KELOMPOK IV
1. Berliyanti Putri Maharani (13010123120029)
2. Desi Zakiyatul Afidah (13010123120034)
3. Fadzilatul Falah (13010123120026)
4. Happy Wahyu Febrinasari (13010123120025)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hukum Islam dan
Perkembangan Hukum Islam di Indonesia. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.
Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang membantu kami
untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini tidak sempurna, akan tetapi
kami membuatnya dengan sebaik mungkin, segala kritik dan saran yang membangun kami
terima dengan tangan terbuka.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi kepada banyak orang dan memberi
manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
A. Latar Belakang
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
Islam adalah al-din. Istilah al-din hanya ada dalam al-Qur'an. Perkataan al-din dalam bahasa
Indonesia di terjemahkan dengan perkataan agama. Secara konsepsional al-din dan agama
mempunyai konotasi yang sangat berbeda Perkataan agama yang berasal dari bahasa
Sanskerta memiliki konotasi yang sangat erat dengan tradisi dalam agama Hindu dan Budha.
Sedangkan al-din sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an merupakan konsep yang terdiri
dari dua komponen pokok pengaturan hubungan antara manusia dengan Allah dan antara
manusia dengan manusia lain dalam suatu masyarakat atau negara serta antara manusia
dengan lingkungan hidupnya.
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
Jika kita berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam fikiran kita adalah peraturan-
peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu
masyarakat, baik peraturan atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat maupun praturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan
ditegakkan oleh penguasa Bentuknya mungkin berupa hukum yang tidak tertulis seperti
hukum adat.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Hukum Islam dan Syari’at Islam ?
b. Tujuan Hukum Islam
c. Perkembangan Hukum Islam ?
d. Sejarah Perkembangan Hukum Islam ?
C. Tujuan Pembahasan
a. Memahami Pengertian Hukum Islam dan Syari’at Islam ?
b. Memahami Tujuan Hukum Islam ?
c. Memahami Perkembangan Hukum Islam ?
d. Memahami Sejarah Perkembangan Hukum Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUKUM ISLAM
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama islam.
Hukum adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku
manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan atau norma yang hidup dalam masyarakat
maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakkan oleh
penguasa. Bentuknya berupa hukum tidak tertulis seperti hukum adat juga berupa hukum
tertulis dalam peraturan perundang-undangan hukum barat. Hukum barat ini sengaja dibuat
oleh manusia untuk mengatur kepentingan manusia sendiri dalam masyarakat tertentu.
Disamping itu masih ada konsepsi hukum lain yakni hukum islam. Dalam konsepsi hukum
islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah SWT.
Untuk memahami hukum islam dengan baik dan benar seseorang harus memahami
beberapa istilah yang berkenaan dengan hukum islam. Dalam pembahasan kerangka dasar
agama islam disebutkan bahwa komponen kedua agama islam adalah syariat yang terdiri dari
dua bagian yakni ibadah dan mu’amalah. Adapun ilmu yang membahas tentang syariat
disebut dengan ilmu fikih.
Syari'at adalah landasan fikih dan syarat pemahaman tentang syari'at. Seseorang yang
akan memahami hukum Islam dengan baik dan benar, harus dapat membedakan mana hukum
Islam yang disebut syari'at dan mana hukum Islam yang disebut dengan fikih. Pada
pokoknya perbedaan antara syari'at Islam dengan fikih Islam adalah sebagai berikut:
1. Syari'at terdapat dalam al-Qur'an dan kitab-kitab hadis. Kalau seseorang berbicara syari'at
yang dimaksud adalah firman Allah dan Sunnah Nabi Muhammad. Sedangkan fikih
terdapat dalam kitab-kitab fikih. Kalau seseorang berbicara tentang fikih, yang dimaksud
adalah pemahaman manusia yang memenuhi syarat tentang syari'at.
2. Syari'at bersifat fundamental, mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari fikih. Fikih
bersifat Instrumental, ruang lingkupnya terbatas pada apa yang biasanya disebut
perbuatan hukum.
3. Syari'at adalah ketentuan Allah dan ketentuan Rasul-Nya, karena itu berlaku abadi. Fikih
adalah karya manusia yang dapat berubah atau diubah dari masa ke masa.
4. Syari'at hanya satu, sedangkan fikih lebih dari satu seperti yang terlihat pada aliran-aliran
hukum yang disebut mazhab-mazhab atau mazahib.
5. Syari'at menunjukkan kesatuan, sedangkan fikih menunjukkan keragamannya.
B. TUJUAN HUKUM ISLAM
Tujuan hukum Islam terbagi atas tiga kategori. Pertama, tujuan primer yang disebut
al-dlaruriyyat, yakni tujuan hukum untuk menjamin kelangsungan hidup dan kebutuhan
primernya. Tujuan hukum primer (al-qulliyat al-khams atau Maqoshid al-Syari'ah) ialah:
a. Memelihara agama (hifdz al-din). Dalam hukum Islam dikenal fiqh ibadah, yang berisi
aturan hubungan manusia dengan Tuhan dan kewajiban berjihad mempertahankan
agama;
b. Memelihara jiwa (hifdz al-nafs). Tujuan ini tampak dalam seperangkat aturan Ilahi
dalam bidang hukum pidana (Fiqh Jinayah);
c. Memelihara akal (hifdz al-'aql). Aturan yang tampak jelas pada beberapa hukum khamar
(larangan minuman keras);
d. Memelihara keturunan dan kehormatan (hifdz al-'irdl). Aturan yang bertujuan
memelihara keturunan dan kehormatan antara lain dalam hukum perkawinan dan
kewarisan dengan segala aspeknya; dan
e. Memelihara harta (hifdz al-mal), prinsip dalam hukum Islam ialah segala yang di langit
dan di bumi adalah milik Allah dan manusia hanya memiliki hak relatif sehingga dalam
hak yang dimiliki manusia terdapat hak orang lain seperti ketentuan zakat yang
diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu.
Di wilayah taklukannya, antara lain Syam, Irak, Mesir, Persia dan lain-lain, para
sahabat menemukan berbagai peraturan yang belum mereka kenal, banyak tradisi dan
adat-istiadat yang jauh berbeda dengan yang ada di Jazirah Arab, serta peristiwa-
peristiwa baru yang belum pernah dijumpai di Mekah atau Madinah. Menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi mereka menggunakan utihad, yakni berusaha sungguh-
sungguh dengan mempergunakan segenap kemampuan yang ada dilakukan oleh orang
(ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk mendapatkan garis hukum yang belum jelas
atau tidak ada ketentuannya di dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah. Sikap ini
menunjukkan bahwa penafsiran terhadap al-Qur'an diambil dari hasil consensus yang
lazim disebut dengan ijma'.
Pada periode inilah muncul para mujtahid yang sampai sekarang masih
berpengaruh dan pendapatnya diikuti oleh umat Islam diberbagai belahan dunia. Mereka
itu di antaranya adalah:
1. Masa sebelum pemerintah kolonial Belanda menguasai sepenuhnya tanah air kita:
Sejak Islam datang sampai berakhirnya VOC
Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah. Dalam proses
Islamisasi kepulauan Indonesia yang dilakukan oleh para saudagar melalui perdagangan
dan perkawinan peranan hukum Islam sangat besar.
Dan dari pernyataan diatas jelas bahwa Peradilan Agama walaupun tidak
mengalami perubahan, akan tetapi sedikit terancam pula pada masa pendudukan Jepang
dari pihak-pihak yang ingin menghapuskan keberadaan pengadilan agama
Untuk menegakkan hukum Islam yang berlaku secara yuridis formal dalam
Negara Republik Indonesia, pada tanggal 8 Desember 1988 Presiden Republik Indonesia
menyampaikan Rancangan Undang Undang Peradilan Agama kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk dibicarakan dan disetujui sebagai Undng-Undang menggantikan semua
peraturan perundang-undangan, yang tidak sesuai lagi dengan Undang Undang Dasar
1945 dan Undang-undang tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman. Setelah
dibicarakan secara mendalam, pada akhirnya pada hari Kamis, tanggal 14 Desember
1989, Rancangan Undang-undang Peradilan agama itu disetujui DPR menjadi Undang-
undang tentang Peradilan Agama, dan pada tanggal 29 Desember 1989, Undang-undang
tersebut disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, diundangkan pada tanggal yang
sama menjadi Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dalam
Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3400.
A. KESIMPULAN
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama islam.
Hukum adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang bersumber dan menjadi bagian
dari agama islam untuk mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan
atau norma yang hidup dalam masyarakat maupun peraturan atau norma yang dibuat dengan cara
tertentu dan ditegakkan oleh penguasa. Dalam konsepsi hukum islam, dasar dan kerangka
hukumnya ditetapkan oleh Allah SWT.
Hukum syari’at merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan allah melalui rasulnya,
yang wajib diikuti oleh orang islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan akhlak, baik dalam
hubungannya dengan allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat.
Syari'at adalah landasan fikih dan syarat adalah pemahaman tentang syari'at.
tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan hukum Islam itu ke dalam 5 (lima) masa:
(1) masa Nabi Muhammad SAW (610-632 M); (2) Masa Khulafa al-Rasyidin (632 - 662); (3)
Masa Pembinaan, Pengembangan dan Pembukuan (abad VII-X); (5) masa Kelesuan Pemikiran
(abad X- XIX M) dan terakhir Masa Kebangkitan Kembali (abad XIX M sampai sekarang).
Hukum Islam yang berlaku di Indonesia ada yang berlaku secan normatif dan ada yang
berlaku secara yuridis formal, Kajian mengenai perkembangan hukum Islam di Indonesia dapat
dibagi menjadi beberapa masa, yakni: pertama, masa sebelum pemerintahan Kolonial Belanda
sepenuhnya menguasai tanah air kita. Kedua, Masa Penjajahan Belanda: 1800-1945 dan Masa
Penjajahan Jepang 1942-1945. Ketiga, Masa Indonesia Merdeka 1945-1974.