DISUSUN OLEH :
1. Rival Junivan Putra (220890)
2. Sofi
3. Riana Alam
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum Internasional merupakan suatu aturan yang mengatur hubungan antar negara
yang bersifat lintas batas negara. Setiap negara tidak diwajibkan untuk terikat maupun
tunduk terhadap Hukum Internasional, melainkan itu diserahkan kembali ke setiap
negara untuk tunduk atau tidak terhadap Hukum Internasional. Salah satu negara yang
tunduk terhadap Hukum Internasional yaitu Negara Singapura, Malaysia, Thailand,
Indonesia dan masih banyak negara lainnya yang juga tunduk terhadap Hukum
Internasional.
Bentuk perwujudan hukum internasional dapat dilihat dari pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang meningkatkan intensitas hubungan dan interdependensi
antar negara.Hukum internasional memiliki dampak besar pada berbagai aspek
kehidupan, baik secara nasional maupun internasional, seperti keamanan, hak asasi
manusia, lingkungan, ekonomi, perdagangan, hingga pertahanan dan keamanan. Salah
satu wujud eksistensi hukum internasional adalah melalui perjanjian internasional, yang
merupakan keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara.
Sebagai contoh dapat kita sebut konsep landas kontinen (kontinental shelf) dan
konsep perlindungan. Karena itu, ketentuan hukum internasional regional dan hukum
internasional khusus ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena
memiliki ciri-ciri yang khas, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan darinya.
1
Louis B. Sohn, World Peace Through World Law, 1964.
Kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tertib hukum masyarakat
dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum international di dasarkan atas
pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang
berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu
tidak di bawah, kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang
berdiri di atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan
supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu tertib
hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang sederajat. Anggota
masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional sebagai suatu tertib hukum yang
mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam hubungan antar
mereka. Pengertian Hukum Dunia (World Law, Weltstaatsrecht) berpangkal pada dasar
pikiran yang lain.
Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law).
Akan diuraikan pula perubahan besar yang terjadi baik dalam bidang politik maupun
dalam bidang teknologi yang tidak dapat kita abaikan dalam mempelajari masyarakat dan
hukum internasional dewasa ini.
Di samping hubungan antar negara yang resmi demikian, orang dapat juga
mengadakan hubungan langsung secara perseorangan atau gabungan di lapangan pemiagaan,
keagamaan, ilmu pengetahuan, olahraga atau perburuhan yang melintasi batas negara. Jadi,
yang dinamakan masyarakat internasional itu pada hakikatnya ialah hubungan kehidupan
antar manusia. Masyarakat internasional sebenarnya merupakan suatu kompleks kehidupan
bersama yang terdiri dari aneka ragam masyarakat yang jalin-menjalin dengan erat.
Pendekatan antara negara demokrasi Barat dan negara sosialis Timur setelah mula-
mula mengalami kerenggangan dalam periode perang dingin tak lama sesudah perang Dunia
Il, adalah akibat yang positif dan hikmat dari perkembangan teknologi persenjataan yang
telah menghasilkan senjata pemusnah massal.
Kedua kelompok negara tersebut di atas yang dalam masa memuncaknya perang
dingin merupakan dua macam masyarakat bangsa-bangsa yang masing-masing memiliki
sistem ekonomi, politik dan hukum yang sama sekali berlainan dan disangka didasarkan atas
asas yang tidak dapat didamaikan sehingga seakan-akan tidak ada titik perpaduan di
antaranya, kemudian ternyata memiliki cukup banyak unsur pokok yang sama. Dengan
demikian, adanya suatu masyarakat internasional yang meliputi seluruh bangsa yang ada di
dunia ini benar-benar merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi.
Dengan demikian, ketak serasian antara negara demokrasi Barat dan negara sosialis
Timur, bukan merupakan suatu persoalan asasi dan mutlak, melainkan hanya merupakan soal
berlainan kepentingan yang berdasarkan pandangan falsafah politik yang berlainan.
masyarakat demikian.2 Terhadap pandangan ini ingin kami kemukakan bahwa pertama-tama
pandangan demikian didasarkan atas suatu pandangan yang keliru tentang masyarakat
internasional.
2
Walz, Wesen des Voelkerrecht und Kritik der Voelkerrechtsleugner, 1930
internasional sering kali tergantung pada kekuatan negara pihak. Namun, meskipun
hukum internasional lemah dalam hal penegakan hukumnya, validitasnya tetap diakui.
Kuat dan Lemahnya Hukum Internasional Hukum internasional juga tidak memiliki
badan supranasional yang memiliki kewenangan membuat sekaligus memaksakan
berlakunya suatu aturan hukum internasional kepada anggota masyarakat bangsa-
bangsa yang melanggar hukum internasional. Oleh karena itu, penegakan hukum
internasional sering kali tergantung pada kekuatan negara pihak. Namun, meskipun
hukum internasional lemah dalam hal penegakan hukumnya, validitasnya tetap diakui.
Kuat dan Lemahnya Hukum Internasional
wilayah tertentu,
suatu pemerintahan; dan
kemampuan untuk berhubungan dengan negara lain.
Kemampuan untuk berhubungan dengan negara lain mempunyai arti yang sangat
penting di dalam masyarakat internasional karena dengan adanya hubungan antar negara satu
dengan negara yang lainnya menjadi bukti yang kuat atas kemampuan negara tersebut dalam
menjaga integritas teritorialnya. Dengan kemampuan tersebut dapat menumbuhkan sebuah
persamaan kedudukan ataupun persamaan derajat antar negara, sekaligus kemerdekaan dan
kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara.
Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban antar negara serta meningkatkan
kerja sama dalam melakukan hubungan internasional, setiap negara mengirim delegasi
mereka berupa utusan diplomatik ke setiap negara. Fungsi utama dari adanya putusan
diplomatik ini ialah untuk meningkatkan dan menjalin hubungan persahabatan antar negara.
Utusan diplomatik ini juga memiliki peran sebagai perwakilan perlindungan terhadap warga
di suatu negara penerima utusan diplomatik. Tentunya sebagai negara penerima utusan
diplomatik dan negara pengirim haruslah tunduk pada aturan hukum diplomatik di negara
penerima.
Beberapa negara menjalin hubungan internasional yang merupakan suatu hal mutlak
dan tidak bisa dihindari oleh setiap negara karena hal ini sudah tertuang di dalam Konvensi
Montevideo 1933 yang menyatakan bahwa syarat dari terbentuknya sebuah negara adalah
mampu menjalin hubungan internasional dengan negara lain, yang tujuannya agar bisa satu
negara dengan negara lainnya saling membantu, karena tidak ada satu negara yang dapat
memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Dengan seringnya
negara menjalin hubungan internasional dengan negara lain banyak dampak positif yang
dapat dihasilkan dan tidak dapat dipungkiri lagi selain dampak positif yang didapatkan
adapun sisi negatif dari hubungan internasional ini yaitu jika suatu negara terlibat dalam
suatu pertikaian atau sengketa internasional antara kedua negara, ada sekali banyak kasus
yang menyebabkan ketegangan di antara negara yang bertikai dan kasus yang terjadi
menyebabkan berbagai masalah misalnya saja kasus Sipadan dan Ligitan antara Indonesia
dan Malaysia dan masih banyak lagi.
