Anda di halaman 1dari 12

“ Pengertian Hukum Islam, Usul Fiqh, Dan Usuluddin“

MAKALAH

Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Studi Hukum Islam

Oleh

Abdul Rahmn Al Hafiz ( 2316010204)


Hasna Az Zahra ( 2316010182 )
Muhammad Fauzan ( 2316010194 )

Dosen Pengampu

Dr. Anton Akbar,. M.Ag

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN IMAM BONJOL PADANG
2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penyusun
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Pengantar Studi
Hukum Islam ini yang berjudul “Pengertian Hukum Islam, Ushul Fiqh, dan Ushuluddin ”.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi
contoh teladan yang baik bagi umatnya, dan menyelamatkan umat-Nya dari pedihnya siksa
neraka.

Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Atas dukungan dan bantuan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terimakasih
kepada rekan – rekan kelompok yang ikut membantu menyusun makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan
karena kelemahan, serta kurangnya pengetahuan penyusun, untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan karya ilmiah ini di masa yang
akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hukum Islam


2.2. Pengertian Ushul Fiqh
2.3. Pengertian Ushuluddin

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jika kita berbicara tentang hukum secara sederhana, maka akan terlintas dibenak
kita tentang peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku
manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan maupun norma itu berupa kenyataan
yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat atau peraturan yang sengaja dibuat
oleh penguasa dengan bentuk dan cara tertentu. Bentuknya terkadang berupa hukum tidak
tertulis dan hukum yang tertulis. Ketika mengkaji tentang Islam, aspek yang ada
didalamnya tidak lepas membicarakan tentang hukum (peraturan) yang ada di dalam
Islam itu sendiri, aspek hukum di dalam Islam biasa disebut dengan hukum Islam yang
punya konsep dasar dan hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya mengatur tentang
hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga
hubungan-hubungan lainnya baik itu hubungan dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
manusia dengan alam sekitar.

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Al-qur'an yang menjadi
referensi hukum islam pertama, Hadits (sunnah) yang menjadi referensi yang kedua.
Kedua pedoman ini telah menjadi wasiat utama nabi dalam penyampaian da'wah bagi
penerus-penerus nabi dalam menyampaikan da'wah. Namun ketika terdapat sebuah
masalah yang rumit terpecahkan, yang tidak ditemukan dalil-dalil dalam al qur'an dan
hadits, maka disinilah tampil referensi hukum islam baru yaitu ijma (perkumpulan ulama
mujtahid untuk memecahkan masalah rumit tersebut) dan qiyas (menerangkan hukum
dengan membandingkan dengan hukum yang diterangkan dalam al qur'an dan hadits).

Umat Islam di Indonesia adalah unsur paling mayoritas. Dalam tataran dunia
Islam internasional, umat Islam Indonesia bahkan dapat disebut sebagai komunitas
muslim paling besar yang berkumpul dalam satu batas teritorial kenegaraan. Karena itu,
menjadi sangat menarik untuk memahami alur perjalanan sejarah hukum Islam di tengah-
tengah komunitas Islam terbesar di dunia itu. Pertanyaan-pertanyaan seperti: seberapa
jauh pengaruh kemayoritasan kaum muslimin Indonesia itu terhadap penerapan hukum
Islam di Tanah Air misalnya, dapat dijawab dengan memaparkan sejarah hukum Islam
sejak komunitas muslim hadir di Indonesia.

Di samping itu, kajian tentang sejarah hukum lalam di Indonesia juga dapat
dijadikan sebagai salah satu pijakan bagi umat Islam secara khusus untuk menentukan
strategi yang tepat di masa depan dalam mendekatkan dan "mengakrabkan bangsa ini
dengan hukum Islam. Proses sejarah hukum Islam yang diwamai "benturan" dengan
tradisi yang sebelumnya berlaku dan juga dengan kebijakan-kehijakan politik
kenegaraan, serta tindakan-tindakan yang diambil oleh para tokoh Islam Indonesia
terdahulu setidaknya dapat menjadi bahan telah penting di masa datang Era tahun 1930-
an sampai sekarang ini merupakan masa kebangkitan kembali intelektualitas di dunia
Islam. Kemerdekaan negara-negara muslim dari kolonialisme Barat turut mendorong
semangat para sarjana muslim dalam mengembangkan pemikirannya tentang
perkembangan hukum islam masa kini atau kotemporer. Dengan demikian, di era
reformasi ini, terbuka peluang yang luas bagi sistem hukum Islam untuk memperkaya
khazanah tradisi hukum di Indonesia. Supaya hukum islam berkembang menjadi lebih
baik.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah setagai berikut:

