Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Akhlak Kepada Manusia dan Lingkungan”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Disusun oleh:kelompok 5
Moh.misbahul adnan 3719121

Furqonul fajri 3719130

Metra eliza 3719137

Dosen Pembimbing :

Mohammad Effendi, S. TH. I, M. Ag

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

IAIN BUKITTINGGI

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta kurnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan dengan tepat
waktu. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang
mengajarkan kepada umat manusia, menuntun kepada kebenaran dan membawa kita dari
kegelapan menuju jalan yang terang benderang seperti saat sekarang ini.

Adapun judul dari makalah ini yaitu ”AKHLAK TASAWUF”. Dalam makalah ini , penulis
mendapatkan bimbingan dari pihak. Oleh karena itu pemakalah sangat berterima kasih.

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Melalui kata
pengantar ini penulis meminta maaf apabila isi makalah ada kekurangan dan ada tulisan
yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini, penulis
persembahkan makalah ini dan dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Bukittinggi,20 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3

1.1 Latar belakang...................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................3

1.3 Tujuan penelitian.............................................................................................4

A. Akhlak kepada manusia……………………………………………………………….5


1. Pengertian akhlak kepada sesama manusia…………………………………….5
2. Alasan mengapa manusia harus saling berakhlak ………………......................8
3. Akhlak terpuji kepada manusia……………………………………………..8
4. Akhlak tercela kepada manusia..........................................................................10
B. Akhlak terhadap lingkungan…………………………………………...........12
1. Pengertian akhlak terhadap lingkungan………………………………………..12
2. Alasan mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada lingkungan...........…13
3. Macam-macam akhlak terehadap lingkungan..............................…………….14
4. Kesimpulan........................................................................................................14
5. Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….….………………15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang sempurna. Seluruh ajarannya bersumber dari
wahyu Ilahi yang tidak akan berubah sampai kapanpun. Al-Qur’an merupakan kitab
petunjuk di dalam setiap dimensi kehidupan manusia, hal ini sungguh tidak bisa
dinafikan, karena didalam Al-Qur’an telah tertuang segenap aspek yang dibutuhkan
manusia dalam kehidupannya, baik yang berkenaan dengan duniawi maupun ukhrowi.
Hasbi Ash-Shidiqy mengatakan bahwa Al-Qur’an merupakan pengumpul segala makna
dan hakikat, pengumpul hikmah dan hukum, sehingga dapat dikatakan Al-Qur’an itu
kalamullah yang mengumpulkan segala ilmu. Kedudukan akhlak dalam kehidupan
manusia menempati tempat yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyrakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung
kepada bagaimana akhlaknya. Akhlak bukan hanya sopan santun, tata krama yang
bersifat lahiriyah dari seseorang terhadap orang lain, melainkan lebih dari itu.

1.2 Rumusan Masalah

A. Akhlak Kepada Sesama Manusia


1) Pengertian Akhlak Kepada Sesama Manusia
2) Alasan Mengapa Sesama Manusia Harus Saling Berakhlak
3) Akhlak Terpuji Kepada Manusia (Mahmudah)
4) Akhlak Tercela Kepada Sesama Manusia
B. Akhlak Terhadap Lingkungan
1) Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan

4
2) Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Terhadap Lingkungan
3) Macam-macam Akhlak Terhadap Lingkungan

1.3 Tujuan Penulisan


A. Untuk mengetahui dan memahami Akhlak Kepada Sesama Manusia
1) Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Akhlak Kepada Sesama Manusia
2) Untuk mengetahui dan memahami Alasan Mengapa Sesama Manusia Harus
Saling Berakhlak
3) Untuk mengetahui dan memahami Akhlak Terpuji Kepada Manusia (Mahmudah)
4) Untuk mengetahui dan memahami Akhlak Tercela Kepada Sesama Manusia
B. Untuk mengetahui dan memahami Akhlak Terhadap Lingkungan
1) Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
2) Untuk mengetahui dan memahami Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus
Berakhlak Terhadap Lingkungan
3) Untuk mengetahui dan memahami Macam-macam Akhlak Terhadap Lingkungan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. AKHLAK KEPADA MANUSIA


1. Pengertian Akhlak Kepada Sesama Manusia
Berasal dari bahasa Arab yang artinya kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar
yang ada pada manusia. Al-Akhlaq adalah potensi yang tertanam dalam jiwa
seseorang yang mampu mendorongnya (baik atau buruk) tanpa dijauhi oleh
pertimbangan akal dan emosi.1
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Dalam menjalankan
kehidupannya ia tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain. Manusia yang satu
dengan manusia yang lain seharusnya bisa saling berkontribusi agar terciptanya
suatu kehidupan yang rukun dan harmonis.
Salah satu hal yang menjadi peran penting dalam pelaksanaan hubungan
sosial antar sesama adalah dengan adanya akhlak. Seperti yang diketahui bahwa
akhlak yang tidak lain adalah budi pekerti merupakan sebuah aspek dalam jiwa
seseorang yang memicu untuk melakukan sesuatu perbuatan tanpa perencanaan.
Akhlak merupakan hal yang peranannya sangat penting karena akhlak merupakan
pembeda antara manusia dengan hewan atau makhluk lainnya.
Macam-macam akhlak kepada manusia :
a. Akhlak terhadap diri sendiri
Yaitu bagaimana seharusnya seseorang bersikap dan berbuat yang

1
Rahman Ritonga, Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, (Surabaya:Amelia Surabaya, 2005), hlm. 7

6
terbaik untuk dirinya lebih dahulu, karena darisinilah kemudian ia
menentukan sikap dan perbuatan yang terbaik baginya.2 Sebagaimana dalam
firman Allah :

Artinya :”30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama


Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168]”. (QS Ar-Rum)
b. Akhlak terhadap keluarga
Yaitu sikap jiwa menghormati dan menyayangi keluarga, terutama
orang tua baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.3 Terdapat
dalam firman Allah :

Artinya :”6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang selalu diperintahkan.” (QS At-Tahrim)

c. Akhlak terhadap masyarakat


Yaitu sikap jiwa menghormati dalam satu komunitas, bertetangga, lingkungan

2
Ibid. hlm. 13
3
Muhammad Abdurrahman, Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,
2016), hlm. 131

7
dan kehidupan. Tetangga
dekat adalah orang yang mempunyai ikatan agama. Tetangga jauh adalah
selain dari tetangga yang bukan mempunyai ikatan agama tetapi menjadi
tetangga kita dalam sebuah komplek atau kampung tempat tinggal. Setiap
orang yang rumahnya bertetangga dengan kita, mereka mempunyai hak
tetangga dari kita. Menghormati tetangga merupakan contoh toleransi dalam
islam.4 Firman Allah :

Artinya :”36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa’)

2. Alasan Mengapa Sesama Manusia Harus Saling Berakhlak

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama


lain, dalam bermasyarakat kita perlu saling menghargai, bagaimana cara bersikap
kepada orang yang lebih tua maupun muda. Ini merupakan alasan mengapa
akhlak sangat penting bagi sesama manusia, karena dengan kita berakhlak, maka
kita akan dapat saling menghargai satu sama lain.

3. Akhlak Terpuji Kepada Manusia (Mahmudah)

4
Ibid. hlm. 216

8
Ahklak terpuji adalah segala macam sikap atau tingkah laku yang baik
(terpuji). Akhlak ini dilahirkan oleh sifat- sifat mahmudah yang terpendam dalam
jiwa manusia.5

Berakhlak terpuji adalah menghilangkan semua adat kebiasaan yang


tercela yang sudah digariskan dalam agama islam serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan baik,
melakukannya dan mencintainya.6

Adapun akhlak yang terpuji sebagai berikut :

a. Belas Kasih atau Sayang (Al- Shafaqah)


Al-Shafaqah adalah sikap jiwa yang selalu ingin berbuat baik
dan menyantuni orang lain.
b. Rasa Persaudaraan (Al-Ikha)
Al-Ikha adalah sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik
dan bersatu dengan orang lain, karena ada keterkaitan batin
dengannya.
c. Memberi Nasehat (An-Nasihah)
An-Nasihah adalah suatu upaya untuk memberi
petunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain dengan
menggunakan perkataan yang baik.
d. Menahan Amarah (Kazmu Al-Ghaizi)
Kazmu Al-Ghaizi adalah upaya menahan emosi, agar tidak
dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.
e. Sopan Santun (Al-Hilmu)
Al-Hilmu adalah sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang
lain, sehingga perkataan dan perbuatannya mengandung
kesopanan yang mulia.

