Anda di halaman 1dari 8

No.

1
Hukum Islam dapat diartikan sebagai seperangkat kaidah atau norma (body of rule)
yang bersumber dari ajaran Islam sebagaimana tertuang dalam Al-Quran dan Sunah,
serta kemudian diterapkan secara nyata oleh pemeluknya, yang mana pelanggarannya
diancam dengan sanksi baik dunia maupun akhirat. Keseluruhan norma dimaksud
dalam rangka mencapai suatu kedamaian, kesejahteraan, keselamatan dunia dan
akhirat. Hukum Islam merupakan hal yang wajib dipahami oleh para sarjana hukum
karena berbagai alasan, seperti sejarah, demografis, hukum konstitusional, dan ilmiah.
Kedua, struktur dasar ajaran Islam terdiri dari Akidah, Syariah dan Fikih. kerangka
dasar ajaran Islam terdiri dari Akidah, Syariah, dan Fikih. Ketiganya menjadi penting
untuk dipelajari karena secara teoritis memang merupakan suatu keniscayaan,
sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai teori, yakni teori receptio in complexu, teori
receptie exit, teori receptio a contrario, dan teori eksistensi.

No. 2
A. Syariah adalah hukum agama islam yang mengacu pada Al-Quran, Hadis, Ijma,
dan Qiyas. Syariah secara etimologi, berarti “jalan”, “aturan”, “hukum”. Ketiganya
berkonotasi positif , yakni “jalan” yang baik, “aturan” yang menenteramkan, dan
“hukum” yang melindungi. Dari pengertian secara etimologi ini, muncul pengertian
secara terminologi bahwa syariah adalah jalan, aturan, dan hukum yang diciptakan
Allah SWT yang harus ditegakkan oleh manusia. Alasannya, karena syariah itu
common law of Islam. Artinya, segala titah Allah SWT dalam al-Qur’an dan Nabi
SAW dalam al-Sunnah wajib dijalani. Dengan kata lain, syariah sebagai common law
of Islam itu tidak hanya mengatur hukum-hukum ibadah manusia secara vertikal
kepada Allah SWT, namun lebih jauh mengatur juga hubungan manusia dengan
sesamanya secara horizontal, seperti soal perdata, pidana, dan siyasah (politik).
Semuanya harus ditegakkan dengan syariah.

B. Fiqh adalah yurisprudensi Islam. Fiqh dipahami sebagai pemahaman manusia


tentang praktik keagamaan berbasis syariah, yang disebutkan baik dalam Al-Qur'an
dan Sunnah. Fikih membentuk dasar Syariah melalui interpretasi ulama terhadap
Quran dan Sunnah, dan diterapkan oleh ulama sebagai fatwa.
C. Konon kata “qanun” ( ‫ ) قانون‬dalam bahasa Arab memiliki kesamaan dengan kata
“kanon” ( κανών) dalam bahasa Yunani atau “kaneh” ( ‫ ) קנה‬dalam bahasa Ibrani.
Semua kata-kata itu memang bermakna serupa, yaitu norma hukum, legislasi, atau
undang-undang. Tingkatan qanun yang paling tinggi di suatu negara biasanya disebut
“al-qanun al-asasi” atau qanun yang paling asasi, dalam hal ini undang-undang dasar
atau konstitusi. Jika ditilik ke literatur, kata “qanun” sendiri sebenarnya tidak selalu
dipakai dalam konteks norma-norma buatan penguasa negara atau peraturan
perundang-undangan. Karya Ibnu Sina dalam ilmu kedokteran, misalnya, kerap juga
disebut “al-qanun fi al-tibb” (the canon of medicine). Hal ini dapat dipahami karena
kata “hukum” memang tidak selalu harus berarti norma dan bersifat normologis,
melainkan juga nomos yang bersifat nomologis, yakni berupa dalil-dalil alamiah (law
of nature atau sunatullah). Ilmu hukum adalah contoh ilmu normologis, sementara
ilmu kedokteran adalah ilmu nomologis. Maka dari itu, Qanun adalah peraturan
perundang-undangan yang mengacu pada Al-Quran dan Sunnah.

No. 3
Ruang lingkup hukum Islam terbagi menjadi dua jenis, yaitu hukum yang mengatur
tentang ibadah dan hukum yang mengatur permasalahan sosial. Selain itu, dalam
hukum Islam dikenal bagian-bagian hukum berupa: (1) munakahat, (2) wirasah, (3)
mu’amalat dalam arti khusus, (4) jinayat atau ‘ukubat, (5) al-ahkam as-sulthaniyah
(khilafah), (6) siyar, dan (7) mukhasamat.

No. 4
Ciri-ciri hukum Islam adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dan bersumber dari agama islam.
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau kaidah
dan kesusilaan atau akhlak islam.
3. Mempunyai dua istilah kunci, yaitu : Syariat : Terdiri dari wahyu Allah dan Sunnah
Nabi Muhammad.
4. Fikih : pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syariah.
5. Terdiri dari dua bidang utama, yaitu : Ibadat bersifat tertutup karena telah
sempurna.
6. Muamalat dalam arti luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang
memenuhi syarat dari masa ke masa.
7. Strukturnya berlapis, terdiri dari : Nas atau teks alqur’an.
8. Sunnah Nabi Muhammad (untuk syari’at) Hasil ijtihad (doktrin) manusia yang
memenuhi syarat tentang al-qur’an dan as-sunnah. Pelaksanaan dalam praktik baik :
Berupa keputusan hakim, maupun; Berupa amalan amalan umat islam dalam
masyarakat (untuk fikih)
9. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala.
10. Dapat dibagi menjadi : Hukum takifi atau hukum taklif.
11. Yakni al-ahkam, al-khamsah, yaitu: Lima kaidah jenis hukum Lima kategori
hukum Lima penggolongan hukum, yakni : Jaiz Sunnah Makruh Wajib Haram
Hukum Wadh’i Yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya
hubungan hukum.

No. 5
Al-Syatibi menjelaskan bahwa tujuan hukum islam dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu berkaitan dengan tujuan Syari’ah (Tuhan), dan tujuan mukallaf atau orang yang
dapat bertindak secara hukum. . Al-Syatibi berpandangan bahwa tujuan utama
syari’ah adalah untuk menjaga, melindungi dan memperjuangkan tiga kategori hukum
yang disebut sebagai daruriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat. Daruriyyat diwujudkan
dalam dua pengertian: pertama, kebutuhan itu harus diwujudkan dan diperjuangkan;
dan kedua, segala hal yang menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut harus
disingkirkan. Seperti lima hal yang harus dijaga, dilindungi dan diperjuangkan yaitu:
hak hidup, kekayaan, keturunan, akal, dan agama, rumusan seperti ini tidak ditemukan
dalilnya secara tegas baik dalam Qur’an dan sunnah, tetapi pengetahuan akan hak
universal ini ada dalam pikiran umat Islam baik sebagai masyarakat maupun individu.
Karena fakta ini didukung beragam dalil sehingga menimbulkan kepastian. Terdapat
beberapa pokok bahasan dalam kategori yang pertama, yaitu: Pertama, Syatibi
membahas maksud tuhan yang sebenarnya dalam menetapkan hukum, untuk
melindungi keselamatan manusia sepanjang yang diakui oleh prinsip-prinsip
daruriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat sebagaimana diuraikan dalam epistemologi
hukum di atas. Kedua, Syatibi membahas maksud Tuhan dalam membuat syari’ah
yang secara linguistik dapat dipahami oleh para subjek hukum dari syari’ah itu.
Ketiga, bahwa Tuhan dalam menurunkan hukum menghendaki agar umat Islam
mematuhi aturannya secara menyeluruh, dan tuntutan Tuhan itu disesuaikan dengan
kemampuan manusia. Dalam hal ini segala yang dianggap menjadi sebab kesulitan
yang berlebihan (musyaqah) selalu dihubungkan dengan konsep “azimah” dan
“rukhsah”, sehingga melalui rukhsah itulah semua kesulitan yang berlebihan dapat
dihindari.

