Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BENTUK-BENTUK PERWUJUDAN HUKUM INTERNASIONAL”


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Penilaian Tugas Mata
Kuliah Hukum Lingkungan
Dosen Pengampu: Rizky Nurdiansyah S.H.,M.Kn

DISUSUN OLEH :
1. Rival Junivan Putra (220890)
2. Sofi
3. Riana Alam

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hukum Internasional merupakan suatu aturan yang mengatur hubungan antar negara
yang bersifat lintas batas negara. Setiap negara tidak diwajibkan untuk terikat maupun
tunduk terhadap Hukum Internasional, melainkan itu diserahkan kembali ke setiap
negara untuk tunduk atau tidak terhadap Hukum Internasional. Salah satu negara yang
tunduk terhadap Hukum Internasional yaitu Negara Singapura, Malaysia, Thailand,
Indonesia dan masih banyak negara lainnya yang juga tunduk terhadap Hukum
Internasional.

Menurut Mochtar Kusumaatmadja Hukum Internasional merupakan keseluruhan


kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara-negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata
(Sefriani,2016:2). Menurut John O’Brien mengemukakan bahwa Hukum Internasional
adalah sistem hukum yang terutama berkaitan dengan hubungan antarnegara
(Sefriani,2016:2). Pendapat yang dikemukakan oleh Brien ini dapat dipahami mengingat
sampai saat ini negara adalah subjek yang paling utama.

Bentuk perwujudan hukum internasional dapat dilihat dari pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang meningkatkan intensitas hubungan dan interdependensi
antar negara.Hukum internasional memiliki dampak besar pada berbagai aspek
kehidupan, baik secara nasional maupun internasional, seperti keamanan, hak asasi
manusia, lingkungan, ekonomi, perdagangan, hingga pertahanan dan keamanan. Salah
satu wujud eksistensi hukum internasional adalah melalui perjanjian internasional, yang
merupakan keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara.

Perjanjian internasional berkontribusi pada eksistensi hukum internasional dengan


menetapkan aturan dan standar yang harus diterima dan diikuti oleh negara-negara yang
terlibat. Hukum internasional berasal dari kemauan negara dan berlaku karena disetujui
oleh negara. Dengan demikian, hukum internasional merupakan hasil dari interaksi antar
negara yang diatur oleh perjanjian internasional dan prinsip-prinsip hukum internasional.

1.2 Rumusan Masalah


A. Sebutkan bentuk perwujudan Hukum Internasional ?
B. Bagaimana Kekuatan dan Kelemahan Hukum Internasional ?
C. Bagaimana Peran dan Perkembangan Hukum Internasional ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa saja bentuk perwujudan hukum internasional.
2. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan hukum internasional.
3. Untuk mengetahui peran dan perkembangan hukum ininternasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Perwujudan Khusus Hukum Internasional: Hukum Internasional Regional,


Hukum Internasional khusus (spesial) dan Hukum Dunia

Dalam mempelajari hukum internasional, kita akan jumpai beberapa bentuk


perwujudan atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region)
tertentu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di samping hukum internasional yang


berlaku umum (general) terdapat pula hukum internasional regional, yang terbatas daerah
lingkungan berlakunya, seperti misalnya apa yang lazim dinamakan hukum internasional
Amerika Latin.

Adanya berbagai lembaga hukum internasional regional demikian disebabkan oleh


keadaan yang khusus terdapat di bagian dunia itu. Walaupun menyimpang, hukum
internasional regional itu tidak usah bertentangan dengan hukum internasional yang berlaku
umum. Bahkan, ada kalanya suatu lembaga atau konsep hukum yang mula-mula timbul dan
tumbuh sebagai suatu konsep atau lembaga hukum internasional regional, kemudian diterima
sebagai bagian dan hukum internasional umum.

Sebagai contoh dapat kita sebut konsep landas kontinen (kontinental shelf) dan
konsep perlindungan. Karena itu, ketentuan hukum internasional regional dan hukum
internasional khusus ini, walaupun dapat dibedakan dari hukum internasional umum karena
memiliki ciri-ciri yang khas, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan darinya.

Dalam usaha menjelaskan pengertian hukum internasional, perlu juga kiranya


dikemukakan perbedaannya dengan pengertian Hukum Dunia (World Law, Weltstaatsrecht)
yang akhir-akhir ini mulai dipergunakan orang.1

1
Louis B. Sohn, World Peace Through World Law, 1964.
Kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tertib hukum masyarakat
dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum international di dasarkan atas
pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang
berdaulat dan merdeka (independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu
tidak di bawah, kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang
berdiri di atas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (world state) maupun badan
supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu tertib
hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang sederajat. Anggota
masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional sebagai suatu tertib hukum yang
mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam hubungan antar
mereka. Pengertian Hukum Dunia (World Law, Weltstaatsrecht) berpangkal pada dasar
pikiran yang lain.

Menurut konsep ini yang rupanya banyak dipengaruhi analogi dengan hukum tata
negara (constitutional law).

Sesungguhnya adanya hukum internasional itu menganggap terlebih dahulu


(presuppose, voraustellen) adanya suatu masyarakat internasional yang diatur oleh tertib
hukum itu. Dengan perkataan lain, untuk dapat meyakini adanya atau lebih tepat lagi perlu
adanya hukum internasional, terlebih dahulu harus ditunjukkan adanya suatu masyarakat
internasional sosiologis bidang hukum yang akan kita pelajari ini. sebagai. Landasan Setelah
itu akan diuraikan tentang sifat dan hakikat hukum internasional, sebagai tertib hukum yang
mengatur kehidupan masyarakat internasional.

Akan diuraikan pula perubahan besar yang terjadi baik dalam bidang politik maupun
dalam bidang teknologi yang tidak dapat kita abaikan dalam mempelajari masyarakat dan
hukum internasional dewasa ini.

Saling membutuhkan antara bangsa-bangsa di berbagai lapangan kehidupan yang


mengakibatkan timbulnya hubungan yang tetap dan terus-menerus antara bangsa bangsa,
mengakibatkan pula timbulnya kepentingan untuk memelihara dan mengatur hubungan
demikian. Karena kebutuhan antara bangsa-bangsa timbal balik sifatnya, kepentingan
memelihara dan mengatur hubungan yang bermanfaat demikian merupakan suatu
kepentingan bersama.
Untuk menertibkan, mengatur dan memelihara hubungan, internasional ini dibutuhkan
hukum guna menjamin unsur kepastian yang diperlukan dalam setiap hubungan yang teratur.
Hubungan antara orang atau kelompok orang yang tergabung dalam ikatan kebangsaan atau
kenegaraan yang berlainan itu dapat merupakan hubungan tak langsung atau resmi yang
dilakukan oleh para pejabat negara yang mengadakan berbagai perundingan atas nama negara
dan meresmikan persetujuan yang dicapai dalam perjanjian antarnegara.

Di samping hubungan antar negara yang resmi demikian, orang dapat juga
mengadakan hubungan langsung secara perseorangan atau gabungan di lapangan pemiagaan,
keagamaan, ilmu pengetahuan, olahraga atau perburuhan yang melintasi batas negara. Jadi,
yang dinamakan masyarakat internasional itu pada hakikatnya ialah hubungan kehidupan
antar manusia. Masyarakat internasional sebenarnya merupakan suatu kompleks kehidupan
bersama yang terdiri dari aneka ragam masyarakat yang jalin-menjalin dengan erat.

Mengapa di antara sekian hubungan antar-manusia atau kelompok manusia ini


hubungan resmi antara negara-negaralah yang menonjol dan menjadi urusan utama hukum
internasional? Hal ini ialah karena dilihat secara politis-yuridis, negara dengan kekuasaan
teritorialnya yang mutlak dan monopoli dalam penggunaan yang bersamaan ini yang dalam
ajaran mengenai sumber hukum formal dikenal dengan asas hukum umum yang diakui oleh
bangsa-bangsa yang beradab merupakan penjelmaan hukum alami (natuurrecht). Adanya
hukum alami yang mengharuskan bangsa-bangsa di dunia ini hidup berdampingan secara
damai dapat dikembalikan pada akal manusia (ratio) dan naluri untuk mempertahankan
jenisnya (instinct for survival).

Pendekatan antara negara demokrasi Barat dan negara sosialis Timur setelah mula-
mula mengalami kerenggangan dalam periode perang dingin tak lama sesudah perang Dunia
Il, adalah akibat yang positif dan hikmat dari perkembangan teknologi persenjataan yang
telah menghasilkan senjata pemusnah massal.

