Anda di halaman 1dari 31

PENGERTIAN SINTAKSIS

 Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang


berarti ’dengan’ dan kata tattein yang berarti
’menempatkan
 Bahasa Belanda yaitu syntaxis. Sintaksis juga berasal
dari bahasa Inggris yaitu syntax.
 Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian atau
cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan tentang
struktur kalimat meliputi wacana , kalimat, prase dan
klausa
 satuangramatikal terkecil di dalam sintaksis adalah kata,
sedangkan terbesar adalah kalimat.
ALAT SINTAKSIS
 Yakni Kemampuan penutur dalam membentuk
urutan kata, bentuk kata, ujaran yang membentuk
kalimat atau tidak dan kalimat itu bisa memberi
pengertian atau tidak
 Diantaranya :

Urutan

Bentuk kata

Intonasi

Partikel dan kata tugas


SYNTAX IN THE STUDY OF THE
PATTERNS BY WHICH WORDS
ARE COMBINED TO MAKE
SENTENCES
URUTAN

 Menentukan adanya makna gramatikal di dalam suatu ucapan


 Contoh :

air jernih dan *jernih air


vivi minum jus dan *jus minum vivi
 tingkat pentingnya urutan di dalam setiap bahasa itu berbeda-
beda
 Pada bahasa yang lebih mengandalkan penggunaan bentuk, urutan
tidak menjadi masalah dan kurang di pentingkan, semisal di
dalam bahasa Latin
 Contoh ;

( Mario melihat Santana)


Mario vidit Santana
Mario Santana vidit
Santana vidit Mario
Santana Mario vidit
BENTUK KATA
 Diperlihatkan oleh afiks (imbuhan  menunjukkan
makna gramatikal yang bermacam-macam sesuai
dengan bahasa yang digunakan  berupa jumlah,
orang, jenis, kala, aspek, modus, pasif, diatesis, dan
lain sebagainya.
Ani minum jus *jus minum Ani
 Tidak dapat diterima oleh penutur bahasa Indonesia

tetapi setelah dibubuhi dengan prefiks di- menjadi


dimakan maka konstruksi tersebut sudah gramatikal
dan bisa diterima

 
INTONASI

 menunjukkan adanya batas antara pokok dan sebutan


 menyampaikan amanat yang dibawa oleh pengucap sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman di dalam mengambil kesimpulan
 Contoh :

 kata Laki-laki / dan perempuan muda (yang muda perempuan)


dan Laki-lai dan perempuan / muda (dua-duanya muda).
Dengan intonasi, seseorang bisa membedakan antara kalimat
deklaratif, interogatif, imperatif atau eksklamatif.
 
PARTIKEL ATAU KATA TUGAS
 Berjumlah terbatas
 Keanggotaannya tertutup

 Kebanyakan tidak mengalami proses morfologis

 Biasanya memiliki makna gramatikal dan bukan


leksikal serta terdapat di dalam semua wacana
 Contoh :

Aku .... Surabaya


Aku dari Surabaya
Aku di Surabaya
Aku ke Surabaya
SATUAN SINTAKSIS
A. Kata Sebagai Satuan Sintaksis
 Komponen terkecil pembentuk sintaksis memegang
peranannya sebagai pengisi fungsi sintaksis, penanda
kategori sintaksis, dan sebagai perangkai di dalam
penyatuan satuan-satuan atau bagian dari satuan
sintaksis
 kata dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

- Kata penuh ( fullword )


- Kata tugas (function word)
A. KATA PENUH
 memiliki makna, mempunyai kemungkinan mengalami
proses morfologi, merupakan kelas terbuka dan dapat
berdiri sendiri sebagai satuan tuturan.
 Contohnya : nomina, verba, adjektiva, adverbia,
numeralia
 memiliki makna masing-masing, semisal kata kucing
dan masjid memiliki makna ‘sejenis binatang’ dan
‘tempat ibadah umat islam’
 Dapat mengalami proses morfologi, seperti kata kucing,
ketika diberi prefiks ber- menjadi berkucing dan ketika
diberi prefiks pengulangan maka akan menjadi
berkucing-kucingan .
KATA TUGAS (FUNCTION WORD)

 secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak


mempunyai proses morfologi, merupakan kelas tertutup
dan di dalam pertuturan tidak dapat berdiri sendiri.
 kata-kata yang berkategori preposisi dan konjungsi

