Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Fungsi Hukum Islam”

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : M.Dliya’Ulami’.S.Pd.I M.Pd.I

Disusun Oleh :

Devina Puteri Hermawan 14020122140195

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa rahmat & ridho-nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada M.Dliya’Ulami’.S.Pd.I M.Pd.I selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman- teman
kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang “Fungsi Hukum Islam”

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Semarang,20 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungsi hukum Islam hampir sama dengan tujuan. Secara luas, dapat diartikan
sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat kelak.
Hukum Islam sendiri dibentuk sebagai pedoman hidup yang harus dipatuhi oleh
seluruh umat Muslim. Hukum Islam selalu mengambil segala yang bermanfaat dan
mencegah atau bahkan menolak yang mudharat atau sesuatu hal yang tidak berguna
bagi hidup dan kehidupan umat Muslim.
Penerapan Hukum Islam dalam Kehidupan Muslim Allah SWT telah
menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah secara bertahap sebagai pedoman bagi
seluruh umat manusia. Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama
untuk merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik individu
ataupun kolektif untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan tersebut
Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah atau larangan.
Hukum Islam secara umum dapat dibagi menjadi
dua, pertama, hukum taklifi yang terdiri dari al-wujub (wajib), an-nadbu (sunnat), al-
ibahah (mubah), al-karoheh (makruh), dan al-haromah (haram). Contohnya, wajib
puasa bulan Romadhan, haramnya minum khamar, mubahnya makan minum, serta
makruhnya merokok. Kedua, hukum wadh’iy yang didalamnya ada sebab, syarat,
mani’, sah-batal, rukhsoh-‘azimah. 
hukum islam yang mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka
mencapai kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Karena itu, hukum Islam mencakup
aturan-aturan yang mengatur perilaku manusia di dunia. Hukum Islam mencakup
semua aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat
dalam hubungannya dengan diri sendiri, manusia lain, alam lingkungan maupun
hubungannya dengan Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud hukum?
2. Apa yang dimaksud hukum islam?
3. Apa sumber-sumber hukum islam?
4. Bagaimana adanya fungsi hukum islam?
5. Bagaimana penerapan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa arti dari hukum.
2. Untuk mengetahui apa arti dari hukum islam.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber hukum islam.

4
4. Untuk mengetahui adanya fungsi hukum islam.
5. Untuk mengetahui penerapan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari.
.
1.4 Manfaat Penelitian Penulisan
Makalah ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca tentang “Fungsi Hukum Islam” dan pembuatan makalah ini, kami
mencari segala informasi yang di butuhkan dari berbagai sumber, baik dari buku,
internet, maupun instrumen pendukung lainnya. Dalam penulisannya kami memilah
berbagai sumber tersebut agar tidak terjadi kerancuan atau keambiguan bagi pembaca
dalam memahami isi makalah ini.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hukum
Hukum sendiri berasal dari bahasa arab hakama-yahkumu-
hukman (masdar) yang dalam Kamus Arab-Indonesia Mahmud Junus diartikan
dengan menghukum dan memerintah. Hukum juga diartikan dengan
memutuskan, menetapkan, dan menyelesaikan setiap permasalahan. Menurut
Muhammad Daud Ali, hukum dapat dimaknai dengan norma, kaidah, ukuran,
tolak ukur, pedoman yang digunakan untuk menilai dan melihat tingkah laku
manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Hukum merupakan suatu peraturan yang di buat untuk mengatur,
mengikat, dan memaksa masyarakat untuk mematuhi suatu hal yang dianggap
baik dan perlu oleh suatu lembaga. Hukum juga erat kaitannya dengan
masyarakat. Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang
tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat; disusun orang-
orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu; berlaku mengikat, untuk
seluruh anggotanya”.

2.1 Pengertian Hukum Islam


Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidahkaidah yang
didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku
mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan
diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Dan hal ini mengacu pada
apa yang telah dilakukan oleh Rasul untuk melaksanakannya secara total.
Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan Allah
Swt untuk umatNya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik yang berhubungan
dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan dengan amaliyah.
Syariat Islam menurut bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia untuk
menuju kepada Allah Ta’ala. Dan ternyata islam bukanlah hanya sebuah
agama yang mengajarkan tentang bagaimana menjalankan ibadah kepada
Tuhannya saja. Keberadaan aturan atau sistem ketentuan Allah swt untuk
mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan manusia
dengan sesamanya. Aturan tersebut bersumber pada seluruh ajaran Islam,
khususnya Al-Quran dan Hadits.
Definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan
oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik hukum
yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang

6
berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh umat Muslim
semuanya.