Kedua kelompok negara tersebut di atas yang dalam masa memuncaknya perang
dingin merupakan dua macam masyarakat bangsa-bangsa yang masing-masing memiliki
sistem ekonomi, politik dan hukum yang sama sekali berlainan dan disangka didasarkan atas
asas yang tidak dapat didamaikan sehingga seakan-akan tidak ada titik perpaduan di
antaranya, kemudian ternyata memiliki cukup banyak unsur pokok yang sama. Dengan
demikian, adanya suatu masyarakat internasional yang meliputi seluruh bangsa yang ada di
dunia ini benar-benar merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal lagi.
Dengan demikian, ketak serasian antara negara demokrasi Barat dan negara sosialis
Timur, bukan merupakan suatu persoalan asasi dan mutlak, melainkan hanya merupakan soal
berlainan kepentingan yang berdasarkan pandangan falsafah politik yang berlainan.
masyarakat demikian.2 Terhadap pandangan ini ingin kami kemukakan bahwa pertama-tama
pandangan demikian didasarkan atas suatu pandangan yang keliru tentang masyarakat
internasional.

2.2 Kuat dan Lemahnya Hukum Internasional


1) Kekuatan Hukum Internasional
Kekuatan hukum internasional meliputi berbagai aspek yang membuatnya
mengikat dan berpengaruh. Beberapa teori yang menjelaskan kekuatan mengikat
hukum internasional antara lain adalah:
 Teori Hukum Alam: Hukum alam merupakan hukum yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat berbangsa-bangsa, di mana hukum internasional merupakan
bagian dari hukum yang lebih tinggi yaitu hukum alam
 Teori Kehendak Bersama: Menurut Triepel, hukum internasional dapat mengikat
karena adanya kehendak bersama-sama dari negara-negara untuk mematuhi hukum
internasional
 Mazhab Prancis: Kekuatan mengikat dari hukum internasional bukanlah faktor yang
mendorong suatu negara untuk mematuhi hukum internasional, tetapi norma hukum
yang mendasar, disebut Grundnorm, yang merupakan hukum tertinggi di suatu negara
yang mendorongnya untuk mengikatkan diri pada hukum internasional

Selain itu, sumber-sumber hukum internasional yang memiliki kekuatan


mengikat antara lain perjanjian internasional, kebiasaan internasional, prinsip hukum
umum yang diakui oleh bangsa beradab, keputusan pengadilan, dan pendapat ahli dari
berbagai negara. Dengan demikian, kekuatan hukum internasional terletak pada
kemampuannya untuk mengikat negara-negara dan subyek hukum internasional serta
memengaruhi perilaku mereka sesuai dengan aturan yang telah disepakati secara
internasional.

2) Lemahnya Hukum Internasional

Hukum internasional memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah


kurangnya institusi formal yang bertugas menegakkan hukum, seperti badan legislatif
pembuat aturan hukum, polisi, jaksa, kepala pemerintahan sebagai eksekutif, dan
pengadilan yang memiliki yurisdiksi wajib terhadap negara yang melakukan
pelanggaran hukum internasional. Hukum internasional juga tidak memiliki badan
supranasional yang memiliki kewenangan membuat sekaligus memaksakan
berlakunya suatu aturan hukum internasional kepada anggota masyarakat bangsa-
bangsa yang melanggar hukum internasional. Oleh karena itu, penegakan hukum

2
Walz, Wesen des Voelkerrecht und Kritik der Voelkerrechtsleugner, 1930
internasional sering kali tergantung pada kekuatan negara pihak. Namun, meskipun
hukum internasional lemah dalam hal penegakan hukumnya, validitasnya tetap diakui.
Kuat dan Lemahnya Hukum Internasional Hukum internasional juga tidak memiliki
badan supranasional yang memiliki kewenangan membuat sekaligus memaksakan
berlakunya suatu aturan hukum internasional kepada anggota masyarakat bangsa-
bangsa yang melanggar hukum internasional. Oleh karena itu, penegakan hukum
internasional sering kali tergantung pada kekuatan negara pihak. Namun, meskipun
hukum internasional lemah dalam hal penegakan hukumnya, validitasnya tetap diakui.
Kuat dan Lemahnya Hukum Internasional

2.3 Peran dan Perkemabangan Hukum Internasional

Hubungan diplomatik bisa dilakukan melalui perspektif hubungan internasional


modern antar negara baik secara bilateral guna memelihara dan meningkatkan pembangunan
bangsa dan negara dalam rangka untuk mencapai tujuan nasional. Negara merupakan pilar
utama dalam hubungan internasional secara formal. Syarat adanya sebuah negara dan bisa
diakui secara internasional adalah adanya penduduk yang permanen yang meliputi :

 wilayah tertentu,
 suatu pemerintahan; dan
 kemampuan untuk berhubungan dengan negara lain.

Kemampuan untuk berhubungan dengan negara lain mempunyai arti yang sangat
penting di dalam masyarakat internasional karena dengan adanya hubungan antar negara satu
dengan negara yang lainnya menjadi bukti yang kuat atas kemampuan negara tersebut dalam
menjaga integritas teritorialnya. Dengan kemampuan tersebut dapat menumbuhkan sebuah
persamaan kedudukan ataupun persamaan derajat antar negara, sekaligus kemerdekaan dan
kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara.

Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban antar negara serta meningkatkan
kerja sama dalam melakukan hubungan internasional, setiap negara mengirim delegasi
mereka berupa utusan diplomatik ke setiap negara. Fungsi utama dari adanya putusan
diplomatik ini ialah untuk meningkatkan dan menjalin hubungan persahabatan antar negara.
Utusan diplomatik ini juga memiliki peran sebagai perwakilan perlindungan terhadap warga
di suatu negara penerima utusan diplomatik. Tentunya sebagai negara penerima utusan
diplomatik dan negara pengirim haruslah tunduk pada aturan hukum diplomatik di negara
penerima.

Dengan adanya suatu peningkatan hubungan kerjasama internasional yang berupa


hubungan diplomatik maka dibuat suatu perjanjian mengenai kegiatan diplomatik. Hubungan
Internasional merupakan hubungan antar bangsa dalam segala aspek yang dilakukan oleh
suatu negara. Hubungan internasional tersebut dapat dilihat sebagai fenomena sosial
sekaligus sebagai hubungan disiplin antara ilmu atau bidang studi dan sebagai sebuah
fenomena sosial. Hubungan internasional dapat mencakup berbagai aspek yang sangat luas,
yaitu adanya sifat kehidupan sosial antar manusia yang bersifat internasional dan kompleks.
Dimana menurut John Houston (1972), menyatakan bahwa fenomena hubungan
internasional dapat melibatkan konferensi internasional, yang dimana mengatur kedatangan
dan keberangkatan diplomat, penandatanganan sebuah perjanjian, pengembangan kekuatan
militer, dan sebagai sebuah arus perdagangan dalam skala internasional. Dalam sistem hukum
internasional ada sistem hukum yang dinamakan sistem otonom, dan juga independen dari
politik internasional. Fungsi utama hukum internasional adalah untuk melayani kebutuhan
masyarakat internasional yang termasuk dalam sistem negara yang otentik. Dan secara
khusus fungsi hukum internasional untuk menegaskan bahwa tugas hukum internasional
sebagai teknik formal yang relatif otonom, serta sebagai instrumen untuk meningkatkan
tuntutan dan agenda khusus dengan perjuangan politik. Hukum internasional beserta
lembaga-lembaganya juga mempunyai maksud, tujuan, dan fungsi dalam menjaga
terwujudnya gagasan keseimbangan kepentingan antar negara.

Beberapa negara menjalin hubungan internasional yang merupakan suatu hal mutlak
dan tidak bisa dihindari oleh setiap negara karena hal ini sudah tertuang di dalam Konvensi
Montevideo 1933 yang menyatakan bahwa syarat dari terbentuknya sebuah negara adalah
mampu menjalin hubungan internasional dengan negara lain, yang tujuannya agar bisa satu
negara dengan negara lainnya saling membantu, karena tidak ada satu negara yang dapat
memenuhi kebutuhan negaranya sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Dengan seringnya
negara menjalin hubungan internasional dengan negara lain banyak dampak positif yang
dapat dihasilkan dan tidak dapat dipungkiri lagi selain dampak positif yang didapatkan
adapun sisi negatif dari hubungan internasional ini yaitu jika suatu negara terlibat dalam
suatu pertikaian atau sengketa internasional antara kedua negara, ada sekali banyak kasus
yang menyebabkan ketegangan di antara negara yang bertikai dan kasus yang terjadi
menyebabkan berbagai masalah misalnya saja kasus Sipadan dan Ligitan antara Indonesia
dan Malaysia dan masih banyak lagi.

