Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM


“HUKUM ISLAM DAN PERUBAHAN SOSIAL”
Dosen pengampu : Bpk. Rahmad Agus Sholihin S.H.I.M.H.

Disusun oleh :
Kelompok 11
Putri Dewi Wardani ( 211102030042 )
Nur Elmi Annisa Ramadani ( 211102030036 )
Tegar Maisa Julian ( 211102030031 )

PROGAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ


JEMBER

TAHUN AJARAN2021-2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
perlindungannya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas
dari dosen kami bapak

Makalah ini berjudul “Hukum Islam dan perubahan sosial”. Kami


menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dalam
penulisan, isi maupun tata bahasanya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas dari bapak Rahmad Agus Sholihin S.H.I.M.H.

Sebagai penulis kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua


pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.Jika ada salah kata mohon maaf
dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Jember, 4 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................ 3
A. Pengertian Hukum Islam dan Perubahan Sosial ................. 3
B. Karakteristik Hukum Islam dan Perubahan Sosial ............. 4
C. Pendekatan Hukum Islam dan Perubahan Sosial ................ 7
D. Tujuan Hukum Islam dan Perubahan Sosial ....................... 11
E. Contoh Hukum Islam dan Perubahan Sosial ....................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................... 15
A. Kesimpulan........................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam dan perubahan sosial memiliki hubungan antara satu
sama lain yaitu, salah satu masalah dasar dalam filsafat hukum. Masyarakat
senantiasa melakukan suatu perubahan sosial dalam hidup diikuti dengan
hukum islam dan juga suatu hukum tidak akan berubah begitu saja tanpa
memperhatikan isi dari sumber utama yaitu Al-Quran.
Perubahan sosial dapat terjadi karena adanya perubahan dalam
masyarakat yang mempengaruhi suatu nilai sikap dan pola kelakuandiantara
suatu kelompok yang ada dalam masyarakat. Suatu perubahan menuntut
kemampuan adaptasi diri untuk melakukan perubahan yang terjadi pada
kehidupan masyarakat.
Kebutuhan sosial yang berhubungan dengan hukum yang terkait
dengan aspek kerja hukum yaitu perubahan hukum sarana kontrol sosial dan
sarana engneering.
Perubahan hukum Islam merupakan suatu penyesuaian zaman dan
karakter Masyarakat . Kebutuhan zaman tersebut harus berdasarkan maqashid
Al-syari’ahdan maslahah . Islam juga memiliki prinsip yang harus ditegaskan
yaitu, keadilan, kebebasan serta sikap toleransi terhadap agama yang lain

1
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas rumusan
masalah sesuai dengan latar belakang diatas yakni sebagai berikut
1. Pengertian dari hukum islam dan perubahan social
2. Bagaimana karakteristik hukum islam dan perubahan social
3. Apa saja pendekatan hukum islam dan perubahan social
4. Tujuan hukum islam dan perubahan sosial
5. Contoh hukum islam dan perubahan social

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengeertian hukum islam dan perubahan social
2. Memahami karakteristik hukum islam dan perubahan social
3. Memahami pendekatan hukum islam dan perubahan social
4. Mengetahui tujuan hukum islam dan perubahan social
5. Dapat memberikan contoh hukum islam dan perubahan sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam dan Perubahan Sosial


Istilah hukum islam merupakan terjemahan dari islamic law yang berasal
dari literatur barat, sedangkan dalam Al-Qur’an adanya hanya Syari’ah, fiqih,
hukum islam dan yang seakar dengan itu. Kata hukum berasal dari bahasa Arab
‫ يحكم‬-‫ حكم‬yang bentuk mashder-nya menjadi ‫حك ّما‬. Berdasarkan kata ‫ حكم‬kemudian
muncul kata ‫ الحكمة‬yang memiliki arti kebijaksanaan, berharap orang yang
memahami hukum kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dianggap orang yang bijaksana. Sedangkan menurut Muhammad Daud
Ali mengaktan kata hukum yang berasal dari bahasa Arab memiliki arti norma,
kaidah, ukuran, tolak ukur, pedoman yang digunakan dalam menilai dan melihat
tingkah laku manusia dengan sekitarnya.
Sedangkan dalam kamus Oxford yang dikutip oleh Muhammad
Muslehuddin mengatakan hukum adalah sekumpulan aturan, baik yang berasal
dari aturan formal ataupun adat yang di akui oleh masyarakat dan bangsa tertebtu
dan dapat mengikat anggotanya 1.
Selanjutnya kata Islam adalah bentuk mashdar dari kata ‫اسالما‬-‫يسلم‬-‫اسلم‬
yang mengandung arti ketundukan dan kepatuhan serta bermakna islam, damai
dan selamat. Dengan makna lian islam adalah sebuah ketundukan dan penyerahan
diri seorang hamba saat menghadap Tuhannya (Allah) haruslah merasa rendah
diri, mengakui kelemahan dan membenarkan kekuasaan Allah. 2
Menurut Hasbi As-Shiddieqy, hukum islam adalah koleksi daya upaya paa
ahli hukum untuk menetapkan syari’at atas kebutuhan Masyarakat. Sedangkan
menurut Taufiq Adnan Amal, hukum islam adalah sekumpulan aturan keagamaan

1
Muhammad Muslehudin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis: Studi
Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta, Tiara Wacana, 1997)
2
Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Yogyakarta, Lintang Rasi Aksara Books, 2016),1-3

3
yang mengatur perilaku kehidupan kaum muslimin dalam keseluruhan aspeknya,
baik secara keseluruhan ataupun individual.

Setelah kita memahami tantang pengertian Hukum Islam, maka kita lanjut
dengan mencoba memahami pengertuan dari Perubahan Sosial.
Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai,
sikap dan pola perilaku didalam kelompok masyarakat.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah
perubahan dalam struktur masyarakat seperti munculnya organisasi buruh dalam
masyarakat kapitak, perubahan orgabisasi ekonomi dan politik serta perubahan
lainnya seperti perubahan dalam nilai, norma, tingkah laku, wewenag, organisasi
sosial, lapisan sosial, kekuasaan dan interaksi social. 3

B. Karakteristik Hukum Islam dan Peerubahan Sosial


Menurut Yusuf Al-Qardhawi, karakteristik hukum islam yaitu: Rabbani,
Akhlaqi, Waqiiy, Insani, Tanaasuq dan Syumul. Sedangkan menurut Ismail-
Muhammas Syah, karakteristik hukum islma memiliki ciri-ciri seperti bersifat
Universal, kemanusiaan dan ketiga moral atau Akhlaq.
1. Hukum islam bersifat ke-Tuhanan artinya semua perundang-undangan dan
peraturan yang dibuat harus bersumber dan diambil dari ketentuan hukum
Allah serta tidak bertentangan dengan hukum Allah. Seperti dalam Al-
Qur’an surat Al-An’am ayat 57

ّ ‫إن الحكم إالّ ّّلل يقصّ الح‬


)57( ‫ق وهو خير الفصلين‬

Artinya” Menetapkan hukum itu hanyalaj hak Allah, Dia menerangkan


yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik”. (Q.S Al-
An’am ayat 57).

3
Muhammad Faisol, “Hukum Islam dan Perubahan Sosial”, Jurnal Ilmiah Syari’ah, vol.18, no.1,
2019

4
2. Hukum islam bersifar Universal artinya bahwa hukum islam ditunjukkan
bukan hanya untuk satu golongan atau bangsa, akan tetapi ditunjukkan
untuk seluruh umat manusia. Seperti dalam Al-Qur’an surat Saba’ ayat 28

)28(‫بشيرا ّو نذ يرا ّولك ّن ا كثر ا لنّا س ال يعلمو‬


ً ‫ومآ ار سلنك ّاال كآافّةً لّلنّا س‬

Artinya: Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan


kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mematuhi.
(Q.S Saba’ ayat 28)