1. Apa Pengertian Hukum Islam?


2. Apa pengertian Ushul Fiqh ?
3. Apa pengertian Ushuluddin ?

C. TUJUAN

Adapun Tujuan penulis sebagai berikut :

1. Dapat memahami apa itu Hukum Islam


2. Dapat memahami apa itu Ushul Fiqh
3. Dapat memahami apa itu Ushuluddin
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam (syari’ah)

Makna syari’ah adalah jalan ke sumber (mata) air, dahulu (di arab) orang mempergunakan
kata syari;ah untuk sebutan jalan setapak menuju ke sumber (mata) air yang diperlukan manusia
untuk minum dan membersihkan diri. Kata syari’ah ini juga berarti jalan yang lurus, jalan yang
lempang tidak berkelok kelok,juga berarti jalan raya. Kemudian penggunaan kata syari’ah ini
bermakna peraturan, adapt kebiasaan, undang-undang dan hukum.Syariah islam berarti segala
peraturan agama yang di tetapkan Allah untuk ummat islam, baik dari Al-Qur’an maupun dari
sunnah Rasulullah SAW, yang berupa perkataan,perbuatan ataupun takrir (penetapan atau
pengakuan).Pengertian tersebut meliputi ushuluddin (pokok-pokok agama), yang menerangkan
tentang keyakinan kepada allah berserta sifat-sifatnya, hari akhirat dan sebagainya, yang
semuanya dalam pembahasan ilmu tauhid atau ilmu kalam. Ia juga mencakup kegiatan-kegiatan
manusia yang mengarah kepada pendidikan jiwa dan keluarga serta masyarakat.

Demikian pula tentang jalan yang akan membawanya kepada kehidupan yang sejahtera dan
bahagia. Ini semuanya termasuk dalam pembahasan ilmu akhlak.Menurut pengertian-pengertian
tersebut, syariah itu meliputi hukum-hukum Allah bagi seluruh perbuatan manusia, tentang
halal,haram makruh,sunnah dan mubah pengertian inilah yang kita kenal ilmu fiqih, yang
sinonim dengan istilah “undang undang”.Para pakar hukum islam selalu berusaha memberikan
batasan pengertian “Syariah” yang lebih tegas, untuk memudahkan kita mebedakan dengan
fiqih,yang dia antaranya sebagai berikut:

1. Imam Abu Ishak As-syatibi dalam bukunya Al-Muwafaqat ushulil ahkam


mengatakan :Artinya “ bahwasannya arti syariat itu sesungguhnya menetapkan batas
tegas bagi orang-orang mukallaf dalam segala perbuatan,perkataan dan akidah mereka.
2. Syikh Muhammad Ali ath-thawi dalam bukunya kassyful istilahil funun
mengatakan :Artinya “Syariah yang telah diisyaratkan Allah untuk para hambanya, dari
hokum-hukum yang telah dibawa oleh seseorang nabi dan para nabi Allah as. Baik yang
berkaitan dengan cara pelaksanaanya, dan disebut dengan far’iyah amaliyah, lalu
dihimpun oleh ilmu kalam dan syari’ah ini dapat disebut juga pokok akidah dan dapat
disebut juga dengan diin(agama) dan millah.Definisi tersebut menegaskan bahwa syariah
itu muradif(sinonim) dengan diin dan milah(agama). Berbeda dengan ilmu fiqih, karena
ia hanya membahas tentang amaliyah hukum(ibadah), sedangkan bidang akidah dan hal-
hal yang berhubungan dengan alam ghaib dibahas oleh ilmu kalam atau ilmu tauhid.
3. Prof.DR. Mahmud Salthut mengatakan bahwa :“sayariah ialah segala peraturan yang
telah diisyaratkan allah,atau ia telah mensyariatkan dasar-dasarnya, agar manusia
melaksanakannya, untuk dirinya sendiri dalam berkomunikasi dengan tuhannya dengan
sesama muslim dengan sesama manusia denga alam semesta dan berkomunikasi dengan
kehidupan.”

B. Pengertian Ushul Fiqh

Ushul fiqh adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar dan metodologi dalam pemahaman
dan interpretasi hukum Islam. Ilmu ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan hukum pada
masalah-masalah yang tidak diatur oleh Al-Qur’an. Di samping itu, ushul fiqh kemudian juga
digunakan para ulama untuk menyelesaikan masalah hukum yang kompleks serta untuk
memberikan solusi sesuai konteks zaman dan tempat.

Fiqh adalah cabang ilmu yang mempelajari hukum Islam dan memiliki beberapa sumber
dalil, seperti Al-Qur’an, hadis, ijma’ mujtahidin, dan qiyas. Namun, beberapa ulama juga
menambahkan sumber lain, seperti istihsan, istidlal, ‘urf, dan istishab dalam kitab-kitab fiqh
mazhab saat ini. Hukum yang ditentukan oleh mujtahid berdasarkan pikirannya dan lingkungan
ketika peristiwa terjadi serta dapat berubah sesuai keadaan. Jadi, mujtahid di masa sekarang
atau di masa depan berhak membantah dan menetapkan hukum yang berbeda. Selain itu,
mujtahid yang sebelumnya juga dapat mengubah hukum dengan pendapat yang berbeda setelah
melakukan kajian ulang. Hukum yang dihasilkan dari ijtihad ini tidak wajib diikuti seluruh
muslim dan hanya wajib bagi mujtahid itu sendiri serta kaum yang meminta fatwa darinya.
Hukum ini berlaku sampai hukum tersebut diubah.

Adapun hukum yang wajib diikuti semua umat muslim hanyalah Al-Qur’an, hadis mutawatir
yang qat’i dilalah, dan ijma’ mujtahidin. Di dalam ushul fiqh atau akar hukum Islam ini telah
diuraikan indikasi dan metode yang digunakan dalam aturan fiqh yang disimpulkan dari
sumbernya. Indikasi ini ditemukan terutama dalam Al-Qur’an dan sunah sebagai sumber utama
syariat.

Aturan fiqh dengan demikian berasal dari Al-Qur’an dan sunah dengan kesesuaian pada
kumpulan prinsip dan metode yang secara kolektif dikenal sebagai ushul fiqh. Beberapa penulis
telah menjelaskan ushul fiqh sebagai metodologi hukum. Hal ini sebagaimana dituliskan oleh
Abdul Wahab Khalaf bahwa ushul fiqh merupakan cabang ilmu yang memiliki bahasan terkait
hukum syara’ yakni mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalilnya secara
terperinci.

Makna dari pengertian ini juga menunjukkan bahwa ushul fiqh merupakan kompilasi hukum
syara’ mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalilnya secara detail. Al-Qur’an dan
sunah pada dasarnya mengandung metodologi meskipun hanya sedikit. Kedua sumber tersebut
lebih menyediakan indikasi dari mana aturan syariah dapat disimpulkan. Metodologi ushul fiqh
mengacu pada metode penalaran, seperti analogi (qiyas), preferensi hukum (istihsan), praduga
kesinambungan (istishab), serta kaidah tafsir dan deduksi.

Hal ini dirancang untuk pemahaman yang benar tentang hukum dan ijtihad.Fiqh dengan
demikian merupakan produk akhir dari ushul fiqh, tetapi keduanya merupakan disiplin ilmu yang
berbeda. Perbedaan utama antara fiqh dan ushul fiqh berkaitan dengan pengetahuan tentang
aturan rinci hukum Islam dalam berbagai cabangnya dan metode yang diterapkan dalam aturan
tersebut dari sumbernya.

