Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen: Bpk. Abdullah Zaky, S.S,M.Hum

Disusun Oleh :
1. Faisal Nur Arief (124221005)
2. Angel Kayla Althaf (12422108)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN BAHASA SASTRA JEPANG

INSTITUT PENDIDIKAN BAHASA INVADA CIREBON


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam kita sampaikan
kepada junjungan nabi beasar kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari
jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “HUKUM DAN HAM DALAM
ISLAM” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan untuk memenuhi kelancaran
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masi banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah
ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan.................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB 2 Pengertian Hukum Islam............................................................................................5
2.1. Menurut Ulama Dan Ahli................................................................................................5
2.2. 4 Sumber Hukum Islam yang Utama..............................................................................5
2.3. Pembagian Hukum-Hukum Islam...................................................................................6
2.4. Tujuan Hukum Islam.......................................................................................................6
BAB 3 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).....................................................................8
3.1. Adakah HAM dalam Islam?............................................................................................8
3.2. Contoh-contoh pelanggaran HAM..................................................................................9
BAB 4 Penutup.......................................................................................................................12
4.1. Kesimpulan....................................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia, lewat
syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah makhluk
bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga mempunyai hak
dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditegakkan atas dasar persamaan atau egaliter,
tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan terwujud tanpa adanya
kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa adanya tanggung
jawab itu sendiri. Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan,
kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam
memandang semua manusia sama dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya
keunggulan yang dinikmati seorang manusia atas manusia lainya hanya ditentukan oleh
tingkat ketakwaannya. Pembuatan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan agama islam tentang “Hukum dan ham dalam Islam”.

1.2.  Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis merumuskan sebagai berikut :
1.    Pengertian HUKUM dan HAM dalam Islam
2.    Pembagian HUKUM dan HAM dalam Islam
3.    Tujuan hukum dalam islam
4.    Contoh pelanggaran ham dalam islam
1.3. Tujuan
   Memepelajari dasar atau landasan HUKUM dan HAM dalam Islam
BAB 2
PENGERTIAN HUKUM ISLAM

2.1. Menurut Ulama Dan Ahli


1. Abdul Ghani Abdullah 
Hukum islam menurut Abdul Ghani Abdullah, tidak hanya mengatur antara manusia dengan
Tuhannya saja. tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Juga
mengatur antara hubungan manusia dengan alam semesta. 

2. Amir Syarifudin

Beda lagi dengan pendapat Amir Syarifuddin, hukum islam menurutnya sebagai perangkat
peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui
dan diyakini. 

3. Eva Iryani 

Hukum islam menurut Eva Iryani adalah syariat islam yang berisi sistem kaidah-kaidah yang
didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rosul mengenai tingkah laku orang yang
sudah dapat dibebani kewajiban, yang diakui dan diyakini, yang mengikat semua
pemeluknya. 

2.2. 4 Sumber Hukum Islam yang Utama


1. Al-Qur’an 

Sumber hukum islam yang paling dasar adalah Al Qur’an. Sebagai kitab suci umat muslim,
tentu saja Al Qur’an sebagai tiang dan penegak. DImana Al Qur’an pesan langsung Dari
Allah SWT yang diturunkan lewat Malaikat Jibril. Kemudian Jibril menyampaikan langsung
kepada Nabi Muhammad. 

2. Hadits 

Hadits sabagai sumber islam yang tidak kalah penting. Kenapa hadis digunakan untuk hukum
islam? Karena Hadis merupakan pesan, nasihat, perilaku atau perkatan Rasulullah SAW.
segala sabda, perbuatan, persetujuan dan ketetapan dari Rasulullah SAW, akan dijadikan
sebagai ketetapan hukum islam.

3. Ijma’ 

Mungkin ada yang asing dengan sumber hukum islam yang ketiga, iaitu ijma’. Ijma’ dibentuk
berdasarkan pada kesepakatan seluruh ulama mujtahid. Ulama yang di maksud di sini adalah
ulama setelah sepeninggalan Rasulullah SAW. 

4. Qiyas 

Qiyas sepertinya tidak banyak orang yang tahu. Sekalipun ada yang tahu, masih ada
perbedaan keyakinan, bahwa qiyas ini tidak termasuk dalam sumber hukum islam. Meskipun
demikian, para ulama sudah sepakat Qiyas sebagai sumber hukum islam. 
Bahkan, ada beberapa pendapat lain, selain mengacu pada empat sumber hukum di atas,
masih ada lagi sumber hukum islam, yaitu ada :

 Istihsan,
 Istishab,
 Saddudz-dzari’ah atau tindakan preventif,
 urf atau adat
 dan Qaul sahabat Nabi SAW.

2.3. Pembagian Hukum-Hukum Islam 


1. Wajib 

Saya yakin, banyak yang menyadari betul kata wajib satu ini. Dikatakan wajib apabila
mengerjakan perbuatan akan mendapatkan pahala. Apabila meninggalkan kewajiban, akan
mendapatkan siksa atau dosa. Kecuali bagi orang yang tidak mengetahui ilmu/aturan. 

2. Sunnah 

Dikatakan sunnah apabila seseorang yang  mengerjakan perintah akan mendapatkan pahala.
Jika tidak mengerjakannya pun tidak dosa atau tidak disiksa. Hanya saja, banyak orang yang
menyarankan untuk mengerjakan sunnah, karena sayang jika ada kesempatan mengumpulkan
amal, tidak dimanfaatkan. 

3. Haram 

Dalam kehidupan sehari-hari, umat muslim memiliki banyak aturan yang menyangkut
tentang ke-halal-lan dan mana yang haram. Dikatakan haram apabila hal-hal yang dilarang
tetap dilanggar, akan dicatat sebagai dosa. Jika meninggalkan hal-hal yang haram, maka akan
dicatat mendapatkan pahala. 

4. Makruh 

Dikatakan makruh apabila aturan yang dimakruhkan di tinggalkan, maka jauh lebih baik.
sedangkan jika yang dimakruhkan tetap dilakukan, maka kurang elok atau kurang baik. Baik
itu kurang baik untuk diri sendiri atau orang lain. Misalnya, merokok, bagi diri sendiri tidak
baik untuk kesehatan. Bagi orang pun juga kurang baik. 

5. Mubah 

Dikatakan mubah hal-hal yang dibolehkan dalam agama dibolehkan di kerjakan atau yang
seharusnya di tinggalkan tidak di kerjakan. 

2.4. Tujuan Hukum Islam 


Secara umum, tujuan hukum islam, yaitu sebagai ketetapan hukum islam, kemaslahatan umat
manusia, kemaslahatan dunia dan akhirat serta petunjuk ke jalan yang benar bagi manusia.

1. Maqashid AlSyari’ah 

Maqashid Al-Syariah disebut juga dengan ketetapan hukum islam. Nah, di sini ada tiga
tingkatan, yaitu tingkatan kebutuhan primer yang wajib dipenuhi, jika tidak dipenuhi akan
berantakan. Ada juga kebutuhan sekunder sebagai kebutuhan pendukung dan kebutuhan
tersier yang sifatnya hanya melengkapi saja. 

2. Kemaslahatan Umat Manusia 

Sepertinya sudah disinggung di pembahasan sebelumnya. Bahwa hukum islam hadir sebagai
penengah atau solusi atas segala permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang bersifat
keyakinan ataupun masalah hubungan interaksi sosial. 

3. Mewujudkan Kemaslahatan di dunia dan di akhirat 

Ternyata tidak sekedar bermanfaat untuk urusan dunia dan masalah perbedaan saja. Hukum
islam juga bertujuan dalam mewujudkan kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
BAB 3
Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Secara istilah HAM dapat dirumuskan dengan beberapa pendapat yang salah satu
diantaranya:

 HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya
(Kaelan: 2002).
 Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human
Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa
HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia
 John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.

Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang di miliki oleh setiap umat
manusia sejak lahir sebagai Anugrah Tuhan YME kepada hambanya, yaitu umat manusia
tanpa terkecuali.

3.1. Adakah HAM dalam Islam?

HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum,
2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya Piagam Madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi
pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam Dokumen Madinah atau
Piagam Madinah itu berisi antara lain pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok di
kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan
satu bangsa (Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap semua pihak untuk bekerja sama
sebagai satu bangsa, didalam piagam itu terdapat pengakuan mengenai HAM bagi masing-
masing pihak yang bersepakat dalam piagam itu. Secara langsung dapat kita lihat bahwa
dalam piagam madinah itu HAM sudah mendapatkan pengkuan oleh Islam

Hak Asasi Manusia atau disingkat dengan HAM adalah suatu istilah dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Arab disebut al-huquq al-insaniyah, sedang dalam bahasa Inggris disebut
dengan human right. Dalam bahasa Arab, kata haquq diambil dari bentuk mufrad haqq di
mana artinya adalah milik, ketetapan dan kepastian. Dengan demikian, menurut Muin Salim
dalam salah satu tulisannya bahwa unsur yang terpenting dalam kata al-haqq adalah
kesahihan, ketetapan dan kebenaran.
Fuqaha memberikan pengertian tentang hak sebagai suatu kekhususan yang padanya
ditetapkan hukum syar’i atau suatu kekhususan yang terlindungi. Dalam definisi ini, sudah
terkandung hakhak Allah dan hak-hak hamba. Istilah al-haqq dengan berbagai bentuknya
ditemukan sebanyak 287 kali dan yang paling banyak adalah istilah al-haqq dengan makna
kebenaran, yaitu sekitar 227 kali. Selebihnya kata al-haqq bermakna kepemilikan atau
kewajiban.

Ada yang bermakna menetapkan sesuatu dan membenarkannya, seperti yang terdapat dalam
QS. Yasin: 7
ۤ
َ‫ق ْالقَوْ ُل ع َٰلى اَ ْكثَ ِر ِه ْم فَهُ ْم اَل يُْؤ ِمنُوْ ن‬
َّ ‫لَقَ ْد َح‬

Artinya: Sesungguhnya Telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan
mereka, kerena mereka tidak beriman.

Ada yang berarti menetapkan dan menjelaskan seperti dalam QS. al-Anfal: 8:

َ‫ق َويُ ْب ِط َل ْالبَا ِط َل َولَوْ َك ِرهَ ْال ُمجْ ِر ُموْ ن‬


َّ ‫ق ْال َحـ‬
َّ ‫ۚ لِي ُِح‬

Artinya: Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik)
walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

Dan ada juga yang bermakna bagian yang terbatas seperti dalam QS. al-Baqarah: 241:

َ‫ۗ حقًّا َعلَى ْال ُمتَّقِ ْين‬ ِ ْ‫ بِۢا ْل َم ْعرُو‬ ‫ع‬


َ   ‫ف‬ ِ ‫َولِ ْل ُمطَلَّ ٰق‬
ٌ ‫ت َمتَا‬

Artinya: Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut’ah
menurut yang ma’ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.

Ibnu Nujaim memberikan penjelasan tentang hak manusia, bahwa manusia memiliki hak-hak
tanpa dikaitkan dengan kewajiban yang harus dilaksanakan. Sementara itu yang sangat
populer adalah bahwa HAM adalah konsep tentang menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

3.2. Contoh-contoh pelanggaran HAM


a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan
yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam menegaskan bahwa
pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat membunuh seluruh umat manusia. Hak
ini terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang berbunyi :
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa: barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memlihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keternagan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantar amereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi.” (QS 5;63)

b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap
mahasiswa.
Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan secara tersirat
dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al Mujadilah ayat 11 dan
surat Az-Zumar ayat 9 yang masing-masing berbunyi berbunyi:

“Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah


bermanfa’at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
orang-orang yang tidak beriman.”

(QS 10;101)

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan:berdirilah kamu, maka berdirilah kamu, niscaya
Allah akan meninggikan orang orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS 58;11)

c. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para
pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan dan Para pedagang tradisioanal yang
berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran HAM ringan terhadap pengguna
jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati arus kendaraan yang tertib
dan lancar.

Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa ayat 58
dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”(QS 4;58)
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang yang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49;6)
d. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali Imran ayat
104-105 yang berbunyi:

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang
yang beruntung.”(QS 3;104)

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat.” (QS 3;105)
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Hak asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk kepentingan manusia,
lewat syari’ah Islam yang diturunkan melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah
makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan karenanya ia juga
mempunyai hak dan kebebasan.Islam menempatkan prinsip kebebasan, keadilan dan
persamaan pada setiap manusia. Ini sebagai upaya untuk memuliakannya kapanpun dan di
manapun mereka berada. Tujuan dasar syari’at Islam adalah untuk memberikan kebebasan
kepada manusia dan meninggikan martabatnya tanpa memandang ras maupun sukunya. Atau
dalam kata lain tujuan syari’at Islam itu semata-mata untuk memuliakan kedudukan manusia
dan memberikan kebebasan kepadanya. Selain itu juga untuk mewujudkan terciptanya
keadilan serta kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat nantinya. Bagi Islam,
menghormati serta memelihara hak-hak asasi manusia adalah sebuah keniscayaan. Semua
orang berperan dalam urusan HAM tanpa terkecuali.Pada dasarnya HAM dalam Islam
terpusat  pada lima hal pokok yang terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang
disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep
ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap individu, yaitu
·         hifdzu al-din (penghormatan atas   beragama),
·         hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda),
·         hifdzu al-nafs wa al-‘ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu)
·         hifdzu al-‘aql(penghormatan atas kebebasan berpikir)
·         hifdzu al-nasl(keharusan untuk menjaga keturunan).
Daftar Pustaka

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6181547/5-hukum-dalam-islam-dan-contohnya-
muslim-harus-tahu
https://deepublishstore.com/blog/materi/pengertian-hukum-islam/
https://jurnalislam.com/hak-asasi-manusia-ham-dalam-pandangan-islam/

Anda mungkin juga menyukai