajian ilmu semantik.
4. Untuk menjelaskan definisi dalam kajian ilmu semantik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanda
Tanda menurut KBBI merupakan suatu yang menjadi alamat atau yang
menyatakan sesuatu. Tanda atau sign merupakan substitusi untuk hal lain, dan tanda
memerlukan interpretasi. Misalnya jika melihat sebuah tomat yang berwarna merah,
hal tersebut merupakan tanda yang harus diinterpretasikan yang sesuai dengan
konteksnya, seperti "tomat itu sudah matang."
Menurut Peirece pada abad ke 18 mengembangkan bahwa keberadaan tanda
dipertegas dengan munculnya buku the meaning of meaning: A Study of the Influence
of Language upon Thought and of the Science of Symbolism karya C.K Odgen dan I
A. Richard tahun 1923. Dan dalam perkembangannya teori tanda yang dikenal
dengan teori semiotik terbagi menjadi tiga cabang yaitu:
1) Semantik
2) Sintaksis
3) Pragmatik
Semantik berhubungan dengan makna tanda-tanda, sintaksis berhubungan
dengan kombinasi atau gabungan tanda-tanda, sedangkan pragmatik berhubungan
dengan asal-usul, pemakaian, dan akibat pemakaian tanda-tanda didalam tingkah
laku berbahasa. Berdasarkan pengklasifikasian tanda dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Tanda yang ditimbulkan oleh alam yang diketahui manusia karena
pengalaman, misalnya yaitu:
a) Hari mendung adalah tanda akan segera turun hujan.
b) Asap membumbung adalah tanda ada kebakaran.
c) Petir adalah tanda hujan akan turun lebat.
2. Tanda yang ditimbulkan oleh binatang yang diketahui manusia dari suara
binatang tersebut misalnya yaitu:
a) Anjing menggonggong adalah tanda ada orang yang masuk
halaman rumah.
b) Burung gagal berkicau adalah tanda ada orang yang meninggal.
c) Ayam berkokok adalah tanda hari mulai pagi.
3. Tanda yang ditimbulkan oleh manusia, baik yang bersifat verbal atau
nonverbal. Tanda yang bersifat verbal merupakan tanda yang dihasilkan
manusia melalui alat-alat ucap atau alat bicara (organ of speech),
sedangkan yang bersifat nonverbal merupakan tanda yang dihasilkan
manusia melalui alat-alat ucap atau alat bicara, namun melalui gerakan
badan dan suara. Tanda yang dihasilkan oleh anggota badan (body
gesture) dikenal dengan istilah bahasa isyarat misalnya yaitu:
a) Acungan jempol sebagai tanda hebat atau bagus
b) Anggukkan sebagai tanda hormat atau pertanyaannya
c) Gelengan kepala sebagai tanda pertanyaan tidak atau bukan.
Dan tanda yang dihasilkan oleh suara atau bunyi bisa berupa yaitu:
a) Siulan sebagai tanda gembira, panggilan.
b) Jeritan sebagai tanda sekit dan bahaya, permintaan pertolongan.
c) batik kecil sebagai tanda ingin berkenalan, ada orang lewat.
Tanda yang dihasilkan oleh gerakan tubuh dan suara (bunyi)
dapat dikelompokkan pada jenis tanda yang tidak sistematis, karena
tanda yang dihasilkan oleh gerakan tubuh dan suara tidaklah bersifat
tetap, tetapi berubah-ubah. Tanda juga dapat dibedakan berdasarkan
indera yang digaungkan sebagai dasar acuan dan ada tiga jenis tanda
yaitu:
1) Auditif: beduk sebagai tanda tibanya waktu sholat, sirene sebagai
tanda ada orang terkena musibah (sakit atau meninggal dunia),
bel sebagai tanda ada tamu (orang yang hendak masuk kedalam
rumah).
2) Visual: rambu lalu lintas warna merah sebagai tanda harus
berhenti, warna hijau sebagai tanda harus jalan, warna kuning
harus siap berhenti.