Maka untuk mencegah adanya sengketa dalam hukum internasional, ada beberapa
peranan hukum internasional yang memiliki tujuan untuk mencapai perdamaian dan
kesejahteraan negara. Hukum internasional mempunyai peranan dalam menjaga hubungan
internasional yang diantaranya sebagai berikut :
Pertama, hukum internasional dapat sebagai upaya dalam menjaga perdamaian dan
mengabaikan segala bentuk peraturan yang tidak diperlukan dalam berbagai peraturan yang
berkaitan dengan kebijakan tinggi, seperti yang berkaitan dengan masalah perdamaian atau
perang. Masalah yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya ataupun antara satu
negara dengan dan banyak negara lainnya akan dapat menimbulkan konflik baik yang
berkaitan dengan hak-hak suatu negara atau dengan banyaknya negara, maupun dengan adat
istiadat seorang kepala negara, diplomasi, atau duta besar. Semuanya memiliki hak dan
kewajiban masing-masing, yang di dalam pelaksanaannya harus mengikuti peraturan dalam
hubungan internasional dan mengikuti semua aturan-aturan yang telah disepakati secara
bersama atau internasional. Suatu negara yang telah mengembangkan hubungan kerja sama
dengan negara lain harus memiliki hubungan diplomatik di negara yang bersangkutan.
Karena seorang diplomat harus mematuhi semua hukum diplomatik yang telah ditentukan
secara internasional di negara tersebut.
Kedua, fungsi hukum internasional untuk kantor-kantor di luar negeri dan praktik
pengacara skala internasional yang dalam kehidupan sehari-hari menerapkan, meningkatkan,
dan mempertimbangkan segala penyelesaian masalah dengan menerapkan aturan-aturan
hukum internasional yang berkaitan dengan berbagai hal dan kasus yang terkait. Kasus-kasus,
itu misalnya mengenai masalah tuntutan ganti rugi antara orang asing yang terlibat dalam
kecelakaan, ataupun tindakan ekstra-teritorial di suatu negara.
BAB III
PEENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum internasional, terdapat dua aspek utama: hukum internasional umum yang
berlaku secara luas, dan hukum internasional regional yang khusus untuk suatu wilayah
tertentu. Meskipun memiliki ciri khas, hukum internasional regional tidak bertentangan
dengan hukum internasional umum. Selain itu, perbedaan antara pengertian hukum
internasional dan Hukum Dunia menyoroti perspektif dasar mengenai tata hukum
masyarakat dunia. Pemahaman tentang masyarakat internasional menjadi dasar bagi
hukum internasional, yang bertujuan untuk menertibkan, mengatur, dan memelihara
hubungan antarnegara serta individu di berbagai bidang kehidupan.
Kekuatan hukum internasional tercermin dalam teori-teori seperti Hukum Alam,
Kehendak Bersama, dan Mazhab Prancis. Sumber-sumber hukum internasional, seperti
perjanjian internasional, kebiasaan, prinsip hukum umum, keputusan pengadilan, dan
pendapat ahli, memberikan kekuatan mengikat pada tingkat internasional. Meskipun
demikian, hukum internasional memiliki kelemahan, termasuk kurangnya institusi formal
untuk menegakkan hukum dan absennya badan supranasional yang dapat memberlakukan
aturan kepada negara-negara pelanggar. Meskipun lemah dalam penegakan, hukum
internasional tetap diakui secara valid.
Hubungan diplomatik antar negara merupakan aspek penting dalam hubungan
internasional modern. Sebuah negara diakui secara internasional jika memenuhi syarat-
syarat seperti penduduk permanen, wilayah tertentu, pemerintahan, dan kemampuan
untuk berhubungan dengan negara lain. Kemampuan tersebut mencerminkan integritas
teritorial suatu negara dan menjadi dasar persamaan kedudukan, kemerdekaan, dan
kedaulatan. Dalam rangka menjaga keamanan dan kerja sama, setiap negara mengirim
delegasi diplomatik. Meskipun hukum internasional memiliki kelemahan, seperti
kurangnya institusi formal untuk penegakan hukum, fungsi utamanya adalah untuk
melayani kebutuhan masyarakat internasional dan menjaga keseimbangan kepentingan
antar negara. Dalam konteks ini, hukum internasional juga memiliki peran dalam
menyelesaikan sengketa dan menjaga perdamaian internasional.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Louis B. Sohn, World Peace Through World Law, 1964.
Walz, Wesen des Voelkerrecht und Kritik der Voelkerrechtsleugner, 1930