Fiqh adalah hukum itu sendiri, sedangkan ushul fiqh adalah metodologi hukum. Hubungan
antara dua disiplin ilmu tersebut menyerupai aturan tata bahasa atau aturan logika (mantiq) pada
filsafat. Pembuka Wacana 34 Ushul fiqh pada pengertian ini memberikan kriteria standar untuk
deduksi yang benar dari aturan-aturan fiqh berdasarkan sumbernya. Pengetahuan fiqh yang
memadai membutuhkan keakraban dengan sumber-sumbernya. Inilah syarat yang perlu
dimengerti oleh orang yang dianggap sebagai faqih.Ushul fiqh memiliki tujuan penting dalam
membimbing ahli hukum untuk melakukan ijtihad dan menentukan hukum syara’ dari sumber-
sumbernya. Kebutuhan akan metodologi yang baik menjadi semakin penting ketika individu
yang tidak memenuhi syarat mencoba melakukan ijtihad.

Ini tentu akan meningkatkan risiko kesalahan dan kebingungan dalam perkembangan
syari’ah. Ushul fiqh memainkan peran penting dalam memastikan bahwa ijtihad dilakukan
dengan benar dan membantu ahli hukum dalam membedakan metode deduksi yang paling tepat
untuk menentukan hukum syar’i untuk setiap masalah.

Dalam hal ini, ushul fiqh mengatur penggunaan alat bantu, seperti qiyas, istihsan, istishab,
istislah, dan cara lain yang membantu dalam proses penetapan hukum syara’.Selanjutnya, ushul
fiqh memungkinkan ahli hukum untuk memastikan dan membandingkan kekuatan serta
kelemahan dalam ijtihad dan mengutamakan aturan ijtihad. Segala hal dalam Islam memiliki
tuntunan tersendiri, mulai dari aturan wajib hingga sunah.Aturan-aturan dalam Islam memiliki
metode tersendiri dalam penentuan hukumnya.

Hal ini tidak terlepas dari sumber hukum dalam Islam yang membuat umat Islam harus
mengambil tuntunan sebagaimana yang seharusnya.Sejalan dengan uraian pengantar yang telah
dijelaskan, buku ini akan membahas secara luas segala hal yang terkait dengan ushul fiqh.
Pemahaman terkait konsep dasar dari ushul fiqh, seperti pengertian, sejarah, dan objek kajian
dari ushul fiqh menjadi penting untuk diketahui terlebih dahulu agar pemahaman pada topik
bahasan yang lain dapat dipahami dengan mudah. Selain kajian dasar tersebut, buku ini secara
luas juga membahas hal-hal, seperti ijtihad, dalil hukum syara’, aliran-aliran ushul fiqh, dan
sebagainya.

Pembahasan yang luas diharapkanakan memberikan sudut pandang baru terhadap segala
sesuatu.Hukum dalam Islam tidak terbatas pada perintah dan larangan. Cakupannya jauh lebih
luas, seperti tidak hanya berkaitan dengan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan seseorang,
tetapi juga dengan apa yang harus dia lakukan atau seharusnya tidak dilakukan, dan ranah yang
jauh lebih luas di mana keputusannya untuk melakukan atau menghindari melakukan sesuatu
adalah miliknya atau hak prerogatif sendiri. Ushul fiqh memberikan tuntunan pada semua
bidang tersebut.

C. Pengertian Ushuluddin

Ushuluddin (lawan kata Furu’uddin) berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫)أصول الدين‬. Uṣūl adalah
dasar, fondasi. Sedangkan al-Dīn adalah agama. Sehingga apabila digabungkan menjadi Uṣūl al-
Dīn berarti adalah dasar-dasar keyakinan agama Islam. Uṣul al-Dīn juga bahkan sering disebut
dengan ilmu kalam, atau bahkan ilmu tauhid, dan mungkin juga ilmu teologi.
Ilmu usuluddin dinamakan dengan ilmu kalam antara lain kerana :

1) di antara persoalan yang menjadi pokok pembahasannya ialah kalam Allah SWT, iaitu Al-
Qur’an, apakah azali atau non azali;
2) ulama’ kalam (mutakalimin), kerana pengaruh penggunaan dalil-dalil yang jelas pada
pembicaraan-pembicaraan mereka mengesahkan mereka sebagai ahli-ahli bicara. Hal ini sesuai
dengan ucapan kata kalam itu sendiri yang bererti bicara atau ucapan; dan
3) pembuktian kepercayaan yang digunakan serupa dengan lojika dalam filsafat. Untuk
membezakan dengan lojika, maka dinamakan ilmu kalam.

