Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AKHLAK DAN ETIKA SOSIAL

Tentang

AKHLAK DAN HUKUM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7:

 Barik Saini (2215030016)


 Amanda Anggelina (2215030001)

DOSEN PEMBIMBING :

Drs.Darmaiza M.Ag

PRODI STUDI AGAMA AGAMA

FALKULTAS USHULIDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NGERI

IMAM BONJOL PADANG

2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya. Akhlak
menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu.
Islam adalah agama yang selamat dan juga menyelamatkan. Islam adalah agama yang sempurna
dan agama yang mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang
diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam penyerahan diri kepada yang
pemberi selamat, dan Islam juga berati salâm yang berarti keselamatan. Keselamatan yang
diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar keselamatan di dunia semata akan
tetapi keselamatan yang kekal abadi juga Allah berikan kepada umat Islam, yaitu keselamatan di
akhirat. Islam bukan hanya sekedar penyerahan diri dan tunduksaja, tapi Islam juga memiliki
konsekwensi yang harusdilaksanakan oleh pemeluknya.

Hukum Islam adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi yan sangat krusial
dalam pandangan umat islam, karena ia merupakan manifestasi paling kongkrit dari hukum
Islam sebagai sebuah agama. Sedemikian pentingnya hukum Islam dalam skema doktrinal-Islam,
sehingga seorang orientalis, Joseph Schacht menilai, bahwa “adalah mustahil memahami Islam
tanpa memahami hukum Islam”. Jika dilihat dari perspektif historisnya, Hukum Islam pada
awalnya merupakan suatu kekuatan yang dinamis dan kreatif. Hal ini dapat di lihat dari
munculnya sejumlah madzhab hukum yang responsif terhadap tantangan historisnya masing-
masing dan memiliki corak sendiri-sendiri, sesuai dengan latar sosio kultural dan politis dimana
madzhab hukum itu mengambil tempat untuk tumbuh dan berkembang.

2. Rumusan Masalah
 Apa pengertian akhlak ?
 Apa pengertian hukum?
 Bagaimana hubungan akhlak dan hukum ?
3. Tujuan Masalah
dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk:
 Untuk mengetahui pengertian akhlak
 Untuk mengetahui pengertian hukum
 Untuk mengetahui hubungan akhlak dan hukum
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradatnya“khuluqun” yang
berari budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah
pengetahuan yang menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur
pergaulan manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya. Akhlak
pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan perilaku atau perbuatan. Jika
perilaku yang melekat itu buruk, maka disebut akhlak yang buruk atau akhlak
mazmumah. Sebaliknya, apabila perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah..
Akhlak tidak terlepas dari aqidah dan syariah. Oleh karena itu, akhlak merupakan
pola tingkah laku yang mengakumulasikan aspek keyakinan dan ketaatan sehingga
tergambarkan dalam perilaku yang baik. Akhlak merupakan perilaku yang tampak
( terliha) dengan jelas, baik dalam kata-kata maupun perbuatan yang memotivasi oleh
dorongan karena Allah. Namun demikian, banyak pula aspek yang berkaitan dengan
sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang berkaitan dengan berbagai aspek,
yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan pola perilaku kepada alam.
Akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang islami adalah akhlak yang
bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak islami ini merupakan amal
perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi indikator seseorang apakah
seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak ini merupakan buah dari akidah dan
syariah yang benar. Secara mendasar, akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia
yaitu khaliq ( pencipta ) dan makhluq ( yang diciptakan ). Rasulullah diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq
( manusia ) dengan khaliq ( Allah Ta’ala ) dan hubungan baik antara makhluq dengan
makhluq.1

1
Abdullah Aidid, 2006, Akhlak, Yogyakarta, Penyiaran Islam.
2. Pengertian Hukum
hukum secara umum, hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang
dubuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku kemanusian, menjaga ketertiban,
keadilan, dan mencegah terjadinya kekacawan. Dan hukum adalah ketentuan atau
peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan
menyediakan sanksi bagi yang melanggarnya.
Dari beberapa definisi yang di ungkapkan oleh para ahli diatas dapat diambil
kesimpulan, bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
c. Peraturan itu bersifat memaksa
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah harus tegas.2
Hukum Islam merupakan rangkaian dari kata “hukum” dan kata “Islam”. Kedua itu
secara terpisah, merupakan kata yang digunakan dalam bahasa Arab dan terdapat dalam
Al-Qur’an, juga berlaku dalam bahasa Indonesia. “ hukum Islam” sebagai suatu
rangkaian kata telah menjadi bahasa Indonesia yang hidup dan terpakai. Dalam Bahasa
Indonesia kata ‘hukum’ menurut Amir Syarifuddin adalah seperangkat peraturan tentang
tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat, disusun orang-orang yang
diberi wewenang oleh masyarakat itu, berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya.
Bila kata ‘hukum’ menurut definisi di atas dihubungkan kepada ‘Islam’ atau ‘syara’,
maka ‘hukum Islam’ akan berarti: “ seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan
sunah Rasul tetang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini mengikat
untuk semua yang beragama Islam3