2.2 Pengertian sumber-sumber hukum islam?


1. Al-Qur’an
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang utama. Setiap
muslim berkewajiban untuk berpegang teguh kepada hukum-hukum
yang terdapat di dalamnya agar menjadi manusia yang taat kepada
Allah SWT, yaitu mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala
larangannyaAl Qur’an memuat berbagai pedoman dasar bagi
kehidupan umat manusia. Isi pokok Al Qur’an (ditinjau dari segi
hukum) terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:
a. Hukum yang berkaitan dengan ibadah: hukum yang mengatur
hubungan rohaniyah dengan Allah SWT dan hal – hal lain yang
berkaitan dengan keimanan. Ilmu yang mempelajarinya disebut
Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.
b. Hukum yang berhubungan dengan Amaliyah yang mengatur
hubungan dengan Allah, dengan sesama dan alam sekitar.
Hukum ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum
syariat. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fiqih.
c. Hukum yang berkaitan dengan akhlak. Yakni tuntutan agar
setiap muslim memiliki sifat – sifat mulia sekaligus menjauhi
perilaku – perilaku tercela.

2. Hadits
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW
baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). Hadits
merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah Al Qur’an. Allah
SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan perbuatan-
perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:

7
Artinya: “ … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia,
dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, …” (QS Al
Hashr : 7).

Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki


kedua fungsi sebagai berikut.
a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al
Qur’an, sehingga kedunya (Al Qur’an dan Hadits) menjadi
sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT
didalam Al Qur’an menegaskan untuk menjauhi perkataan
dusta, sebagaimana ditetapkan dalam firmannya :
 ‫ور‬ ُّ ‫َواجْ تَنِبُوا قَوْ َل‬
ِ ‫الز‬

Artinya: “…Jauhilah perbuatan dusta…” (QS Al Hajj : 30)

Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga


berisi larangan berdusta.

b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al


Qur’an yang masih bersifat umum. Misalnya, ayat Al Qur’an
yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan menunaikan
ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak
menjelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan
shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak memarkan
cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan
oelh rasullah SAW dalam haditsnya.

3. Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam
Al Qur’an maupun Hadits, dengan menggunkan akal pikiran yang
sehat dan jernih, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan
hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat dijadikan
sumber hukum yang ketiga.

8
2.3 Fungsi Hukum Islam
1. Fungsi Ibadah
Hukum Islam adalah aturan Tuhan yang harus dipatuhi umat
manusia dan kepatuhan merupakan ibadah yang sekaligus juga
merupakan indikasi keimanan seseorang.

2. Fungsi Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Hukum Islam telah ada dan eksis mendahului masyarakat
karena ia adalah bagian dari kalam Allah yang qadim. Namun dalam
prakteknya hukum Islam tetap bersentuhan dengan masyarakat.
Penetapan hukum tidak pernah mengubah atau memberikan toleransi
dalam hal proses pengharamannya. Contoh: Riba dan khamr tidak
diharamkan secara sekaligus tetapi secara bertahap oleh karena itu kita
memahami fungsi kontrol sosial yang dilakukan lewat tahapan riba dan
khamr.

3. Fungsi Zawajir
Fungsi hukum Islam sebagai sarana pemaksa yang melindungi
warga masyarakat dari segala bentuk ancaman serta perbuatan yang
membahayakan.Fungsi ini terlihat dalam pengharaman membunuh dan
berzina, yang disertai dengan ancaman hokum atau sanksi hokum.
Qishash, Diyat, ditetapkan untuk tindak pidana terhadap jiwa/ badan,
hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian , perzinaan, qadhaf,
hirabah, dan riddah), dan ta’zir untuk tindak pidana selain kedua
macam tindak pidana tersebut. Fungsi hukum Islam ini dapat
dinamakan dengan Zawajir.

4. Fungsi Tanzim wa Islah al-Ummah


Fungsi tersebut adalah sarana untuk mengatur sebaik mungkin
dan memperlancar proses interaksi sosial sehingga terwujudnya

9
masyarakat harmonis, aman dan sejahtera. Dalam hal-hal tertentu,
hukum Islam menetapkan aturan yang cukup rinci dan mendetail
sebagaimana terlihat dalam hokum yang berkenaan dengan masalah
yang lain, yakni masalah muamalah, yang pada umumnya hokum
Islam dalam masalah ini hanya menetapkan aturan pokok dan nilai-
nilai dasarnya. Fungsi ini disebut dengan Tanzim wa ishlah al-ummah.
Ke empat fungsi hokum Islam tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu
saja untuk bidang hokum tertentu, tetapi satu dengan yang lain saling
terkait.

