Anda di halaman 1dari 20

PRINSIP HAM DAN PRINSIP KEADILAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum
Internasional
Yang diampu oleh Dr. Andi Aina Ilmih, SH, MH

Nama : Devita Alzazilah


NIM : 30302200085

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tentang "Prinsip HAM dan
Prinsip Keadilan dalam Hukum Internasional".

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
tugas makalah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Semarang, Oktober 2023

Devita Alzazilah
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 6
a) Kajian Pustaka / Landasan Teori .................................................................................. 6
b) Pembahasan.............................................................................................................. 8
1. Apakah dalam sumber Hukum Internasional sudah berlandaskan dengan prinsip HAM dan
prinsip keadilan? ........................................................................................................... 8
2. Apakah dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional sudah berlandaskan pada prinsip
HAM dan Prinsip Keadilan? ............................................................................................11
3. Beri contoh Hukum Internasional dan Hukum Nasioanal yang mana didalamya memuat
prinsip HAM dan Prinsip Keadilan!...................................................................................14
BAB III ................................................................................................................................19
PENUTUP............................................................................................................................19
a. Kesimpulan...............................................................................................................19
b. Saran .......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum internasional dapat dipahami sebagai seperangkat aturan
dimaksudkan dan diciptakan secara eksklusif oleh negara-negara berdaulat. Hukum
internasional adalah aturan yang mengatur hubungan antar negara melintasi batas
negara. Setiap negara tidak diwajibkan untuk mematuhi hukum internasional, namun
terserah pada masing-masing negara untuk mematuhi hukum internasional atau tidak.
Hukum nasional dan hukum internasional tidak jelas berbeda karena keduanya
hanya merupakan bagian dari hukum secara keseluruhan. Dalam teori kehendak
Negara, kekuatan mengikat hukum internasional terletak pada kemauan Negara itu
sendiri untuk menaati hukum internasional, karena Negara adalah pemegang
kedaulatan tertinggi dan oleh karena itu Negara adalah sumber dari segala sumber
daya. hukum. Hukum internasional timbul atas kemauan Negara dan diterapkan
karena disetujui oleh Negara.
Negara sebagai subjek hukum internasional dalam pengertian klasik hanyalah
negara yang berdaulat penuh atau negara yang tidak lagi bergantung pada negara lain.
Dalam pengertian modern, pokok bahasan hukum internasional tidak terbatas pada
negara-negara yang berdaulat penuh. Namun hal ini juga mencakup negara bagian,
kanton (Swiss), protektorat (dihapuskan dan digantikan oleh Dewan Perwalian PBB)
dan wilayah pemerintahan sendiri (Persemakmuran Inggris).
Hukum internasional dapat dipahami sebagai seperangkat aturan yang
ditujukan dan dibuat secara eksklusif oleh negara-negara berdaulat. Indonesia sendiri
adalah negara yang berdaulat, lalu apakah hukum internasional sudah sesuai dengan
prinsip hukum yang ada di Indonesia saat ini?

B. Rumusan masalah
1. Apakah dalam sumber Hukum Internasional sudah berlandaskan dengan prinsip
HAM dan prinsip keadilan?
2. Apakah dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional sudah berlandaskan
pada prinsip HAM dan Prinsip Keadilan?
3. Beri contoh Hukum Internasional dan Hukum Nasioanal yang mana didalamya
memuat prinsip HAM dan Prinsip Keadilan!
C. Tujuan
Adapun Tujuan dan Urgensi Pembahasan ini adalah untuk:
1. Memahami pentingnya penerapan prinsip HAM dan Prinsip Keadilan dalam
Hukum Internasional.
2. Mengetahui sumber Hukum Internasional yang sesuai dengan Prinsip HAM dan
Prinsip Keadilan.
3. Menjalankan dan mengetahui contoh dari Hukum Internasional dan Hukum
Nasional yang sesuai dengan Prinsip HAM dan Prinsip Keadilan.
BAB II
PEMBAHASAN

a) Kajian Pustaka / Landasan Teori


Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum yang
sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang
terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya,
benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain.10
Selanjutnya peraturan-peraturan hukum internasional tertentu diperluas kepada
orang-perorangan dan satuan-satuan bukan negara sepanjang hak dan kewajiban
mereka berkaitan dengan masyarakat internasional dari negara-negara.1
Hukum internasional tidak memiliki badan legislatif internasional untuk
membuat ketentuan-ketentuan yang mengatur secara langsung kehidupan masyarakat
internasional. Satu-satunya organisasi internasional yang kira-kira melakukan fungsi
legislatif adalah Majelis Umum PBB. Tetapi resolusi yang dikeluarkannya tidak
mengikat kecuali yang menyangkut kehidupan organisasi internasional itu sendiri. 2
Memang ada konferensikonferensi internasional yang diselenggarakan dalam
kerangka PBB untuk membahas masalah-masalah tertentu, tetapi tidak selalu
merumuskan law making treaties.3
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dinikmati manusia sejak lahir.
Hak asasi manusia dapat dipahami sebagai hak yang melekat pada kodrat manusia,
yang tanpanya kita tidak dapat hidup sebagai manusia. Hak ini hanya dimiliki oleh
masyarakat karena mereka adalah manusia, bukan diberikan oleh masyarakat atau
negara. Oleh karena itu, hak asasi manusia tidak bergantung pada pengakuan orang
lain, komunitas lain, atau negara lain. Hak Asasi Manusia diperoleh manusia dari
Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat
diabaikan.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

1
C. de Rover, 1988. To Serve and to Protect, International Committee of the Red Cross, Hlm. 4.
2
Boer Mauna, Op.Cit. Hlm. 8
3
Law making treaties adalah perjanjian internasional yang mengandung kaidah-kaidah hukum yang dapat
berlaku secara universal bagi anggota masyarakat bangsa-bangsa; Law makingtreaties juga dikategorikan
sebagai perjanjian-perjanjian internasional yang yang berfungsi sebagai sumber langsung hukum internasional.
Lihat J.G. Starke, Op. Cit. Hlm. 40-44
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia”.
Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu,
bersifat universal, artinya berlaku dimana saja, kepada siapapun, dan tidak dapat
diambil oleh siapapun. Hak ini diperlukan bagi manusia, selain untuk melindungi diri
dan harkat dan martabat manusia, juga digunakan sebagai landasan moral dalam
bersosialisasi atau dalam berhubungan dengan orang lain. Untuk setiap hak ada
kewajiban. Oleh karena itu, selain hak asasi manusia, terdapat juga kewajiban asasi
manusia, yaitu kewajiban yang harus dipenuhi untuk mewujudkan atau menegakkan
hak asasi manusia (HAM). Dalam menjalankan hak asasi manusia, kita mempunyai
kewajiban untuk merawat, menghormati dan menghargai hak asasi manusia yang juga
dimiliki oleh orang lain. Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri dan martabat
dimulai sejak manusia ada di muka bumi. Sebab, hak asasi manusia sudah ada sejak
manusia lahir dan merupakan hak kodrati yang melekat pada manusia. Ceritanya
menceritakan berbagai peristiwa besar di seluruh dunia sebagai upaya perlindungan
hak asasi manusia.
Prinsip keadilan merupakan salah satu prinsip dasar hukum internasional.
Hukum internasional bertujuan untuk menciptakan kerangka kerja yang adil dan
seimbang dalam hubungan antar negara. Ada beberapa aspek prinsip keadilan dalam
konteks hukum internasional:
o Keadilan antar bangsa: Prinsip ini mengedepankan kesetaraan dan
perlakuan adil antar negara dalam hubungan internasional
internasional. Hal ini mencakup hak setiap negara untuk mandiri,
mengakui kedaulatan negara lain, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan internasional tanpa diskriminasi.
o Keadilan sosial dan ekonomi: Hukum internasional juga
memperhatikan keadilan sosial dan ekonomi. Hal ini mencakup
prinsip-prinsip seperti pengentasan kemiskinan, hak asasi manusia dan
pembagian sumber daya global yang adil.
o Keadilan dalam Penyelesaian Sengketa: Hukum internasional memuat
mekanisme penyelesaian sengketa, seperti pengadilan internasional
dan arbitrase. Prinsip keadilan diterapkan dalam proses penyelesaian
sengketa ini untuk memastikan semua pihak yang terlibat mendapat
perlakuan yang adil dan seimbang.
o Prinsip non-diskriminasi: Keadian dalam hukum internasional juga
mencakup prinsip non-diskriminasi, yang berarti bahwa negara tidak
dapat secara sewenang-wenang membedakan atau mendiskriminasi
individu atau kebangsaan lain berdasarkan ras, agama, jenis kelamin
atau karakteristik lainnya.
o Prinsip keadilan dalam perjanjian internasional: Ketika negara-negara
berpartisipasi dalam perjanjian internasional, prinsip keadilan menjadi
faktor penting. Perjanjian ini harus adil dan seimbang untuk
menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Prinsip-prinsip keadilan ini memberikan landasan penting bagi perkembangan


hukum internasional dan digunakan untuk memastikan bahwa hubungan antar negara
didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan. Prinsip keadilan ini juga
berperan penting dalam membantu menciptakan perdamaian, stabilitas dan kerja sama
antar negara di dunia.