Maka untuk mencegah adanya sengketa dalam hukum internasional, ada beberapa
peranan hukum internasional yang memiliki tujuan untuk mencapai perdamaian dan
kesejahteraan negara. Hukum internasional mempunyai peranan dalam menjaga hubungan
internasional yang diantaranya sebagai berikut :

Pertama, hukum internasional dapat sebagai upaya dalam menjaga perdamaian dan
mengabaikan segala bentuk peraturan yang tidak diperlukan dalam berbagai peraturan yang
berkaitan dengan kebijakan tinggi, seperti yang berkaitan dengan masalah perdamaian atau
perang. Masalah yang terjadi antara satu negara dengan negara lainnya ataupun antara satu
negara dengan dan banyak negara lainnya akan dapat menimbulkan konflik baik yang
berkaitan dengan hak-hak suatu negara atau dengan banyaknya negara, maupun dengan adat
istiadat seorang kepala negara, diplomasi, atau duta besar. Semuanya memiliki hak dan
kewajiban masing-masing, yang di dalam pelaksanaannya harus mengikuti peraturan dalam
hubungan internasional dan mengikuti semua aturan-aturan yang telah disepakati secara
bersama atau internasional. Suatu negara yang telah mengembangkan hubungan kerja sama
dengan negara lain harus memiliki hubungan diplomatik di negara yang bersangkutan.
Karena seorang diplomat harus mematuhi semua hukum diplomatik yang telah ditentukan
secara internasional di negara tersebut.
Kedua, fungsi hukum internasional untuk kantor-kantor di luar negeri dan praktik
pengacara skala internasional yang dalam kehidupan sehari-hari menerapkan, meningkatkan,
dan mempertimbangkan segala penyelesaian masalah dengan menerapkan aturan-aturan
hukum internasional yang berkaitan dengan berbagai hal dan kasus yang terkait. Kasus-kasus,
itu misalnya mengenai masalah tuntutan ganti rugi antara orang asing yang terlibat dalam
kecelakaan, ataupun tindakan ekstra-teritorial di suatu negara.

Ketiga, hukum internasional mempunyai tujuan untuk mengevaluasi beberapa


berbagai pelanggaran terhadap hukum internasional, sebagai akibat dari perang ataupun
konflik karena sebuah agresi militer dan ketidakmampuan dari suatu negara dalam mencegah
masalah dalam negara.

BAB III
PEENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum internasional, terdapat dua aspek utama: hukum internasional umum yang
berlaku secara luas, dan hukum internasional regional yang khusus untuk suatu wilayah
tertentu. Meskipun memiliki ciri khas, hukum internasional regional tidak bertentangan
dengan hukum internasional umum. Selain itu, perbedaan antara pengertian hukum
internasional dan Hukum Dunia menyoroti perspektif dasar mengenai tata hukum
masyarakat dunia. Pemahaman tentang masyarakat internasional menjadi dasar bagi
hukum internasional, yang bertujuan untuk menertibkan, mengatur, dan memelihara
hubungan antarnegara serta individu di berbagai bidang kehidupan.
Kekuatan hukum internasional tercermin dalam teori-teori seperti Hukum Alam,
Kehendak Bersama, dan Mazhab Prancis. Sumber-sumber hukum internasional, seperti
perjanjian internasional, kebiasaan, prinsip hukum umum, keputusan pengadilan, dan
pendapat ahli, memberikan kekuatan mengikat pada tingkat internasional. Meskipun
demikian, hukum internasional memiliki kelemahan, termasuk kurangnya institusi formal
untuk menegakkan hukum dan absennya badan supranasional yang dapat memberlakukan
aturan kepada negara-negara pelanggar. Meskipun lemah dalam penegakan, hukum
internasional tetap diakui secara valid.
Hubungan diplomatik antar negara merupakan aspek penting dalam hubungan
internasional modern. Sebuah negara diakui secara internasional jika memenuhi syarat-
syarat seperti penduduk permanen, wilayah tertentu, pemerintahan, dan kemampuan
untuk berhubungan dengan negara lain. Kemampuan tersebut mencerminkan integritas
teritorial suatu negara dan menjadi dasar persamaan kedudukan, kemerdekaan, dan
kedaulatan. Dalam rangka menjaga keamanan dan kerja sama, setiap negara mengirim
delegasi diplomatik. Meskipun hukum internasional memiliki kelemahan, seperti
kurangnya institusi formal untuk penegakan hukum, fungsi utamanya adalah untuk
melayani kebutuhan masyarakat internasional dan menjaga keseimbangan kepentingan
antar negara. Dalam konteks ini, hukum internasional juga memiliki peran dalam
menyelesaikan sengketa dan menjaga perdamaian internasional.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Louis B. Sohn, World Peace Through World Law, 1964.
Walz, Wesen des Voelkerrecht und Kritik der Voelkerrechtsleugner, 1930

Anda mungkin juga menyukai