NPM : 231100101
Kelas : 1A
Matkul : Pendidikan Agama
1
hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk
berperang demi melindungi hak-hak ini.
1.3 Demokrasi Dalam Islam
1. Pengertian Demokrasi
Secara umum, demokrasi adalah suatu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Pada
intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu
kebenaran.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci
tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini
disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
2. Pengertian Demokrasi dalam Islam
Dalam Islam, ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah. Yang
merupakan derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata ‘syawara’
mempunyai beberapa makna, antara lain memeras madu dari sarang lebah;
memelihara tubuh binatang ternak saat membelinya; menampilkan diri dalam perang.
Dan makna yang dominan adalah meminta pendapat dan mencari kebenaran.
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. Asy-syura: 36)
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam secara
langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah yang menjadi
sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk kepentingan rakyat).
Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya,
yang membagi pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan
legislatif), melainkan sisitem checks and balances yang berlangsung dalam
pemerintahan itu. Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan dari
setiap elemen dalam pemerintahan itu. Dan keterbukaan itu dapat diwujudkan
dalam sebuah musyawarah yang efisien dan efektif. Tentu saja dengan tujuan untuk
mensejahterakan kehidupan rakyat.
Pada dasarnya, konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak
sepenuhnya sejalan dengan Islam. Hal ini ditunjukkan dengan:
1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
2
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan
utama dalam musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihad; bukan pada
persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunnah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.
Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi ialah adanya
penegakkan hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh apabila HAM
setiap masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM
dapat terwujud apabila hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan
ddemokrasi disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan
demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dapat menjalankan
tugasnya dengan baik dan benar apabila ia selalu berpegang pada aturan-aturan pada
Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Macam-Macam Etika
1) Etika deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya
dalam kehidupan masyarakat.
2) Etika Normatif
3
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang
bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma
norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
2.2 Moral
1. Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores
yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum
bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik
atau buruk.
Berdasarkan kutipan diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
2.3 Akhlaq
1. Pengertian Akhlaq
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah
laku, tabiat atau peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki
seseorang, telah melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang
tersebut.
2. Macam-Macam Akhlaq
Akhlak Terpuji (Akhlakul Mahmudah)
Akhlak terpuji atau akhlakul mahmudah yaitu golongan akhlak yang
seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Akhlakul mahmudah
meliputi sifat sabar, juju, rendah hati, dermawan, sopan, gigih, rela
berkorban, adil, bijaksa, lembut dan santun, tawakal, dan masih banyak
lagi. Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam
kehidupan sehari-hari akan menjaga tutur kata dan perbuatannya.
Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah keharusan untuk
menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak Tercela (akhlakul mazmumah)
yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk yang harus dihindari oleh
setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat
mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.Beberapa
contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak,
hasad, takabur, ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim,
sudah seharusnya kita menjauhi akhlakul mazmumah. Hal ini karena
akhlak ini sangat dibenci oleh Allah SWT.
4
c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan
dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina
di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah
karena apa yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk
hamba-Nya.
2) Akhlak kepada diri sendiri
a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan
terhadap apa yang menimpanya.
b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh
Allah, baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.
3) Akhlak kepada keluarga
a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua
b. Mendoakan kedua orang tua
c. Bersikap baik kepada kedua orang tua
d. Berkata lembut kepada kedua orang tua
e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita
sewaktu kecil
4) Akhlak kepada sesama manusia
a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan
b. Menepati janji yang telah dibuat
c. Suka memaafkan kesalahan orang lain
EKONOMI SYARI’AH
5
terhormat. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, berikut adalah tujuan ekonomi
syariah:
Memposisikan ibadah kepada Allah lebih dari segalanya
Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat
Mendapatkan kesuksesan perekonomian yang diperintahkan oleh Allah
Menghindari kerusuhan dan kekacauan perekonomian
6
Menghindari Jual Beli Yang Diharamkan
Aktivitas jual beli yang sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal dan tidak
merugikan pembeli adalah jual beli yang di ridhai oleh Allah Swt.
7
8