Anda di halaman 1dari 26

MODUL 1

DEFINISI HUKUM INTERNASIONAL &

NOMENKLATUR ATAU ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL

Modul ini akan memberikan pemahaman awal kepada peserta kuliah

mengenai ilmu hukum internasional sebagai dasar dari kajian hukum internasional

dan sebelum peserta kuliah mengambil mata kuliah lainnya dalam bidang kajian

ini.

Hukum internasional lebih menitikberatkan pada kajian yang bersifat publik,

sehingga kajian ini sangat berbeda dengan mata kuliah hukum perdata

internasional. Oleh karena itu peserta kuliah sangat diharapkan untuk memahami

antara perbedaan ini, sehingga untuk mendapatkan capaian belajar yang optimal,

maka peserta kuliah diharapkan mengikuti tahapan berikut dalam mempelajari

modul ini:

a. Bacalah bagaian uraian dari setiap Kegiatan Belajar, tahapan diperlukan

agar peserta kuliah mendapatkan informasu atau akhir dari setiap tahapan.

b. Setelah itu, peserta kuliah membaca kembali bagian uraian sambil

mempraktikkan setiap langkah.

c. Kerjakanlah sesuai instruksi yang telah disediakan.

d. Bacalah rangkuman yang disediakan untuk memberikan ringkasan tentang

aspek-aspek esensial dari setiap kegiatan belajar, namun ada juga akan

diminta untuk membuat rangkuman mengenai definisi hukum

internasional sebanyak 1000-1500 kata.


e. Kebijakan tes formatif yang disediakan untuk mengecek seberapa jauh

anda mencapai tujuan pembelajaran setiap kegiatan belajar tanpa melihat

rambu-rambu jawaban yang disediakan.

f. Bila Anda merasa telah menjawab Tes Formatif dengan baik,

bandingkanlah jawaban Anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban

yang disediakan. Bila nilai Anda ternyata telah mencapai tingkat

penguasaan sama atau lebih besar dari 80% setelah dihitung, Anda

dipersilakan meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.


KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

DEFINISI HUKUM INTERNASIONAL

A. Deskripsi Singkat

Dalam Kegiatan pembelajaran 1, peserta kuliah diberikan pemahaman

mengenai definisi dari hukum internasional, sehingga akan nampak

perbedaan dengan hukum perdata internasional. Definisi hukum internasional

akan menjadi pedoman peserta kuliah untuk selanjutnya memperlajari kajian

ilmu hukum internasional sebagai salah satu bagian dari ilmu hukum .

B. Relevansi

Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi dasar bagi peserta kuliah untuk

mengambil mata kuliah selanjutnya dalam kajian ilmu hukum internasional

dan memberikan pemahaman bagi peserta kuliah bahwa hukum internasional

merupakan salah satu cabang dari ilmu hukum.

C. Capaian Pembelajaran

1. Uraian

a. Definisi Hukum Internasional

Hukum internasional yang dipergunakan dalam kajian ini

merupakan hukum internasional publik. Dalam modul ini akan

dipergunakan istilah hukum internasional untuk menjelaskan mengenai

hukum internasional publik. Pada awal perkembangannya banyak

istilah yang dipakai untuk menggambarkan hukum internasional,

seperti hukum bangsa-bangsa. Definisi hukum bangsa-bangsa atau


hukum internasional menurut J.L. Brierly adalah: “as the body of rules

and principles of action which are binding upon civilized to their

relation without one another”.1

F. Sugeng Istanto mengemukakan definisi hukum internasional

dalam suatu rumusan yang membedakannya dengan Hukum Perdata

Internasional sekaligus menolak pandangan bahwa Hukum

Internasional hanyalah merupakan moral internasional saja. 2 Berikut

definisi tersebut dinyatakan “Hukum Internasional adalah kumpulan

ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat

internasional. 3

Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Internasional adalah

keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau

persoalan yang melintasi batas negara dengan negara, negara dengan

subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara

dengan satu sama lainnya. Selanjutnya Mochtar Kusumaatmadja

menjelaskan bahwa dalam perumusan tersebut yang dimaksudkan

adalah hukum internasional publik.