3) Audio-visual: ambulans yang membunyikan sirene dan lampu
merah yang berputar-putar diatas sebagai tanda minta diberi jalan
agar bisa segera sampai ke tujuan (rumah sakit atau tempat
pemakaman).
Rambu-rambu lalu lintas dapat dikelompokkan pada jenis tanda yang sistematis,
karena tanda-tanda itu bergerak secara tetap. Dan tanda diklasifikasikan atas
perbedaan yang bersifat:
1. Ikonik (pembayangan): foto, peta, model merupakan tanda yang bersifat
ikonik.
2. Konvensional: bahasa adalah sistem tanda yang konvensional.
Tanda berbeda dengan lambang, perbedaannya yaitu terletak pada hubungan
dengan kenyataan. Dan tanda memiliki hubungan langsung dengan kenyataan
sedangkan lambang tidak memiliki hubungan langsung dengan kenyataan.

B. Lambang
Lambang menurut kamus KBBI merupakan sesuatu seperti tanda yang
menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Chaer mengemukakan
(2013 : 37) bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda, hanya bedanya lambang
tidak memberika tanda secara langsung, melaikan melalui sesuatu yang lain.
Misalnya warna merah pada bendera Sang Merah Putih merupakan lambang
keberanian dan warna ptih kesucian. Lambang merupakan tanda yang bersifat
konvensional yang dihasilkan manusia melalui alat ucapnya. Menurut Plato dalam
Prawirasumantri (1998 : 24) bahwa lambang adalah kata dalam suatu bahasa,
sedangkan makna adalah objek yang kita hayati didunia yang berupa rujukan oleh
lambang tersebut. Seperti yang di katakana Odgen dan Ridchard (1972 : 9) dalam
Chaer (2013 : 38) bahwa lambang ini bersifat konvensional, perjanjian, tetapi ia
dapat diorganisasikan, direkam dan dikomunikasikan.
Bunyi-bunyi bahasa atau satuan bahasa sebenarnya termasuk lambang sebab
sifatnya konvensional. Untuk memahami makna atau yang diacu oleh bunyi- bunyi
bahasa itu harus mempelajarinya tanpa mempelajarinya, orang asingpun tidak akan
tahu bahwa <meja> dalam bahasa Indonesia adalah table dalam bahasanya.
Lambang juga digunakan untukmelambangkan hal lainnya, lambang didalam
semantik adalah konsep yang mewakili suatu kata. Adapun macam- macam lambang
dalam bahasa, yaitu:
1. Lambang benda
2. Lambang warna
3. Lambang bunyi
Lambang tersebut mewakili arti khusus bunyi alat musik atau kombinasi
bunyi tertentu.
4. Lambang suasana
Lambang yang berarti menggambarkan sesuatu, peristiwa, atau situasi
dengan hal lain.

C. Konsep
Konsep merupakan istilah yang diajukan Lyons sebagai pengganti istilah thought
atau reference. Istilah „konsep‟ ini sebenarnya sama dengan istilah „makna‟. Jika kita
berbicara tentang konsep atau makna, kita tidak bisa mengabaikan keberadaan dua
unsur dasar dalam sistem tanda yang secara langsung memiliki hubungan dengan
konsep atau makna, yaitu
1. Signifiant
Unsur abstrak yang terwujud dalam lambang atau simbol.
2. Significantor
Unsur abstrak yang dengan adanya makna dalam lambang atau simbol
itu mampu mengadakan penjulukan, melakukan proses berpikir, dan
mengadakan konseptualisasi.
Significantor ini terwujud dalam acuan atau referent (benda yang ditunjukkan
oleh simbol). Dengan demikian, ada tiga unsur dasar dalam sistem tanda yang
digambarkan oleh Richards & Odgen melalui segitiga makna (semantic
triangle).