3. Hubungan akhlak dan hukum


Sebenarnya cakupan tentang akhlak itu lebih luas. Salah satunya cakupan tentang
hubungan antara akhlak dengan hukum. Akhlak memerintahkan untuk melakukan
perbuatan apa yang bermanfaat dan meninggalkan perbuatan apa yang mengandung
mudharat, sedangkan hukum tidak, karena banyak perbuatan yang baik dan berguna yang
2
Prof Drs.C.S.T Kansil , S.H dan Charistime S.T.Kansil, S.H,M.H pengantar ilmu hukum Indonesia hlm.34
3
Amir Syarifuddin.Ushul Fiqih Jilid 1. (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 6.
tidak diperintahkan oleh hukum, seperti berbuat baik kepada fakir miskin dan perlakuan
baik antara suami istri. Demikian juga beberapa perbuatan yang mendatangkan
kemadlaratan tidak dicegah oleh hukum, umpamanya dusta dan dengki. Di dalam hukum
juga tidak mencampuri urusan tersebut karena hukum tidak memerintahkan dan tidak
melarang kecuali dalam hal menjatuhkan hukuman kepada orang yang menyalahi
perintah dan larangannya. Jadi bagi setiap orang yang melanggar suatu hukum bisa
terkena balasannya atau sanksi yang diterimanya sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan.
Pokok pembicaraan mengenai hubungan akhlak dengan hukum adalah perbuatan
manusia. Dimana perbuatan merupakan cerminan baik dan buruknya hidup kita di dunia
dan di akhirat. Tujuannya mengatur hubungan manusia untuk kebahagiannya dalam
hidup. Hubungan antara akhlak dengan hukum yaitu dimana akhlak dapat mendorong
manusia untuk tidak berfikir melakukan suatu perbuatan yang merujuk kepada
keburukan, tidak mengkhayal yang tidak berguna dan tidak ada faidahnya. Sedangkan
hukum dapat menjaga hak milik manusia dan mencegah orang untuk melanggar apa yang
tidak boleh dikerjakan.
Selain itu, di dalam hukum terdapat sanksi-sanksi yang dapat memberi hukuman bagi
seorang yang memiliki akhlak buruk. Misalnya saja suatu ketika ada seseorang yang
berakhlak kurang baik melakukan suatu tindakan buruk contohnya mencuri, dia akan
mendapatkan sanksi, karena secara hukum dia telah melakukan pelanggaran dan dia
harus mau menanggung kesalahannya dengan hukuman yang sesuai dengan tingkat
perbuatan yang dilakukan.
Hukum dibuat untuk membawa hidup ini menuju kebaikan, baik itu kebaikan dunia
maupun kebaikan akhirat. Hukum membawa kita dalam kebaikan dunia dimana kita tidak
melakukan pelanggaran apapun dan perbuatan baik juga patuh terhadap hukum yang kita
lakukan tersebut membuat hidup aman dan tenteram. Sedangkan hukum membawa kita
dalam kebaikan akhirat yaitu dengan berbuat baik kita bisa mendapat pahala dan ridho
Allah juga balasan surga, apabila kita melakukan perbuatan buruk maka balasan dari
perbuatan buruklah yang akan datang kepadanya.
Terkadang untuk melaksanakan undang-undang itu mempergunakan cara-cara yang
lebih membahayakan kepada ummat, dari apa yang diperintahkan atau dicegah oleh
undang-undang. Demikian pula ada keburukan-keburukan yang samar-samar, seperti
mengingkari nikmat dan berkhianat, dan ini undang-undang tidak sampai untuk
menjatuhkan siksaan kepada pelakunya. Maka itu tidak dapat jatuh dibawah kekerasan
undang-undang, dan keadaanya dalam hal itu bukan seperti pencurian dan pembunuhan.
Perbedaan lainnya adalah bahwa ilmu hukum melihat segala perbuatan dari jurusan buah
dan akibatnya yang lahir, sedang akhlak menyelami gerak jiwa manusia yang atin
(walaupun tidak menimbulkan perbuatan yang lahir) dan juga menelidiki perbuatan yang
lahir.
Hukum dapat berkata : “jangan mencuri, membunuh”, tetapi tidak dapat berkata
sesuatu tentang kelanjutannya. Sedangkan ahlak, bersamaan dengan hukum mencegah
pencurian dan pembunuhan. Akhlak dapat mendorong manusia untuk “jangan berfikir
dalam keburukan”,”jangan mengkhayalkan yang tidak berguna”. Hukum dapat menjaga
hak milik manusia dan mencegah orang untuk melanggarnya, tetapi tidak dapat
memerintahkan kepada si pemilik agar mempergunakan miliknya untuk kebaikan.
Adapun yang memerintahkan untuk berbuat kebaikan adalah akhlak4

4
https://amenakao.blogspot.com/2016/12/makalah-hubungan-akhlak-dan-hukum.html?m=1
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Akhlak merupakan sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa
mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan
paksaan. Perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi suatu
kebiasaan.Hubungan antara akhlak dengan hukum adalah dalam hukum terdapat perintah
dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak
baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya
buruk, dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak. Tujuannya agar manusia
bisa hidup bahagia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Prof Drs.C.S.T Kansil , S.H dan Charistime S.T.Kansil, S.H,M.H pengantar ilmu hukum
Indonesia hlm.34
Amir Syarifuddin.Ushul Fiqih Jilid 1. (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 6.
Abdullah Aidid, 2006, Akhlak, Yogyakarta, Penyiaran Islam.
https://amenakao.blogspot.com/2016/12/makalah-hubungan-akhlak-dan-hukum.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai