Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR ILMU FIQIH

Disusun Oleh: Kelompok 1


Nama:
Army Satria Hero Bhakti (222103030023)

Wafiq Isniatil Azizah (22103030013)

Jazilah Makkiyah (221103030055)

Ainun Unsiah (221103030059)


KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Pengantar Ilmu Fiqih” ini kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ilmu Fiqih”

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan makalah ini
hingga selesai. Rasa terimakasih juga kami haturkan kepada:
1. Bapak Dr.H. Rosyadi, BR., M.P.D.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Fiqih
2. Rekan-rekan yang telah membantu support atas penyelesaian makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu kami mohon saran dan kritik dari semuanya.
Penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Jember,3 September 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariah ………………………………………………………………................4
B. Pengartian tentang Fiqih ………………………………………………………………...... 5
C. Pengertian Hukum Islam ………………... ………………………………………………..6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................................................7
B. Daftar pustaka......................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syariah Islam sebagai suatu syariah yang dibawa oleh Rasul terakhir, mempunyai
keunikan tersendiri. Syariah ini bukan hanya menyeluruh atau komprehensif, tetapi juga
universal. Karakter ini sempurna karena tidak ada syariah lain yang datang untuk
menyempurnakannya. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan
baik ritual (ibadah) maupun sosial (Muamalah). Sedangkan universal berarti syariah Islam dapat
digunakan serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, setiap waktu bahkan sampai hari akhir
nanti.

Syariah berarti semua bentuk hukum yang ditetapkan oleh Allah Ta’ala, bagi para hamba-
hambanya, hukum tersebut bersifat wajib dalam agama, sehingga umat Islam memiliki
kewajiban untuk melaksanakannya. Hukum Tuhan tetap hukum Tuhan, meskipun tidak seorang
pun yang mau memberlakukannya. Bahkan, sekalipun orang Islam berdiam di luar wilayah
Islam, mereka tetap diikat oleh hukum Islam. Hukum Islam diturunkan untuk mengikat individu-
individu di mana pun mereka berada. Hukum ini pertama-tama mempertimbangkan hak-hak
masyarakat. Sementara itu, hak-hak individu hanya dilindungi sepanjang hak-hak itu tidak
bertentangan dengan hak-hak masyarakat.

Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan memiliki
obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan
perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan
materi yang baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung
jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin
banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu,
peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di
masyarakat sekitar.
Fiqih tumbuh dan berkembang secara berangsur-angsur sejak masa Nabi dan masa
sahabat. Salah satu sebab tumbuhnya fiqih di tengah para sahabat adalah adanya kebutuhan
masyarakat yang terus berkembang untuk mengetahui hukum dari berbagai permasalahan yang
baru untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat dan mengetahui hak-hak dan
kewajiban mereka masing-masing serta menciptakan kemaslahatan-kemaslahatan yang baru dan
mencegah bahaya dan kerusakan yang terus bermunculan.

Hukum Islam merupakan hukum-hukum Allah yang diwahyukan kepada Nabi


Muhammad SAW baik yang berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan yang terkandung di
dalam al-Qur’an maupun di dalam sunnah Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada
manusia. Di dalam agama Islam seluruh aktivitas manusia diatur berdasarkan syari’at Allah
SWT yang terkandung di dalam Kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

Tujuan umum hukum Islam dalam menetapkan hukum-hukumnya adalah mewujudkan


kemaslahatan-kemaslahatan manusia dengan menjamin hal-hal yang menjadi kebutuhan pokok
mereka (dharuri) dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekunder mereka (hajiyat), serta
kebaikan-kebaikan mereka (tahsiniyat). Setiap hukum Islam sangat dipengaruhi oleh salah satu
dari ketiga hal tersebut, karena salah satu dari tiga hal tersebutlah yang menjadi penyebab
terwujudnya kebutuhan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Syariah

2. Apa yang dimaksud dengan Fiqih

3. Bagaimana penjelasan tentang Hukum Islam

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan
ilmu tentang apa itu tentang Syariah, Apa yang dimaksud dengan Fiqih, Bagaimana penjelasan
tentang Hukum Ilmu Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYARIAH

Syariah adalah kata syari'ah yang berasal dari kata syara ‘ a . Kata ini menurut ar – Razi
dalam bukunya mukhtar – us shihab bisa berarti nahaja (menempuh) awdhaha (menjelaskan) dan
bayyyan al – masalik ( menunjuk jalan). Menurut al jurjani syariah bisa berarti madzhab dan
thariqah mustaqim /jalan yang lurus. Kata syariat yang kita tulis syari' ah secara harfiah adalah
jalan menuju sumber (mata) air yakni jalan yang lurus yang harus diikuti oleh setiap muslim,
syariat merupakan jalan hidup manusia, ketetapan ketetapan Allah SWT dan ketentuan rosulnya
baik dalam larangan ataupun suruhan meliputi ospek hidup dah kehidupan manusia. ( ali.
Muhammad daud, 2011: 46).

Dilihat dari segi ilmu hukum Syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan
oleh Allah swt yang wajib diikuti oleh orang Islam yang didasarkan iman yang berkaitan dengan
akhlak, baik hubungan nya dengan Allah SWT dan sesama manusia dan benda dalam
masyarakat . Nurma hukum dasar ini diJelaskan dan dirinci oleh nabi Muhammad SAW sebagai
rosulnya, Oleh karena itu syariat Terdapat dalam al – Qur’an dan dikitab – kitab hadist.

Manna' kholil al qathan berkata : “syariat pada asalnya menurut bahasa adalah sumber air
yang digunakan untuk minum, kemudian digunakan oleh orang-orang Arab dengan arti jalan
yang lurus ( syiroth al mustaqim) , karena tempat keluarnya air itu adalah sumber kehidupan,
keselamatan/kesehatan badan. Demikian juga adalah arah dari jalan yang lurus yang
mengarahkan manusia pada kebaikan, padanya ada kehidupan jiwa dan pengoptimalan akal
mereka “Kata atau lafaz syariat terdapat banyak dalam al-quran misalnya firmannya Allah SWT,
dalam surat al – jaatsiyah ayat 18:

‫ُثَّم َجَع ْلٰن َك َع ٰل ى َش ِر ْيَعٍة ِّم َن اَاْلْم ِر َفاَّتِبْع َها َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو ۤا َء‬
‫اَّلِذ ْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن‬
Yang artinya: “Kemudian kami jadikan kamu berada diatas syariat ( peraturan) dari urusan
( agama) itu , maka itulah syariat itu, dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak mengetahui .

Syariat dalam defini terbatas adalah hukum ilahi seperti yang dinyatakan oleh al
Qur’an dan as – Sunnah. Dengan demikian, syariah adalah berhubungan dan juga berbeda
dengan fikih, yang dihukum interpretasi oleh manusia.

Ada 2 sumber hukum syariah yaitu al–Qur’an dan as–sunnah. Al – Quran adalah firman
Allah yang tidak bisa diubah , sebagian besar aturan -aturan, nilai-nilai moral al – qur an yang
mengharuskan umat islam untuk mengikuti nya. As – sunnah kehidupan dan contoh dari nabi
Muhammad SAW. As – Sunnah terkandung dalam hadist atau periwayatan berisi sabda Nabi
Muhammad SAW, perbuatan, tindakan tindakan yang menjadi persetujuannya. Bagi umat Islam
syariah adalah tugas manusia secara menyeluruh, meliputi moral, aspirasi, spiritual, ibadah
formal dan ritual yang rinci. Syariah mencangkup seluruh aspek hukum publik dan perorangan,
kesehatan, kesopanan, bahkan pembinaan budaya.

Perbedaan syariah dan ilmu fiqih Syariah:


 berasal dari al Qur’an dan as Sunnah
 bersifat fundamental
 hukumnya bersifat qhat'i ( tidak berubah)
 hukum Syariatnya hanya satu ( universal)
 langsung dari Allah yang kini berada dalam al Qur’an

Ilmu fiqih:
 karya manusia yang bisa berubah
 bersifat fundamental
 hukumnya dapat berubah
 banyak berbagai macam
B. PENGERTIAN FIQIH

Fiqih adalah di dalam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fiqih atau kadang-kadang
fiqih setelah diindonesiakan, artinya paham atau pengertian. Sedangkann menurut terminologi
fiqih ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalilnya
yang terperenci. Ada beberapa pengertian yang esensinya sama Menurut Abdul Wahab Khallaf
dalam bukunya ‘Ilmu Ushul al- fiqh, fiqh adalah korelasi hukum-hukum syara’ praktis yang
diambil dari dalil-dalilnya yang terperenci. Sedangkan Abu Zahrah dalam bukunya Ushul al-
Fiqih mendefinisikan fiqih sebagai ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan
perbuatan orang-orang mukallaf dan dihasilkan dengan cara ijtihad dari dalil-dalil yang
terperinci. Jika kata Fiqih di gabung dengan ilmu atau dengan sebutan ilmu fiqih yang berarti
ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan hadist
untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang sudah terikat oleh hukum islam yakni seperti
orang yang dewasa, berakal sehat, mampu dan sebagainya.

Kemudian dari hasil pemahaman tentang ilmu islam di susun secara sistematis di kitab-kitab
fiqih dan itu disebut hukum fiqih. Sebagai produk pemikiran manusia, fiqih bukanlah sesuatu
yang rigid terhadap perubahan dan perkembangan zaman, oleh karenanya fiqih dituntut untuk
dapat memberikan jawaban yuridis terhadap berbagai tuntutan dan persoalan hidup dan
kehidupan manusia, sedangkan dinamika kehidupan senantiasa berkembang sehingga melahirkan
berbagai perubahan. Sebagai produk pemikiaran manusia, fiqih sangat bersifat temporal dan
bersifat lokal karena terkait dengan kemampuan mujtahid dalam mengakses sumber-sumber
hukum dan mengadaptasinya dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh karena itu
harus dilakukan upaya berkelanjutan agar fiqih Islam senantiasa memiliki akseptabilitas di
tengah masyarakat, salih likulli zaman wa makan dengan melakukan pendekatan yang lebih
konteks agar tetap bertahan dengan kondisi kekinian dan keakanan. Karena itu pula, kajian fiqh
harus senantiasa terbuka, dan harus dilakukan dengan memperhatikan implikasi-implikasi sosial
dari penerapan produk-produk pemikiran hukumnya, di samping tetap menjaga relevansinya
dengan kehendak doktrin al-Qur’an dan al-Sunnah (Maqashid al-Syari’ah) tentang tingkah laku
manusia. Selain itu dapat kita pahami dengan mudah bahwa fiqih merupakan panduan praktis
tentang tata cara dan perilaku sehari-hari seorang muslim dalam berinteraksi secara vertikal
(berhubungan dengan Tuhan) yang dikenal dengan ibadah, atau interaksi horizontal
(berhubungan dengan sesama muslim, alam, dan lingkungan) yang disebut dengan muamalah
dalam arti yang luas.

Mengenal Ushul Fiqih


Ushul fiqih adalah Menurut aslinya kata "Ushul Fiqih" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab
"Ushulul Fiqih" yang berarti asal-usul Fiqh sedangkan, menurut istilah ushul fiqih adalah ilmu
yang membicarakan berbagai kaidah dan ketentuan yang dapat merumuskan syariat islam sesuai
dengan sumbernya. ushul fiqih secara sederhana adalah cara atau metode yang dijadikan
perantara untuk memproduksi sebuah hukum. Pengetahun tentang metode dan tata cara
memproduksi hukum-hukum syar’i melalui dalilnya itu yang disebut dengan ushul fiqih.
Misalnya, membasuh muka dalam wudlu’ merupakan kewajiban dan salah satu unsur yang harus
ada (rukun). Bagaimana metode dan cara menghasilkan hukum wajib membasuh muka dalam
wudlu’ itulah garapan ushul fiqih. Proses apa yang harus ditempuh oleh seorang mujtahid
melalui sumber-sumber hukum atau dalil-dalil syar’i sehingga menghasilkan hukum wajib.
Dengan kata lain ushul fiqih adalah Kumpulan kaidah-kaidah yang menjelaskan kepada faqih
(ahli hukum Islam) cara-cara mengeluarkan hukum-hukum dari dalil-dalil syara’. Dari
pemakaian ilmu ini kadang di gunakan untuk menetapkan dalil bagi suatu hukum, menetapkan
hukum dengan menggunakan dalil Al-Quran dan hadist yang berhubungan dengan perbuatan
mukallaf, yang di rumuskan dalam suatu ilmu yakni ilmu fiqh agar mudah untuk dipahami dan di
aplikasikan.

Topik-topik dan ruang lingkup yang dibicarakan dalam pembahasan ilmu Ushul Fiqih ini
meliputi:

a. Membahas beberapa bentuk dan hukum fiqih , seperti hukum taklifi (wajib, sunnat, mubah,
makruh, haram) dan hukum wadl'i (sabab, syarat, mani', 'illat, shah, batal, azimah dan rukhshah).

b. Membahas Masalah perbuatan seseorang yang akan dikenal hukum (mahkum fihi) sengaja
atau tidak perbuatan yang dilakukan, mampu atau tidak , menyangkut hubungan dengan manusia
atau Tuhan, apa dengan kemampuan sendiri atau dipaksa, dan sebagainya.

c. Membahas Pelaku suatu perbuatan yang akan dikenai hukum (mahkum 'alaihi) apakah pelaku
itu mukallaf atau tidak, apa sudah cukup syarat taklif padanya atau tidak, apakah orang itu
ahliyah atau bukan, dan sebagainya.
d. Membahas Keadaan atau sesuatu yang menghalangi berlakunya hukum ini meliputi keadaan
yang disebabkan oleh usaha manusia, keadaan yang sudah terjadi tanpa usaha manusia dan
sebagainya.

e. Masalah istinbath dan istidlal meliputi makna zhahir nash, takwil dalalah lafazh, mantuq dan
mafhum yang beraneka ragam, 'am dan khas, muthlaq dan muqayyad, nasikh dan mansukh, dan
sebagainya.

f. Masalah ra'yu, ijtihad, ittiba' dan taqlid; meliputi kedudukan rakyu dan batas-batas
penggunannya, fungsi dan kedudukan ijtihad, syarat-syarat mujtahid, bahaya taqlid dan
sebagainya.

g. Masalah adillah syar'iyah, yang meliputi pembahasan Al-Qur'an, As-Sunnah, ijma', qiyas,
istihsan, istishlah, istishhab, mazhabus shahabi, al-'urf, syar'u man qablana, bara'atul ashliyah,
sadduz zari'ah, maqashidus syari'ah/ususus syari'ah.
C. HUKUM ISLAM

Istilah hukum islam merupakan terjemahan dari Islamic law dalam literature barat istilah
ini kemudian menjadi popular. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum islam
maka perludiketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata hukum secara etimologi berasal
dari akar kata bahasa arab, yaitu hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi
hukman.

Berdasarkan akar hakama tersebut kemudian muncul kata al-hikmah yang memiliki arti
kebijaksanaan. Hal ini dimaksdkan bahwa orang yang memiliki hukum kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka dianggapsebagai orang bijaksana.arti lain
yang muncul dari akar kata tersebut adalah “kendali atau kekangan kuda”, yakni bahwa
keberadaan hukum pada hakikatnya adalah untuk mengendalikan atau mengekang seseorang dari
hal-hal yang dilarang oleh agama. Makna “mencegah atau menolak” juga menjadi salah satu arti
dari lafaz hukmuyang memiliki akar kata hakama tersebut. Mencegah ketidak adilan, mencegah
kedzaliman, mencegah penganiayaan dan menolak mafsadat lainnya.

Al-fayumi dalam buku zainudin ali, hukum,islam,pengantar hukum islaam di Indonesia ia


menyebutkan bahwa hukum bermakna dan memutuskan, menetapkan, dan menyelesaikan stiap
permasalahan.Muhammad daud ali menyebutkan bahwa kata hukum yang berasal dari lafadz
arab tersebut bermakna norma, kaidah, ukuran, tolak ukur, pedoman, yang digunakan untuk
menilai dan melihat tingkah laku manusia dengan lingkungan sekitarnya.Dalam kamus Oxford
sebagaimana dikutip oleh Muhammad muslehuddin, hukum diartikan sebagai “ sekumpulan
aturan, baik yang berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan
bangsa tertentu dan mengikat bagi anggotanya”.

Selanjutnya islam adalah bentuk mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaman dengan


mengikuti wazn .namun kalimat asal dari lafadz islam adalah berasal dari kata salima-yaslamu-
salaman-wa salamatan yang memiliki arti selamat (dari bahaya), dan bebas (dari cacat).Islam
bermakna sebagai sebuah ketundukan dan penyerahan diri seorang hamba saat berhadapan
dengan tuhannya. Hal ini berarti bahwa manusia dalam berhadapan dengan tuhannya (Allah)
haruslah merasa kerdil, bersikap mengakui kelemahan dan membenarkan kekuasaan allah swt.
Kemampuan akal dan budi manusia yang berwuud dalam ilmu pengetahuan tidaklah sebanding
dengan ilmu dan kemampuan allah swt. Kemampuan manusia bersifat kerdil dan sangat terbatas,
semisal hanya terbatas pada kemampuan menganalisis, menyusun kembali bahan-bahan alamiah
yang telah ada untuk diolah menjadi bahan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi
tidak mampu menciptakan dalam arti mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada (invention).
Berdasarkan beberaapa pengertian di atas mengenai islam, maka islam sebagai agama
keselamatan lahir batin hendaklah memenuhi tiga aspek sebagai berikut, Dalam hubungan
vertikal dengan tuhan (Allah), manusia harus berserah diri kepada allah rabb Alamin, tuhan
semesta alam.

Hubungan sesame makhluk sebagai wujud hubungan horizontal, islam menghendaki


adanyahubungn saling menyelamatkan antara yang satu dengan yang lain (pergaulan sesama
yang aman, damai, tentram,kerta raharja, dan gemah ripah loh jinawi). Bagi diri pribbadi seorang
muslim, islam dapat menimbulkan kedamaian, ketenangan jiwa (nafs mutmainnah), sakinah,
dan kemantapan jasmani rohani (mental).Jika kata hukum disandingkan dengan islam, muncul
pengertian bahwa hukum islam adalah seperangkat pengaturanberdasarkan wahu allah dan sunah
rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikat untuk
semua umat yang beragama islam, untuk mewujudkan sebuah kedamaian dan kepauhan baik
secara vertikal maupun horizontal.

Hukum islam adalah sekumpuan aturan keagamaaan printah-perintah allah yang


mengatur perilaku kehidupan orang islam adalah representasi pemikiran islam, manifestasi
pandangan hidup islam, dan intisari dari islam itu sendiri.Namun demikian, ada beberapa kata
kunci masalah dalam memulai hukum islam melalui studi sejarah islam, paling tidak ada satu hal
yang harus menjadi perhatian dalam memahami hukum islam.

Hukum islam dimensi ilahiyah karna diyakini sebagai ajaran yang bersumber dari yang
mahasuci, mahasempurna, mahamembenar. Dalam dimensi ini hukum islam diyakini oleh umat
islam sebagai ajaran suci-karna bersumber dari yang mahasuci dan sakralitasnya senantiasa
dijaga. Dalam pengertian seperti ini, hukum islam dipahami sebagai syariat yang cangkupannya
sangat luas, tidak hanya terbatas pada fiqih dalam artian terminologi. Ia mencangkup bidang
keyakinan amaliyah dan akhlak.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMUPULAN

Syariah adalah kata syari' ah yang berasal dari kata syara ‘ a . Kata ini menurut ar – Razi
dalam bukunya mukhtar – us shihab bisa berarti nahaja (menempuh) awdhaha (menjelaskan) dan
bayyyan al – masalik ( menunjuk jalan). Menurut al jurjani syariah bisa berarti madzhab dan
thariqah mustaqim /jalan yang lurus. Kata syariat yang kita tulis syari' ah secara harfiah adalah
jalan menuju sumber (mata) air yakni jalan yang lurus yang harus diikuti oleh setiap muslim,
syariat merupakan jalan hidup manusia, ketetapan ketetapan Allah SWT dan ketentuan rosulnya
baik dalam larangan ataupun suruhan meliputi ospek hidup dah kehidupan manusia. ( ali.
Muhammad daud ,2011: 46). Syariat dalam defini terbatas adalah hukum ilahi seperti yang
dinyatakan oleh al Qur’an dan as – Sunnah. Dengan demikian, syariah adalah berhubungan
dan juga berbeda dengan fikih, yang dihukum interpretasi oleh manusia.

Fiqih adalah di dalam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fiqih atau kadang-kadang fiqih
setelah diindonesiakan, artinya paham atau pengertian. Sedangkann menurut terminologi fiqih
ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang
terperenci. Ada beberapa pengertian yang esensinya sama Menurut Abdul Wahab Khallaf dalam
bukunya ‘Ilmu Ushul al- fiqh, fiqh adalah korelasi hukum-hukum syara’ praktis yang diambil
dari dalil-dalilnya yang terperenci. Sedangkan Abu Zahrah dalam bukunya Ushul al-Fiqih
mendefinisikan fiqih sebagai ilmu tentang hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan
perbuatan orang-orang mukallaf dan dihasilkan dengan cara ijtihad dari dalil-dalil yang
terperinci. Jika kata Fiqih di gabung dengan ilmu atau dengan sebutan ilmu fiqih yang berarti
ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan hadist
untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang sudah terikat oleh hukum islam yakni seperti
orang yang dewasa, berakal sehat, mampu dan sebagainya. Ushul fiqih adalah Menurut aslinya
kata "Ushul Fiqih" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab "Ushulul Fiqih" yang berarti asal-
usul Fiqh sedangkan, menurut istilah ushul fiqih adalah ilmu yang membicarakan berbagai
kaidah dan ketentuan yang dapat merumuskan syariat islam sesuai dengan sumbernya. ushul
fiqih secara sederhana adalah cara atau metode yang dijadikan perantara untuk memproduksi
sebuah hukum. Pengetahun tentang metode dan tata cara memproduksi hukum-hukum syar’i
melalui dalilnya itu yang disebut dengan ushul fiqih. Misalnya, membasuh muka dalam wudlu’
merupakan kewajiban dan salah satu unsur yang harus ada (rukun). Bagaimana metode dan cara
menghasilkan hukum wajib membasuh muka dalam wudlu’ itulah garapan ushul fiqih. Proses
apa yang harus ditempuh oleh seorang mujtahid melalui sumber-sumber hukum atau dalil-dalil
syar’i sehingga menghasilkan hukum wajib. Dengan kata lain ushul fiqih adalah Kumpulan
kaidah-kaidah yang menjelaskan kepada faqih (ahli hukum Islam) cara-cara mengeluarkan
hukum-hukum dari dalil-dalil syara’. Dari pemakaian ilmu ini kadang di gunakan untuk
menetapkan dalil bagi suatu hukum, menetapkan hukum dengan menggunakan dalil Al-Quran
dan hadist yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, yang di rumuskan dalam suatu ilmu
yakni ilmu fiqh agar mudah untuk dipahami dan di aplikasikan.

Istilah hukum islam merupakan terjemahan dari Islamic law dalam literature barat istilah
ini kemudian menjadi popular. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna hukum islam
maka perludiketahui lebih dulu arti masing-masing kata. Kata hukum secara etimologi berasal
dari akar kata bahasa arab, yaitu hakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi
hukman. islam adalah bentuk mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaman dengan mengikuti wazn
.namun kalimat asal dari lafadz islam adalah berasal dari kata salima-yaslamu-salaman-wa
salamatan yang memiliki arti selamat (dari bahaya), dan bebas (dari cacat).Islam bermakna
sebagai sebuah ketundukan dan penyerahan diri seorang hamba saat berhadapan dengan
tuhannya. Hal ini berarti bahwa manusia dalam berhadapan dengan tuhannya (Allah) haruslah
merasa kerdil, bersikap mengakui kelemahan dan membenarkan kekuasaan allah swt.
Kemampuan akal dan budi manusia yang berwuud dalam ilmu pengetahuan tidaklah sebanding
dengan ilmu dan kemampuan allah swt. Kemampuan manusia bersifat kerdil dan sangat terbatas.

Hukum islam adalah sekumpuan aturan keagamaaan printah-perintah allah yang


mengatur perilaku kehidupan orang islam adalah representasi pemikiran islam, manifestasi
pandangan hidup islam, dan intisari dari islam itu sendiri.Namun demikian, ada beberapa kata
kunci masalah dalam memulai hukum islam melalui studi sejarah islam, paling tidak ada satu hal
yang harus menjadi perhatian dalam memahami hukum islam.
B. DAFTAR PUSTAKA

Ali. Mohammad Daud, Hukum islam,Ppengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia.cet XVI; Jakarta: pt Rajagrafindo persada, 2011

HES Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Volume 2 | Nomor 2 | Juli-Desember 2018 p-ISSN: 2549-
4872 │ e-ISSN: 2654-4970

http://www.staimtarate.ac.id/berita/mengenal-ushul-fikih-fikih-dan-kaidah-fikih

www.republika.co.id/berita/phttpsw8d1b458/apa-itu-ilmu-ushul-fiqh

Abdurrauf. Al–Quran dan ilmu hukum. Jakarta; bulan bintang, 1970

Abu Zahra, al-ima. Ushul al-Fiqhi, al-Qhaira; Dar al Fikr al-Arabi;2006

Anda mungkin juga menyukai