L. Oppenheime

Hukum internasional bukanlah suatu peraturan yang diberlakukan

sebagaimana halnya suatu hukum yang dimiliki oleh negara. Akan

tetapi hal ini tidak terlepas dari kaidah hukum internasional itu sendiri

1
J.L. Brierly, 1955, The Law of Nations, fifth edition, the Clarendon Press, Oxford, hlm. 1.
2
F. Sugeng Istanto, 2014, Hukum Internasional, Edisi Revisi, Cahaya Pustaka, Yogyakarta, hlm. 4-
6.
3
Ibid., hlm. 4.
yang tidak secara langsung menunjuk pada persoalan konstitusi di

dalam negeri.

W. Michael Reisman , Hukum internasional adalah aturan aturan

yang melindungi kedaulatan rakyat bukan kedaulatan negara atau

penguasa , dimana yang seringkali dijadikan sebagai tameng untuk

menindas rakyat.

J. G Starke dalam bukunya An Introduction to International law,

memberikan definisi hukum internasional yaitu sekumpulan hukum

yang sebagian besar terdiri atas asas asas dan peraturan peraturan

tingkah laku yang mengikat negara negara dan karena itu ditaati dalam

hubungan negara negara. Secara luas perumusan hukum internasional

menurut J.G. Starke adalah:

International Law may be defined as that body of law which is


composed for its greater part of the principles and rules of conduct
which states feel themselves bound to observe, and therefore, do
commonly observe in their relations which each other, and which
includes also;4
1) The rules of law relating to the functioning of international
institutions for organisations, their relations within each other, and
their relations with states, individuals, and
2) Certain rules of law relating to individuals and non state entities so
far,as the rights or duties of such individuals and non-state entities
are the concern of the international community.

Starke menyatakan bahwa perumusan hukum internasional ini telah

mengalami perkembangan dan meninggalkan perumusan yang

tradisional, dimana hukum internasional merupakan sistem hukum yang

mengatur hubungan antar negara, tetapi kemudian hukum internasional

4
J.G. Starke, 1999, Introduction to International Law, Butterworths, london, hlm. 3.
tidak hanya mengatur hubungan anntara negara, karena mengalami

perluasan sebab lahirnya subjek-subjek hukum internasional lainnya.

Prof. Hyde dalam bukunya International Law dengan

merumuskan:

a. Peraturan peraturan hukum mengenai pelaksanaan fungsi

lembaga lembaga dan organisasi organisasi internasional,

hubunga lembaga lembaga dan organisasi organisasi itu

masing masing, serta hubungannya dengan negara negara dan

individu individu.

b. Peraturan peraturan hukum tertentu mengenai individu

individu dan kesatuan kesatuan bukan negara, sepanjang hak

hak kewajiban individu dan kesatuan itu merupakan masalah

persekutuan internasional

Dari berbagai pengertian para ahli di atas dapat disimpulakan

bahwa hukum internasional adalah keseluruhan kaidah kaidah , asas

asas yang mengatur secara mengikat subjek subjek hukum internasional

baik negara atau bukan negara dan pelaksanaan fungsi lembaga dan

organisasi internasional yang melintasi negara bertujuan untuk

melindungi kedaulatan rakyat.