Contoh : ‘Dan’ tidak memiliki makna leksikal, tetapi


mempunyai tugas sintaksis yakni untuk menghubungkan
atau menambah dua buah konstituen
 tidak mempunyai proses morfologi, dimana ketika di
imbuhi prefiks ber- dan me-kan semisal di dalamnya
maka akan menjadi berdan atau mendankan, dan hal ini
tidak bisa diterima di dalam bahasa Indonesia
DERAJAT KEBEBASAN DALAM MAKNA BEBAS
 kata-kata yang menjadi kata penuh memiliki kebebasan
yang mutlak, sehingga dapat menjadi pengisi-pengisi
sintaksis
 kata tugas memiliki kebebasan yang terbatas dan selalu
terikat dengan kata dibelakangnya (untuk preposisi) atau
kata yang berada di depannya (untuk posposisi) serta
dengan kata-kata yang dirangkainya (untuk konjungsi).
Kecuali jika di dalam suatu kalimat, proposisi atau
konjungsi tersebut menjadi topik pembicaraan maka tentu
akan terlihat bebas
 Bu Dita sedang menerangkan cara penulisan awalan di-
dan kata depan di-
 Sintia sedang berdiskusi dan membahas mengenai
penggunaan preposisi in, on dan at dalam bahasa Inggris.
FRASE SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS
 suatu konstruksi atau satuan gramatikal yang terdiri dari
dua kata atau lebih, yang tidak berciri klausa dan yang
ada pada umumnya menjadi pembentuk klausa.
 tidak berciri klausa berarti konstruksi frase tersebut tidak
memiliki unsur predikat
 Contoh frasa

 1) gedung bertingkat itu,

Jika contoh tersebut diletakkan dalam kalimat,


kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.
Misalnya. - Gedung bertingkat itu(S) ambruk(P).
Frasa di golongkan menjadi dua
 Frasa Endosentris

frasa yang memiliki unsur pusat


dibagi lagi menjadi tiga :
 Frasa Endosentris Koordinatif

unsur pusat dan mengacu pada hal yang berbeda


diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) ‘dan’ atau
‘atau’.
 Contoh:

(b) kakek nenek


(d) menyanyi atau menari.
 . Frasa Endosentris Atributif
 memiliki unsur pusat dan mempunyai unsur yang termasuk atribut

 Contoh:

 (a) rumah besar

 (d) siang ini

 3. Frasa Endosentris Apositif

 semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang
sama.
 Contoh:

 Ridho, anak Pak Roma, sedang menyanyi.

 Ridho, …….sedang menyanyi.

 ……….anak Pak Roma sedang menyanyi.

 Unsur ‘Ridho’ merupakan unsur pusat, sedangkan unsur ‘anak Pak


Roma’ merupakan aposisi.
 Contoh lain:

 (b) Indonesia, tanah airku


Frasa eksosentris
 tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya

 tidak mempunyai unsur pusat

 Di bagi menjadi dua

1. Frase Eksosentrik yang Direktif


 komponen pertamanya berupa preposisi, seperti “di, ke dan
dari” dan komponen berupa kata/kelompok kata yang biasanya
berkategori nomina.
 Contoh:

 di rumah

 dari pohon mahoni

2. Frase Eksosentrik yang Nondirektif, komponen pertamanya


berupa artikulus, seperti “si” dan “sang” atau”yang”, “para” dan
“kaum”, sedangkan komponen keduanya berupa kata
berkategori nomina, adjektiva atau verba.
 Contoh: si kaya, para remaja kampung
 2. Frase Eksosentrik yang Nondirektif
 , komponen pertamanya berupa artikulus, seperti “si”
dan “sang” atau”yang”, “para” dan “kaum”, sedangkan
komponen keduanya berupa kata berkategori nomina,
adjektiva atau verba.
 Contoh: si kaya, para remaja kampung

 frase juga dapat berdiri sendiri dan jika dipindahkan


harus secara keseluruhan
misalnya dalam kata pemimpin antarbangsa
 frase juga bisa diperluas

Ia datang kemarin
Ia sudah datang kemarin
Ia pasti sudah datang kemarin petang itu

 
KLAUSA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS
 Klausa adalah satuan gramatikal yang disusun oleh kata
dan atau frase dan mempunyai satu predikat
 inti klausa adalah S dan P

 Subjek merupakan bagian prosa yang berwujud nomina


atau frasa nominal yang menandai apa yang diucapkan
oleh pembicara
 predikat adalah bagian klausa yang menandai apa yang
dikatakan oleh pembicara tentang subyek
 Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa diklasifikasikan menjadi
 a)Klausa Nomina

P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.


