Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN, URGENSI, RUANG LINGKUP, PRINSIP

DAN KEDUDUKAN MUAMALAH DALAM AJARAN


ISLAM

Disusun oleh :
1. Icha Pramadani Aulia (1901055103)
Kelas : 4C

MATA KULIAH MUAMALAH


PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu,
saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat menyusun
proposal ini dengan baik. Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya
sehingga Bab Buku Ajar berjudul " PENGERTIAN, URGENSI, RUANG LINGKUP,
PRINSIP DAN KEDUDUKAN MUAMALAH DALAM AJARAN ISLAM" ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang tak lelah
menerima ajakan diskusi. Selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua,
sahabat, dan teman-teman. Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya
memiliki kekuatan lebih untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis. Bab Buku
Ajar ini sangat berkesan untuk saya secara personal. Alasan saya memilih topik ini
karena saya tertarik dan ingin sekali mengetahui tentang bagaimana kedudukan
Muamalah dalam ajaran islam. Sampai pada akhirnya, saya memutuskan memilih topik
ini. Saya menyadari bahwa bab buku ajar ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis,
saya berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh lebih baik.
Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari bab buku ajar
ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap ada manfaat yang bisa
diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari saya. Terima kasih.

Selamatmembaca!
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………........................................ i

KATA PENGANTAR …………………………………......................................... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………........................................ iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………......................... 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………................................... 2


1.2. Rumusan Masalah ……………………………………...................................... 3
1.3. Tujuan ………………………………………………………............................. 4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………............................... 5


2.1. Pengertian Muamalah dalam Ajaran Islam ………….................................... 6
2.2. Urgensi Muamalah dalam Ajaran Islam …….…………................................ 7
2.3. Prinsip- Prinsip Muamalah dalam Ajaran Islam …………..…………......... 8
2.4 Ruang Lingkup Muamalah ................................................................................ 9
2.5 Kedudukan Keluarga dalam Muamalah .......................................................... 10

BAB IV PENUTUP …………………………………………................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama sempurna yang diturunkan kepada seluruh umat manusia
untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan yang baik. Kesempurnaan
Islam dapat diketahui dalam ajarannya yang termaktub di dalam al-Quran dan as-
Sunnah.1 Secara umumnya, Islam telahmengatur perkara-perkara tentang hubungan
manusia dengan pencipta, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia
dengan hewan, dan hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan. Perkara
hubungan manusia dengan manusia ialah suatu yang penting karena berhubung
langsung bagi kehidupan manusia sehari-hari dalam menjalani kehidupan.
Ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia disebut dengan ahkam al-muamalah yang di dalamnya membahas beberapa
hukum sepertihukum kekeluargaan (ahkam al-ahwal al-syakhsiyyah), hukum pidana
Islam (ahkam al-jinayah), hokum acara (ahkam al-qadha wa al-murafa’at), dan
hukum benda (ahkam al- madaniyyat) yaitu hukum yang mengatur masalah yang
berkait dengan benda seperti jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, hukum-
hukum kewarisan, hukum-hukum wakaf dan hukum-hukum wasiat Muamalah
berarti makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, masing-
masing berhajat kepada yang lain, saling tolong-menolong, tukar-menukar keperluan
dalam urusankepentingan hidup baik dengan cara jual beli, sewa menyewa, pinjam
meminjam atau usaha yanglain, baik bersifat pribadi maupun untuk kemaslahatan
umat. Allah SWT telah menjadikanmanusia masing-masing saling membutuhkan
satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan segala
urusuan kepentingan kehidupan masing-masing.
Dengan cara demikian, kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur,
pertalian yang satu dengan yang lain pun menjadi teguh. Akan tetapi, sifat lobak dan
tamak, tetap ada pada manusia, suka mementingkan diri sendiri supaya hak masing-
masing jangan sampai tersia-sia, dan juga menjaga kemaslahatan umum agar
pertukaran dapat berjalan dengan lancer dan teratur. Olehsebab itu, agama memberi
peraturan sebaik-baiknya, karena dengan teraturnya muamalat maka penghidupan
manusia terjamin pula dengan sebaik-baiknya sehingga perbantahan dan dedam-
mendendam tidak akan terjadi.

1
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, Journal of Chemical Information and Modeling, vol. 53, 2016.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat mahasiswa dapat menumbuhkan sikap ketaqwaan terhadap
Allah?
2. Apa itu pengertian muamalah dalam ajaran islam?
3. Apa itu urgensi muamalah dalam ajaran islam?
4. Bagaimana ruang lingkup muamalah dalam ajaran islam?
5. Apa saja prinsip muamalah dalam ajaran islam?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menumbuhkan sikap ketaqwaan terhadap Allah melalui
kajian terhadap dasar-dasar Muamalah.
2. Memahami serta Menjelaskan Pengertian Muammalah dalam ajaran islam.
3. Memahami serta Menjelaskan Urgensi Muammalah dalam ajaran islam.
4. Memahami serta Menjelaskan Ruang Lingkup Mu’amalah dalam ajaran islam.
5. Memahami serta Menjelaskan Prinsip Mu’ammalah dalam ajaran islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Muamalah dalam Ajaran Islam

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau hablum minannas.
Dalam syariat Islam hubungan antar manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi diserahkan kepada
manusia mengenai bentuknya. Islam hanya membatasi bagian-bagian yang penting dan
mendasarberupa larangan Allah dalam Al-Quran atau larangan Rasul-Nya yang didapat dalam
As-Sunnah.2

Dari segi bahasa, muamalah bersal dari kata ‘aamala, yu’amilu, mu’amalat yang berarti
perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan (seperti jual-beli, sewa
dsb). Sedangkansecara terminologis muamalah berarti bagian hukum amaliah selain ibadah
yang mengatur hubungan orang-orang mukallaf antara yang satu dengan lainnya baik secara
individu, dalam keluarga, maupun bermasyarakat.3

Menurut kamus A Dictionary of Modern Written Arabic adalah hubungan manusia dengan
sesamamanusia atau tingkah laku manusia antara sesama manusia. Definisi kamus ini tentu
saja masih bersifat umum. Bicara mumalah dalam pengertian umum, tidak terikat oleh agama.
Melihat definisi kamus di atas tentu saja kita sudah pula bisa menebak pengertian muamalah
Islam.
Dari definisi umum tersebut tentunya tinggal menambahkan Islam saja. Jadi muamalah Islam
adalah adalah hubungan manusia dengan sesama manusia atau tingkah laku manusia antara
sesama manusia yang didasarkan atas ajaran Islam. Definisi yang lebih lengkap adalah:
muamalah adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan antara manusia dengan
manusia, hubungan antara manusia degan kehidupannya, dan hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya.4

B. Urgensi Muamalah dalam Ajaran Islam

Urgensi berarti menanyakan tentang apa pentingnya mempelajari muamalah? Apa


pentingnya mempelajari aturan-aturan kehidupan menurut ajaran Islam? Tentu saja
penting.Bahkan wajib hukumnya bagi seorang muslim. Seorang muslim seluruh kehidupannya
telah diaturAllah SWT. SWT. Karenaitulah dia tentu saja harus mempelajari aturan-aturan itu.

2
Muhammad Nuruzzaman Syam and Mahmud Arif, “Muamalah Dan Akhlak Dalam Islam,” Manarul Quran:
Jurnal Studi Islam 22, no. 1 (2022): 1–11.
3
Komunikasi Interpersonal et al., “Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam” 2, no. 1 (2022): 55–66.
4
M A Prof. Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, “Fiqh Muamalat” (2016): 22–51,
https://books.google.co.id/books?id=ssNoDwAAQBAJ.
Bedanya, teori para ilmuwan itu terbatas pada hal-hal yang bisadicerna panca indera.
Sedangkan teori-teori Allah tidak terbatas.

Teori para ilmuwan didapat dari usaha susah payah melalui penelitian ilmiah.
Sedangkan teori Allah tinggal Allah sampaikan begitu saja. Allahlah yang menguasai rahasia
alam semesta ini. Rahasia itu telah Dia beberkan kepada manusia melalui kitab suci al-Quran
dan Sunah Rasul.Kita semua tinggal pakai.

Salah satunya adalah aturan-aturan muamalah yang akan kita pelajari dalam
pembahasan ini. Aturan Allah tentang muamalah itu laksana buku panduan dari Allah, tips-tips
dari Allah tentang bagaimana kita menghadapi kehidupan. Melalui panduan inilah kita dapat
hidup secara terarah dan tentunya termudahkan. Sebaliknya, mengabaikan buku panduan ini
sama saja denganhidup tanpa pedoman. Ia mengarungi kehidupan secara coba-coba, trial and
eror, tidak tahu cara dan apa yang hendak dituju dalam hidup. 5

C. Prinsip- Prinsip Muamalah dalam Ajaran Islam

Terdapat dua prinsip atau asas dalam muamalah yakni prinsip umum dan prinsip khusus.
Dalamprinsip umum terdapat empat hal yang utama, yakni;

1) Setiap muamalah pada dasarnya adalah mubah kecuali ada dalil yang
mengharamkannya;

2) mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudharatan;

3) keseimbangan antara yang transendent dan immanent;

4) keadilan dengan mengenyampingkan kezaliman.

Sementara itu prinsip khusus memiliki dua turunan yakni yang diperintahkan dan
yangdilarang. Adapun yang diperintahkan terdapat tiga prinsip, yakni;

1) objek transaksi haruslah yang halal;

2) adanya kerihdaan semua pihak terkait;

3) pengelolaan asset yang amanah dan jujur.6

5
Muamalah Universitas and Muhammadiyah Prof, “Makalah Pengertian , Urgensi , Ruang Lingkup , & Prinsip
Muamalah” (n.d.).
6
Jurnal Hukum and Ekonomi Syariah, “J-HES” 2, no. 1 (2018).
1) Gharar;
Selanjutnya adalah Gharar yaitu ketidakpastian dalam transaksi yang
diakibatkan dari tidak terpenuhinya ketentuan syariah dalam transaksi tersebut.
Dampak daritransaksi yang mengandung gharar adalah adanya pendzaliman atas
salah satu pihak yang bertransaksi sehingga hal ini dilarang dalam islam. Beberapa
kategori unsur gharar antara lain dari segi kuantitas tidak sesuainya timbangan atau
takaran, kemudian dari siis kualitas terdapat ketidakjelasan pada kualitas barang,
selanjutnya dari sisi harga adanya dua harga dalam satu transaksi, dan yang terakhir
dari sisi waktu yaitu terdapat ketidakjelasan pada waktu penyerahan

2) Tadlis;
Tadlis adalah salah satu bentuk penipuan dalam berdagang, merupakan bentuk
ketidakjujuran seorang pedagang dalam menjalankan usahanya. Tadlis ini bisa
terjadi dalam empat hal, yakni, kuantitas (jumlah), kualitas (mutu), harga, dan
waktu penyerahan. Tadlis dalam kuantitas adalah seperti pedagang yang
mengurangi takaran (timbangan) barang yang dijualnya. Beras yang ditimbang
mestinya 1 kg ternyata tidaksampai 1 kg.

3) berakad dengan orang-orang yang tidak cakap hukum seperti orang gila, anak
kecil,terpaksa, dan lain sebagainya.7

D. Ruang Lingkup Muamalah

Ruang lingkup adalah cakupan bahasan. Pendeknya, apa saja sih masuk dalam cakupan
bahasan atau cakupan ajaran muamalah? Pertanyaan ini tentunya bisa dijawab dengan beragam
jawaban. Makanya lain buku bisa saja lain jawabannya. Bagi pembaca yang tidak cermat
mungkin malah bingung, mana sebenarnya yang benar? Karena itu yang penting dipahami
adalah dari sudutpandang mana orang memberikan jawaban. Ini yang penting dipahami.8

Lalu dalam pembahasan kita ini mau memakai sudut pandang mana? Ini yang penting untuk
dimengerti. Sekarang begini, kita kembali pada pengertian muamalah seperti telah dijelaskan
di atas. Muamalah adalah ajaran Islam yang menyangkut urusan dunia. Kehidupan manusia di
dunia.Karena itu, kalau ditanya ruang lingkupnya, cakupan urusannya, cakupan bahasannya
tentu saja sangat banyak, kan? Tapi dari yang banyak itu setidaknya bisa kita kumpulkan.

7
B A B Iii, “‫( ”هقف نلػ‬n.d.): 30–46.
8
Syam and Arif, “Muamalah Dan Akhlak Dalam Islam.”
Dari yang banyak itu saya cenderung membaginya berdasarkan ruang lingkup atau besar
kecilnyaruang pergaulan. Berdasarkan hal ini, maka pada diri manusia dan pergaulannya kita
dapat melihatnya mulai dari unit terkecil sampai yang terbesar secara berurutan adalah:
kehidupan keluarga, kehidupan bertetangga, kehidupan masyarakat.

Demikianlah cara membagi ruang lingkup. Satu sama lain terlihat jelas tipologi dan gradasinya
berdasarkan apa. Orang lain boleh membaginya berdasarkan tipologi lain. Itu tergantung
kepentingannya. Saya memilih ini karena menurut hemat saya inilah ruang ruang pergaulan
yangpaling wajar terlihat dalam sehari hari. Terlebih lagi pembagian dari sudut pandang inilah
yang relevan dengan pembahasan lanjutan dalam cakupan pembahasan materi kuliah
Muamalah yang diberlakukan dalam kurikulum yang kita gunakan saat ini.

Pada buku lain orang bisa saja membaginya dengan sudut pandang lain. Memang demikianlah
adanya jika kita periksa dalam buku-buku yang ada. Tapi yang harus digarisbawahi adalah cara
membuat ruang lingkup itu yang harus jelas tipologi dan gradasinya. Misalnya mau dibagai
berdasarkan cakupan perbaulan, berdasakan muatan urusannya, atau berdasarkan apa. Tipologi
sudut pandang inilah yang harus konsisten sehingga orang tidak bingung.9

Jika pembagian tidak jelas kelompk sudut pandangnya, maka itu membingkungkan orang dan
berarti itu tidak benar. Mungkin yang menulis juga tidak paham hanya mengutip sana sini dari
buku lain. Sebagai contoh misalnya begini, ada orang yang membagi ruang lingkup muamalah
kedalam umpanya; keluarga, ekonomi, perdata, jual beli, gadai. Tipologi ini tentu tidak jelas
dan membuat orang bingung. Ini adalah pembagian yang salah.10

E. Kedudukan Keluarga dalam Muamalah

Kedudukan Keluarga dalam Muamalah pada pembahasan sebelumnya kita telah


mendapatkan kejelasan bahwa ruang lingkup muamalah itu sangat luas. Namun demikian
dalam pembasahan kita di sini mengambil ruang lingkup mumalah atas dasar cakupan
lingkungan kehidupan dan pergaulan manusia meliputi: pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa,
dunia. Selanjutnya dari kelima ruang lingkup ini kita akan fokus pada “keluarga” saja.

Pada praktiknya nanti tentunya tak terhindarkan barangkali juga menyinggung tentang pribadi
danmasyarakat, atau bahkan bangsa. Tapi itu hanyalah sebagai pelengkap saja. Fokus bahasan
kita sekali lagi adalah pada keluarga. Fokus bahasan ini penting untuk anda perhatikan. Sebab
kalau anda nanti periksa di buku-buku, atau datang ke toko buku untuk membeli buku

9
Muhammad Kurniawan Budi Wibowo, “Ruang Lingkup Hukum Islam,” Mamba’ul ’Ulum 17, no. 2 (2021): 61–
70.
10
Syam and Arif, “Muamalah Dan Akhlak Dalam Islam.”
BAB III
PENUTUP

Muamalah adalah suatu perkara yang mengatur tata cara hidup antar sesama umat
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kegiatan muamalah di antaranya
seperti jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya. Muamalah bertujuan
agar manusia dapat memenuhi kebutuhan tanpa memberikan mudhorat (kerugiaan) pada
yang lainnya, sehingga bisa terciptanya hubungan harmonis dalam masyarakat. Hubungan
dalam muamalah bisa berupa jalinan pergaulan serta tolong menolong dalam kebajikandemi
mencari ridha Allah SWT.

Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
muamalah adalah segala ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia
dengan lainnya yang dibatasi oleh aturan-aturan pokok, dan seluruhnya tidak diatur secara
rinci sebagai ibadah. Landasan dari berjalannya ilmu muamalah adalah Al-Quran dan Sunnah.
Muamalah secara umum memiliki lima prinsip dasar, serta memiliki lima ruang lingkup secara
garis besar. Muamalah memiliki urgensi yang genting dalam kehidupan manusia, karena
muamalah tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Kedudukan
muamalah dalam islam sangat penting serta muamalah memiliki fleksibelitas yang dapat
diimplementasikan dan disesuaikan pada setiap zamannya. Begitupun dengan kedudukan
keluarga dalam muamalah yang menjadi dasar pondasi utama berlakunya nilai-nilai
bermuamalah.
DAFTAR PUSTAKA

Al Hamat, Anung. “Representasi Keluarga Dalam Konteks Hukum Islam.” YUDISIA : Jurnal
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam 8, no. 1 (2018): 139.

Hukum, Jurnal, and Ekonomi Syariah. “J-HES” 2, no. 1 (2018).

Iii, B A B. “‫( ”هقف نلػ‬n.d.): 30–46.

Interpersonal, Komunikasi, Guru Dengan, Orang Tua, and Dalam Membentuk. “Jurnal
Komunikasi Dan Penyiaran Islam” 2, no. 1 (2022): 55–66.

Prof. Dr. H. Abd. Rahman Ghazaly, M A. “Fiqh Muamalat” (2016): 22–51.


https://books.google.co.id/books?id=ssNoDwAAQBAJ.

Rohidin. Pengantar Hukum Islam. Journal of Chemical Information and Modeling. Vol. 53,
2016.

Syam, Muhammad Nuruzzaman, and Mahmud Arif. “Muamalah Dan Akhlak Dalam Islam.”
Manarul Quran: Jurnal Studi Islam 22, no. 1 (2022): 1–11.

Universitas, Muamalah, and Muhammadiyah Prof. “Makalah Pengertian , Urgensi , Ruang


Lingkup , & Prinsip Muamalah” (n.d.).

Wibowo, Muhammad Kurniawan Budi. “Ruang Lingkup Hukum Islam.” Mamba’ul ’Ulum 17,
no. 2 (2021): 61–70.

Anda mungkin juga menyukai