Lambang atau simbol adalah satuan bahasa yang berupa kata atau kalimat; acuan
atau referent adalah objek, peristiwa, fakta, atau proses di dalam dunia pengalaman
manusia; sedangkan konsep atau pikiran atau reference adalah apa yang ada dalam
benak kita tentang objek yang ditunjukkan oleh lambang atau simbol.
Dalam gambar di atas tampak bahwa antara konsep dan lambang terdapat
hubungan timbal balik. Kata “rokok” yang diujarkan oleh seorang penutur dapat
menyebabkan penanggap tutur memikirkan kata tersebut. Demikian pula si penutur.
Dengan konsepnya dia memakai lambang “r-o-k-o-k” untuk mengacu pada objek
yang sama. Dengan kata lain, sebelum seorang penutur mengatakan suatu lambang,
di dalam benaknya sudah ada konsep (makna), kemudian lambang itu dimaknai oleh
si penanggap tutur. Dapat disimpulkan bahwa di dalam benak kita sebenarnya
bersemayam beribu-ribu bahkan beratus-ratus ribu konsep yang siap dituturkan pada
saat dibutuhkan.
Setiap lambang atau simbol yang berupa kata mempunyai konsep. Konsep itu
dapat dikenali dalam keberadaannya sendiri (lepas/bebas konteks) atau melalui relasi
dengan satuan bahasa lainnya (terikat konteks). Kata berkonsep yang bebas konteks
terbagi menjadi dua bagian, yaitu yang acuannya dapat diinderai dan yang acuannya
tidak dapat diinderai. Dengan demikian, ada tiga kelompok kata yang dimanfaatkan
untuk kegiatan komunikasi, yaitu:
1. Kata yang berkonsep, bebas konteks, acuannya dapat diinderai: “kursi”,
“anggur”, “lemari”, “kuda”.
2. Kata yang berkonsep, bebas konteks, acuannya tidak dapat diinderai:
“demokrasi”, “sakit”, “panjang”, “eksistensi”, “khayalan”.
3. ata yang berkonsep, tetepi harus terikat konteks: “yang”, “tetapi”, “dan”,
“karena”, “jika”.
D. Definisi
1. Pengertian
Definisi merupakan suatu pernyataan tentang acuan, suatu kata atau frasa
yang mengungkapkan makna, keterangan, atau cara esensial dari acuan, keadaan,
proses, dan aktivitas. Definisi adalah pernyataan yang menjelaskan ciri khas dari
sesuatu, yang biasanya lebih mendalam daripada sekadar arti atau pengertian
umum. Definisi merujuk pada penjelasan atau batasan, bisa dalam bentuk kata,
kelompok kata, atau kalimat yang menyatakan makna, deskripsi, atau
karakteristik inti dari orang, benda, proses, atau kegiatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi adalah penjabaran
mengenai batas dan karakteristik sebuah konsep yang menjadi fokus diskusi atau
penelitian. Selain itu, definisi dilihat sebagai penjelasan yang berfungsi untuk
membatasi subjek, ide, atau kondisi berdasarkan konteks waktu dan tempat
tertentu dalam suatu studi. Ini adalah upaya ilmuwan untuk membatasi fakta dan
konsep dengan jelas.

2. Ciri-Ciri Definisi
Definisi bukan sekadar arti atau makna dari sebuah kata, melainkan
memiliki karakteristik tertentu. Sebuah kata atau makna dapat dianggap sebagai
definisi jika memenuhi beberapa kriteria. Pertama, harus ada kata atau istilah
yang didefinisikan, yang biasa disebut dengan "definiendum". Kemudian,
definisi tersebut harus berisi kata, frasa, atau kalimat yang menjelaskan makna,
yang dikenal dengan istilah "definiens". Selain itu, pilihan kata dalam definiens
juga penting.
