Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“PERGAULAN DALAM ISLAM”

Dosen Pengampu:
Dr. Zukhaira, S. S., M. Pd.

Disusun Oleh:
1. Annisa Ramadhani ( 8111422273 )
2. Nur Afaricha Aylinda ( 8111422334 )
3. Rendy Razie H ( 8111422447 )
4. Ardan Sabillah ( 8111422458 )
5. Assayyidah fadlilah ( 8111422635 )
6. Ayu Resti Irma Suryani ( 8111422636 )
7. Muhammad Defa Hakim ( 8111422661 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam
tentang “Pergaulan Dalam Islam” dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam penulisan makalah ini dan tentunya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Zukhaira, S. S., M. Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan tugas dan arahan kepada kami.
Dalam islam, Pergaulan merupakan aspek penting dalam kehidupan sehari-hari umat
muslim. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menyampaikan kata pengantar ini yang
bertujuan untuk menggali dan memahami lebih dalam tentang pergaulan dalam perspektif
islam.
Melalui makalah ini, diharapkan kita semua dapat merefleksikan bagaimana
pergaulan kita sejauh ini dan menggali pemahaman yang lebih dalam tentang pergaulan yang
benar dalam islam. Dengan mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam pergaulan, kita dapat
menciptakan masyarakat yang penuh kasih sayang, toleransi, dan kedamaian.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan bagi para pembaca sekalian.

Semarang, 23 Mei 2023

2
DAFTAR ISI

BAB I......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 7
A. Etika Pergaulan dengan Sesama Muslim dan Non-muslim...................................... 7
B. Etika Pergaulan Antara Laki-Laki dan Perempuan................................................... 9
C. Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya................................................................... 10
D. Etika Pergaulan dengan Orang yang Lebih Tua...................................................... 11
E. Peran Pendidikan Agama Islam Sebagai Pedoman Pergaulan................................ 14
BAB III.................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pergaulan dengan sesamanya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dengan tujuan agar manusia saling mengenal
sehingga tercipta suatu hubungan sosial yang baik dan kondusif. Apabila hubungan antar
sesama manusia baik, maka akan mudah memperoleh kemajuan spiritual dan material serta
mudah dalam menyelesaikan atau memecahkan problematika hidupnya. Berkaitan dengan
manusia sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat, maka diperlukan etika dalam pergaulan
di antara sesama manusia tersebut. Islam telah mengatur sedemikian rupa bagaimana muslim
yang satu dengan muslim yang lain bertindak dan beretika. Etika ini harus dijaga agar dapat
tercipta hubungan yang harmonis, aman, tentram dan damai. Jika tidak perselisihan dan
perpecahan akan terjadi.
Sejak memasuki era eformasi, bangsa Indonesia memasuki proses kehidupan dengan
sistem demokrasi dengan kelebihan dan kekurangannya. Salah satu permasalahan mendasar
yang dialami kehidupan berbangsa di era demokrasi ini adalah kecenderungan terjadinya
proses degradasi etika sosial atau terjadi kecenderungan penurunan kualitas akhlak di tengah
masyarakat, sehingga telah memunculkan terjadinya beragam bentuk penyimpangan sosial di
masyarakat.
Secara umum penyimpangan dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar
dan bertentangan dengan aturan-aturan normatif yang diharapkan dalam lingkungan sosial
yang bersangkutan. Penyimpangan dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan
primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah suatu bentuk perilaku
menyimpang yang bersifat sementara dan tidak dilakukan terus-menerus sehingga masih
dapat ditolerir masyarakat seperti melanggar lalu lintas, membuang sampah sembarangan dan
lain-lain. Sedangkan penyimpangan sekunder yakni perilaku menyimpang yang tidak
mendapat toleransi dari masyarakat dan umumnya dilakukan berulang kali seperti merampok,
menjambret, memakai narkoba, menjadi pelacur, tawuran dan lain-lain.. Secara keseluruhan
semua tingkah laku yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam masyarakat seperti
norma agama dan etika dapat disebut sebagai perilaku menyimpang.
Islam sebagai agama yang solutif memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan
tersebut di atas, solusi yang ditawarkan Islam adalah tuntunan etika pergaulan yang
diwahyukan dalam al-Qur‘an, salah satunya pada Q.S. Al-Hujurat:10-13. Ayat ini

4
memberikan tuntunan kepada umat manusia tentang etika pergaulan. Islam adalah agama
yang mengatur etika pergaulan sesama manusia, baik pergaulan sesama muslim atau
pergaulan antara muslim dan non muslim. Islam telah mengajarkan hak dan kewajiban
sesama muslim dalam etika bermasyarakat, baik ia sebagai anggota keluarga, anggota
masyarakat, atau bahkan sebagai masyarakat muslim.
Konsep etika pergaulan sudah dijelaskan dalam al-Qur‘an, namun belum menjadi
suatu disiplin ilmu yang disusun secara sistematis. al-Qur‘an adalah sebuah kitab yang
memberi pelajaran bahwa manusia harus memiliki sikap saling menghormati dan menghargai
antar sesama, agar tidak terjadi perselisihan di antara manusia. Islam adalah agama yang
memberikan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil‘alamin) sehingga terdapat ayat-ayat
yang mengajarkan tentang etika pergaulan di antara sesama manusia, kasih sayang,
perdamaian, serta sikap toleransi atau menghormati perbedaan. Hal ini disebabkan karena
al-Qur‘an merupakan pedoman bagi umat Islam yang mengakui dan menjunjung tinggi
perbedaan. Islam telah mengajarkan bahwa solusi terhadap segala permasalahan adalah
kembali kepada Allah SWT dan Rasulnya dengan menjadikan al-Qur‘an dan sunnah sebagai
pedoman hidup, karena merupakan petunjuk dalam meraih kebahagian hidup di dunia dan
akhirat. Tuntunan etika pergaulan dengan sesama muslim dan nonmuslim dijelaskan dalam
Q.S.Al-Hujarat [49] ayat 10-13.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana etika pergaulan baik dengan sesama muslim dan nonmuslim menurut Q.S.
Al-Hujurat 10-13?
2. Bagaimana etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan?
3. Bagaimana etika pergaulan dengan teman yang sebaya?
4. Bagaimana etika pergaulan dengan orang yang lebih tua?
5. Bagaimana peran Pendidikan Agama Islam sebagai pedoman dalam melakukan
pergaulan (pencegah kenakalan remaja)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana etika pergaulan baik dengan sesama muslim maupun dengan
nonmuslim berdasarkan Q.S. Al-Hujurat 10-13.

5
2. Mengetahui bagaimana etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
3. Mengetahui bagaimana etika pergaulan dengan teman yang sebaya.
4. Mengetahui bagaimana etika pergaulan dengan orang yang lebih tua.
5. Mengetahui bagaimana peran Pendidikan Agama Islam sebagai pedoman dalam
melakukan pergaulan khususnya dalam mencegah fenomena kenakalan remaja.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Pergaulan dengan Sesama Muslim dan Non-muslim Menurut Q.S.


Al-Hujurat 10-13

a. Q.S Al - Hujurat 10
۟ ُ‫ُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ‫نَّما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ْخ َوةٌ فََأصْ لِح‬
‫ِإ‬ َ ‫ِإ‬
innamaa lmu’minuuna ikhwatun fa-ashlihuu bayna akhawaykum wattaquu laaha la’allakum
turhamuu

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, alasannya itu damaikanlah


antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah biar kau mendapat
rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)

b. QS Al - Hujurat (11)

‫َسى اَ ْن يَّ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْنه ۚ َُّن َواَل ت َْل ِم ُز ْٓوا‬
ٓ ٰ ‫َسى اَ ْن يَّ ُكوْ نُوْ ا َخ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َس ۤا ٌء ِّم ْن نِّ َس ۤا ٍء ع‬ ٓ ٰ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل يَ ْسخَرْ قَوْ ٌم ِّم ْن قَوْ ٍم ع‬
ٰ ‫ك هُم‬ ٰۤ ُ
َ‫الظّلِ ُموْ ن‬ ُ َ ‫ول ِٕى‬ ‫ان َو َم ْن لَّ ْم يَتُبْ فَا‬ ُ ْ‫س ااِل ْس ُم ْالفُسُو‬
ِ ۚ ‫ق بَ ْع َد ااْل ِ ْي َم‬ َ ‫ب بِْئ‬ِ ۗ ‫اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوْ ا بِااْل َ ْلقَا‬

yaa ayyuhaa ladziina aamanuu laa yaskhar qawmun min qawmin ‘asaa an yakuunuu
khayran minhum walaa nisaaun min nisaa-in ‘asaa an yakunna khayran minhunna walaa
talmizuu anfusakum walaa tanaabazuu bil-alqaabi bi’sa l-ismu lfusuuqu ba’da l-iimaani
waman lam yatub faulaa-ika humu zhz halimun

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kau saling mencela satu sama lain dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan yaitu (panggilan) yang
jelek (fasik) sehabis beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)

7
c. QS Al - Hujurat (12)

‫ض ُك ْم بَ ْعض ًۗا اَي ُِحبُّ اَ َح ُد ُك ْم اَ ْن يَّْأ ُك َل لَحْ َم‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اجْ تَنِبُوْ ا َكثِ ْيرًا ِّمنَ الظَّ ۖنِّ اِ َّن بَع‬
ُ ‫ْض الظَّنِّ اِ ْث ٌم َّواَل تَ َج َّسسُوْ ا َواَل يَ ْغتَبْ بَّ ْع‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫اَ ِخ ْي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموْ ۗهُ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ تَ َّوابٌ ر‬
‫َّح ْي ٌم‬

yaa ayyuhaa ladziina aamanuu ijtanibuu katsiiran mina zhzhanni inna ba’dha zhzhanni
itsmun walaa tajassasuu walaa yaghtab ba’dhukum ba’dhan ayuhibbu ahadukum an ya’kula
lahma akhiihi maytan fakarihtumuuhu wattaquu laaha inna laaha tawwaabun rahiim

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sebetulnya
sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kau mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kau yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kau
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kau merasa jijik. Dan
bertakwalah kepada Allah, sebetulnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hujurat : 12)

d. QS Al - Hujurat (13)

. ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬

yaa ayyuhaa nnaasu innaa khalaqnaakum min dzakarin wauntsaa waja’alnaakum syu’uuban
waqabaa-ila lita’aarafuu inna akramakum ‘inda laahi atqaakum inna laaha ‘aliimun khabiir

Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah membuat kau dari seorang pria dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku biar kau saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kau di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat : 13)

Ayat-ayat diatas memberikan beberapa prinsip etika pergaulan yang baik:

● Persaudaraan: Ayat 10 menekankan pentingnya menjaga persaudaraan antara sesama


Muslim. Sebagai saudara seiman, kita harus berupaya untuk menyatukan dan
merukunkan hubungan antara sesama Muslim.
● Menghindari pengolok-olokan dan celaan: Ayat 11 mengingatkan kita untuk tidak
mengolok-olokkan atau mencela satu sama lain. Kita harus menghormati dan
menghargai orang lain, baik itu sesama Muslim maupun non-Muslim. Setiap orang
memiliki nilai dan kebaikan yang dapat kita pelajari.

8
● Menghindari prasangka buruk: Ayat 12 mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka
buruk terhadap orang lain. Kita tidak boleh mencari-cari kesalahan atau
menggunjingkan satu sama lain. Sebaliknya, kita harus saling memberi manfaat dan
memperbaiki hubungan dengan baik.
● Menghormati perbedaan: Ayat 13 mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan umat
manusia dalam beragam suku, bangsa, dan bahasa supaya kita saling mengenal dan
memahami satu sama lain. Orang yang paling mulia di hadapan Allah adalah yang
paling bertakwa, bukan berdasarkan suku, bangsa, atau status sosial.

B. Etika Pergaulan Antara Laki-Laki dan Perempuan

Dalam Islam, terdapat prinsip-prinsip etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan
yang didasarkan pada prinsip kesucian, penghormatan, dan batasan-batasan yang ditetapkan
dalam Al-Qur'an dan Sunnah (ajaran dan tindakan Nabi Muhammad). Berikut adalah
beberapa poin penting terkait etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam:

1. Kesucian dan pemeliharaan diri


Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga kesucian dan menjaga diri dari perilaku yang
tidak pantas dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, dalam Surat An-Nur
ayat 30-31, Allah SWT memerintahkan agar laki-laki dan perempuan menjaga pandangan
mereka dan menjaga kemaluan mereka.

2. Menjaga dalam berpakaian


Islam mendorong laki-laki dan perempuan untuk berpakaian dengan sopan dan tidak menarik
perhatian secara berlebihan. Para perempuan muslimah dianjurkan untuk menutupi aurat
mereka (bagian tubuh yang wajib ditutupi) seperti yang ditentukan dalam Al-Qur'an dan
hadis-hadis Nabi. "Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa
itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat." (Surat Al-A'raf, 7:26)

3. Batasan dalam pergaulan

9
Islam mendorong adanya batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan di luar
hubungan keluarga yang terdekat. Pada umumnya, interaksi di antara mereka harus dilakukan
dengan kehadiran pihak ketiga atau dalam konteks yang halal, seperti dalam situasi kerja atau
pendidikan.

4. Penghormatan dan Kesopanan


Islam menekankan pentingnya penghormatan dan kesopanan dalam pergaulan antara laki-laki
dan perempuan. Dalam hubungan ini, diharapkan adanya saling menghormati, tidak
memandang rendah satu sama lain, dan berinteraksi dengan sopan santun. "Hai orang-orang
yang beriman, janganlah suatu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain, (karena) boleh
jadi mereka (yang diperolok-olokkan itu) lebih baik dari mereka (yang
memperolok-olokkan). Dan jangan pula wanita-wanita (memperolok-olokkan) wanita-wanita
(yang lain), boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan itu) lebih baik dari wanita
(yang memperolok-olokkan). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang
yang zalim." (Q.S. Al-Hujurat: 11)

5. Pernikahan sebagai landasan hubungan


Islam mendorong hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak termasuk dalam
keluarga yang terdekat untuk ditempuh melalui pernikahan yang sah. Pernikahan merupakan
institusi yang diakui dan diatur dalam Islam sebagai landasan untuk membina hubungan yang
sehat dan saling melengkapi antara laki-laki dan perempuan.

C . Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya

Dalam Islam, etika pergaulan dengan teman sebaya sangat diperhatikan. Berikut ini adalah
beberapa prinsip etika dalam pergaulan dengan teman sebaya dalam Islam, serta beberapa
ayat dan hadis terkait:

1. Menghormati dan menghargai teman


Dalam Islam, kita diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Ini
juga berlaku dalam pergaulan dengan teman sebaya. Allah SWT berfirman dalam Surah

10
Al-Hujurat (49:11): "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok
kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok)."

2. Menjaga hubungan yang baik


Islam mendorong umatnya untuk menjaga hubungan yang baik dengan teman sebaya dan
orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim
yang lain, ia tidak boleh menzaliminya atau mengecewakannya." (HR. Muslim)

3. Saling tolong-menolong
Sebagai teman sebaya, kita harus saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kesulitan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ma'idah (5:2): "Bantulah satu sama lain dalam
kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling membantu dalam berbuat dosa dan
permusuhan."

4. Menjauhi ghibah dan fitnah


Dalam pergaulan dengan teman sebaya, kita harus menjauhi ghibah (menggunjing) dan fitnah
(mencemarkan nama baik). Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat (49:12): "Dan
janganlah sekumpulan kamu mencela sekumpulan yang lain. Mungkin mereka lebih baik dari
mereka (yang mencela)."

5. Memberikan nasihat yang baik


Sebagai teman sebaya, kita harus memberikan nasihat yang baik kepada teman kita jika
melihatnya melakukan kesalahan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Agama itu adalah
nasihat." Para sahabat bertanya, "Bagi siapa?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya, pemimpin kaum Muslimin, dan umat muslim pada umumnya." (HR. Muslim

Dalam Islam, etika pergaulan dengan teman sebaya didasarkan pada kasih sayang, saling
menghormati, dan kebaikan bersama. Kita harus selalu berusaha menjaga hubungan yang
baik dan saling memberi manfaat dalam segala hal.

D. Etika Pergaulan dengan Orang yang Lebih Tua

Bagi orang yang lebih muda, menghormati orang yang lebih tua merupakan suatu kewajiban,
karena pada dasarnya orang yang lebih tua telah berjasa mewariskan sesuatu yang lebih

11
bermanfaat bagi perkembangan generasi selanjutnya. Karena kemajuan suatu generasi adalah
berkat apa yang pernah dicapai oleh generasi sebelumnya.

Ajaran agama Islam menjelaskan, menghormati orang yang lebih tua usianya merupakan
kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Artinya Allah Swt memberikan pahala yang
besar kepada orang muda yang berlaku hormat kepada orang yang lebih tua usianya.

Orang-orang yang lebih tua dari kita yang paling dekat dan yang paling berhak diutamakan
untuk dihormati adalah kedua orang tua kita. Kepada kedua orang tua kita, Allah Swt tidak
hanya memerintah kita untuk berbuat baik, tetapi juga memerintahkan kita untuk
menghormati dan berbakti kepada mereka. Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT. di
Surat Al-Isra’ ayat 23-24:

‫ك ْال ِكبَ َر َأ َح ُدهُ َما َأوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما ُأفٍّ َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما‬
َ ‫ك َأاَّل تَ ْعبُدُوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا ۚ ِإ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ض ٰى َرب‬
َ ‫اخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ال ُّذلِّ ِمنَ الرَّحْ َم ِة َوقُلْ َربِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِي‬
‫ص ِغيرًا‬ ْ ‫َوقُلْ لَهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما َو‬

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia." "Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil". (QS. Al Isra’ : 23-24)

Dalam agama Islam orang tua ada tiga yaitu, bapak dan ibu kandung, kedua mertua, dan
guru. “Dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Keberkahan ada pada
orang-orang tua dari kalian”. [HR. Hakim dan Ibnu Hibbān). Berikut ini adalah tujuh etika
yang seharusnya dilakukan kepada orang tua menurut Imam al-Ghazali, yaitu

1. Mendengarkan dan mengikuti arahan orang tua


2. Berdiri ketika orang tua berdiri
3. Tidak berjalan di depan orang tua
4. Mencari ridha kedua orang tua
5. Bersikap rendah hati kepada orang tua
6. Tidak mengungkit-ungkit kebaikan orang tua

12
7. Tidak menunjukkan sikap murung dan tajam di hadapan orang tua
8. Sebelum pergi harus meminta izin kepada orang tua

Sedangkan etika yang seharusnya dilakukan kepada guru menurut Imam al Ghazali, yaitu:
1. Meminta izin ketika hendak bertanya
2. Harus menundukkan kepala
3. Tidak berburuk sangka kepada guru

Dalam al-Qur`an, kita diajarkan untuk seyogyanya bertingkah laku sebagai berikut:
1. Sopan
Allah Swt. berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Isrā’ [17]: 24)

2. Santun
Allah Swt. berfirman: “Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan “ah” Dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia” (QS. Al Isrā’ [17]: 23)

3. Menolak dengan halus perintah buruk


Allah Swt. berfirman: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqmān [31]: 15

4. Menghormati dengan penuh kasih sayang


Rasulullah Saw. bersabda: “Rasulullah Saw bersabda, Wahai Anas, hormati yang
lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR.
Baihaqi)
5. Mendahulukan Orang yang Lebih tua

13
Rasulullah Saw. bersabda: “Ibnu ‘Umar berkata, aku melihat Rasulullah Saw. sedang
memakai siwak lalu beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu
kaum, dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk
mendahulukan yang lebih tua. (HR. Ahmad dan Baihaqi).

E. Peran Pendidikan Agama Islam Sebagai Pedoman dalam Melakukan Pergaulan


(Pencegah Kenakalan Remaja)

Pendidikan agama Islam yang menjadi benteng bagi para remaja jika tidak didapatkan
dan diaplikasikan oleh siswa pada kehidupan sehari-hari akan menimbulkan permasalahan
yang menyimpang dari aturan agama dan aturan hukum. Hal ini termasuk dalam kenakalan
remaja. Diantara bentuk tindakan kenakalan remaja dalam perspektif Islam adalah yang
menjadi larangan dalam Al-Qur’an surah Al-Ankabut ayat 28-29 (Yusriyah, 2017), yakni
dapat berupa: pencurian, menimbulkan keributan, pergaulan bebas laki-laki dan perempuan.

Pendidikan agama sebagai salah satu indikator paling penting hendaknya diberikan
dalam kerangka banteng moral anak. Selain itu pembinaan agama menjadi sebuah pilihan
dalam mencegah kenakalan remaja. Selain sebagai banteng dan kendali pertumbuhan moral
remaja, PAI mempunyai dua peran strategis dalam upaya pencegahan kenakalan remaja.
pertama, PAI akan meningkatkan kesadaran remaja dalam pembentukan kepribadian. Dengan
PAI, kesadaran remaja dalam melakukan perintah-perintah tuhan dan meninggalkan
larangan-larangannya akan meningkat. Dalam hal ini, anak dibimbing agar terbiasa hidup
dalam koridor baik. Kebaikan tersebut tentunya dikembalikan pada ajaran agama, seperti
yang diberikan oleh keluarga yang agamis (Elfrianto, 2015).

Selanjutnya, PAI memberikan kontribusi pemikiran remaja terhadap agama, sehingga


tercipta akselerasi dan sinkronisasi antara nilai agama dan ilmu pengetahuan. Dengan adanya
sinkronisasi tersebut, remaja menjadi tertarik untuk hidup dalam agama dan pendekatan
ilmiah. Proses mendalami ajaran agama di segala bidang memang tidaklah mudah,
dibutuhkan cukup waktu dan kematangan pikiran. Sebagai seorang yang percaya kepada
tuhan, dan yang menganut agama yang sesuai dengan kepercayaan, seorang remaja dituntut
untuk mengetahui dasar-dasar dan ajaran dari agama tersebut. Karenanya, pengajaran agama
itu tidak bisa diberikan sambil lalu, misalnya dalam pelajaran lain oleh guru yang bukan ahli
agama. Pelajaran agama harus diberikan khusus dan harus pula diketahui dan dipahami oleh
anak didik. Disamping itu Ia harus pula mengetahui hukum-hukum dan pengertian-pengertian

14
yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam hidupnya dikemudian hari (Rakhmawati,
2015).

Kembali pada kontribusi PAI dalam mencegah kenakalan remaja, dapat dikatakan
bahwa dengan memberikan pendidikan agama sejak kecil, akan membentengi dirinya
terhadap kenakalan yang ada. Selain itu, dengan pendidikan agama Islam akan memberikan
panduan dalam berperilaku, sekaligus sebagai “polisi” yang mengawasi tingkah laku dan
jalan hidupnya, serta menjadi obat dalam mengatasi gangguan jiwa (Taubah, 2015). Selain
itu, materi dalam PAI tidak lepas dari pengajaran agama, yaitu pengetahuan yang ditujukan
kepada pemahaman hukum-hukum, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, batas-batas dan
norma-norma yang harus diindahkan dan dilakukan. PAI telah memberikan nilai-nilai yang
dapat dimiliki dan diamalkan oleh anak didik, supaya semua perbuatan dalam hidupnya
mempunyai nilai-nilai agama, atau tidak keluar dari moral agama (Djaelani, 2013).

15
BAB III

KESIMPULAN

Pergaulan menurut konsep Islam haruslah selalu berpedoman sesuai dengan Al-Quran
dan Hadits, karena Islam telah mengatur cara-cara berakhlak yang baik dan bergaul yang
benar. Setiap aktifitas mereka dalam bergaul, bermain, berorganisasi dan mengembangkan
kreativitas dan kepribadiannya selalu dalam nuansa-nuansa Islam. Sebab mereka secara
langsung maupun tidak langsung sudah terkader untuk menda’wahkan Islam, sehingga
menjadi generasi muda muslim yang siap menerima amanah dalam mensyi’arkan Islam.

Islam telah mengatur sedemikian rupa bagaimana muslim yang satu dengan muslim
yang lain bertindak dan beretika. Secara umum penyimpangan dapat diartikan sebagai
tingkah laku yang melanggar dan bertentangan dengan aturan-aturan normatif yang
diharapkan dalam lingkungan sosial yang bersangkutan. Islam sebagai agama yang solutif
memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan Islam
adalah tuntunan etika pergaulan yang diwahyukan dalam al-Qur‘an. Islam telah mengajarkan
bahwa solusi terhadap segala permasalahan adalah kembali kepada Allah SWT dan Rasulnya
dengan menjadikan al-Qur‘an dan sunnah sebagai pedoman hidup, karena merupakan
petunjuk dalam meraih kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Secara garis besar pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan, diantaranya yaitu
kepada sosok yang usianya lebih muda dan lebih tua. Dalam Islam juga mendorong pergaulan
yang sehat antara pria dan wanita dengan batasan-batasan tertentu. Hubungan antara pria dan
wanita harus dijaga dengan menjaga batasan-batasan syariat, termasuk menjaga adab dan
menjauhi pergaulan yang melanggar aturan-aturan agama. Pergaulan yang buruk dan merusak
dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat Muslim. Hal ini dapat mengarah pada
penyebaran dosa, godaan yang memperkuat perilaku negatif, dan penurunan moralitas umat
Islam. Oleh karena itu, diperlukan adanya Pendidikan Agama Islam sebagai pedoman dalam
bergaul dengan masyarakat agar terhindar dari pergaulan yang negatif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Etika Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua Dalam Islam – Universitas Islam an Nur

Lampung. 16 Nov. 2022,

an-nur.ac.id/etika-bergaul-dengan-orang-yang-lebih-tua-dalam-islam/. Accessed 23

May 2023.

bacaanmadani. “Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua.” Bacaan Madani | Bacaan

Islami Dan Bacaan Masyarakat Madani,

www.bacaanmadani.com/2018/01/adab-bergaul-dengan-orang-yang-lebih-tua.html.

Accessed 23 May 2023.

Mia, Mia, et al. “PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENCEGAH

TIMBULNYA JUVENILE DELIQUENCY.” Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu

Agama, vol. 21, no. 1, 30 June 2021, pp. 81–88,

https://doi.org/10.14421/aplikasia.v21i1.2110.

Kristina. “Pakaian Yang Baik Di Mata Allah SWT Menurut Surah al A’raf Ayat 26.”

Detikedu,

www.detik.com/edu/detikpedia/d-5765023/pakaian-yang-baik-di-mata-allah-swt-men

urut-surah-al-araf-ayat-26/amp#amp_ct=1684847906704&_tf=From%20%251%24s

&aoh=16848478905351&csi=1&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com.

Accessed 23 May 2023.

“7 Adab Bergaul Dengan Teman Sebaya Menurut Ajaran Islam.” Brilio.net, 2018,

m.brilio.net/creator/7-adab-bergaul-dengan-teman-sebaya-menurut-ajaran-islam-a0c3

b8.html. Accessed 23 May 2023.

Febriani, Anisa Rizki. “Surat an Nur Ayat 31, Jelaskan Aurat Yang Wajib Ditutup Wanita.”

Detikhikmah,

17
www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6619052/surat-an-nur-ayat-31-jelaskan-aurat-yan

g-wajib-ditutup-wanita#:~:text=Surah%20An%20Nur%20ayat%2031. Accessed 23

May 2023.

penerbitalquran. “Kandungan Quran Surat Al-Hujurat Ayat 10 - 13 | Penerbitjabal.com.”

Penerbit Alquran Jabal, 10 Sept. 2021,

penerbitjabal.com/kandungan-quran-surat-al-hujurat-ayat-10-13/. Accessed 23 May

2023.

18

Anda mungkin juga menyukai