3. Hukum islam bersifat Kemanusiaan artinya bahawa seluruh peurndang-


undangan islam dan cabang hukum di tetapkan sangat memperhatikan
ikhwah manusia, baik secara kejiwaan ataupun rohani. Seperti dalam Al-
Qur’an surat Al-Isra’ ayat 70

‫ولقد ك ّر منا بني ادم وحملنهم في الب ّر والٌبحر ورزقنهم ّمن الّطيبت وفضّلنهم على كثير ّم ّمن خلقنا‬
)70( ‫تفضيال‬

Artinya: Dan sesungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan
kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezekidari
yang baik-baik dan kami lebihkan mereka di atas banyak mahluk yang
kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Q.S Al-Isra’ ayat 70)

4. Hukum islam bersifat teratur artinya semua bagian dari masing-masingnya


bekerja dan berjalan secara teratur. Seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Mulk
ayat 3

)3(‫فطور‬
ٍ ‫ت فارجع البصر هل ترى من‬
ٍ ‫الرحمن من تفو‬ ٍ ‫الّذي خلق سبع سمو‬
ّ ‫ت طباقا ً ماترفي خلق‬

Artinya: “Yang ciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidakakan kamu lihat


sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih.

5
Maka lihatlah sekali lagi, adakah amu melihat sesuatu yang cacat?(Q.S
Al-Mulk ayat 3).

5. Hukum islam bersifat Realistik artinya dimana perhatian terhadap nilai-


nilai luhur akhlak tidak menghalangi dalam memperhatikan realita yang
ada.4

Setelah mempelajari tentag karakteristik hukum islam, maka kita lanjut


mempelajari karakteristik Perubahan Sosial.
Perubahan Sosial memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a. Pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur- unsur
immaterial.
b. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
c. Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai
perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
d. Suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-
perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi
maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.
e. Modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
f. Segala bentuk perubahanperubahan pada lembaga lembaga kemasyarakatan
didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.5

4
Musnad Rozin, Karakteristik Hukum Islam dalam Perubahan Sosial, Jurnal Hukum,
vol.13, no.2, 2016
5
Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial ,jurnal,
hal 146

6
C. Pendekatan Hukum Islam dan Perubahan Sosial
Pendekatan sosial dalam memahami hukum Islam tidaklah bisa dihindari,
karena tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian hukum Islam itu berkaitan erat
dengan masalah sosial. Sebagian ahli hukum Islam berusaha untuk memahami
ilmu-ilmu sosial sebagai salah satu alat untuk memahami hukum Islam.
Pendekatan ilmu sosial ini digunakan untuk memahami perilaku seseorang di
masyarakat sesuai dengan hukum Islam yang berlaku.

Dalam hukum Islam perubahan sosial, budaya dan letak geografis suatu
objek hukum, merupakan variabel urgent yang ikut menentukan bisa
tidaknya, dan perlu atau tidaknya suatu perubahan hukum. Sebagaimana
rumusanDari kaidah fiqihtaghayyural-ahkam bitaghayyural-azman (tidak dapat
dipungkiri bahwa berubahnya hukum dengan sebab berubahnya zaman).6

Faktor sosial budaya yang berkembang karena adanya perkembangan


ilmu Pengetahuan dan teknologi telah merasuki berbagai pemikiran hukum Islam.
Hal ini karena perubahan zaman, hukum Islam juga dimaksudkan untuk
merespons berbagai perkembangan sosial budaya dari para pelaku pelaksana
hukum. Berikut beberapa pemikiran dalam hukum Islam yang dipengaruhi oleh
faktor sosial budaya, sebagai berikut :

1. BUDAYA DALAM YURSPRUDENSI

Sejak lahirnya UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, terjadi


perubahan hukum yang sangat signifikan dengan Pemberlakuan undang-undang
ditandai dengan dikeluarkannya PP No. 9 Tahun 1975. Pemberlakuan UU No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan diikuti dengan ditetapkannya Inpres Presiden No.
1 Tahun 1991 tentang KHI.

6
Ibn Qayyim al-Jauziyah, I’lamal-Muawaqi’in ‘anRabbial-‘Alamin(Beirut: Dar Al-fikri,
t.t.),14.

7
7
Pembaruan hukum Islam yang terjadi dalam bidang hukum keluarga
yang disebabkan oleh nilai yang terkandung dalam kitab fikih. Beberapa nilai-
nilai fikih yang telah diperbaharui sebagian telah menjadi peraturan perundang-
undangan hukum positif..

Beberapa yurisprudensi pengadilan agama yang berkaitan dengan


pembaruan hukum Islam di Indonesia:

1. Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 1751/P/1989

Pengadilan Agama Jakarta Selatan memutuskan dan melahirkan hukum


baru yang dan tidak diatur dalam kitab fikih dan peraturan perundang-undangan
tentang perkawinan di Indonesia, bahwa perkawinan yang dilangsungkan melalui
telepon sah.

2. Mahkamah Agung RI Nomor 51.K/AG/1999

Merupakan ahli waris non muslim sejajar dengan ahli waris muslim
Merupakan hal yang baru dalam hukum kewarisan Islam yang berlaku di
Indonesia.

3. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 131.K/AG/1992

Mahkamah Agung memutuskan bahwa harta wakaf tidak dapat ditukar


atau dijual dengan benda lain, tetapi jika terpaksa harus ditukar atau dijual karena
tidak ada manfaatnya pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan pasal 47
Ayat (3) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria yang
pelaksanaannya Dituangkan dalam PP No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan.

7
Beberapa contoh permasalahan hukum keluarga yang muncul saat ini adalah
perkawinan yang ijab kabulnya dilakukan melalui telepon, pembagian harta kewarisan yang
berbeda dalam Alquran dengan melihat aspek sosial, pemberian harta warisan yang berbeda
agama antara ahli waris dan pewaris, mengangkat anak angkat sebagai orang yang dapat
menerima harta warisan melalui wasiat wajibah, wakaf dalam bentuk uang tunai. Akibat majunya
teknologi dan perkembangan zaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan mengharuskan
negara untuk segera mengaturnya dalam peraturan perundang-undangan yang dapat
Memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan agar tidak terjadi kekacauan di masyarakat.

8
4. Putusan Mahkamah Konstitusi No.46/PUU-VIII/2010

Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata


dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang
dapat dibuktikan Berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti
lain menurut hukum Mempunyai hubungan darah.

2. SOSIAL BUDAYA DALAM UNDANG-UNDANG


1. Pencatatan perkawinan

Dalam pasal 2 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan


menjelaskan bahwa Ayat (1) perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hukum masing-masing agama dan kepercayaan itu, ayat (2), tiap-tiap perkawinan
dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Larangan kawin antar agama

Dalam pasal 40 bagian c Inpres Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang KHI,
disebutkan dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dan seorang
wanita karena keadaan tertentu, yaitu wanita yang tidak beragama Islam.

3. Pembatasan usia perkawinan

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 7 menyebutkan


bahwa Perkawinan hanya diizinkan apabila, seorang pria telah berumur 19 tahun
dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun.

4. Wasiat Wajibah dalam KHI

Dalam pasal 209 KHI menjelaskan bahwa, orang tua angkat yang tidak
menerima wasiat diberikan wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta
wasiat anak angkatnya, begitu juga dengan anak angkat yang tidak menerima
wasiat, diberikan wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat orang
tua angkatnya.

9
3. ASPEK SOSIAL DALAM FIKIH

Terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi 8 .


Faktor yang menjadi terjadinya Interaksi sosial antara lain berupa kerja sama
(cooperation), persaingan (competition) dan pertikaian atau pertentangan
(conflict) (SeorjonoSoekanto, 2005:61).

Dalam mengejawantahkan Hukum Islam dapat dilakukan dengan dua


pendekatan; pertama, hukum Islam diakomodir dalam hukum positif sehingga
tercipta hukum positif Islam untuk masyarakat muslim. Kedua pengejawantahan
nilai-nilai hukum Islam yang akan berlaku bagi seluruh masyarakat
walaupun diluar muslim. Kedua pendekatan tersebut akan menentukan
eksistensi hukum Islam dalam sebuah Negara yaitu menjadikannya sebagai
hukum nasional menuju perubahan sosial. Sebagaimana dinyatakan oleh
Weber, bahwa suatu Masyarakat (kelompok sosial akan selalu dipengaruhi oleh
etika keagamaannya yang bersifat sangat normatif. 9)

Kondisi ini mengakibatkan timbulnya ketidakseimbangan dalam


perkembangan lembaga sosial(social lag) yang mengakibatkan terjadinya
kepincangan dan kesenjangan pada masyarakat. Maka dari itu, ijtihaddalam
bidang hukum Islam dalam rangka mengantisipasi perubahan sosial merupakan
suatu hal yang mesti dilakukan. Sebab dengan ijtihad terhadap masalah-
masalah yang belum ada kepastian hukumnya dalam Al-Qur’anSunah akan
dimungkinkan untuk melakukan reinterpretasi secara terus menerus,
pengkajianulang. Penalaranmaksimal dilakukanuntuk menghasilkan pemikiran

8
Yang dimaksud kontak adalah pertemuan langsung yang terjadi antara dua individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Sedangkan yang dimaksud
dengan komunikasi yaitu seseorang memberikan respons atau tafsiran pada perilaku orang lain
yang menjadi lawan komunikasi, baik itu respons dalam bentuk pembicaraan, gerakan badan
(bahasa tubuh) maupun dalam bentuk sikap. Komunikasi merupakan sesuatu yang harus terjadi
diantara individu dalam menciptakan interaksi sosial, karena tanpa adanya komunikasi, tidak
tercipta interaksi sosial dalam masyarakat.
9
Anthony Giddens, Kapitalisme dan teori Sosial Modern, terj.
SoehebaKramadribata(Jakarta: UI Press, 1986), 207.

10
yang orisinal terhadap sumber-sumber keislaman, dengan demikian hukum
Islam tetap relevan bagi perkembangan dan perubahan sosial.

Perubahan sosial pada lembaga kemasyarakatan akan membawa akibat


pada lembaga Kemasyarakatan yang lainnya, oleh karena lembaga-lembaga
Tersebut merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang merupakan suatu
bangunan dengan pola-pola tertentu serta keseimbangan Yang tertentu pula.

D, Tujuan Hukum Islam dan Perubahan Sosial


Tujuan hukum Islam dan perubahan sosial
1. Hukum Islam
Tujuan untuk merealisasikan Kemaslahatan manusia dengan menjamin
kebutuhan pokok (dharûriyyah), kebutuhan sekunder (hâjiyyah) dan kebutuhan
Pelengkap (tahsîniyyat). Dalam wacana umum, kebutuhan dharû-Riyyah disebut
primer, kebutuhan hâjiyyah disebut sekunder, sedangkan Kebutuhan tahsîniyyah
disebut tersier10. Para ahli hukum Islam mengklasifikasikan tujuan-tujuan sebagai
berikut11:

a. Dharûriyyah

kebutuhan hidup yang primer (dharûriyyah) dalam Kepustakaan hukum


Islam disebut dengan istilah al-maqâshid Al-Khamsah atau disebut juga al-
kulliyyat al-khoms (lima hal inti/pokok), yaitu:

I. Hifdz ad-din (memelihara agama)

merupakan fitrah bagi setiap manusia, positif bahkan memberikan


perlindungan sebagai bentuk hak asasi manusia yang harus mendapatkan
perlindungan dari ancaman atau gangguan dari pihak manapun.

II. Hifdz an-Nafs (memelihara jiwa)

10
Rahmat Rosyadi, Formalisasi Syariat Islam dalam Persfektif Tata Hukum Indonesia,
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 46
11
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003),
hlm. 19.