Ada beberapa cara penulisan definiens. Pertama, definiens dapat dimulai
dengan kata benda dan diawali dengan kata "adalah". Contohnya, "Cinta adalah
perasaan setia, bangga, dan prihatin" atau "Mahasiswa adalah pelajar di
perguruan tinggi". Kedua, definiens bisa dimulai dengan kata yang bukan benda,
seperti kata kerja, dan diawali dengan kata "yaitu". Sebagai ilustrasi, "Setia yaitu
memiliki dorongan untuk mengenali, memahami, menerima, menghargai,
menghormati, mematuhi, dan melestarikan". Selanjutnya, definiens juga dapat
menjelaskan bentuk atau sifat, dengan dimulai kata "merupakan", misalnya
"Mencintai merupakan tindakan terpuji untuk menyelesaikan konflik".
Terakhir, definisi bisa menjadi sinonim dari definiendum dan diawali dengan
kata "ialah", seperti "Pria ialah laki-laki".

3. Klasifikasi Definisi
Keraf (1982) mengungkapkan bahwa berdasarkan sifat dan strukturnya,
definisi dibedakan atas definisi nominal, definisi logis, dan definisi luas. Dalam
definisi nominal dibedakan atas definisi sinonimis, definisi antonimis, definisi
leksikal, definisi etimologis, definisi komparatif, definisi estensif, definisi
eksemplikatif, dan definisi stipulatif. Definisi logis dibedakan atas definisi
organisme dan definisi mentalistik.
a) Definisi Nominal
Definisi nominal memberikan penjelasan yang sederhana dan
ringkas. Terdapat tiga jenis definiens untuk definisi seperti ini. Yang
pertama adalah sinonim atau kata yang memiliki makna yang sama.
Sebagai contoh, "manusia" adalah sinonim dari "orang", sehingga dapat
dituliskan sebagai "Manusia adalah orang". Dalam definisi nominal
dibagi menjadi berikut:
1) Definisi sinonimis merupakan penyetaraan makna dari kata
yang didefinisikan, seperti "tenaga" yang berarti sama dengan
"kekuatan".
2) Definisi antonimis adalah definisi yang dijabarkan berdasarkan
kebalikan dari makna kata yang didefinisikan, contohnya
"kecil" didefinisikan sebagai "tidak besar".
3) Definisi leksikal adalah definisi yang ditemukan di kamus,
seperti "monolit" yang diartikan sebagai potongan batu besar
berbentuk seperti pilar atau tugu.
4) Definisi etimologis adalah definisi yang didasarkan pada asal
kata atau etimologi, contohnya "antonim" yang onama berasal
dari bahasa Yunani, dengan anti yang berarti 'lawan' dan yang
berarti 'nama'. Jadi, "antonim" dapat diartikan sebagai kata
yang berlawanan atau kebalikan.
5) Definisi komparatif adalah definisi yang dibuat berdasarkan
perbandingan antara dua objek atau lebih, misalnya teddy bear
adalah sesuatu yang menyerupai koala tetapi ia hanyalah
sebuah boneka.
6) Definisi estensif adalah definisi yang digunakan dengan
menunjukkan langsung suatu acuan yang biasanya dipakai
dalam bahasa lisan.
7) Definisi eksemplikatif adalah definisi dengan memberikan
contoh atau identifikasi suatu objek, misalnya “Bunga rampai
adalah sejenis kumpulan karangan seperti buku Santun Bahasa
karangan Anton M. Moeliono.”
8) Definisi stipulatif adalah definisi yang berisi suatu pernyataan.

b) Definisi Logis atau Definisi Formal


Definisi formal, juga dikenal sebagai definisi logis, dirancang
berdasarkan prinsip logika formal yang melibatkan tiga komponen:
"kelas", "genus", dan "pembeda" (deferensiasi). Ketiganya harus terlihat
dalam definiens. Struktur ini dimulai dengan klarifikasi, diikuti
penentuan kata yang menjadi definiendum, lalu menyebutkan genus,
dan ditutup dengan mengidentifikasi kata-kata atau deskripsi yang
membedakannya. Deskripsi pembeda harus detil dan spesifik agar
memberikan pemahaman yang unik dan memisahkannya dari definisi
lainnya. Sebagai ilustrasi, "Mahasiswa adalah pelajar di perguruan
tinggi" merupakan contoh dari definisi formal.