5
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, hlm. 197-198
6
Asmaran As., M.A. Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 204

9
f. Suka Memaafkan (Al-‘Afwu)
Al-‘Afwu adalah sikap mental yang senang membebaskan dan
membersihkan batinnya dari kesalahan orang lain dan tidak mau
memberi sangsi atas perbuatan orang tersebut.7
Sikap mental ini sangat mulia. Oleh karena itu Allah
sering menghimbau agar setiap mukmin memberi maaf bukan
meminta maaf. Artinya, memberi maaf lebih mulia dari meminta
maaf,sebagaimana hal ini disuruh Allah dalam firman-Nya :

Artinya : ” 199. Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang


mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh”. (QS Al-A’raf :199)

Syarat-syarat pemberian maaf :


1. Pemberian maaf itu harus timbul dari keinginan untuk
berbuat baik atas dasar keimanan dan ketakwaan.
2. Pemberian maaf harus bertujuan untuk perbaikan,
perdamaian, serta untuk menghilangkan permusuhan dan
kebencian.
3. Pemberian maaf dilakukan bukan karena terpaksa.
4. Pemberian maaf harus dalam batas-batas yang telah
ditentukan agama.
g. Husnuzan
Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata
husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap
seseorang.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh

7
Ibid. hlm. 212

10
dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh
kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan.
h. Tawaduk
Tawaduk adalah sikap mental yang tinggi dan terpuji sebagai
cerminan dari akhlak karimah seseorang. Tawaduk yang dimaksud
disini ialah perasaan memiliki kekurangan dan kelemahan
dibandingkan orang lain. Perasaan ini tergambar dari sikap dan
penampilannya yang sangat sederhana, baik dalam ucapan,
pakaian, perilaku dan sebagainya. Pada penampilan ini tidak
tercermin adanya sifat pamer dan ingin dipuji orang lain, meskipun
sesungguhnya ia mampu menampilkan yang lebih dari orang lain.8
i. Tasamuh
Tasamuh yaitu sikap tenggang rasa, saling menghargai dan
menghormati sesama manusia.
j. Ta’awun
Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, saling
membantu sesama manusia.

4. Akhlak Tercela Kepada Sesama Manusia (Mazmumah)


a. Mudah Marah (Al-Ghodab)
Al-ghodab yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat menahan
kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak
menyenangkan orang lain.
b. Iri Hati atau Dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu)
Iri hati atau dengki berasal dari bahasa arab yaitu Al-Hasadu yang
berarti merasa tidak senang apabila orang lain mendapat kesuksesan dan
merasa senang bila orang lain menemukan kegagalan dalam berbagai
profesi. Iri hati juga dapat diartikan sikap kejiwaan seseorang yang selalu
menginginkan agar kenikmatan dan kebahagian hidup orang lain bisa
hilang sama sekali.9

8
Ibid. hlm. 216
9
Ibid. hlm. 223

11
Menyaksikan dan mendengar orang lain atau tetangga memperoleh
kesuksesan di bidang karir, ekonomi, pendidikan, politik dan lain-lain, ia
merasa gelisah dan susah yang membuatnya mengalami penderitaan
spiritual.
c. Mengadu-adu
Yaitu salah satu penyakit spiriritual yang senang menyebarkan isi
pembicaraan seseorang kepada orang lain dengan maksud
membangkitkan emosi mereka terhadap sesorang tadi. Untuk tujuan ini ia
selalu menambah-nambah isi pembicaraan orang atau mengurangidengan
tidak membeberkan pembicaraan yang baik sehingga apa yang
disampaikannya itu menarik untuk didengar apalagi disampaikan dengan
bashasa, mimik dan retorika yang baik dan indah. Orang ini disebut juga
dengan provokator yang sering menimbulkan kerusuhan dan kekacauan
masyarakat di berbagai daerah.10 Allah dari dahulu telah mengingatkan
bahaya kegiatan orang seperti itu, yang disampaikan dalam ayat :