11
Melindungi hak-hak untuk Hidup, merdeka dan merasakan keamanan. Ia
melarang Bunuh diri (an-Nisa’: 29)dan pembunuhan. 12

III. Hifdz an-Nasl (memelihara keturunan)

mewujudkan perlindungan terhadap keturunan Yaitu perkawinan agar


mempunyai keturunan yang saleh dan jelas nasab (silsilah orangtuanya). Dalam
Islam dilarang perbuatan zina dan menuduh orang lain berbuat zina tanpa bukti.

IV. HafdzAl-aql ( memelihara akal )

Merupakan hak untuk mendapatkan pendidikan dan bukan hanya menjaga


kemampuan akal untuk tidak gila ataupun mabuk.

V. Hifdz al-Mâl (memelihara hak milik/harta)


Macam transaksi dan perjanjian (mu’âmalah) Dalam perdagangan
(tijârah), barter (mubâdalah), bagi hasil (mudhârabah), dan sebagainya.
b. Tahsîniyyat

Sesuatu hal yang Dapat memenuhi kehidupan sosial dan menjadikan


manusia Mampu berbuat dan mengatur urusan hidup lebih baik. Keperluan Ini
disebut tersier atau tahsîniyyat. Cara hidup berperilaku yang menunjukkan
tahsîniyyat adalah bersikap ramah Terhadap semua makhluk Allah di muka bumi.

2. Perubahan sosial

Perubahan sosial dalam hukum Islam banyak terjadi suatu perubahan yang
signifikan. Terkait dengan bidang politik , bidang sosial dan bidang kependidikan

a) Bidangpolitik

Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang


bercorak Hindu-Buddha. Tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh

12
Q.S. an-Nisa’: 29 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling Memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan Yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
Dirimu; sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.”

12
kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka,
dan lainnya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan
atau sunan seperti halnya para wali.

b) Bidang sosial

Kebudayaan Islam tidak menerapkan aturan kasta seperti kebudayaan


Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat
Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar
di masyarakat.

c) Bidang pendidikan

Dalam pendidikan perubahan sosial membawa dampak positif bagi


masyarakat. Banyak Ilmu pengetahuan dan teknologimerupakan faktor yang
sangat nyata pengaruhnya dalam hubungan dengan perubahan sosial, tetapi
bukan faktor yang berdiri sendiri, melainkan sebagai proses sosial yang
bersifat kolektif.

E. Contoh Hukum Islam dan Perubahan Sosial


1.Contoh Hukum Islam

Sebenarnya ada banyak hal yang sering kita temukan tentang contoh
hukum islam. Bahkan, kita juga mengalaminya. Contoh hukum islam yang
nyaris kita tidak pernah memikirkan sampai kesana adalah masalah pencatatan
pernikahan.
Jika dilihat di Al-Quran ataupun di hadits, perintah yang mewajibkan
atau menyuruh pencatatan pernikahan tidak ada. Ternyata di masa Rasulullah
SAW pun katanya juga tidak pencatatan nikah. Namun, setelah sepeninggalan
beliau juga tidak mewajibkan untuk mencatat pernikahan.
Menariknya, dari semua itu, tidak ada yang melarang melakukan
pencatatan. Kemudian di era saat ini, pencatatan nikah dilakukan. Hal ini karena
pencatatan nikah dianggap memberi banyak manfaat besar bagi masyarakat.
Misalnya, meminimalisir terjadinya kemudharatan, perselingkuhan dsb. Karena

13
melihat manfaat inilah, maka pencatatan nikah kini menjadi hukum islam
modern yang didasarkan pada maslaha mursalah. 13

2. Contoh Perubahan Sosial

1. Cara Berpakaian
Contoh perubahan sosial yang cukup umum adalah cara berpakaian.
Seperti diketahui jika tren fashion pakaian terus berkembang dari tahun ke
tahun. Tak heran jika masyarakat yang sebelumnya mengenakan pakaian adat
daerah kini berubah lebih modern dan mengikuti tren terbaru.

2. Komunikasi
Perubahan sosial dapat dilihat pada cara berkomunikasi. Dulunya
orang-orang berkomunikasi lewat surat yang dikirim pos yang membutuhkan
waktu lama. Kemajuan teknologi juga merubah cara berkomunikasi yang kini
bisa dilakukan dengan cepat lewat perangkat handphone, email atau internet.

3. Gaya Hidup
Lifestyle atau gaya hidup orang juga terus mengalami perubahan seiring
perkembangan zaman. Perubahan sosial ini cukup beragam karena mencakup
banyak bidang, mulai dari fashion, makanan hingga wisata. Ada perubahan
sosial ke gaya hidup positif namun tak sedikit yang negatif.

4. Pola Pikir
Perubahan sosial juga dapat dilihat pada pola pemikiran rakyat.
Masyarakat menjadi lebih kritis karena akses informasi yang mudah didapa Selain
itu literasi masyarkat menjadi lebih maju berkat dampak globalisasi yang terjadi
saat ini. 14

13
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-islam/
14
https://tirto.id/contoh-perubahan-sosial-dalam-masyarakat-di-kehidupan-sehari-hari-
gbRv

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Islam memainkan peranan dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat, sekalipun masyarakat itu telah disusupi oleh kebudayaan Barat atau
dipengaruhi oleh sekularisma. Dalam masa masyarakat mengalami perubahan
sosial yang dahsyat, maka pribadi dan masyarakat kehilangan pegangan, karena
lembaga-lembaga yang sesungguhnya merupakan pemberi pegangan (seperti
kebudayaan, keluarga, pendidikan) sedang dalam perobahan dan lembaga-
lembaga itu sendiri tidak dapat mengatasi persoalannya. Dalam suasana dan
keadaaan beginilah agama dapat membantu dengan memberi pegangan agar
pribadi dan masyarakat tidak gelisah dan menemukan pegangan yang pasti dan
benar pada ajaran Tuhan.
Hukum Islam dengan berbagai kelebihan yang dimiliki dapat eksis dalam
perubahan sosial dengan prinsip-prinsip dasar yang melekat padanya, sehingga
mampu merespon segala perubahan social yang terjadi. Hukum Islam dengan
segala keunggulannya, merupakan aturan Tuhan yang bertujuan memberikan
kebaikan dan kemudahan kepada umat manusia. Perubahan hukum Islam itu
perlu, untuk menyesuaikan dengan konteks zaman sekaligus dengan karakter
masyarakatnya.
Walaupun hukum Islam didasarkan pada wahyu tetapi tidak menutup
kemungkinan diperlukan adanya interpretasi atau kontekstualisasi dari ketentuan
nash yang ada, dengan demikian ijtihad sebagai keniscayaan. Dengan ketentuan
semacam itu hukum Islam selalu up to date sesuai dengan perkembagan zaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rohidin, Pengantar Hukum Islam, (Yogyakarta, Lintang Rasi Aksara


Books, 2016),1-3

Muhammad Muslehudin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis:


Studi Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta, Tiara Wacana, 1997)

Muhammad Faisol, “Hukum Islam dan Perubahan Sosial”, Jurnal Ilmiah


Syari’ah, vol.18, no.1, 2019

Musnad Rozin, Karakteristik Hukum Islam dalam Perubahan Sosial,


Jurnal Hukum, vol.13, no.2, 2016

Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial


,jurnal, hal 146

Ibn Qayyim al-Jauziyah, I’lamal-Muawaqi’in ‘anRabbial-‘Alamin(Beirut:


Dar Al-fikri, t.t.),14.

Anthony Giddens, Kapitalisme dan teori Sosial Modern, terj.


SoehebaKramadribata(Jakarta: UI Press, 1986), 207.

Rahmat Rosyadi, Formalisasi Syariat Islam dalam Persfektif Tata Hukum


Indonesia, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 46

Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Gema Insani


Press, 2003), hlm. 19.

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-hukum-islam/

https://tirto.id/contoh-perubahan-sosial-dalam-masyarakat-di-kehidupan-
sehari-hari-gbRv

16

Anda mungkin juga menyukai