“Hukum Internasional”
Disusun oleh :
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................2
C. Tujuan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................8
B. Saran.....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu kajian atau cabang ilmu dari ilmu hukum adalah Hukum
Internasional (international law). Hukum Internasional telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Ilmu Hukum sendiri pada dasarnya juga
telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan
semakin banyak dan berkembangnya aliran- aliran dalam Ilmu Hukum,
mulai dari aliran hukum alam sampai aliran postmodern termasuk critical
legal studies di dalamnya.
Pada awalnya Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku
dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan
internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku
organisasi internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional
dan individu.
Selain itu, Hukum Internasional memegang peranan penting dalam
menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Bisa dibayangkan jika tidak ada
aturan yang berlaku secara internasional (universal) seperti misalnya, aturan
hukum perang (humaniter), aturan tentang keharusan menyelesaikan
sengketa/konflik secara damai atau konvensi- konvensi internasional yang
mengatur mengenai larangan penggunaan senjata-senjata pemusnah massal,
penggunaan nuklir dan aturan internasional lainnya, maka bisa saja Perang
Dunia tidak berhenti sampai “jilid 2”, tetapi bisa saja berlanjut sampai “jilid
10” atau bahkan lebih. Sedangkan ada Hukum Internasional saja masih
banyak peperangan- peperangan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Hukum Internasional
2. Sumber-Sumber Hukum Internasional
3. Subyek Hukum Internasional
4. Pembagian Hukum Inernasional
1.3 Tujuan
1. Untuk memberikan gambaran kepada pihak pembaca terkait sekilas
pengertian hukum internasioanal
2. Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber hukum internasional
3. Untuk memberikan penjelasan terkait subyek hukum inernasional
4. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana pembagian hukum
inernasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Boer Mauna, 2000, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global, Alumni, Bandung, hlm. 5.
2
Jawahir Thontowi&Pranoto Iskandar, 2006, Hukum Internasional Kontemporer,
PT.Refika Aditama, Bandung, hlm 4
3
sedemikian pula hubungan-hubungan mereka dengan orang-orang maupun
badan hukum”.3
Dengan demikian hukum inernasional ialah keseluruhan peraturan atau
norma hukum atau asas-asas hukum yang mengatur hubngan antara negara-
negara dan lembaga-lembaga internasinal. Dengan kata lain keseluruhan
peraturan atau norma hukum yang mengatur hubungn antara subjek-subjek
hukum internasional yang satu dengan subjek hukm internasional lainya yang
mengutamakan kepentingan umum.4
3
Starke, J.G., 2001, Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika,
Jakarta., hlm 34
4
Umar Said Sugiarto, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, JakartaTtimur,
2017,hal 288
5
Henry Campbell, 1979, Black‟s Law Dictionary, Fifth Edition, West Publishing, St.
Paul Minn, h. 1251
4
nations, as subsidiary means for the determination of rules of law.6
Ketentuan tersebut menentukan bahwa Mahkamah yang mengemban
fungsi utama untuk memutus setiap perkara yang diajukan kepadanya, harus
memutus perkara berdasarkan hukum internasional, yang mencakup:
(1) perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat
umum maupun yang bersifat khusus, yang merupakan ketentuan-ketentuan
yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa;
(2) Kebiasaan internasional (international custom), yang merupakan
paraktek yang bersifat umum dan diterima sebagai hukum;
(3) Prinsip atau azas-azas hukum umum yang diakui oleh bangsa-benagsa
beradab;
(4) Putusan-putusan pengadilan dan ajaran dari sarjana yang bereputasi
tinggi dari berbagai bangsa, sebagai sumber tambahan dalam penentuan
kaedah hukum.
Ketentuan tersebut tidak dapat dipisahkan dari ketentuan Pasal 38 ayat (2)
yang menentukan bahwa keberadaan sumber-sumber hukum internasional itu
tidak dapat mengesampingkan kekuasaan Mahkamah untuk memutus perkara
berdasarkan azas ex aequo et bono, dalam hal para pihak menerima penerapan
azas itu. Ex aequo et bono merupakan frase yang diambil dari tradisi civil law
yang berarti dalam keadilan dan keterbukaan (in justice and fairness), sesuai
dengan keadilan dan kebaikan (according to what is just and good), atau sesuai
dengan kepatutan dan rasa keadilan (according to equity and conscience)7
Sumber hukum sebagaimana diatur di dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah
merupakan sumber hukum dalam kategori formil atau sebagai sumber hukum
formil. Sumber hukum sebagaimana diatur di dalam ketentuan tersebut dapat
diklasifikasikan atas dua kategori, yaitu: sumber hukum primer atau utama dan
sumber hukum tambahan atau subsider. Sumber hukum primer mencakup sumber
hukum sebagaimana dimaksud di dalam huruf a, b, dan c. Sedangkan, sumber
hukum tambahan adalah sumber hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf
6
Hugh M. Kindred, 1987, International Law Chiefly as Interpreted and Applied in
Canada, Emond Montgomery Publications Limited, Canada, h. 109
7
Henry Campbell, op.cit., h. 500
5
d.urutan sumber hukum itu tidak mencerminkan peringkat urgensi dari masing
masing sumber. Statuta sama sekali tidak memberikan ketentuan mengenai hal itu.
Setiap sumber memiliki posisi masing-masing dan arti pentingnya tergantung dari
pangkal tolak atau sudut pandang orang yang menentukannya. 8
6
Dalam buku Pengantar Hukum Indonesia, karya C.S.T. Kansil,
S.H. Hukum internasional terdiri atas hukum perdata internasional dan publik
internasional11
1. Hukum perdata internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antara warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain dalam
hubungan internasional.
2. Hukum publik internasional (hukum antarnegara), yaitu hukum yang
mengatur hubungan hukum antara negara yang satu dan negara-negara lain
dalam hubungan internasional. Misalnya :
a) Hukum perdamaian, mengatur perhubungan-perhubungan Negara-
negara dalam masa damai.
b) Hukum peperangan yang mengatur hubungan antar negaera-negara
berperang.
c) Hukum kenetralan mengatur antara Negara-negara yang tidak turut
berperang (netral) dan Negara-negara yang sedang berperang antara
satu sama lain.12
BAB III
11
https://www.berpendidikan.com/2021/06/macam-macam-pembagian-hukum-nasional-
dan-hukum-internasiona.html
12
Umar Said Sugiarto , Op.Cit, hal .291.
7
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik adalah, hukum inernasional
ialah keseluruhan peraturan atau norma hukum atau asas-asas hukum yang
mengatur hubngan antara negara-negara dan lembaga-lembaga internasional.
Dengan kata lain keseluruhan peraturan atau norma hukum yang mengatur
hubungn antara subjek-subjek hukum internasional yang satu dengan subjek
hukm internasional lainya yang mengutamakan kepentingan umum. Hukum
internasional terdiri atas hukum perdata internasional dan publik internasional.
Sumber hukum internasional (the source of international law) diatur di dalam
Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah International (International Court of Justice-
ICJ). Adapun subjek hukum internasional, antara lain: Negara (States), Tahta Suci
(Vatican/The Holy Emperor), Organisasi Internasional (International
Organizations), Palang Merah Internasional (International Committee of the Red
Cross), Kaum pemberontak (Belligerents;Insurgents), Individu (Individual),
Perusahaan Multinasional (Multinational Corporations) / Perusahaan
Transnasional (Transnational Corporations), Organisasi Non-Pemerintah (Non-
Governmental Organizations).
3.2 SARAN
Dengan ditulisnya makah ini dalam upaya pemenuhan syarat tugas mata
kuliah pengantar hukum Indonesia. Dapat memberikan saran secara langsung
maupun tidak langsung kepada pihak pemakalah.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.berpendidikan.com/2021/06/macam-macam-pembagian-
hukum-nasional-dan-hukum-internasiona.html