Kelompok 3:
CIMAHI
2023
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM
Konsep hukum dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran agama
Islam. Hukum Islam dikenal sebagai "Syariah" atau "Hukum Syariah," yang
merupakan panduan utama bagi umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Berikut adalah beberapa konsep utama dalam hukum Islam:
Tawhid: Konsep monoteisme yang mendasari seluruh ajaran Islam. Ini mengajarkan
bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan hukum dan
bahwa hukum manusia harus sesuai dengan kehendak Allah.
Al-Quran: Al-Quran adalah kitab suci Islam yang dianggap sebagai sumber utama
hukum Islam. Al-Quran berisi panduan dan perintah hukum yang mencakup berbagai
aspek kehidupan, seperti ibadah, moralitas, dan hukum sosial.
Sunnah: Sunnah adalah ajaran dan tindakan Nabi Muhammad SAW yang dicatat
dalam Hadis. Hadis adalah sumber kedua hukum Islam dan menjelaskan bagaimana
ajaran Islam dalam Al-Quran diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ijma' (Konsensus): Ijma' merujuk pada konsensus umat Islam dalam menentukan
hukum dalam situasi di mana Al-Quran dan Hadis tidak memberikan panduan
langsung. Ini adalah konsensus para ulama atau komunitas Islam tentang suatu isu.
Qiyas (Analogi): Qiyas adalah metode penarikan kesimpulan hukum dari hukum yang
ada dalam Al-Quran dan Hadis untuk situasi yang baru. Ini melibatkan perbandingan
dan analogi untuk menentukan hukum yang sesuai.
Ijtihad: Ijtihad adalah proses interpretasi dan deduksi hukum Islam oleh cendekiawan
atau ulama yang memiliki pengetahuan mendalam tentang hukum Islam. Mereka
diberi kebebasan untuk mengembangkan hukum dalam konteks zaman mereka.
Maqasid al-Shariah (Tujuan Hukum): Maqasid al-Shariah adalah prinsip tujuan
hukum Islam. Tujuan utama hukum Islam adalah untuk melindungi dan
mempromosikan lima aspek utama, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta
benda.
Fiqh: Fiqh adalah disiplin ilmu yang mengkaji dan mengembangkan pemahaman
tentang hukum Islam. Ini adalah hasil interpretasi dan aplikasi hukum Islam
dalam konteks nyata.
Hukum islam adalah hukum yg berasal dari agama islam, yaitu hukum yg diturunkan
oleh Allah untuk kemaslahatan hamba hambanya di dunia dan akhirat. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa hukum islam itu ciptaan Allah bukan manusia. Allah
mempunyai hak perogratif untuk membuat dan menciptakan hukum, yaitu antara lain
menghalalkan sesuatu dan mengharamkan yang lainnya.Allah berfirman: (Q.S An-
Nisaak:59) dan (Q.S Al-Hasyr:7)
Islam dalam pengertian sebagai agama serta Islam dalam artian sebagai hukum itu
memiliki suatu letak perbedaan, yaitu dari segi ruang lingkupnya serta dari segi
fungsinya. Oleh karena itu perlu kita pahami terlebih dahulu dimana letak perbedaan
Islam sebagai suatu hukum serta Islam sebagai suatu agama.
Hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai peraturan atau
adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atauotoritas atau bisa juga diartikan sebagai undang-undang, peraturan
dan sebagainya yang bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Sedangkan
menurut etimologi kata yang digunakan, istilah hukum berasal dari kata hukm (arab)
yang artinya norma atau kaidah yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang
dipergunakan untuk menilai tingkah laku manusia dan benda (M.Daud Ali, 2007:44).