b) Pembahasan
1. Apakah dalam sumber Hukum Internasional sudah berlandaskan dengan
prinsip HAM dan prinsip keadilan?
Hukum Internasional telah mengalami perkembangan dan evolusi seiring
waktu. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dan prinsip keadilan telah menjadi
bagian penting dalam perkembangan hukum internasional. Namun, penting untuk diingat
bahwa asas-asas ini tidak selalu eksis sejak awal dalam hukum internasional.
Prinsip HAM telah menjadi lebih terintegrasi dalam hukum internasional
seiring dengan pembentukan berbagai perjanjian dan konvensi internasional, seperti
Universal Declaration of Human Rights (1948) dan International Covenant on Civil and
Political Rights (1966). Prinsip HAM kini merupakan norma hukum internasional yang
diakui dan dihormati oleh sebagian besar negara di seluruh dunia. Prinsip HAM
mencakup hak-hak dasar individu, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan
perlindungan dari penyiksaan.
Dalam konteks hak asasi manusia, hukum internasional mempunyai karakter
ganda karena hukum ini menimbulkan hambatan terhadap perlindungan hak asasi
manusia yang efektif, sekaligus menyediakan sarana untuk mengatasi hambatan
tersebut. Brwonlie menggambarkan “kedaulatan” sebagai doktrin konstitusional utama
dalam hukum negara. Pada dasarnya kedaulatan merupakan keseluruhan hak suatu
negara untuk menyelenggarakan hubungan luar negeri dan mengurus urusan dalam
negerinya. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua negara bebas sepenuhnya untuk
menjalankan kedaulatan dan kemerdekaannya di luar negeri dan di dalam negeri, karena
mereka tunduk pada berbagai pembatasan yang diberlakukan oleh hukum internasional
dalam aktivitasnya. Semua negara memiliki kedaulatan yang sama, sehingga setiap
negara tidak berkewajiban untuk mematuhi keputusan Mahkamah Internasional kecuali
negara tersebut memberikan pemberitahuan terlebih dahulu untuk menyetujui untuk
mematuhi keputusan tersebut. Dengan demikian, setelah hak asasi manusia ditetapkan
sebagai masalah hukum internasional dan tidak lagi bersifat nasional, negara-negara
yang bersangkutan tidak dapat lagi mengatakan bahwa hak asasi manusia pada dasarnya
adalah masalah hukum nasional.

Dalam perkembangan hukum internasional, asas hak asasi manusia (HAM)


menjadi salah satu unsur penting. Prinsip-prinsip hak asasi manusia telah diakui secara
luas dan dimasukkan ke dalam berbagai instrumen hukum internasional, termasuk
perjanjian, deklarasi dan konvensi. Beberapa dokumen penting yang menyoroti
pentingnya hak asasi manusia dalam hukum internasional antara lain:

 Piagam PBB (United Nations Charter): Piagam PBB menekankan


komitmen terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hukum
internasional yang berlaku untuk perlindungan hak asasi manusia.
 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia: Diadopsi oleh PBB pada
tahun 1948, Deklarasi ini menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya dalam perlindungan hak asasi manusia di tingkat
internasional.
 Kovenan Hak Sipil dan Politik Internasional (International Covenant
on Civil and Political Rights) dan Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya (International Covenant on Civil and Political Rights)
ekonomi, sosial dan budaya):
 Konvensi ini, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,
memberikan dasar hukum yang penting bagi perlindungan hak asasi
manusia di tingkat internasional.
Selain itu, terdapat berbagai instrumen dan organisasi internasional yang
didedikasikan untuk perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia di tingkat
internasional, seperti Mahkamah Internasional dan berbagai badan PBB.

Meskipun prinsip-prinsip hak asasi manusia telah menjadi bagian integral dari
hukum internasional, penting untuk diingat bahwa penerapan dan penegakan hak asasi
manusia di berbagai negara dapat berbeda-beda dan tetap menjadi tantangan dalam
mencapai perlindungan hak asasi manusia yang koheren dan efektif di seluruh dunia.

Prinsip keadilan juga telah menjadi bagian penting dari hukum internasional.
Prinsip ini tercermin dalam berbagai konsep, seperti hukum adat internasional, prinsip
keadilan dalam penyelesaian sengketa internasional, dan prinsip bahwa negara-negara
harus bertindak sesuai dengan hukum internasional dengan itikad baik.
Meskipun prinsip HAM dan prinsip keadilan telah menjadi bagian penting dari
hukum internasional, ada tantangan dalam menerapkannya secara konsisten dan efektif,
terutama karena kedaulatan negara dan perbedaan pendapat dalam masyarakat
internasional. Namun, upaya terus dilakukan untuk mempromosikan dan menghormati
prinsip-prinsip ini dalam kerangka hukum internasional.
Dalam hukum internasional, asas keadilan merupakan salah satu asas dasar
yang melandasi pembentukan dan penegakan hukum internasional. Asas keadilan
memegang peranan penting dalam mengatur hubungan antar negara di dunia. Prinsip
keadilan ini biasanya mencakup beberapa aspek penting:
 Keadilan antar negara: Prinsip ini menekankan perlakuan adil
terhadap suatu negara dalam hukum internasional. Hal ini mencakup
perlakuan yang setara dan adil antara negara-negara besar dan kecil,
serta penyelesaian perselisihan antar negara secara adil dan seimbang.
 Keadilan dalam perjanjian internasional: Prinsip keadilan juga
diterapkan dalam penandatanganan perjanjian internasional.
Perjanjian-perjanjian tersebut harus memenuhi standar keadilan baik
dari segi substansi (isi) dan prosedur (cara penandatanganan).
 Keadilan sosial dan ekonomi: Prinsip keadilan juga dapat dikaitkan
dengan aspek ekonomi dan sosial hukum internasional. Misalnya,
prinsip ini dapat mendorong distribusi sumber daya global yang lebih
adil atau melindungi hak asasi manusia.
 Sanksi dan akuntabilitas internasional: Prinsip keadilan juga relevan
dalam konteks sanksi dan akuntabilitas individu atau negara atas
pelanggaran hukum internasional. Prinsip ini dapat mendorong
perlakuan yang adil di hadapan pengadilan internasional atau
mekanisme akuntabilitas.

Sumber hukum internasional, seperti konvensi internasional, kebiasaan


internasional, keputusan pengadilan internasional dan instrumen lainnya, harus
mencerminkan dan didasarkan pada prinsip keadilan. Namun, penerapan praktis prinsip-
prinsip keadilan sering kali menjadi bahan perdebatan dan penafsiran yang kompleks.
Selain itu, dalam praktiknya, terdapat perbedaan pandangan mengenai apa
yang dimaksud dengan "keadilan" dalam konteks hukum internasional, dan konflik
kepentingan antar negara sering kali memengaruhi penafsiran dan penerapan prinsip-
prinsip ini dalam situasi tertentu.

2. Apakah dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional sudah


berlandaskan pada prinsip HAM dan Prinsip Keadilan?
Dalam hukum internasional, prinsip hak asasi manusia (HAM) telah menjadi
elemen penting. Hak Asasi Manusia adalah prinsip dasar yang berkaitan dengan hak-hak
yang melekat pada setiap individu, apapun perbedaannya, seperti hak untuk hidup, hak
atas kebebasan, hak untuk bebas dari penyiksaan, hak atas kebebasan berpendapat, dan
lain-lain. prinsip-prinsip tersebut telah menjadi bagian integral dari perkembangan
hukum internasional dan mencakup aspek-aspek berikut:
 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia: Pada tahun 1948,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. ), menetapkan standar hak asasi manusia yang
harus dihormati oleh semua negara.
 Konvensi internasional tentang hak asasi manusia: Selain Deklarasi
Universal, terdapat sejumlah perjanjian dan konvensi internasional
yang menetapkan standar hak asasi manusia yang mengikat negara-
negara yang telah meratifikasinya. Contohnya adalah Kovenan
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik dan Kovenan Internasional
tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
 Pengadilan Internasional Hak Asasi Manusia: Terdapat pengadilan
internasional, seperti Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dan
Pengadilan Kriminal Internasional, yang bertanggung jawab untuk
mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
 Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa: Perserikatan Bangsa-Bangsa
telah mengeluarkan berbagai resolusi untuk mendukung dan
memajukan hak asasi manusia di seluruh dunia.

Prinsip-prinsip hak asasi manusia telah menjadi landasan penting hukum


internasional dan digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi tindakan negara dan
individu dalam konteks hubungan internasional. Upaya untuk memajukan dan
melindungi hak asasi manusia terus berlanjut di tingkat internasional, meskipun dalam
banyak kasus implementasinya masih menghadapi tantangan.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah prinsip dasar yang mengakui hak-hak yang
melekat pada setiap individu tanpa diskriminasi, seperti hak untuk hidup, kebebasan,
keamanan dan martabat. Prinsip-prinsip hak asasi manusia telah menjadi inti hukum
internasional dan hukum nasional di banyak negara. Banyak konstitusi negara modern
memasukkan perlindungan hak asasi manusia sebagai bagian penting dari sistem hukum
mereka.
Sebagian besar negara telah mengadopsi deklarasi atau konvensi hak asasi
manusia internasional, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi
oleh PBB pada tahun 1948, serta banyak perjanjian hak asasi manusia lainnya. Negara-
negara ini juga sering kali memiliki undang-undang dan peraturan yang melindungi hak-
hak individu yang sejalan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.
Namun, tingkat penerapan dan perlindungan hak asasi manusia mungkin
berbeda-beda di setiap negara. Beberapa negara mungkin memiliki kerangka hukum
yang kuat untuk melindungi hak asasi manusia, sementara negara lain masih kesulitan
menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia secara efektif. Selain itu, pelanggaran hak
asasi manusia juga dapat terjadi di berbagai negara.
Oleh karena itu, meskipun banyak negara telah memasukkan prinsip-prinsip
hak asasi manusia ke dalam undang-undang nasionalnya, praktik penerapannya mungkin
berbeda-beda dan perlindungan yang efektif bergantung pada sejauh mana suatu negara
berkomitmen untuk berkomitmen terhadap prinsip-prinsip hak asasi manusia tersebut.
Kesadaran akan hak asasi manusia dan perlunya menghormatinya tetap menjadi topik
penting dalam politik dan hukum di tingkat nasional dan internasional.
Hukum internasional mencakup banyak prinsip dan norma berbeda yang
mengatur hubungan antar negara di seluruh dunia. Salah satu prinsip hukum
internasional yang paling penting adalah prinsip keadilan. Prinsip keadilan dalam
konteks hukum internasional mencerminkan gagasan bahwa negara-negara harus
diperlakukan secara adil dan setara dalam hubungannya satu sama lain.
Namun, penting untuk diingat bahwa hukum internasional merupakan
kerangka kerja yang kompleks dan tidak selalu menjamin keadilan mutlak dalam segala
situasi. Beberapa aspek hukum internasional mungkin menimbulkan pertanyaan
mengenai sejauh mana prinsip-prinsip keadilan diterapkan dalam praktiknya. Misalnya,
isu-isu seperti kesenjangan kekuasaan politik, ketidakadilan ekonomi, atau perlakuan
hukum yang tidak setara dapat menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana
penghormatan terhadap prinsip-prinsip keadilan dalam hukum internasional.
Seringkali, persoalan penerapan hukum internasional dan penyelesaian
sengketa antar negara bisa menjadi kontroversial dan kompleks, dan keputusan
organisasi internasional seperti Mahkamah Internasional tidak selalu memuaskan semua
pihak. Oleh karena itu, meskipun prinsip-prinsip keadilan merupakan bagian penting dari
hukum internasional, penerapannya sering kali menimbulkan kontroversi dan tantangan
dalam praktiknya.
Prinsip keadilan merupakan prinsip yang sangat penting dalam hukum
nasional dan sistem hukum sebagian besar negara di dunia. Undang-undang nasional
seringkali dirancang dan diterapkan dengan tujuan untuk menjamin keadilan dalam
masyarakat. Prinsip keadilan mengacu pada perlakuan yang adil dan setara terhadap
semua individu, serta penerapan hukum yang tidak diskriminatif.
Prinsip-prinsip keadilan dalam hukum nasional mungkin berbeda dari satu
negara ke negara lain, namun umumnya mencakup isu-isu seperti:
 Perlakuan yang sama di depan hukum: Semua individu, tanpa
memandang asal usulnya, mereka harus diperlakukan sama di depan
hukum. hukum.
 Proses Hukum yang Adil: Proses Hukum harus memberikan
kesempatan kepada individu untuk membela diri dan memastikan
akses yang adil ke pengadilan.
 Non-diskriminasi: Undang-undang melarang diskriminasi berdasarkan
ras, agama, gender, orientasi seksual atau karakteristik pribadi lainnya.
 Hukuman yang proporsional: Hukuman yang sah harus sebanding
dengan beratnya pelanggaran dan tidak boleh melebihi jumlah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan hukum.
 Hak Individu: Undang-undang nasional pada umumnya mengakui dan
melindungi hak-hak individu, seperti privasi, kebebasan berekspresi
dan hak asasi manusia lainnya.

Namun, penerapan praktis prinsip-prinsip keadilan mungkin berbeda dari satu


negara ke negara lain, dan masih terdapat tantangan dalam menjaga keadilan yang
konsisten dalam sistem hukum. Hukum nasional terus berkembang dan beradaptasi
terhadap perubahan masyarakat dan nilai-nilai yang dilindunginya, guna terus
mengupayakan keadilan yang lebih baik.

3. Beri contoh Hukum Internasional dan Hukum Nasioanal yang mana


didalamya memuat prinsip HAM dan Prinsip Keadilan!
Hukum internasional mencakup banyak perjanjian dan konvensi terkait
prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM). Berikut beberapa contoh hukum internasional
yang mengatur hak asasi manusia:

 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia:


Dokumen ini diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
1948 dan merupakan langkah penting dalam perlindungan hak asasi
manusia. Deklarasi ini mencakup berbagai hak mendasar seperti hak untuk
hidup, kebebasan dan kesetaraan.
 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik:
Ini adalah perjanjian mengikat yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa dan memuat prinsip-prinsip hak-hak sipil dan politik. Perjanjian ini
mencakup hak-hak seperti kebebasan berekspresi, privasi, kehidupan dan
pilihan.
 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights):
Seperti Konvensi sebelumnya, perjanjian ini juga merupakan perjanjian
mengikat yang mengatur hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti hak
atas pekerjaan. , pendidikan dan standar hidup yang layak.
 Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan:
Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan memberikan perlindungan
terhadap korban konflik bersenjata, termasuk prinsip-prinsip hak asasi
manusia seperti perlakuan adil terhadap tawanan perang dan perlindungan
warga sipil.
 Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan (CEDAW):
Konvensi ini bertujuan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap
perempuan dan menjamin kesetaraan gender.
 Konvensi Hak Anak:
Konvensi ini menetapkan hak-hak anak, termasuk hak atas pendidikan,
kesehatan dan perlindungan dari eksploitasi.
 Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD):
Konvensi ini melarang diskriminasi rasial dan mewajibkan negara pihak
untuk mengambil tindakan anti-rasis.
 Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD):
Konvensi ini mengatur hak-hak penyandang disabilitas dan mendorong
inklusi dan kesetaraan.
Ini hanyalah beberapa contoh dari sekian banyak instrumen hukum
internasional yang mengatur prinsip-prinsip hak asasi manusia. Hukum internasional
terus berkembang untuk melindungi dan memajukan hak asasi manusia di seluruh
dunia dengan lebih baik.
Hukum internasional mencakup banyak prinsip dan norma berbeda yang
mencerminkan nilai-nilai keadilan. Prinsip-prinsip keadilan ini tercermin dalam
banyak perjanjian dan konvensi internasional serta dalam praktik hubungan
internasional suatu negara. Berikut beberapa contoh prinsip keadilan dalam hukum
internasional:
o Prinsip keadilan dalam hukum internasional: Prinsip ini mencakup
gagasan bahwa semua negara, baik besar atau kecil, harus
diperlakukan secara adil dan setara dalam hubungan internasional. Hal
ini mencakup hak kedaulatan, hak atas perlakuan yang sama dan hak
untuk mengajukan tindakan hukum atau pengaduan ke pengadilan
internasional.
o Prinsip Keadilan Sosial: Prinsip ini menekankan pentingnya mengatasi
kesenjangan dan kemiskinan global. Beberapa perjanjian internasional,
seperti Piagam PBB, menyatakan komitmen untuk mencapai keadilan
sosial di tingkat internasional.
o Prinsip Keadilan Lingkungan: Hukum lingkungan hidup internasional
mencerminkan prinsip keadilan dengan menekankan tanggung jawab
bersama untuk melindungi lingkungan global. Prinsip ini menekankan
bahwa negara-negara harus berbagi tanggung jawab untuk melindungi
lingkungan alam dan mencegah kerusakan lingkungan yang merugikan
komunitas internasional.
o Keadilan dalam Perjanjian Internasional: Banyak perjanjian
internasional mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dalam berbagai
konteks, seperti perdagangan, hak asasi manusia, dan pembangunan
ekonomi. Perjanjian-perjanjian ini sering kali berupaya mencapai
keseimbangan kepentingan antara berbagai negara.
o Keadilan dalam penyelesaian sengketa: Prinsip keadilan juga
dinyatakan dalam perjanjian penyelesaian sengketa internasional.
Misalnya, Mahkamah Internasional merupakan pengadilan
internasional utama yang fungsinya menyelesaikan perselisihan antar
negara berdasarkan prinsip keadilan.
o Prinsip-prinsip keadilan hak asasi manusia: Hukum hak asasi manusia
internasional menekankan pentingnya melindungi hak asasi manusia
secara adil dan setara bagi semua individu, tanpa diskriminasi.

Contoh-contoh di atas hanya mewakili sebagian kecil dari prinsip-prinsip


keadilan yang ada dalam hukum internasional. Hukum internasional berupaya
menciptakan kerangka kerja yang memajukan keadilan, keseimbangan, dan
perlindungan hak-hak individu dan negara dalam konteks hubungan internasional.
Di Indonesia, peraturan perundang-undangan nasional yang mengatur prinsip-
prinsip hak asasi manusia (HAM) tertanam dalam berbagai undang-undang dan
konstitusi. Berikut beberapa contoh undang-undang nasional yang mengandung
prinsip hak asasi manusia:
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945): UUD 1945 merupakan konstitusi Indonesia yang menjamin hak
asasi manusia dalam banyak pasal, seperti pasal 28A hingga 28J.
mengatur hak-hak, seperti hak untuk hidup, hak beragama, hak
berserikat, dan lain-lain.
 Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia (UU HAM): Undang-undang ini secara khusus
mengatur prinsip-prinsip hak asasi manusia di Indonesia, termasuk
perlindungan dan penegakan hak asasi manusia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang
Kependudukan dan Pengelolaan Kependudukan: Undang-undang ini
mengatur berbagai aspek terkait identitas dan hak penduduk Indonesia,
termasuk hak atas identitas yang sah.
 Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2011 tentang
Kehidupan Berkeluarga: Undang-undang ini mengatur tentang hak dan
kewajiban dalam kehidupan berkeluarga, termasuk perlindungan dari
kekerasan dalam rumah tangga.
 Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak: Undang-undang ini fokus pada
perlindungan hak-hak anak yang terlibat dalam sistem peradilan
pidana.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak: Undang-undang ini mengatur tentang hak dan
perlindungan anak dalam berbagai aspek kehidupan.
Selain undang-undang di atas, masih banyak peraturan perundang-undangan
lain yang juga memuat prinsip-prinsip hak asasi manusia dan hak asasi manusia di
Indonesia. Prinsip-prinsip hak asasi manusia ini diakui dan dihormati dalam sistem
hukum nasional.
Ada banyak undang-undang nasional di berbagai negara yang memuat prinsip-
prinsip keadilan. Prinsip keadilan merupakan salah satu elemen yang mendasari
sistem hukum dan peradilan di banyak negara. Contoh undang-undang nasional yang
mencerminkan prinsip-prinsip keadilan adalah:
 Konstitusi: Konstitusi suatu negara seringkali mempunyai prinsip-
prinsip keadilan yang mendasari sistem hukum nasional, misalnya
seperti perlindungan hak asasi manusia dan prinsip persamaan di depan
hukum. hukum dan melindungi hak-hak warga negara.
 Undang-undang perlindungan konsumen: Banyak negara memiliki
undang-undang yang melindungi konsumen dari praktik bisnis yang
tidak adil, penipuan, atau produk yang tidak aman. Undang-undang ini
didasarkan pada asas keadilan untuk melindungi hak-hak konsumen.
 UU Ketenagakerjaan: Undang-undang yang mengatur hubungan antara
pekerja dan pengusaha, termasuk hak pekerja, jam kerja, upah
minimum, dan perlindungan anti diskriminasi, merupakan contoh
undang-undang yang mencerminkan prinsip keadilan sosial.
 Hukum Pidana: Asas keadilan dalam hukum pidana menyangkut hak
tersangka atau terdakwa untuk diperlakukan secara adil dan tidak
memihak oleh hakim selama persidangan. Hukuman yang sesuai
dengan beratnya kejahatan juga mencerminkan prinsip keadilan.
 Hukum perdata: Hukum perdata meliputi hukum kontrak, hukum harta
benda, hukum keluarga dan seringkali memuat asas keadilan dalam
menyelesaikan perselisihan antar pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
 UU Sumber Daya Alam: Di negara-negara dengan sumber daya alam
yang melimpah, undang-undang yang mengatur eksploitasi sumber
daya alam seringkali mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dalam
distribusi manfaat dan hak-hak masyarakat lokal.
 Undang-undang Imigrasi dan Pengungsi: Undang-undang imigrasi
dapat mencerminkan prinsip-prinsip keadilan dalam perlakuan
terhadap imigran dan pengungsi, termasuk perlindungan hak asasi
manusia.

Ketika mencari contoh undang-undang nasional yang memuat prinsip-prinsip


keadilan, penting untuk mengacu pada undang-undang yang berlaku di suatu negara
karena prinsip-prinsip keadilan dapat ditafsirkan dan diterapkan secara berbeda-beda
di berbagai yurisdiksi.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam sumber Hukum Internasional sudah sesuai dengan Prinsip HAM dan
Prinsip keadilan
2. Keseluruhan Hukum Internasional dan Hukum Nasional hendaknya sesuai
dengan Prinsip HAM dan Prinsip keadilan
3. Ada banyaknya contoh penerapan dari Hukum Internasional dan Hukum
Nasional yang sesuai dengan Prinsip HAM dan Prinsip keadilan
4. Eksistensi hukum internasional menjadi jelas ketika sejumlah peristiwa terjadi.
Jadi, memang benar ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa melihat
sesuatu yang abstrak terkadang bisa dilakukan jika ada “gangguan” di
dalamnya. Keberadaan hukum hak asasi manusia dan humaniter menjadi
harapan bagi mereka yang tertindas hak asasinya. Begitu pula dengan
keberadaan hukum lingkungan hidup yang menjadi isu penting yang diangkat
dunia. Peduli dengan kelangsungan hidup generasi sekarang dan mendatang.
Dalam penerapan hukum, apapun bentuk dan sifatnya, harus ada
penerapannya yang khusus, dalam arti bertujuan untuk mencapai keadilan
berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu harus
diawali dengan menjunjung tinggi akhlak yang baik.

b. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan
di atas adalah:
Fondasi keberhasilan suatu undang-undang dimulai dengan perasaan perlunya
menghormati hak-hak orang lain dan memahami dengan jelas kewajiban-kewajiban
yang dibebankan pada diri sendiri. Sehingga ketika dihadapkan pada realita
perlindungan lingkungan hidup, kita tidak lagi saling menyalahkan. Namun dengan
mulai mengambil tindakan dan melepaskan “ego” masing-masing tentunya dalam hal
ini perlunya negara-negara, baik maju maupun maju, untuk memiliki visi yang sama
yaitu ingin menjaga bumi generasi masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Boermauna, Dr. 2008. Hukum Internasional “ Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global”. PT Alumni : Bandung
Davidson, Scott . 1993 . Hak Asasi Manusia “Sejarah, Teori, dan Praktek dalam Pergaulan
Internasional”. PT Temprint : Jakarta
Mansyur Effendi, Dimensi dan Dinamika Hak Azasi Manusia dalam Hukum Nasional dn
Internasional (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994) hlm. 40
Starke, J.G. 1992 . Pengantar Hukum Internasional . Sinar Grafika : Jakarta

Web :
www.google.com
www.wikkipedia.com
http://repository.unissula.ac.id/9328/4/bab%20I.pdf
http://repo.unsrat.ac.id/384/1/PERANAN_HUKUM_INTERNASIONAL_DALAM_PENEG
AKAN_HAK_ASASI_MANUSIA.pdf
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20190108-083719-6701.pdf

Anda mungkin juga menyukai