MAKALAH
Oleh:
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Hadits Tentang Etika Berkumpul” ini tepat pada waktunya. Tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB 1..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................................2
BAB 2..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Etika Berkumpul dalam Pandangan Islam...............................................................3
B. Hadits-Hadits Tentang Etika Berkumpul.................................................................4
BAB 3..................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................8
Kesimpulan......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat
menjunjung tinggi pentingnya etika dan akhlak. Etika dan akhlak adalah
hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena mencakup segala
tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungan dengan sang khaliq ataupun dengan makhluknya.1
Akhlak mulia merupakan salah satu sifat para nabi-nabi allah dan
juga orang-orang shaleh. Dan dengan itu pula yang menjadikan manusia
lebih tinggi derajat dan kedudukannya dihadapan allah Swt. Akhlak mulia
dapat berupa, wajah yang berseri, berbuat kebajikan dan meninggalkan
perbuatan yang dapat mencelakakan sesama. Apalagi jika berkumpul dan
bertemu dengan teman ataupun berkumpul dengan saudara dan keluarga,
maka kita harus mengetahui etika dalam berkumpul.
1
Rokayah, “Penerapan Etika dan Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-Hari”, TERAMPIL:
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol.2, No.1, Juni 2015, hlm.15
2
Rokiah Ahmad, Adab Pergaulan Menurut Dalil Al-Quran Dan Al-Sunnah, (Selangor:
Universiti Kebangsaan Malaysia), hlm.11
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana pandangan islam terhadap etika berkumpul?
2. Bagaimana bunyi Hadits-Hadits tentang etika berkumpul?
C. Manfaat
1. Untuk memahami pandangan islam terhadap etika berkumpul?
2. Untuk mengetahui bunyi Hadits-Hadits tentang etika berkumpul?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
bersalaman, bercanda dengan semestinya, hormati perasaan orang lain,
jaga dan perhatikan kondisi, mnghargai sesama, tawadhu’, murah senyum,
berbaik sangka, memaafkan kekeliruan mereka, dan menjadi pendengar
yang baik.8
اذا لقي: عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال،وعن ابي هريرة رضي هللا عنه
فان حالت بينهما شجرة او جدار او حجر ثم لقيه فليسلم،احدكم اخاه فليسلم عليه
) (رواه ابو داود.عليه
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Apabila
salah seorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya, maka
hendaklah ia mengucapkan salam kepadanya. Dan seandainya di antara
keduanya terpisah oleh pohon, dinding atau batu, kemudian bertemu
kembali maka hen-daklah ia mengucapkan salam lagi." (HR. Abu Dawud)9
Memberi salam merupakan syiar Islam yang di dalamnya
tersimpan hikmah yang amat positif. Salam merupakan satu sebab
terciptanya saling mengenal, bertautnya dua hati, dan akan menumbuhkan
rasa cinta kasih di antara sesama. Memberi salam juga perbuatan terpuji
yang menunjukkan ketawadukan dan kecintaan kita terhadap sesama,
sekaligus cermin kebersihan hati kita dari rasa iri dan dengki, dari dendam
dan benci, dari kesombongan dan memandang rendah orang lain. Pahala
yang besar dan hikmah positif dalam berbagi salam ini, akan dapat kita
petik jika itu dilakukan dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Berikut tuntunan yang telah Allah dan Rasulullah ajarkan pada kita dalam
berbagi salam.
4
amalan sunnah yang memiliki nilai pahala yang amat besar. Di samping
pahala yang besar, berbagi salam juga merupakan amalan yang dapat
menumbuhkan rasa cinta kasih kita terhadap sesama.10
اذا زار احدكم اخاه فجلس عنده فال يقومن حتى يستاذنه
قال رسول هللا:عن عبد هللا ابن عمر و ابن العاص رضي هللا عنهما قال
والمهاجر من هجر، المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده:صلى هللا عليه وسلم
) (متفق عليهم.ما نهى هللا عنه.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: "Orang Islam adalah kaum muslimin yang terhindar dari
gangguan lidah dan tangannya; sedangkan orang yang hijrah adalah orang
yang meninggalkan segala apa dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari dan
Muslim).13
10
Haryanto al-Fandi,.”Etika Bermuamalah”, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm.4-5.
