Di susun Oleh:
Rizal Nurdin
203020601111
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengertian dan Sejarah Hukum Internasional di Indonesia”. Penulisan makalah dilakukan
sebagai bagian dari tugas mata kuliah. Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal . Terlepas
dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun,
Rizal Nurdin
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN KORUPSI MENURUT ISLAM.........................................................................................2
B. DALIL LARANGAN KORUPSI..............................................................................................................4
C. HUKUMAN TERHADAP KORUPTOR...................................................................................................6
D. CARA PEMBERANTASAN KORUPSI MENURUT ISLAM.......................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka permasalahan yang diajukan adalah
penjelasan mengenai Hukum Internasional dan Sejarah Hukum Internasional
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum internasional yang terdapat beberapa perwujudan atau pola tertentu dari
pembangunan yang berlaku di beberapa bagian dunia (wilayah), khususnya:
2
(konservasi sumber daya hayati laut Latin ) awalnya tumbuh di Amerika sehingga
menjadi umum hukum internasional.
Hukum Internasional Khusus
Hukum internasional dalam bentuk kaedah khusus berlaku untuk negara-
negara tertentu seperti Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia
sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, tingkat perkembangan dan tingkat
yang berbeda dari integritas dari berbagai bagian masyarakat. Berbeda
dengan pertumbuhan regional melalui hukum adat.
3
ini dalam arti yang sempit yakni hukum yang terutama mengatur hubungan antara negara-negara,
hukum internasional baru berusia beberapa ratus tahun. Hukum internasional modern sebagai
suatu sistem hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara, lahir dengan kelahiran
masyarakat internasional yang didasarkan atas negara-negara nasional.
Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang modern biasanya diambil saat
ditandatanganinya perjanjian perdamaian Westphalia yang mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun
(Thirty Years War) di Eropa. Walaupun menurut anggapan umum selama abad pertengahan
tidak dikenal satu sistem organisasi masyarakat nasional yang terdiri dari negara-negara yang
merdeka, menurut berbagai penyelidikan yang terakhir anggapan tadi ternyata tidak seluruhnya
benar.
Memang benar selama abad pertengahan dunia Barat dikuasai oleh satu sistem feodal
yang berpuncak pada kaisar sedangkan kehidupan gereja berpuncak pada Paus sebagai kepala
Gereja Katolik Roma. Masyarakat Eropa waktu itu merupakan satu masyarakat Kristen terdiri
dari beberapa negara yang berdaulat dan Takhta Suci. Masyarakat Eropa inilah yang menjadi
pewaris kebudayaan Romawi dan Yunani. Perdamaian Westhpalia dianggap sebagai peristiwa
penting dalam sejarah hukum internasional modern.
Bahkan, dianggap sebagai suatu peristiwa yang meletakkan dasar masyarakat
internasional modern yang didasarkan atas negara-negara nasional. Perjanjian Westphalia ini
telah meletakkan dasar bagi suatu susunan masyarakat internasional yang baru, baik mengenai
bentuknya yaitu didasarkan atas negara-negara nasional (tidak lagi didasarkan atas kerajaan-
kerajaan) maupun mengenai hakikat negara-negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan
kekuasaan negara dan pemerintahan dan pengaruh gereja.
Akan tetapi, keliru sekali kalau kita menganggap Perjanjian Westphalia ini sebagai suatu
peristiwa yang mencanangkan suatu zaman baru dalam sejarah masyarakat internasional yang
tidak ada hubungannya dengan masa lampau. Kiranya lebih tepat untuk memandang Perjanjian
Westphalia ini sebagai titik puncak satu proses yang sudah dimulai pada zaman abad
pertengahan yaitu yaitu gerakan reformasi dan sekularisasi kehidupan manusia, khususnya
perebutan kekuasaan duniawi antara gereja dan negara.
Di bagian lain dunia, asas dan sistem hukum dunia Barat diperkenalkan dengan berbagai
cara. Asas dan sistem hukum inggris yang berlaku di daerah jajahannya di Benua Amerika
bagian Utara, berkembang menjadi sistem hukum Amerika (Serikat) setelah tiga belas
jajahannya disana memproklamirkan kemerdekaannya, sedangkan asas dan sistem hukum yang
dibawa orang Spanyol dan Portugis ke Amerika Selatan dan Tengah merupakan dasar bagi
sistem hukum nasional negara-negara Amerika Latin yang kemudian timbul di bagian dunia itu.
Di bagian dunia lain juga, di Asia dan Afrika asas dan sistem hukum Barat dibawa oleh
negara-negara Eropa seperti Portugal, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda dan dimasukkan
ke daerah jajahannya. Cara pemasukan dan penanaman asas dan sistem hukum Barat dilakukan
dengan cara yang berbeda apabila dilihat dalam hubungannya dengan hukum penduduk bumi-
putera yang berlaku, berdasarkan politik hukum yang berlainan satu sama lain. Namun, dapat
dikatakan bahwa pada umumnya asas dan sistem hukum Barat dikatakan bahwa pada umumnya
4
asas dan sistem hukum Barat dikenal dan berlaku di bidang kehidupan masyarakat yang
terpenting.
F. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum memiliki banyak arti, salah satunya kata sumber hukum ada
kalanya dipergunakan juga dalam arti lain, yaitu : kekuatan atau faktor apakah (politis,
kemasyarakatan, ekonomis, teknis dan psikologis) yang membantu dalam pembentukan hukum
sebagai suatu bentuk perwujudan atau gejala sosial dalam kehidupan masyarakat manusia.
Dengan perkataan lain, sumber hukum ini meneliti faktor kausal atau penyebab yang turut
membantu dalam pembentukan suatu kaidah.
Persoalan ini lebih terletak dalam bidang luar ilmu hukum (ekstra yuridis)
sebagaimana juga masalah sumber hukum material merupakan soal ekstra yuridis yakni pada
hakikatnya merupakan persoalan falsafah. Bagi seorang yang belajar hukum positif yaitu hukum
yang berlaku seperti misalnya mahasiswa fakultas hukum atau seorang pengacara atau pejabat
diplomatik, yang terpenting di antara tiga arti kata sumber hukum di atas adalah sumber hukum
dalam arti formal.
5
BAB III
A.
DAFTAR PUSTAKA
Munawar Fuad Noeh, Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi, (Jakarta, Zikrul Hakim,
1997),hal.154-155
A.Hanafi, Azas-azas Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1993), hal.69
Wahab Afif, Hukum Pidana Islam, Banten ( Yayasan Ulumul Quran, 1988), hal. 214
http://thamrin.wordpress.com/2006/07/14/korupsi-dalam-dimensi-sejarah-indonesia-bagian-
keempat-penutup/
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1992), h.87
http://ibrahim-muhlis.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://mgtabersaudara.blogspot.com/2011/06/ketegasan-syariat-islam-dalam.html
http://arengiff.blogspot.com/2011/01/korupsi-dalam-islam.html
http://www.fahmina.or.id/artikel-a-berita/mutiara-arsip/630-korupsi-pandangan-dan-sikap-
islam.html
http://bagindams.blogspot.com/2009/11/korupsi-dalam-perspektif-islam_23.html
http://ganimeda.wordpress.com/2010/12/07/perspektif-islam-terhadap-korupsi/
6
http://hukum.kompasiana.com/2012/04/23/filsafat-pemidanaan-islam-dalam-pemberian-
hukuman-bagi-koruptor/
http://zulchizar.wordpress.com/2010/07/10/cara-pemberantasan-korupsi-dalam-perspektif-islam/
http://alquran.babinrohis.esdm.go.id/.