Definisi logis/formal mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi agar sesuai dengan aturan yang ada. Definisi logis dibedakan
atas definisi organisme dan definisi mentalistik.
1) Definisi organisme adalah definisi yang memanfaatkan kata-
kata dengan kesamaan arti seperti definisi nominal, namun
memberikan deskripsi tentang keberadaan atau kehidupan
nyata dari objek tersebut.
2) Definisi mentalistik adalah definisi yang menggambarkan
realitas atau fakta terkait makna yang terkait dengan kata
tertentu dalam persepsi seseorang, contohnya “Keadilan adalah
konsep abstrak yang tidak dapat diamati secara langsung di
dunia nyata.”

c) Definisi Luas
Definisi luas adalah penjelasan yang setidaknya memerlukan satu
paragraf untuk menjelaskannya. Jenis definisi ini diperuntukkan bagi
konsep-konsep kompleks yang tidak bisa diuraikan dalam satu kalimat
singkat. Beberapa karakteristiknya antara lain: hanya menyertakan satu
ide utama sebagai definiendium, tidak memakai bahasa figuratif, setiap
kata di dalamnya dapat diverifikasi atau diukur validitasnya, dan
memanfaatkan logika yang mudah dipahami.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Tanda menurut KBBI merupakan suatu yang menjadi alamat atau yang
menyatakan sesuatu. Tanda atau sign merupakan substitusi untuk hal lain, dan tanda
memerlukan interpretasi. Misalnya jika melihat sebuah tomat yang berwarna merah,
hal tersebut merupakan tanda yang harus diinterpretasikan yang sesuai dengan
konteksnya, seperti "tomat itu sudah matang."
Lambang menurut kamus KBBI merupakan sesuatu seperti tanda yang
menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Chaer mengemukakan
(2013 : 37) bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda, hanya bedanya lambang
tidak memberika tanda secara langsung, melaikan melalui sesuatu yang lain.
Misalnya warna merah pada bendera Sang Merah Putih merupakan lambang
keberanian dan warna ptih kesucian. Bunyi-bunyi bahasa atau satuan bahasa
sebenarnya termasuk lambang sebab sifatnya konvensional.
Konsep merupakan istilah yang diajukan Lyons sebagai pengganti istilah thought
atau reference. Istilah „konsep‟ ini sebenarnya sama dengan istilah „makna‟. Jika kita
berbicara tentang konsep atau makna, kita tidak bisa mengabaikan keberadaan dua
unsur dasar dalam sistem tanda yang secara langsung memiliki hubungan dengan
konsep atau makna, yaitu signifiant dan significantor.
Definisi merupakan suatu pernyataan tentang acuan, suatu kata atau frasa yang
mengungkapkan makna, keterangan, atau cara esensial dari acuan, keadaan, proses,
dan aktivitas. Definisi adalah pernyataan yang menjelaskan ciri khas dari sesuatu,
yang biasanya lebih mendalam daripada sekadar arti atau pengertian umum. Definisi
merujuk pada penjelasan atau batasan, bisa dalam bentuk kata, kelompok kata, atau
kalimat yang menyatakan makna, deskripsi, atau karakteristik inti dari orang, benda,
proses, atau kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ghaluh, B. M. (2019). Tanda, Makna, Acuan, Lambang,dan Konseptulalisasi Makna.


Universitas Negeri Padang, 1-7.
Sitarismi Nunung dan Fasya Mahmud. (2011). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Bandung: UPI PRESS.
Yanda, Dian Permata, Dina Ramadhanti. (2017). Pengantar Kajian Semantik. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai