Disusun oleh:kelompok 5
Moh.misbahul adnan 3719121
Dosen Pembimbing :
IAIN BUKITTINGGI
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan dengan tepat
waktu. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang
mengajarkan kepada umat manusia, menuntun kepada kebenaran dan membawa kita dari
kegelapan menuju jalan yang terang benderang seperti saat sekarang ini.
Adapun judul dari makalah ini yaitu ”AKHLAK TASAWUF”. Dalam makalah ini , penulis
mendapatkan bimbingan dari pihak. Oleh karena itu pemakalah sangat berterima kasih.
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Melalui kata
pengantar ini penulis meminta maaf apabila isi makalah ada kekurangan dan ada tulisan
yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini, penulis
persembahkan makalah ini dan dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….….………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2) Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Terhadap Lingkungan
3) Macam-macam Akhlak Terhadap Lingkungan
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Rahman Ritonga, Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, (Surabaya:Amelia Surabaya, 2005), hlm. 7
6
terbaik untuk dirinya lebih dahulu, karena darisinilah kemudian ia
menentukan sikap dan perbuatan yang terbaik baginya.2 Sebagaimana dalam
firman Allah :
2
Ibid. hlm. 13
3
Muhammad Abdurrahman, Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,
2016), hlm. 131
7
dan kehidupan. Tetangga
dekat adalah orang yang mempunyai ikatan agama. Tetangga jauh adalah
selain dari tetangga yang bukan mempunyai ikatan agama tetapi menjadi
tetangga kita dalam sebuah komplek atau kampung tempat tinggal. Setiap
orang yang rumahnya bertetangga dengan kita, mereka mempunyai hak
tetangga dari kita. Menghormati tetangga merupakan contoh toleransi dalam
islam.4 Firman Allah :
4
Ibid. hlm. 216
8
Ahklak terpuji adalah segala macam sikap atau tingkah laku yang baik
(terpuji). Akhlak ini dilahirkan oleh sifat- sifat mahmudah yang terpendam dalam
jiwa manusia.5
5
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, hlm. 197-198
6
Asmaran As., M.A. Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 204
9
f. Suka Memaafkan (Al-‘Afwu)
Al-‘Afwu adalah sikap mental yang senang membebaskan dan
membersihkan batinnya dari kesalahan orang lain dan tidak mau
memberi sangsi atas perbuatan orang tersebut.7
Sikap mental ini sangat mulia. Oleh karena itu Allah
sering menghimbau agar setiap mukmin memberi maaf bukan
meminta maaf. Artinya, memberi maaf lebih mulia dari meminta
maaf,sebagaimana hal ini disuruh Allah dalam firman-Nya :
7
Ibid. hlm. 212
10
dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
h. Tawaduk
Tawaduk adalah sikap mental yang tinggi dan terpuji sebagai
cerminan dari akhlak karimah seseorang. Tawaduk yang dimaksud
disini ialah perasaan memiliki kekurangan dan kelemahan
dibandingkan orang lain. Perasaan ini tergambar dari sikap dan
penampilannya yang sangat sederhana, baik dalam ucapan,
pakaian, perilaku dan sebagainya. Pada penampilan ini tidak
tercermin adanya sifat pamer dan ingin dipuji orang lain, meskipun
sesungguhnya ia mampu menampilkan yang lebih dari orang lain.8
i. Tasamuh
Tasamuh yaitu sikap tenggang rasa, saling menghargai dan
menghormati sesama manusia.
j. Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, saling
membantu sesama manusia.
8
Ibid. hlm. 216
9
Ibid. hlm. 223
11
Menyaksikan dan mendengar orang lain atau tetangga memperoleh
kesuksesan di bidang karir, ekonomi, pendidikan, politik dan lain-lain, ia
merasa gelisah dan susah yang membuatnya mengalami penderitaan
spiritual.
c. Mengadu-adu
Yaitu salah satu penyakit spiriritual yang senang menyebarkan isi
pembicaraan seseorang kepada orang lain dengan maksud
membangkitkan emosi mereka terhadap sesorang tadi. Untuk tujuan ini ia
selalu menambah-nambah isi pembicaraan orang atau mengurangidengan
tidak membeberkan pembicaraan yang baik sehingga apa yang
disampaikannya itu menarik untuk didengar apalagi disampaikan dengan
bashasa, mimik dan retorika yang baik dan indah. Orang ini disebut juga
dengan provokator yang sering menimbulkan kerusuhan dan kekacauan
masyarakat di berbagai daerah.10 Allah dari dahulu telah mengingatkan
bahaya kegiatan orang seperti itu, yang disampaikan dalam ayat :
Artinya :“204. Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang
kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah
(atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras”. ( QS Al-Baqarah : 204)
10
Ibid. hlm.232
12
Artinya :“10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina,
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah”. (QS
Al-Qalam :10-11)
d. Mengupat (Al-Ghibah)
Mengupat yaitu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang
kepada orang lain. Dalam bahasa
arab sifat ini di sebut al-ghibah yang berarti gaib atau tidak ada di tempat.
Disebut demikian karena gunjing dilakukan ketika orang yang
dipergunjingkan tidak ada dan tidak mendengarnya. Seandainya orang itu
mendengar dirinya dibicarakan, tentu ia akan memperlihatkan
ketidaksenangannya.11
e. Bersikap Congkap (Al-Ash’ar)
Congkap merupakan suatu sikap dan perilaku yang menampilkan
kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
f. Sikap Kikir (Al-Bukhlu)
Dalam KBBI, kata kikir artinya sikap mental pelik dalam menggunakan
hartanya. Kekikirannya terjadi untuk dirinya sendiri dan orang lain. Atau
sikap hemat yang berlebihan sehingga ia memilih menanggung
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup dari pada hartanya
berkurang. Sikap ini, berakibat kepada terjadinya dusta untuk
menyelamatkan hartanya dari jangkauan sosial. Kikir juga dapat di artikan
suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada
orang lain.12
11
Ibid. hlm. 228
12
Ibid. hlm. 219
13
g. Berbuat Aniaya (Al-Zulma)
Aniaya adalah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kereugian
materi maupun non materi.
h. Dendam
Dendam ialah keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan.
14
Artinya :“41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS
Ar-Rum)
Artinya :“70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS Al-Isra’)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena akhlak
mencakup segala tingkah laku, tabiat, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Allah maupun sesama manusia. Akhlak kepada manusia
adalah perbuatan baik kepada sesama manusia tanpa memandang siapa orang tersebut
sehingga kita mampu hidup aman dan tentram dalam masyarakat.
Akhlak terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia,
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa lainnya. Kewajiban
seorang khalifah yaitu pengayom, pemelihara, pembimbing dalam melestarikan dan
mengelola alam/segala sesuatu yang berada di sekitar manusia agar mencapai tujuan
penciptaan (tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang) yang sesuai dengan
kehendak Allah SWT.
Didalam islam akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan
manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadist.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penulisan penyusun
mendapatkan pelajaran dan menerapkan akhlak yang baik itu dalam kehidupannya,
karena kita merupakan golongan kaum Rasululah Saw. Yang senantiasa selalu belajar
untuk memperbaiki akhlak.
16
DAFTAR PUSTAKA
13
13
13