Ilmu usuluddin dinamakan ilmu tauhid kerana pokok pembahasannya bertujuan memurnikan
keesaan Allah SWT, di samping memantapkan keyakinan terhadap pokok-pokok kepercayaan
lainnya. Hal ini kerana ilmu tauhid menerangkan kepercayaan tentang wujud Allah SWT dan
sifat-sifat yang wajib, mustahil dan harus yang ada pada Allah SWT. Demikian pula tentang
sifat-sifat yang wajib, mustahil dan harus ada pada rasul-rasul-Nya. Penamaan ilmu usuluddin
dengan ilmu akidah atau akaid kerana dua hal yang disebut terakhir ini merupakan padanan ilmu
tauhid.

Definisi ushuluddin diantara yang kami bisa temukan adalah apa yang termaktub dalam
penggalan sebagai berikut :

‫انت‬S‫واًء ك‬S‫ابعين س‬S‫حابة والت‬S‫لُف ِم ن الص‬S‫ا الس‬S‫ع عليه‬S‫ والتي أجم‬، ‫ مسائُل الدين الهاَّم ة التي ُيبنى عليها الدين‬:‫أصول الدين وهي‬
‫ ويحرم المخالفة فيها ويترتب على المخالفة فيها القدُح في الدين أو العدالة‬، ‫عقليًة أم خبريًة أم عملَّية‬

“Ushuluddin (Pokok agama) adalah masalah-masalah agama yang fundamental, yang dibangun
diatasnya agama. Dan yang disepakati oleh para ulama’ salaf dari kalangan sahabat, tabi’in.
Sama saja apakah ia berupa aqliyyah, khabariyah ataupun amaliyah.

Dan ia haram untuk diselisihi, penyelisihan terhadap ushuluddin ini memberikan konsekwensi
cacatnya agama serta keadilan seseorang.”
(Majallatul ‘Ulum Asy-Syar’iyyah : 25, edisi ke-39 bulan Rabi’ul Akhir 1437H).
Artinya pokok agama ini adalah hal-hal yang fundamental yang disepakatai oleh para ulama
salaf dari kalangan sahabat, tabi’in dan atbaut tabi’in. Dan tidak boleh bagi siapa saja untuk
menyelisihi prinsip-prinsip agama ini.

Point-point tentang prinsip agama ini telah banyak dituliskan oleh para ulama di dalam kitab-
kitab mereka. Seperti contohnya keyakinan akan adanya syafaat Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam, penentapan bahwa Allah beristiwa’ di atas Arsy, Al-Qur’an itu kalamullah dan bukan
makhluk, Iman itu ucapan dan perbuatan dan yang lainnya. Abu Muhammad Abdurrahman bin
Abi Hatim Ar-Razi menyatakan :

‫سألُت أبي وأبا زرعة عن مذاهب أهل السَّنة في أصول الدين وما أدرك وا عليه العلماء في جميع األمصار وما يعتقدان ِم ن ذلك ؟‬
. ‫ُد وينقص‬SS‫ٌل يزي‬SS‫ اإليماُن قوٌل وعم‬: ‫ أدركنا العلماء في جميع األمصار – حجاًز ا وعراًقا وشاًم ا وَيَم ًنا – فكان ِم ن مذهبهم‬: ‫فقاال‬
‫ والقدر خيره وشره ِم ن هللا عز وجل‬. ‫والقرآن كالم هللا غير مخلوق بجميع جهاته‬

“Aku bertanya kepada ayahku dan kepada Abu Zur’ah Ar-Razi tentang madzhab ahlissunnah di
dalam Ushuluddin, serta apa yang mereka dapatkan dari para ulama di berbagai negri dan
tentang keyakikan keduanya. Beliau berdua lantas menjawab :

Kami mendapati para ulama di berbagai negri, Hijaz, Iraq, Syam, Yaman semuanya menyatakan
bahwa ; Imam itu adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang. Al-Qur’an itu
kalamullah dan bukan makhluk dari seluruh sisinya. Takdir yang baik dan yang buruk itu semua
asalnya dari Allah.”
(Syarah Ushul I’tiqad Ahlissunnah : 1/198 oleh Imam Al-Lalaka’i).

