Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan

Hukum Islam dan Sumber Hukum Islam


&
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2019/2020

Nama Kelompok 5:
21. Sakhron Farokhi 2401419015
22. Rizka Dwi Anggraini 2401419016
23. Lusi Ngestina Putri 2401419017
24. Wisnu Candra Darmawan 2401419018
25. Safitra Nur Wahyudin 2401419019

Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam


Rombel: 401
Dosen Pengampu: Drs. Nurwachid Budi Santoso, M. Si.
Hukum Islam dan Sumber Hukum Islam

A. Pengertian Hukum Islam


Hukum Islam adalah syariat yang  berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah
untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah
(perbuatan).
Hukum Islam mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan (Allah) yang disebut
ibadah "madhoh", dan hubungan antara sesama manusia dan lingkungannya yang disebut
"ghoiru madhoh" (muamalah) yang dilandasi oleh/berdasarkan syariat Islam. Adapun
yang dimaksud hukum Islam di bab ini adalah hukum Islam yang mengatur hubungan
antara sesama manusia (muamalah), di antaranya adalah dasar-dasar hukum perkawinan
Islam, waris Islam, dan hukum wakaf.

B. Ciri-Ciri Hukum Islam


1. Mempunyai hubungan dengan aqidah dan akhlaq
2. Mempunyai istilah kunci syariah dnan fiqih
3. Terdiri dari dari dua bidang yaitu ibadah dan muamalah
4. Strukturnya berlapis: nas al-qur’an, sunnah, hasil ijtihad,
5. Pelaksanaan dalam praktik, berupa putusan hakim, amalan umat islam dalam
masyarakat, mendahulukan kewajiban daripada hak, amal dari pahala
6. Dibagi menjadi hukum taklifi dan wadl’i
7. Berwatak universal
8. Menghormati martabat manusia serta memelihara kemulyaan manusia dan
kemanusiaan keseluruhan
9. Pelaksanaannya dalam praktik digerkkan oleh iman dan akhlak
C. Sumber-Sumber Hukum Islam
Sudah menjadi kesepakatan para ahli hukum Islam, bahwa tiap-tiap peristiwa ada
ketentuan hukumnya,baik berdasarkan nas yang tegas atau nas yang kurang tegas (samar-
samar/kabur) yang memerlukan penafsiran (interpretasi) hukum, maupun yang tidak ada nas.
Sehubungan dengan hal tersebut, timbul perbedaan mengenai sumber-sumber hukum (Islam).
Dari perbedaan itu, ada yang menyebut sumber hukum Islam itu ada dua (Al-Quran dan Al-
Hadis), ada yang menyebut empat (Al-Quran, Al-Hadis, Ijma', dan Qiyas). Selain itu ada
yang menyatakan bahwa sumber hukum Islam lebih dari sepuluh yang kemudian diringkas
menjadi empat (Al-Quran, Al-Hadis, Ijma', dan Qiyas) kemudian diringkas lagi menjadi dua
(Al-Quran dan Al-Hadis.

1. Al-Qur’an
Kitab suci umat Islam yang mulia ini berisi kalam Allah yang paripurna yang berisi segala
hal yang menjadi panduan Umat Islam dalam menjalankan kehidupan.Inilah sumber utama
hukum Islam. Sumber-sumber hukum yang lain juga tidak boleh bertentangan dengan apa
yang dikandung dalam Al-Qur’an. Katakanlah Ijma dan Qiyas tidak boleh melenceng dari
sumber utama yaitu Al-Qur’an.
Salah satu hukum yang bisa langsung ditarik dari Al-Qur’an adalah hukum tentang riba
dimana Allah berfirman pada Q.S. Al-Baqarah ayat 275 yang artinya,
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.“
Dalam ayat tersebut secara jelas dan tegas Allah mengharamkan adanya praktik riba dan
memberikan alternatif solusi dengan melakukan jual beli.
Walaupun Al-Qur’an menjadi sumber hukum pertama dan utama, tetapi pembahasan di Al-
Qur’an terkait hukum suatu ibadah ataupun muamalah masih dibahas secara umum.
Contohnya adalah shalat. Di Al-qur’an tidak akan ditemukan tata cara shalat dari mulai
takhbiratul ihram sampai salam. Tata-tata cara tersebut hanya ditemukan pada hadist Nabi
SAW.
2. Hadist/As-Sunnah
Sumber hukum islam kedua adalah hadist/sunnah. Hal ini ditegaskan dalam hadist Nabi
SAW, “Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama
berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”. (Hadits Shahih
Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh
Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Hadist/As-sunnah berasal dari kata “Al-hadits” yang artinya adalah perkataan, percakapan
atau pun berbicara. Dari definisi umum, hadist adalah setiap tulisan yang berasal dari
perkataan atau pun percakapan Rasulullah Muhammad SAW. Termasuk apabila ada
perbuatan sahabat yang didiamkan maka itu juga bisa tergolong ke dalam Sunnah.
Salah satu contoh hadist adalah yang melarang perilaku korupsi dan riba yaitu,
“Dari Auf bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah
dengan dengan dosa-dosa yang tidak akan diampuni. Ghulul (baca:korupsi), barang siapa
yang mengambil harta melalui jalan khianat maka harta tersebut akan didatangkan pada
hari Kiamat nanti. Demikian pula pemakan harta riba. Barang siapa yang memakan harta
riba maka dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dalam keadaan gila dan berjalan
sempoyongan” (HR Thabrani)
Di hadist tersebut tergambar jelas bahwa bentuk perilaku korupsi dan memakan riba
merupakan perilaku yang hukumnya haram.
3. Ijma
Sumber hukum islam ketiga adalah ijma. Secara bahasa, ijma adalah memutuskan dan
menyepakati sesuatu. Secara istilah, ijma adalah Kesepakatan seluruh ulama mujtahid yang
dilakukan setelah zaman Rasulullah untuk menentukan solusi dari sebuah masalah dalam
perkara agama.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah ijma tidak boleh bertentangan
dalam Qur’an dan Sunnah.
Ijma harus dilakukan ketika suatu masalah dalam perkara agama tidak dijelaskan secara
spesifik didalam Qur’an dan Sunnah.
Salah satu contoh ijma adalah terkait bunga bank. Di Indonesia salah satu output dari Ijma
adalah dikeluarkannya fatwa. Nah, terkait bunga bank terdapat fatwa dari Majelis Ulama
Indonesia nomor 1 tahun 2004 yang menekankan bahwa bunga bank sama dengan riba
sehingga hukumnya adalah haram.
4. Qiyas
Selanjutnya sumber hukum islam yang keempat adalah Qiyas. Sumber hukum islam yang
satu ini secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah analogi. Qiyas menurut istilah ushul
fiqhi, ialah menyamakan suatu masalah yang tidak terdapat ketentuan hukumnya dalam nash
(Al-Qur’an dan Sunnah), karena adanya persamaan illat hukumnya (motif hukum) antara
kedua masalah itu.
Salah satu contoh Qiyas adalah perkara pelarangan minuman keras. Di dalam Al-Qur’an,
Allah berfirman pada QS. Al-Baqarah ayat 219 yang artinya, “Mereka bertanya kepadamu
tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari
keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu
berfikir.“
Di dalam ayat tersebut, yang disampaikan adalah pengharaman tentang
minuman khamr.  Minuman ini merupakan minuman yang mengandung anggur yang
memabukkan. Para ulama menafsirkan pengharaman minuman keras karena
memiliki illat yang sama dengan khamr yaitu dapat memabukkan.

D. Tujuan Hukum Islam


Agama, yang merupakan tujuan hukum Islam yang pertama, karena agama merupakan
pedoman hidup manusia.
Jiwa, merupakan tujuan hukum islam yang kedua, karena hukum Islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.
Akal, merupakan hal yang sangat penting dalam hukum islam, karena dengan
mempergunakan akal, manusia akan dapat berfikir tentang Allah, alam semesta, dan
dirinya sendiri.
Keturunan, yaitu bertujuan agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat
manusia dapat diteruskan.
Harta, merupakan tujuan hukum Islam yang terakhir yang merupakan pemberian Tuhan
kepada manusia, agar manusia dapat mempertahankan hidup dan melangsungkan
kehidupannya.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seni

A. Pengertian Iptek dan Seni


 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui panca indera,
intuisi dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang diklarifikasi,
diorganisasi, disistematisasi,dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif, sudah diuji kebenaranya dan dapat diuji ulang dengan ilmiah
 Teknologi diartikan sebagai kemampuan teknikyang berlandaskan ilmu pengetahuan
dan berdasarkan proses teknis

 Seni adalah ungkapan akal budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan
ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki
adalah kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian

B. Sumber pengetahuan
 Akal sebagai ilmu pengetahuan, dimana manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akalnya. Tingkat kebenaran dari akal bersifat nisbi (relatif) karena
manusia bisa menjadikan akal mengikuti hawa nafsunya.
 Wahyu sebagai sumber ilmu pengetahuan, dimana tingkat kebenaranya adalah mutlak
(absolut) karena bersumber dari allah. Pemikiran ini bersifat abadi.

C. Pandangan islam terhadap IPTEKS


 Turunya wahyu pertama surah (Al-Alaq: 1-5)

 Banyaknya ayat Alquran yang memerintahkan manusia menggunakan akal dan


pikiran serta pemahaman
 Allah memandang rendah orang yang tidak mau menggunakan potensi akalnya

 Allah memandang lebih tinggi derajat orang yang berilmu


D. Manfaat teknologi dalam sudut pandang islam
 Memperoleh kemudahan

 Mengenal dan mengagungkan Allah

 Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah

 Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup

 Meningkatkan kemampuan memanfaatkan alam

 Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah

E. Fungsi Seni dalam Islam


 Mengingat kebesaran Allah

 Bagi seorang Muslim, seni berfungsi untuk mengingatkannya


akan kebesaran Allah. Semakin dalam penghayatannya
terhadap keindahan kejadian makhluk di dunia ini, semakindekat dirinya kepada
Pencipta. Atau dengan kata lain,semakin peka/halus jiwa seseorang melihat serta
menilaisesuatu yang indah, semakin tampak dan mendalamkeyakinannya terhadap
kebesaran Allah swt.
 Penampilan corak-corak atau hasil-hasil seni Islam
sesungguhnya berlandaskan peringatan kepada keesaan Allah(Tuhan Yang Satu), bukan
untuk menandingi kehebatanciptaan Allah.
 Disinilah seni berfungsi untuk mempertebalkan lagi keimananseseorang serta
memberikan keinsafan bahawa memangtidak ada suatu makhluk pun di dunia ini dapat
mengatasikekuasaan Allah (SWT).
 Seni Islam dapat membantu ke arah memahami doktrin Islamyang dilontarkan oleh
pendidikan agama secara formal

Anda mungkin juga menyukai