2.4 Fungsi Hukum Islam Bagi Kehidupan Masyarakat


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia
membutuhkan pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam
memperoleh kemajuan dan dinamika kehidupannya. Setiap individu dan
kelompok sosial memiliki kepentingan. Namun demikan kepentingan itu tidak
selalu sama satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu
mengandung potensi terjanya benturan daan konflik. Maka hal itu
membutuhkan aturan main. Agar kepentingan individu dapat dicapai secara
adil, maka dibutuhkan penegakan aturan main tersebut. Aturan main itulah
yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan menjadi pedoman
setiap pemeluknya.
Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama untuk
merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik individu
ataupun kolektif untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan
tersebut Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah atau
larangan. Perangkat aturan ini disebut hukum pidana Islam. Sedangkan tujuan
pokok dalam penjatuhan hukum dalam syari’at Islam ialah pencegahan dan
pengajaran serta pendidikan.
Oleh karena tujuan hukum adalah pencegahan, maka besarnya
hukuman harus sedemikian rupa yang cukup mewujudkan tujuannya, dan
dengan demikian maka terdapat prinsip keadilan dalam menjatuhkan
hukuman. Dengan demikian, maka hukuman dapat berbeda-beda terutama
hukuman ta’zir.

2.5 Penerapan Hukum Islam Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Penerapan Hukum Islam dalam Kehidupan Muslim Allah SWT telah
menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah secara bertahap sebagai pedoman
bagi seluruh umat manusia. Karena seperti yang telah dijelaskan dalam Surat
Al-Anbiya ayat 107:
َ‫َو َما َأرْ َس ْلنَاكَ ِإاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬

10
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”

Ketika satu ayat diturunkan, maka segera beliau menyampaikannya.


Apabila ayat itu berisi suatu perintah, maka beliau dan kaum muslimin segera
melaksanakannya. Apabila berisi larangan, maka beliau dan kaum muslimin
juga segera meninggalkan dan menjauhinya. Sehingga, beliau segera
menerapkan hukum-hukum tersebut, begitu ayat-ayat tentang hukum itu turun.
Tanpa menunggu-nunggu barang sejenak, maupun menangguhkannya. Itulah
penerapan Hukum Islam pada zaman Rasulullah.

11
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum merupakan suatu peraturan yang di buat untuk mengatur,
mengikat, dan memaksa masyarakat untuk mematuhi suatu hal yang dianggap
baik dan perlu oleh suatu lembaga. Hukum juga erat kaitannya dengan
masyarakat. Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang
tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat; disusun orang-
orang yang diberi wewenang oleh masyarakat itu; berlaku mengikat, untuk
seluruh anggotanya”. Definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan
yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi
SAW, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun
hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang
dilakukan oleh umat Muslim semuanya.
Hukum Islam disyariatkan oleh Allah dengan tujuan utama untuk
merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik individu
ataupun kolektif untuk menjamin, melindungi dan menjaga kemaslahatan
tersebut Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah atau
larangan. Perangkat aturan ini disebut hukum pidana Islam. Sedangkan tujuan
pokok dalam penjatuhan hukum dalam syari’at Islam ialah pencegahan dan
pengajaran serta pendidikan.
Oleh karena tujuan hukum adalah pencegahan, maka besarnya
hukuman harus sedemikian rupa yang cukup mewujudkan tujuannya, dan
dengan demikian maka terdapat prinsip keadilan dalam menjatuhkan
hukuman. Dengan demikian, maka hukuman dapat berbeda-beda terutama
hukuman ta’zir.

3.2 Saran
Islam bukan hanya sekedar nama, akan tetapi sebuah agama yang
memiliki aturan-aturan yang harus kita taati. Mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kita mampu menjadi muslim yang benar ada
nya. Islam bukan lelucon yang mampu kita permainkan dan merubah semua
aturan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Muadz. 2011. Macam-macam Hukum. http://poltek-muadz.blogspot.com/

Omase, Cs. 2013. Macam-Macam Hukum Syariat Islam.


http://www.suaragresik.com/2013/07/macam-macam-hukum-syariat-islam.html

Rahmawati, Kiki. 2011. Kedudukan Al-Qur’an dalam Hukum Islam dan Pembagian
Hukum Islam. http://kikirahmawati2111.blogspot.com/2011/08/kedudukan-al-quran-
dalam-hukum-islam.html

Nurul, Jazilah Aeni. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat.


https://nuruljazilahaeny.wordpress.com/hukum-islam/fungsi-hukum-islam-dalam-
kehidupan-masyarakat/

Dr. Rohidin, SH, M.Ag, Pengantar Hukum Islam Dari Semenanjung Arabia Sampai
Indonesia, Hal 10. https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Pengantar-Hukum-
Islam-buku-ajar-rohidin-fh-uii.pdf.pdf

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.2, 2017.


http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/viewFile/357/347

13

Anda mungkin juga menyukai