Pengertian tersebut di atas , menunjukkan bahwa untuk yang

dimaksud dengan istilah hukum internasional adalah hukum

internasional publik yaitu keseluruhan kaidah dan asas hukum yang


mengatur hubungna internasional atau persoalan yang melintasi batas

negara bukan bersifat perdata. Menurut Mochtar Kusumaatmaja yang

dimaksud hukum perdata internasional yaitu kaidah hukum yang

mengatur hubungan perdata antara pelaku hukum yang masing masing

tunduk pada hukum internasioanal yang berbeda. Atau dengan kata lain,

hukum perdata perdata internasioanl, yaitu hukum yang mengatur

hubungan hukum antara warganegara warganegara suatu negara dengan

warganegara warganegara dari negara lain dalam hubungan

internasioanl(hubungan antar bangsa). Sedangkan hukum pidana

internasional yaitu hukum yang mengatur hubungan antar anegara satu

denagan negara yang lain dalam hubungan internasioanal(hubungan

antar negara). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam pencaturan

internasional dewasa ini terdapat hukum yang mengatur kepantingan

negar dan warga negaranya yaitu:

1. Hukum internasional publik yang lazim disebut hukum

inernasional(HI)

2. Hukum internasional privat yang lazim disebut hukum perdata

internasional(HPI)

Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa perbedaan antara

hukum intrnasional dan hukum perdata internasional akan tampak lebih

jelas bila ditinjau dari masing masing subyek hukumnya. Subyek


hukum internasional adalah negara atau badan hukum sedangkan

hukum perdata internasional adalah perseorangan atau badan hukum

perdata.

b. Istilah Hukum Internasional

Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah hukum

internasional adalah hukum internasional publik, yaitu keseluruhan

kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan internasional atau

persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata. Jadi

pada dasarnya, hukum perdata internasional adalah bagian dari hukum

internasional. Hubungan yang melintasi batas negara negara tersebut

dapat terjadi timbal balik hubungan yang diadakan negara dengan

negara maupun negara dengan subjek hukum bukan negara. Atau

dengan kata lain, hukum perdata internasional adalah hukum yang

mengatur hubungan perdata melewati batas negara, atau hukum yang

mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang

masing-masing tunduk pada hukum perdata nasional yang berlainan. 5

Dengan demikian secra lebih rinci, hukum internasional dapat diberi

pengertian sebagai keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur

hubungan atau persoalan yang bukan bersifat perdata yang melintasi

batas negara yang diadakan oleh negara dengan negara maupun negara

dengan subyek hukum bukan negara. Ada persamaan antara hukum

internasional publik dan hukum perdata internasional, dua-duanya

5
Mochtar Kusumaatmadja, Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni,
Bandung, hlm. 1.
mengatur hubungan hukum yang melintasi batas negara. Perbedaannya

terletak pada sifat hubungan hukum yang diatur. Dalam hukum perdata

internasional maka hubungan hukum yang diatur adalah hubungan

hukum perdata dan dalam hubungan perdata tersebut akan

permasalahan tentang hukum apa yang dipilih oleh para pihak yang

mengatur hubungan hukum tersebut. Sedangkan pada hukum

internasional publik tidak ada pilihan hukum. Kita tidak bisa melihat

pada pihak yang mengadakan hubungan hukum itu untuk mengadakan

perbedaan antara hukum internasional publik dan hukum perdata

internasional. Misalkan pada hukum perdata internasional maka pihak

yang mengadakan hubungan hukum itu adalah perorangan sedangkan

pada hukum internasional publik pihak yang mengadakan hubungan itu

antara negara dan negara. Dalam kenyataannya ada hubungan perdata

yang dibuat oleh negara dengan badan hukum suatu negara, misalkan

kontrak yang dibuat oleh pemerintah Indonesia dengan Siemens (suatu

badan hukum Jerman) untuk pembelian alat-alat komunikasi. Hubungan

hukum itu merupakan hubungan hukum perdata walaupun dibuat oleh

salah satu pihaknya adalah negara. Walaupun kadang sukar untuk

mengadakan perbedaan antara keduanya, namun perbedaan antara

hukum internasional publik dengan hukum perdata internasional

merupakan hal yang dapat diterima secara umum.

Malcolm N. Shaw memberikan pengertian sebagai berikut:

International Law itself is divided into conflict of laws (or private


international law as it is sometimes called) and public international law

(usually just termed international law). The former deals with those

cases, within particular legal systems, in which elements obstrude

raising questions as to the application of foreign law or the role of

foreign courts .... By contrast public international law is not simply

anadjuct of a legal order, but a separate system altogether ....6

Hukum Transnasional

Melihat pengertian hukum internasional publik dan hukum

perdata internasional,maka dalam praktek memang kadang-kadang

sukar untuk menentukan apakah suatu hubungan hukum yang melintasi

batas negara itu termasuk hukum internasional publik ataukah hukum

perdata internasional,maka ada yang mengusulkan sebaiknya diganti

dengan istilah Hukum Transnasional. 7 istilah ini dapat di lihat dalam

ranah hukum pidana internasional, dimana terdapat perbedaan antara

kejahatan internasional dan kejahatan transnasional. Kejahatan

internasional tidak selalu melintasi batas negara, dapat saja terjadi

dalam suatu negara tetapi menimbulkan keresahan bagi masyarakat

internasional, seperti terorisme. Sedangkan kejahatan transnasional

merupakan kejahatan yang melintasi batasan suatu negara atau yang

bersifat lintas batas negara.

6
Malcolm N. Shaw, 1986, International Law, Second Edition, Grotius Publication Limited,
Cambridge, hlm 1-2.
7
Sunaryati Hartono, 1972, Beberapa Masalah Transnasional dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia,
Disertasi Universitas Padjadjaran, Bandung.
2. Latihan

a. Jelaskan pendapat prof Hyde tentang Hukum Internasional!

b. Apakah yang dimaksud dengan Hukum internasional oleh W. Michael

Reisman?

c. Apakah yang dimaksud dengan Hukum internasional oleh J.G. Starke?

Jawaban:

a. Prof. Hyde dalam bukunya International Law dengan merumuskan:

(1) Peraturan peraturan hukum mengenai pelaksanaan fungsi lembaga

lembaga dan organisasi organisasi internasional, hubunga lembaga

lembaga dan organisasi organisasi itu masing masing, serta

hubungannya dengan negara negara dan individu individu.

(2) Peraturan peraturan hukum tertentu mengenai individu individu dan

kesatuan kesatuan bukan negara, sepanjang hak hak kewajiban

individu dan kesatuan itu merupakan masalah persekutuan

internasional

b. W. Michael Reisman , Hukum internasional adalah aturan aturan yang

melindungi kedaulatan rakyat bukan kedaulatan negara atau penguasa ,

dimana yang seringkali dijadikan sebagai tameng untuk menindas rakyat.

c. J. G Starke dalam bukunya An Introduction to International law,

memberikan definisi hukum internasional yaitu sekumpulan hukum yang

sebagian besar terdiri atas asas asas dan peraturan peraturan tingkah laku
yang mengikat negara negara dan karena itu ditaati dalam hubungan

negara negara.

3. Rangkuman

Pada awal perkembangannya banyak istilah yang dipakai untuk

menggambarkan hukum internasional, seperti hukum bangsa-bangsa.

Definisi hukum bangsa-bangsa atau hukum internasional menurut J.L.

Brierly adalah: “as the body of rules and principles of action which are

binding upon civilized to their relation without one another”. . Sugeng

Istanto mengemukakan definisi hukum internasional dalam suatu

rumusan yang membedakannya dengan Hukum Perdata Internasional

sekaligus menolak pandangan bahwa Hukum Internasional hanyalah

merupakan moral internasional saja. Mochtar Kusumaatmaja, Hukum

Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang

mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara dengan

negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek

hukum bukan negara dengan satu sama lainnya. Selanjutnya Mochtar

Kusumaatmadja menjelaskan bahwa dalam perumusan tersebut yang

dimaksudkan adalah hukum internasional publik. W. Michael Reisman

, Hukum internasional adalah aturan aturan yang melindungi kedaulatan

rakyat bukan kedaulatan negara atau penguasa , dimana yang seringkali

dijadikan sebagai tameng untuk menindas rakyat. J. G Starke dalam

bukunya An Introduction to International law, memberikan definisi


hukum internasional yaitu sekumpulan hukum yang sebagian besar

terdiri atas asas asas dan peraturan peraturan tingkah laku yang

mengikat negara negara dan karena itu ditaati dalam hubungan negara

negara

4. Pustaka

a. Boer Mauna. (2005). Pengantar Hukum Internasional, Pengertian,

Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global. PT Alumni:

Bandung

b. F. SugengIstanto. (2014). Hukum Internasional (EdisiRevisi).

CahayaAtma Pustaka: Yogyakarta

D. Tugas dan Lembar Kerja

Pada tugas ini, peserta kuliah diharapkan membaca minimal 2 referensi

dan membuat rangkuman tentang definisi hukum internasional.

E. Tes Formatif

1. Kedudukan perjanjian internasional sebagai sumber hukum dalam statuta

Mahkamah Internasional berada dalam posisi:

a) Pertama

b) Kedua

c) Ketiga

d) keempat

2. Yang di maksud dengan Law Making Treaty adalah


a) perjanjian internasional menimbulkan kaidah-kaidah hukum bagi

masyarakat internasional.

b) perjanjian yang hanya mengikat kedua belah pihak yang membuat

perjanjian.

c) Perjanjian dilaksanakan dengan itikad yang baik.

d) Perjanjian Internasional dilakukan dengan kemauan dan kehendak

bersama.

3. Kelebihan Perjanjian Internasional sehingga dapat dijadikan sumber

hukum,yaitu:

a) Perjanjian Internasional semakin dibutuhkan.

b) Perjanjian Internasional sesuai perkembangan zaman

c) Kandungannya tidak membingungkan

d) Perjanjian Internasional bersifat efektif.

4. Pendapat Rebecca M.M. Wallace yang berkaitan dengan hubungan antara

hukum internasional dan hukum nasional adalah:

a) perluasan dimana pengadilan nasional akan memberikan pengakuan

dalam sistem hukum setempat terhadap hukum internasional yang

bertentangan atau tidak bertentangan dengan hukum nasional.

b) Penerapan perjanjian intrernasional menjadi hukum nasional sehingga

dapat dijadikan sumber hukum harus dilakukan dengan cara

pengesahan.
c) Kedudukan Perjanjian Internasional sebagai sumber hukum nasional

sesungguhnya didasarkan pada sistem hukum nasional masing-masing

negara.

d) Perjanjian Internasional langsung dapat dibelkakukan tanpa

kewenangan dari pengadilan.

-------------Kunci Jawaban---------------

1. A

2. A

3. C

4. A

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bila Anda merasa telah menjawab tes formatif dengan baik,

bandingkanlah jawaban Anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang

disediakan. Jika hasil perhitungan menunjukkan anda telah mencapai tingkat

penguasaan sama atau lebih besar dari 80%, Anda dipersilakan untuk

meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.

Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada kegaitan belajar

1 ini, anda cukup menghitung menggunakan rumus berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 x 100 = %

𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 (𝑎𝑡𝑎𝑢 9)


KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PERBEDAAN HUKUM INTERNASIONAL UMUM,

REGIONAL DAN KHUSUS DAN PERBEDAAN ANTARA

HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL

A. Deskripsi Singkat

Dalam Kegiatan pembelajaran 2, peserta kuliah diberikan pemahaman

mengenai perbedaan hukum internasional umum, hukum internasional

regional dan hukum internasional khusus, disamping itu juga akan diberikan

pemahaman mengenai perbedaan antara hukum internasional dan hukum

nasional.

B. Relevansi

Pemahaman mengenai perbedaan antara istilah dalam hukum

internasional akan memberikan dasar pengetahuan mengenai hukum

internasional ini, sehingga peserta mampu membedakan antara hukum

nasional dan hukum nasional.

C. Capaian Pembelajaran

1. Uraian

a. Hukum Internasional Umum, Hukum Internasional Regional dan

Hukum Internasional Khusus

1) Hukum Internasional umum

Hukum internasional umum yaitu hukum internasional yang

berlaku untuk semua masyarakat internasional tanpa melihat aliran


pemerintahan, agama, ras, sistem ekonominya, dan lain-lain. Di

samping itu ada hukum internasional yang terbatas lingkungan

berlakunya, pada wilayah tertentu (region) tertentu yang disebut

dengan hukum internasional regional, hukum internasional

khusus, yaitu hukum internasional khusus yaitu hukum

internasional yang khusus berlaku bagi masyarakat internasional

tertentu yang tidak didasarkan pada kepentingan regional tetapi

kepentingan tertentu.

2) Hukum Internasional regional

Berkembang karena adanya kebutuhan di suatu wilayah (region)

tertentu. Misalnya aturan hukum yang hanya berlaku bagi negara-

negara di kawasan uni Eropa. Hukum internasional ini lahir karena

adanya kepentingan negara-negara di kawasan regional. Hukum

regional adalah: 8

a) Hukum internasional yang bukan merupakan sub ordinat bagi

hukum internasional umum dan kemudian akan menjadi

suplementer dari hukum internasional umum.

b) Keputusan pengadilan internasional yang memutus kasus

sehubungan dengan masalah regional dalam sengketa antara

negara yang terletak pada satu region tertentu yang yang

mempengaruhi perkembangan internasional regional.

3) Hukum internasional Khusus

8
J.G. Starke, op.cit., hlm. 7.
Hukum internasional khusus lahir karena adanya kepentingan

tertentu diantara subjek hukum internasional, sehingga

kepentingan tersebut dituangkan dalam bentuk kesepakatan

melalui perjanjian multilateral, namun kesepakatan tersebut tidak

terbatas pada suatu region. Yang menyebabkannya menjadi

khusus adalah substansi kesepakatan/ perjanjian internasional

tersebut. Sebagai contoh. Negara yang tergabung dalam OPEC,

maupun negara- negara yang tergabung dalam Organisation of

Islamic Cooperation (OIC).

b. Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Nasional

Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum

nasional, merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan

berbeda. Hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua

sistem hukum yang terpisah, tidak saling mempunyai hubungan

superioritas atau subordinasi. Berlakunya hukum internasional dalam

lingkungan hukum nasional memerlukan ratifikasi menjadi hukum

nasional. Kalau ada pertentangan antar keduanya, maka yang

diutamakan adalah hukum nasional suatu negara.

Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan

hukum nasional saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori

Monisme, hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum

nasional, yaitu hukum nasional untuk urusan luar negeri. Menurut

teori ini, hukum nasional kedudukannya lebih rendah dibanding


dengan hukum internasional. Hukum nasional tunduk dan harus sesuai

dengan hukum internasional.

Berangkat dari pentingnya hubungan lintas negara disegala sektor

kehidupan seperti politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya, maka

sangat diperlukan hukum yang diharap bisa menuntaskan segala

masalah yang timbul dari hubungan antar negara. Hukum

Internasional ialah sekumpulan kaedah hukum wajib yang mengatur

hubungan antara person hukum internasional (Negara dan Organisasi

Internasional), menentukan hak dan kewajiban badan tersebut serta

membatasi hubungan yang terjadi antara person hukum tersebut

dengan masyarakat sipil.

Oleh karena itu hukum internasional adalah hukum masyarakat

internasional yang mengatur segala hubungan yang terjalin dari

person hukum internasional serta hubungannya dengan masyarakat

sipil. Hukum internasional mempunyai beberapa segi penting seperti

prinsip kesepakatan bersama (principle of mutual consent), prinsip

timbal balik (priniple of reciprocity), prinsip komunikasi bebas

(principle of free communication), princip tidak diganggu gugat

(principle of inciolability), prinsip layak dan umum (principle of

reasonable and normal), prinsip eksteritorial (principle of

exterritoriality), dan prinsip-prinsip lain yang penting bagi hubungan

diplomatik antarnegara.
Maka hukum internasional memberikan implikasi hukum bagi

para pelangarnya, yang dimaksud implikasi disini ialah tanggung

jawab secara internasional yang disebabkan oleh tindakan-tindakan

yang dilakukan sesuatu negara atau organisasi internasional dalam

melakukan segala tugas-tugasnya sebagai person hukum internasional.

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan unsur-unsur terpenting

dari hukum internasional; (a) Objek dari hukum internasional ialah

badan hukum internasional yaitu negara dan organisasi internasional,

(b) Hubungan yang terjalin antara badan hukum internasional adalah

hubungan internasional dalam artian bukan dalam scope wilayah

tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati batas

teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang

hanya mengatur hubungan dalam negeri dan (c) kaedah hukum

internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah

hukum, dan ini yang membedakan antara hukum internasional dengan

kaedah internasional yang berlaku dinegara tanpa memiliki sifat wajib

seperti life service dan adat kebiasaan internasional.

Jika hukum nasional ialah hukum yang terapkan dalam teritorial

sesuatu negara dalam mengatur segala urusan dalam negeri dan juga

dalam menghadapi penduduk yang berdomisili didalamnya, maka

hukum internasional ialah hukum yang mengatur aspek negara dalam

hubungannya dengan negara lain.


Hukum Internasional ada untuk mengatur segala hubungan

internasional demi berlangsungnya kehidupan internasional yang

terlepas dari segala bentuk tindakan yang merugikan negara lain. Oleh

sebab itu negara yang melakukan tindakan yang dapat merugikan

negara lain atau dalam artian melanggar kesepakatan bersama akan

dikenai implikasi hukum, jadi sebuah negara harus bertanggung jawab

atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Pengertian tanggung

jawab internasional itu sendiri itu adalah peraturan hukum dimana

hukum internasional mewajibkan kepada person hukum internasional

pelaku tindakan yang melanggar kewajiban-kewajiban internasional

yang menyebabkan kerugian pada person hukum internasional lainnya

untuk melakukan kompensasi.

2. Latihan

Kerjakanlah latihan berikut untuk memperdalam pemahaman!

a) Mengapa ada yang berpendapat bahwa hukum transnasional lebih

cocok digunakan daripada hukum internasional?

b) hukum internasional itu hanya berlaku pada hubungan negara-negara

tertentu yang tidak terletak pada region tertentu disebut dengan

hukum internasional apa?

Jawaban:

a) Berdasarkan pendapat Sunaryati Hartono, hanya peraturan-peraturan

hukum asing atau yang bersifat internasional akan juga dituangkan


dalam perundang-undangan nasional seperti misalkan di dalam surat-

surat berharga, pasar modal, kejahatan komputer dan sebagainya.

b) Disebut sebagai hukum internasional khusus sebab hukum

internasional khusus merupakan hukum yang timbul dari perjanjian-

perjanjian internasional.

3. Rangkuman

Hukum Internasional dapat dibedakan antara hukum internasional

umum, hukum internasional khusus dan hukum regional. Hukum

internasional regional merupakan hukum yang berlaku pada negara-negara

yang ada pada region tertentu. Hukum internasional khusus adalah hukum

internasional yang berlaku antara negara-negara tertentu yang tidak

terbatas dengan region (kawasan).

Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional,

merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum

internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang

terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas atau subordinasi.

Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional

memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada pertentangan

antar keduanya, maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu

negara.

Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum

nasional saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme,

hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum
nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional

kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional.

Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional.

4. Pustaka

a. Ali Sastramidjojo. 1971. Pengantar Hukum Inetrnasional. Djakarta:

Bharata.

b. Boer Mauna. 2000. Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan

Fungsi dalam Era Dinamika Global. Bandung: Alumni.

c. Brierly, J.L. 1955. The Law Of Nations: An Introductiont to the

International Law of Peace, Fifth Edition. Oxford At The Clarendon

Press.

d. Browlie, Ian. 1973. Principles of Public International Law, Second

Edition. Oxford: Claredon Press.

e. Bulajic, Milan. 1993. Principles of International Development Law,

Second Revised Edition. Dordrecht/Boston/London: Martinus Nijhoff

Publishers.

f. Djatikoesoemo, G.P.H. 1956. Hukum Internasional: Bagian Damai.

Djakarta: N.V. Pemandangan.

g. Mochtar Kusumaatmadja, Etty Agoes. 2003. Pengantar Hukum

Internasional. Bandung: Alumni.

h. O. Connell, D.P. 1971. International for Students. London: Stevens &

Sons.
i. Shaw, Malcolm N. 1986. International Law, Second Edition.

Cambridge: Grotius Publications Limited.

j. Starke, J.G. 1984. Introduction to International Law, Ninth Edition.

London: Butterworths.

k. Sugeng Istanto F. 1994. Hukum Internasional. Yogyakarta: Atma Jaya

l. Sumaryo Suryokusumo. 2008. Pengantar Hukum Internasional.

Jakarta.

m. Sunaryati Hartono Sunario. 1991. Pembinaan Hukum Nasional dalam

Suasana Globalisasi Masyarakat Dunia, Pidato Pengukuhan Jabatan

Guru Besar dalam ilmu Hukum Universitas Padjadjaran, tanggal

1Agustus 1991, Departemen Pendidikan Dan kebudayaan, Bandung.

n. Sri Setianingsih Suwardi. 1980. Inti Sari Hukum Internasional Publik.

Bandung: Alumni.

o. Wayan Parthiana. 1987. Beberapa Masalah dalam Hukum

Internasional danHukum Nasional Indonesia. Bandung: Binacipta.

p. Wirjono Prodjodikoro. 1967. Azas-azas Hukum Internasional

Publik.Cetakan Pertama. Djakarta: Pembimbing Masa.

q. Dokumen Departemen Luar Negeri. 1991. Direktorat Organisasi-

Organisasi Internasional. Indonesia dan Organisasi-Organisasi

Internasional.

D. Tugas dan Lembar Kerja

Pada tugas ini, peserta kuliah diharapkan membaca minimal 2 referensi.


E. Tes Formatif

1. Hukum yang lahir karena adanya kepentingan negara-negara dikawasan

regional adalah:

A. Hukum internasional khusus

B. Hukum Publik

C. Hukum Nasional

D. Hukum Internasional regional

2. Grotius sangat terkenal dalam hukum internasional karena pendapatnya

tentang..

A. Laut Bebas

B. Laut Teritorial

C. Laut Pedalaman

D. Alur Kepulauan

3. Prinsip dari hukum Internasional

A. Principle of free communication

B. Erga omnes

C. Principle take and give

D. Principle legality

4. Unsur-unsur terpenting dari hukum internasional adalah:

A. Objek

B. Pemerintah

C. Masyarakat

D. Keadilan
-------------Kunci Jawaban---------------

1. D

2. A

3. A

4. A

F.Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bila Anda merasa telah menjawab tes formatif dengan baik,

bandingkanlah jawaban Anda tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang

disediakan. Jika hasil perhitungan menunjukkan anda telah mencapai tingkat

penguasaan sama atau lebih besar dari 80%, Anda dipersilakan untuk

meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.

Untuk mengetahui persentase penguasaan materi pada kegaitan belajar

1 ini, anda cukup menghitung menggunakan rumus berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 x 100 = %

𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙 (𝑎𝑡𝑎𝑢 9)

Anda mungkin juga menyukai