No. 6
Kesalahpahaman terhadap Islam terjadi karena pemikiran dikotomi yang memisahkan
agama dan kehidupan. Agama dipandang hanya sebagai salah satu aspek kehidupan,
yaitu kebutuhan manusia akan Yang Maha Kuasa, sedangkan agama tidak bisa
diperankan ke dalam aspek kehidupan yang lain. Kesalahpahaman terhadap Islam
tidak hanya terdapat di kalangan orang-orang non muslim, tetapi juga di kalangan
muslim sendiri yang belum memahami Islam secara menyeluruh. Kesalahpahaman
terhadap Islam terjadi karena pemikiran yang bersifat dikotomi, yaitu memisahkan
antara agama dan kehidupan. Agama hanya dipandang sebagai satu aspek hidup saja
yaitu kebutuhan manusia terhadap Yang Maha Kuasa, sedangkan pada aspek
kehidupan lainnya agama tidak bisa diperankan. Pemahaman tersebut menimbulkan
sekularisasi, yaitu hal-hal yang membawa arah kehidupan yang tidak didasarkan pada
ajaran agama. Contoh yang dapat diambil di kehidupan bermasyarakat di Indonesia
adalah: 1) Orang Indonesia kerap dianggap tidak ada rasa toleransi terhadap
keyakinan lain karena maraknya oknum muslim yang melakukan kekerasan dan
penindasan terhadap non-muslim, seperti pelarangan dan pembubaran untuk beribadat
di perumahan dan lainnya. 2) Sesama muslim saling menghujat dan tidak
membenarkan apa yang tidak sesuai kepercayaannya, seperti konflik oknum
Muhammadiyah dan Nahdatul ‘Ulama karena perbedaan pengambilan keputusan yang
diambil ulama, perbedaan cara pengucapan berbagai doa (seperti permasalahan doa
tahiyat dan doa qunut), perbedaan waktu awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri, dan
permasalahan yang disebabkan perbedaan pengambilan keputusan lainnya. Padahal
Islam adalah satu kesatuan yang perbedaan seharusnya tidak menjadi suatu masalah.
3) Beberapa orang yang ketika mendengarkan penjelasan yang mengaitkan suatu
pembahasan dengan dalil agama lalu membalas “Jangan terlalu kolot, apa-apa
dihubungkan dengan dalil, dikit-dikit agama, agama ya agama saja jangan dicampur
dengan urusan ini” menjadi salah satu contoh dari sekularisme.

No. 7
1) Melakukan pembaharuan
2) Menjaga keaslian ayat Al-Quran
3) Memahami ayat-ayat Al-Quran dengan benar melalui mazhab
4) Reformasi agama
5) Menerapkan Ijtihad
6) Menghindari pengaruh internal maupun eksternal dalam memahami agama Islam

No. 8
Dasar hukum untuk menentukan sumber-sumber hukum islam yaitu Al-Quran dan
Hadis, karena kedua sumber hukum islam tersebut merupakan petunjuk yang
diberikan oleh Allah kepada umat manusia.

No. 9
a) Sumber hukum Islam yang paling penting jelas adalah Al-Qur'an. Karena
Alquran adalah sumber dari semua ajaran dan hukum Islam.
b) Hadis atau dalam bahasa sederhananya, ushul fiqh adalah akar dari akal. Salah
satunya adalah hadis.
c) Sumber hukum Ijma' Al-Ijtima sebenarnya adalah buah kesepakatan para ahli
istihan (mujtahid) setelah zaman Nabi. Tentu saja, konteks ijtima'ii masih
menyangkut peraturan perundang-undangan yang terkait dengan syariat.
d) Sumber hukum Islam terbaru yang diterima adalah qiyas. Qias digunakan dan
diterapkan ketika suatu hal tidak ada hukumnya dalam Al-Qur'an, Hadits dan
Ijma.

No. 10
Beberapa ayat Alquran bersifat Qath'i, dan Zhanni. Ayat-ayat Qath'i aldalalah adalah
ayat-ayat tertentu dan tertentu, sehingga tidak ada pilihan selain yang dipilih dan
ditentukan. Sedangkan ayat zhanni al-dalalah adalah ayat yang mengandung dua
pilihan atau lebih.

No. 11
Hadis yang dikategorikan berdasarkan jumlah orang yang meriwayatkan hadis disebut
dengan Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad. Sedangkan hadis yang dikategorikan
berdasarkan kualitasnya yaitu Hadis Shahih, Hadis Hasan, dan Hadis Dha’if.
No. 12
Ijtihad yang dikatergorikan berdasarkan jumlah pelaku yaitu ijtihad fardhi, dan ijtihad
jama’i. Sedangkan ijtihad berdasarkan objek atau lapangan kajiannya disebut sebagai
Ijtihad Muthlaq dan Ijtihad fi al-Mazhab.

No. 13
A. Memahami makna ayat ahkam dalam Al Quran.
B. Mempelajari hadis-hadis hukum baik bahasa maupun pemakaian syara.
C. Mengetahui ayat-ayat ahkam atau hadits ahkam yang mansukh
D. Mengetahui masalah yang sudah bersifat hukum syara berdasarkan temuan ijtima
para ulama
E. Mempelajari ilmu fiqih

No. 14
Menurut ulama Khushari al-Sayyid dalam bukunya Istinbath, Metode Hukum Islam
Kontemporer, ada beberapa metode dalam ijtihad yang dapat digunakan seorang
mujtahid: qiyas, istihsan, istishab, istislah, sadd al-dhariah dan uruf.

No. 15
Hakikat hukum dibentuk oleh akal manusia, prinsip dasar hukum Islam adalah prinsip
dar'ul mafasid muqoddam ala jalbi al masalih, prinsip fahm al-mukallaf, prinsip
pertimbangan, prinsip prioritas kewajiban. hak di atas, prinsip adam al haraj (tidak
dibatasi). dan terakhir prinsip keadilan. Prinsip komitmen Islam adalah prinsip
kebenaran, prinsip kehendak, prinsip keadilan, prinsip kitab suci, prinsip keikhlasan
dan prinsip kesetaraan. dalam tindakan kesepakatan, dia tidak pernah memisahkan
dirinya dari nilai-nilai tauhid. Ada 5 asas dalam hukum pidana Islam. Prinsip dasar
hukum pidana Islam adalah asas legalitas, asas amar makruf nahi munkar, asas
teritorial, asas material dan asas moral.

No. 16
Ahkam berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata hukum dan
khamsah artinya lima. Oleh karena itu, gabungan kedua kata dimaksud al-ahkam al-
khamsah atau biasa juga disebut hukum taklifi. Hukum taklifi adalah ketentuan
hukum yang menuntut para mukallaf (aqil-baligh) atau orang yang dipandang oleh
hukum cakap melakukan perbuatan hukum baik dalam bentuk hak, kewajiban,
maupun dalam bentuk larangan. Hukum taklifi dimaksud mencakup lima macam
kaidah atau lima kategori penilaian mengenai benda dan tingkah laku manusia dalam
hukum Islam, yaitu jaiz, sunnah, makruh, wajib dan haram. Kadar kualitas nya
mungkin naik dan mungkin pula menurun. Dikatakan naik, apabila suatu perbuatan
dikaitkan dengan sunnah dan wajib. Dikatakan menurun, apabila suatu perbuatan
dikaitkan dengan makruh dan haram. Semuanya tergantung pada bagaimana ‘illat
(rasio) atau penyebabnya.
Al-ahkam dan Al-Khamsah merupakan lima jenis aturan yang dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu :
1. mubah, contohnya makan dan minum
2. sunah, contohnya puasa di hari senin dan kamis
3. makruh, contohnya wudhu dengan air besar
4. wajib, contohnya shalat
5. Haram, contohnya meminum alkohol

No. 17
Contoh ijtihad pada masa Abu Bakar Al-Siddiq
1. Pengumpulan Al-Quran
2. Pendirian Lembaga Peradilan
3. Memberantas gerakan anti zakat

Contoh ijtihad pada masa Umar Ibn Khattab


1. Penghimpunan Al-Quran ke dalam satu Mushaf
2. Masalah Ghanimah
3. Masalah Talak
4. Masalah hukum potong tangan
5. Masalah Mu’allaf

No. 18
Mazhab adalah penggolongan suatu hukum atau aturan dalam melaksanakan ibadah
dalam agama Islam. Kata mazhab sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki
makna jalan yang dilalui atau dilewati. Sedangkan menurut para ulama dan ahli
agama Islam, mazhab adalah metode yang dibentuk melalui proses pemikiran dan
penelitian, yang kemudian dijalankan hingga dijadikan pedoman yang ada batasnya.
Di dalam Islam, terdapat empat mazhab terbesar yang banyak dianut oleh umat
Muslim di seluruh dunia. Empat mazhab tersebut digagas oleh empat ulama besar
yang berpengaruh pada masanya. Imam yang memiliki pengaruh dalam
perkembangan hukum islam yaitu Imam Malik Bin Anas, Imam Syafi'i, Imam Abu
Hanafi dan Imam Ahmad bin Hambali.

No. 19
1) Teori Receptio in Complexu menjelaskan bahwa hukum islam berlaku mutlak
bagi umat muslim
2) Teori Receptie menjelaskan bahwa hukum adat, bukan hukum Islam, yang
berlaku pada masyarakat hukum adat.
3) Teori Recepti Exit Menurut Hazairin, teori Recepti yang menyatakan bahwa
hukum Islam hanya berlaku bagi umat Islam jika telah diterima dan menjadi
bagian dari hukum adat.
4) Menurut tafsirnya, teori receptio a contra adalah teori yang menyatakan bahwa
hukum adat dapat berlaku apabila tidak bertentangan dengan hukum islam.

No. 20
Lima contoh penerapan hukum islan di masa kerajaan di Indonesia :
1) Hukuman potong tangan di kerajaan Samudera Pasai
2) Hukum haramnya riba di kerajaan Samudera Pasai
3) Hukum Qisas di kerajaan Mataram Islam
4) Hukum potong tangan bagi pencurian senilai 1 gram emas di Kesultanan Banten
5) Menerapkan hukum fiqih yang mengambil sumber dari Asu-Syafi’y

Anda mungkin juga menyukai