Contoh: Pamannya petani di kampung itu.
Bapak itu dosen linguistik.
 b) Klausa Verba

P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.


Digolongkan menjadi beberapa tipe, yakni:
1. Klausa Transitif adalah klausa yang predikatnya berupa verba transitif.
Misal: Adik menulis surat.
2. Klausa Refleksif adalah klausa yang predikatnya berupa verba refleksif.
Misal: Kakak sedang berdandan.
3. Klausa Resiprokal adalah klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal.
Misal: Orang itu bertengkar sejak tadi.
 c) Klausa Adjektiva

Klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva. Contoh : Paman
sangat kurus.
Rumah itu sudah tua.
 d) Klausa Numeralia
klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori
numeralia.
Contoh : Mahasiswanya sembilan orang.
 e) Klausa Preposisional

klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori


frasa preposisional.
Contoh : Kertas itu di bawah meja.
Baju saya di dalam lemari.
 f) Klausa Pronomial

klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi


ponomial.
Contoh :Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah
KALIMAT SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS
 Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara
aktual maupun potensial terdiri dari klausa.
 Intonasi final di dalam kalimat menunjukkan ciri apakah
termasuk kalimat deklaratif atau interogatif.
 Kalimat dapat dibedakan menjadi :

 Kalimat inti  kalimat yang terbentuk dari klausa inti


yang lengkap, deklaratif, aktif, netral dan afirmatif.
 Kalimat tunggal  kalimat yang terdiri dari satu klausa,
misalnya : Adikku sangat tekun
 kalimat majemuk  kalimat yang terdiri ledih dari satu
kalimat, misalnya: mereka menyanyi dan menari
sepanjang hari.
 Kalimat verbal  kalimat yang predikatnya adalah kata
kerja/verba. Misalnya: Adik makan nasi.
 kalimat nonverbal  yang predikatnya bukan kata kerja,
misalnya : Aku mahasiswa UM.
 Kalimat bebas  kalimat yang memiliki potensi menjadi
ujaran lengkap tanpa adanya bantuan kalimat lain dalam
suatu paragraf atau wacana. Sedangkan kalimat terikat
adalah yang mana di dalam suatu paragraf atau wacana
terikat oleh kalimat yang lain atau konteks.
Kalimat dapat dibedakan berdasarkan jumlah dan jenis klausa 
kalimat minor dan kalimat mayor
1. Kalimat minor
biasa diartikan kalimat yang klausanya tidak lengkap, hanya terdiri
dari S/P/O/K saja
Kalimat minor dibedakan atas:
1. Kalimat minor berstruktur  muncul sebagai lanjutan,
pelengkap, atau penyempurna kalimat utuh atau klausa lain
yang terdahulu dalam wacana sebagai jawaban atas
pentanyaan-pertanyaan.
a)Kalimat elips, yaitu kalimat minor yang terjadi karena pelepasan
beberapa bagian dari klausa kalimat tunggal.
Contoh: Terserah saja. (Penyelesainnya terserah kamu saja)
 b) Kalimat jawaban, yaitu kalimat minor yang bertindak
sebagai jawaban atas pentanyaan-pertanyaan.
 Contoh : (Ada yang kau bawa itu)? Buku.