11
Muhammad Nashiruddin al-Albani, “Silsilah al-Hadits ash-Shohihah wa Syai’un min
Fiqhiha wa Fawa’idiha,” terj Muhammad Qodirun Nur, (Jakarta: Qisthi Press 2005) hlm 394.
12
Abdul Aziz bin Fauzan, Aturan Islam Tentang Bergaul Dengan Sesama, (Griya Ilmu)
hlm 427.
13
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, “Riyadhus Shalihin”, Terj Achmad
Sunarto, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999) hlm 456.
5
Asbabul Wurud:
من احب ان: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:وعنه رضي هللا عنه قال
واليات، وهو يؤمن باهلل واليوم االخر،يزحزح عن النار و يدخل الجنة فلتاته منيته
) (رواه مسلم.الى الناس الذي يحب ان يؤتى اليه.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: "Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, hendaklah apa yang menjadi angan-angannya
itu benar-benar di usahakan, dimana ia harus beriman kepada Allah dan
hari akhir, serta berbuat senang kepada orang lain, sebagaimana ia sendiri
senang apabila diperbuat seperti itu." (HR. Muslim)17
) اذا كنتم ثالثة فال يتناجى رجالن دون االخر (رواه بخارى.
14
Ibnu Hamzah ad-Damsyiqi, Asbabul Wurud 2 Latar Belakang Historis Timbulnya
Hadits-hadits Rasul, terj Suwarta Wijaya & Zafrullah Salim (Jakarta: Kalam Mulia 2004) hlm 340.
15
Abdul Hamid Hamzah, Pola Dasar Ajaran Islam, (Yayasan Al Ikhlas) hlm 266.
16
Rachmat Syafe’i, Al-Hadis (Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum), (Bandung: Pustaka
Setia 2003) hlm 42.
17
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, “Riyadhus Shalihin”…,hlm.456-457
6
“Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua orang berbisik-
bisik tanpa disertakan oleh seorang lagi.”
Berbisik-bisik di dalam majelis tanpa melibatkan orang ketiga yang
berada di tempat tersebut adalah perbuatan tidak terpuji, dan dapat
menyinggung perasaan orang lain, menjadikan orang lain bersedih hati,
dan dapat pula memunculkan persangkaan yang tidak baik. Namun, jika
memang ada hal penting yang harus kita bicarakan dengan pelan (berbisik-
bisik), hendaknya kita melibatkan orang ketiga yang berada di majelis
tersebut.18
اذا زار احدكم اخاه فجلس عنده فال يقومن حتى يستاذنه
18
Haryanto al-Fandi, “Etika Bermuamalah”…, hlm.93.
19
Muhammad Nashiruddin al-Albani, “Silsilah al-Hadits ash-Shohihah wa Syai’un min
Fiqhiha wa Fawa’idiha”, terj Muhammad Qodirun Nur, (Jakarta: Qisthi Press 2005), hlm.394.
20
Abdul Aziz bin Fauzan, “Aturan Islam Tentang Bergaul Dengan Sesama”, (Griya
Ilmu), hlm.427.
7
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Etika berkumpul dengan orang lain, ketika datang haruslah mengucapkan
salam, bersalaman, bercanda dengan semestinya, hormati perasaan orang lain,
jaga dan perhatikan kondisi, mnghargai sesama, tawadhu’, murah senyum,
berbaik sangka, memaafkan kekeliruan mereka, dan menjadi pendengar yang
baik. Islam mengajarkan kita untuk menyebarluaskan salam keselamatan kepada
setiap muslim, karena di dalamnya terkandung manfaat yang positif bagi
kehidupan kita, seperti menyebarluaskan salam merupakan amalan sunnah yang
memiliki nilai pahala yang amat besar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rokayah, “Penerapan Etika dan Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-Hari”,
TERAMPIL: Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol.2, No.1, Juni
2015
9
Rachmat Syafe’i, Al-Hadis (Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum), Bandung:
Pustaka Setia 2003
Abdul Aziz bin Fauzan, “Aturan Islam Tentang Bergaul Dengan Sesama”, Griya
Ilmu
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, “Riyadhus Shalihin”, Terj Achmad
Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani, 1999
Abdul Aziz bin Fauzan, Aturan Islam Tentang Bergaul Dengan Sesama, Griya Ilmu
10