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Ushuluddin (Uṣūl al-Dīn)

Uṣūl al-Dīn tidak ditemukan dalam al-Qur’an dan hadis. Uṣūl al-Dīn dibuat oleh ulama dan
ahli ilmu kalam Islam pada abad pertengahan abad kedua hijriah. Pada masa ini pembahasan-
pembahasan mengenai aliran kalam/ kalam di kehidupan politik dan social di masyarakat Islam
muncul. Hal ini mengakibatkan munculnya beberapa aliran kalam/teologi. Mereka secara
masing-masing kelompok membuat batasan-batasan Islam dan keyakinan mereka sendiri.
Sebagaimana yang kita ketahui, masalah social politik yang melahirkan aliran kalam adalah
permasalahan antara Imam ‘Alī dan Mu‘awiyah. Pada masa ini muncul aliran Khawarij, yaitu
aliran yang menentang Imam ‘Alī dan muncul Syi’ah, yaitu aliran yang menjadi pendukung
Imam ‘Alī.
Pokok-pokok kepercayaan terpenting yang menjadi bidang pembahasan ilmu ini adalah
ketauhidan, kenabian dan kepercayaan pada al-akhirah (akhirat). Bidang-bidang tersebut
meliputi:
(1) keimanan kepada Allah SWT, iaitu pembahasan tentang Allah SWT, yang mencakup kajian
tentang zat, sifat dan perbuatan-Nya;
(2) kitab-kitab-Nya, iaitu pembahasan kitab-kitab Allah SWT, mencakup kajian tentang
kebutuhan manusia terhadap wahyu serta kewajipan untuk menerima apa yang diberitakan-Nya,
termasuk berita-berita ghaib.
(3) rasul-rasul-Nya, iaitu pembahasan nabi-nabi Allah SWT, mencakup kajian tentang apa
yang wajib, mustahil dan harus yang terdapat pada rasul-rasut tersebut; dan
(4) kehidupan di hari kemudian, iaitu pembahasan yang mencakup kajian tentang semua yang
disampaikan oleh para rasul Allah SWT yang termaktub dalam kitab-kitab-Nya, iaitu perihal
kehidupan sesudah mati.

PENUTUP

Kesimpulan

Makna syari’ah adalah jalan ke sumber (mata) air, dahulu (di arab) orang mempergunakan
kata syari;ah untuk sebutan jalan setapak menuju ke sumber (mata) air yang diperlukan manusia
untuk minum dan membersihkan diri. Kata syari’ah ini juga berarti jalan yang lurus, jalan yang
lempang tidak berkelok kelok,juga berarti jalan raya.
Ushul fiqh adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar dan metodologi dalam pemahaman
dan interpretasi hukum Islam. Ilmu ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan hukum pada
masalah-masalah yang tidak diatur oleh Al-Qur’an.
Ushuluddin (lawan kata Furu’uddin) berasal dari bahasa Arab, yaitu ‫)أصول الدين‬. Uṣūl adalah
dasar, fondasi. Sedangkan al-Dīn adalah agama. Sehingga apabila digabungkan menjadi Uṣūl al-
Dīn berarti adalah dasar-dasar keyakinan agama Islam. Uṣul al-Dīn juga bahkan sering disebut
dengan ilmu kalam, atau bahkan ilmu tauhid, dan mungkin juga ilmu teologi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9397526/
Makalah_Studi_Hukum_Islam_Syariat_Fiqh_dan_Hukum_Islam

https://www.slideshare.net/rajaaidilangkat/makalah-studi-hukum-islam2

https://ilmu-ushuluddin.blogspot.com/2016/12/pengertian-dan-sejarah-ilmu-ushuluddin.html?
m=1

https://bimbinganislam.com/apa-itu-ilmu-ushuluddin/

Anda mungkin juga menyukai