Jika kita meninjau hukum dari segi bentuknya maka hukum itu terbagi
menjadi dua yaitu hukum tertulis seperti Undang-Undang dan hukum tidak
tertulis seperti hukum adat. Di dalam hukum tertulis Indonesia yang mengadopsi
dari sistem hukum barat ini biasanya hanya mengatur tentang kepentingan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat saja atau dengan kata lain hukum hanya
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan manusia dengan benda di
dalam suatu masyarakat. Sedangkan Islam itu sendiri seperti yang terdapat pada
Al-Qur’an berasal dari kata Aslama (mendekatkan diri pada Allah), Salima
(menyelamatkan), dan/atau Salama (menyelamatkan diri sendiri). Dari ketiga istilah
tersebut dapat kita simpulkan arti Islam itu sendiri yaitu menyelamatkan. Untuk
mencapai suatu keselamatan itu maka setia pmuslim harus menggunakan akal
pikirannya untuk melaksanakan setiap ajaran Islam dengan berlandaskan pada suatu
natural law atau yang biasa disebut oleh umat islam dengan sebutan sunatullah
(hukum-hukum Tuhan) yang berasal langsung dari Tuhan. Sunatullah inilah yang
kemudian diterangkan di dalam Alquran serta Hadist serta dalam perkembangan
berikutnya sunatullah yang inilah yang akan menjadi sumber dari hukum Islam. Maka
jika ditinjau berdasarkan kata perkata istilah hukum islam itu memiliki makna yaitu
suatu norma atau kaidah yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang
dipergunakan untuk menilai tingkah laku manusia dan benda di dalam masyarakat
yang di dasarkan pada ajaran islam yang bertujuan untuk mencapai suatu
keselamatan. Sedangkan Islam sebagai suatu agama dapat kita simpulkan sebagai
percaya terhadap Allah yang Esa serta meyakini bahwa Muhammad itu Rasul-Nya.
3. Akhlak
Terakhir, ada aspek perilaku atau akhlak dalam ajaran pokok agama Islam.
Akhlak ini sendiri merupakan sikap-sikap atau pola perilaku manusia yang
menjadi hasil dari pelaksanaan dua aspek sebelumnya yakni, akidah dan syariah.
Pentingnya pendidikan akhlak dalam ajaran Islam tergambar dari sabda
Rasulullah SAW dalam haditsnya, "Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah
SAW ditanya tentang penyebab utama yang dapat memasukkan (seseorang) ke
dalam surga. Beliau menjawab, 'Bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia,'
(HR Tirmidzi).
Tujuan hukum Islam dapat menginformasikan setiap aspek kehidupan sehari-hari bagi
seorang Muslim, yang berkaitan dengan dirinya dan kehidupan bermasyarakat.
Lantaran berlandaskan pada Al-Qur'an dan hadis, diharapkan hukum Islam tidak
hanya menjadi pedoman saja, melainkan juga mendatangkan manfaat untuk umat
Islam.
Sumber hukum dalam islam.
1. Dari segi pembuat hukum Islam itu tersendiri, yaitu Allah dan Rasulnya.
Untuk memenuhi keperluan hidup manusia yang bersifat primer, sekunder dan
tertier, yang dalam kepustakaan hukum Islam disebut: daruriyyat, hajjiyat dan
tahsiniyyat.
Kebutuhan primer:
Adalah kebutuhan utama yang harus dilindungi dan dipelihara sebaik-baiknya
oleh hukum Islam agar kemashalatan hidup manusia benar-benar terwujud.
Kebutuhan sekunder:
Kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai kehidupan primer. Misalnya:
kemerdekaan, persamaan dan sebagainya yang bersifat menunjang eksitensi
kebutuhan primer.
Kebutuhan tertier:
Kebutuhan hidup manusia selain dari sifatnya yang primer dan sekunder itu yang
perlu diadakan dan dipelihara untuk kebaikan hidup manusia dan masyarakat.
2. Dari segi manusia yang menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam.
Tujuan hukum Islam adalah untuk mencapai kehidupan yang bahagia dan
mempertahankan kehidupan itu.
Caranya: Dengan mengambil yang bermanfaat dan menolak atau mencegah yang
mudarat bagi kehidupan. Kepentingan hidup yang disebut dengan daruriyat
(membawa dampak positif & manfaat) merupakan tujuan utama yang harus
dipelihara oleh hukum Islam. Kepentingan tersebut adalah:
1. Kepentingan agama
2. Kepentingan jiwa
3. Kepentingan akal
4. Kepentingan turunan
5. Kepentingan Harta