Artinya :“204. Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang
kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah
(atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling
keras”. ( QS Al-Baqarah : 204)

Karena perbuatan itu dapat mengganggu keamanan dan ketentraman


kehidupan bersama maka Allah melarang mengikuti jejak mereka,
sebagaimana dalam firman Allah :

10
Ibid. hlm.232

12
Artinya :“10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina,
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah”. (QS
Al-Qalam :10-11)

d. Mengupat (Al-Ghibah)
Mengupat yaitu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang
kepada orang lain. Dalam bahasa
arab sifat ini di sebut al-ghibah yang berarti gaib atau tidak ada di tempat.
Disebut demikian karena gunjing dilakukan ketika orang yang
dipergunjingkan tidak ada dan tidak mendengarnya. Seandainya orang itu
mendengar dirinya dibicarakan, tentu ia akan memperlihatkan
ketidaksenangannya.11
e. Bersikap Congkap (Al-Ash’ar)
Congkap merupakan suatu sikap dan perilaku yang menampilkan
kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
f. Sikap Kikir (Al-Bukhlu)
Dalam KBBI, kata kikir artinya sikap mental pelik dalam menggunakan
hartanya. Kekikirannya terjadi untuk dirinya sendiri dan orang lain. Atau
sikap hemat yang berlebihan sehingga ia memilih menanggung
kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup dari pada hartanya
berkurang. Sikap ini, berakibat kepada terjadinya dusta untuk
menyelamatkan hartanya dari jangkauan sosial. Kikir juga dapat di artikan
suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada
orang lain.12

11
Ibid. hlm. 228
12
Ibid. hlm. 219

13
g. Berbuat Aniaya (Al-Zulma)
Aniaya adalah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kereugian
materi maupun non materi.
h. Dendam
Dendam ialah keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk
membalas kejahatan.

B . Ahlak Terhadap Lingkungan

1. Pengertian Akhlak Kepada Lingkungan


Akhlak terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia,seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa yang akhlak yang
dianjurkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi sebagai khalifah.
Khalifah menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara
manusia dan alam. Firman Allah :

Artinya :“30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS
Al-Baqarah)

14
Artinya :“41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS
Ar-Rum)

2. Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada Lingkungan


Karena sebagai umat islam kita harus sadar untuk memelihara lingkungan
hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan
fauna yang sengaja diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia, dan juga kita
harus sayang kepada sesama makhluk. Firman Allah :

Artinya :“70. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS Al-Isra’)

3. Macam- macam Akhlak Terhadap Lingkungan


a. Kewajiban menanam tanaman dan larangan memusnakannya
b. Larangan boros
c. Kerusakan lingkungan tanggung jawab manusia
d. Menghidupkan lahan yang mati
e. Kewajiban memelihara dan melindungi hewan
f. Penanaman pohon dan penghijauan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena akhlak
mencakup segala tingkah laku, tabiat, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Allah maupun sesama manusia. Akhlak kepada manusia
adalah perbuatan baik kepada sesama manusia tanpa memandang siapa orang tersebut
sehingga kita mampu hidup aman dan tentram dalam masyarakat.
Akhlak terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia,
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa lainnya. Kewajiban
seorang khalifah yaitu pengayom, pemelihara, pembimbing dalam melestarikan dan
mengelola alam/segala sesuatu yang berada di sekitar manusia agar mencapai tujuan
penciptaan (tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang) yang sesuai dengan
kehendak Allah SWT.
Didalam islam akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan
manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadist.
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penulisan penyusun
mendapatkan pelajaran dan menerapkan akhlak yang baik itu dalam kehidupannya,
karena kita merupakan golongan kaum Rasululah Saw. Yang senantiasa selalu belajar
untuk memperbaiki akhlak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, ihya, 2010,‘Ulum ad-Din, Beirut, Bandung:Pustaka Media


A.Mustofa, Ahmad, 1977, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, H. M, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Rosihin, Anwar, 2010, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.
Zahruddin dan Hasanuddin, 2004, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja
Grafindo.

13
13
13

Anda mungkin juga menyukai