 c) Kalimat sampingan, yaitu kalimat minor yang terjadi


penurunan klausa terikat dari kalimat majemuk
subordinat.
 Contoh : Meskipun hujan. (Dia tetap datang)

 d) Kalimat urutan, yaitu kalimat mayor, tetapi didahului


oleh konjungsi, sehingga menyatakan bahwa kalimat
tersebut merupakan bagian kalimat lain.Contoh: Karena
itu, harga bahan pokok naik.
2. Kalimat minor tak berstruktur, yaitu kalimat minor yang
muncul sebagai akibat pengisian wacana yang ditentukan oleh
situasi, dibedakan atas:
a) Panggilan. Contoh: Sate!
b) Seruan, terdiri dari kata yang menyatakan ungkapan
perasaan.Contoh: Hai!
c) Judul, merupakan suatu ungkapan topik atau gagasan.
Contoh: Dampak negatif penayangan TV.
d) Semboyan, yaitu uangkapan ide secara tegas, tepat dan
tanpa hiasan bahasa atau kelengkapan sebuah klausa. Contoh:
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
e) Salam. Contoh: Selamat malam!
f) Inskripsi, yaitu kalimat minor tak berstruktur yang berisi
penghormatan atau persembahan pada awal sebuah karya
(buku, lukisan dsb.). Contoh: Untuk para pahlawan Indonesia
 kalimat mayor  kalimat yang terdiri atas sekurang-kurangnya satu
klausa bebas
 Berdasarkan jumlah klausa yang terdapat didalamnya

 dibedakan atas:

(1) Kalimat majemuk subordinatif. Contoh : Polisi telah mengatakan


bahwa penjahat itu kabur.
(2) Kalimat majemuk koordinat. Contoh: Aku belajar di kamar, dan ayah
menonton televisi.
(3) Kalimat majemuk rapatan. Contoh: Saya mengerjakan bagian depan,
adik bagian belakang.
(4) Berdasarkan respons yang diharapkan, kalimat dibedakan atas :
a) Kalimat pernyataan Contoh: Saya tidak membawa uang sama sekali.
b) Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing
respons yang
berupa jawaban. Contoh: Siapa pemilik buku itu?
c) Kalimat perintah adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing
responsi yang
berupa tindakan. Contoh: Marilah kita berdoa bersama-sama!
FUNGSI SINTAKSIS
 Fungsi kajian sintaksis terdiri dari beberapa komponen.
Diantaranya adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan
keterangan.
a.Subjek dan Predikat.
 Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat 
Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat  berupa
frasa nomina atau pengganti frasa nomina
 Predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek
 sedang apa, berapa, di mana, dll  berupa frasa
nomina, verba, adjektiva, numeralia, atau pun preposisi
 Contoh : Mahasiswa sedang belajar,

“Mahasiswa” menduduki fungsi subjek, sedangkan


“sedang belajar “menduduki fungsi predikat
b.Objek dan
 Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina
mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan
objek) atau semi-transitif
 Objek dapat diubah menjadi subjek

 pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva, numeralia,


preposisi, dan pengganti nomina  mengikuti predikat yang
berupa verba intransitif(tidak memerlukan objek)
 pelengkap tidak dapat diubah menjadi subjek.

 Contoh : Dia sedang mebenahi kamarnya ‘dia (S) sedang


membenahi (P) kamarnya (O).’
 Paman berjualan sayuran’. Subjek diduduki oleh kata
‘Paman’, ‘berjualan’ menduduki fungsi predikan dan
’sayuran’ sebagai pelengkap.
 ‘Paman(S) berjualan(P) sayuran(Pel).’
c. Keterangan
 bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat,
objek atau pelengkap, Berupa frasa nomina, preposisi,
dan konjungsi dan Mudah dipindah-pindah, kecuali
diletakkan diantara predikat dan objek atau predikat dan
pelengkap
 Contoh : Hari ini , Mahasiswa mengadakan seminar di
audiotorium
 Hari ini dan di auditorium merupakan keterangan

 Hari ini (ket), Mahasiswa (S) , mengadakan (P) seminar


(O) di auditorium
PERAN SINTAKSIS
 setiap kata memiliki andil dalam membentuk makna secara
keseluruhan
 Diantara jenis-jenis peran yang ada diantaranya yakni pelaku
(agentif), tujuan (obyektif), penerima (benefaktif), penyebab
(kausatif), alat (instrumental), waktu (temporal), tempat (lokatif),
tindakan (aktif), sandangan (pasif) dan pemilikan (posesif).
 Contoh :

Adik mencari Ibu


(pelaku) (tindakan) (tujuan)
Ibu dicari Adik
(tujuan) (sandangan) (pelaku)
Adik membelikan Ibu jarum
(pelaku) (tindakan) (penerima) (tujuan)
‫‪‬‬

‫شكرا على اهتمامكم‬


Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai