Dosen Pengampu :
Dr. Rudi Natamiharja, S.H., M.H., DEA
Agit Yogi Subandi, S.H., M.H
Disusun Oleh :
Inna Syakira Wardah
2212011455
0
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia" dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penghantar Hukum
Internasional . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
pengertian Hukum Internasional dan juga manfaat serta pentingnya Hukum
Internasional bagi Indonesia kepada para pembaca dan juga bagi saya, selaku
penulis.
Saya, selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Rudy
Natamiharja, S.H., M.H., D.E.A dan kepada bapak Agit Yogi Subandi, S.H.,
M.H selaku dosen pengampu Mata Kuliah Penghantar Hukum Internasional.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Saya, selaku penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................. 1
Bab I ................................................................................................................... 3
Pendahuluan ..................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
Bab II ................................................................................................................. 4
Pembahasan ...................................................................................................... 4
II.I. Pengertian Hukum dan Hukum Internasional .................................. 4
A. Pengertian Istilah Hukum ................................................................... 4
B. Pengertian Istilah Hukum Internasional........................................... 7
II.II. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional ............... 12
A. Kedudukan Hukum Nasional dalam Hukum Internasional ......... 12
II.III. Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia ....................... 15
A. Manfaat Hukum Internasional ......................................................... 15
B. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Negara Maju terhadap
Indonesia ................................................................................................... 16
C. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Indonesia ...................... 17
D. Pengaruh Hukum Internasional terhadap Peraturan Perundang-
undangan di Indonesia. ........................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................ 19
Penutup ............................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ................................................................................................ 21
2
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Suatu negara dapat dikatakan sebagai suatu negara yang berdaulat apabila aspek
dan syarat mengenai negara telah terpenuhi diantaranya terdapat suatu wilayah,
rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat serta memiliki hubungan dengan
negara lain. Begitupun Indonesia, Indonesia sebagai bagian dari negara-negara
di dunia, harus selalu membangun hubungan dengan negara lain dalam rangka
melaksanakan pembangunan nasional. Indonesia sebagai negara berkembang
sangat membutuhkan bantuan negara lain. Indonesia tidak dapat melaksanakan
pembangunan dengan baik, dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri.
Pernahkah kita terpikirkan apa yang akan terjadi apabila Indonesia tidak aktif
dalam lingkungan internasional , tidak bergaul dan menjaga hubungan yang
baik antar negara. Sejatinya tidak ada bangsa yang eksklusif di dunia ini, tidak
ada bangsa yang bisa membangun serta mengolah Sumber Daya Manusia
(SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan Sumber Daya Modal (SDMo) secara
sempurna. Bantuan negara lain antara lain dibidang teknologi, keuangan dan
sebagainya. Untuk memperoleh bantuan dari luar negeri atau negara lain kita
harus mengikuti organisasi internasional, seperti IMF, Word Bank, Asian
Development Bank atau organisasi lainnya. Dalam mengikuti organisasi
internasional harus senantiasa mengikuti ketentuan atau aturan yang berlaku
dalam Perjanjian Internasional atau Hukum Internasional. Hukum Internasional
bagi Indonesia mempunyai manfaat yang penting. Apa sajakah manfaat Hukum
Internasional tersebut, dan apakah arti dan kaidah yang terdapat didalam
Hukum Internasioanl, semua pertanyaan itu akan dibahas lebih lanjut dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hukum Internasional
2. Bagaimana Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional ?
3. Mengapa Hukum Internasional begitu penting bagi Indonesia ?
3
Bab II
Pembahasan
Para ahli lain seperti Jean Immanuel Ray berpendapat bahwa Hukum
adalah kesatuan aturan yang bersifat mengikaat yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat, dan terdapat pemberian sanksi terhadap
pelanggar oleh dimana sanksi tersebut merupakan kewenangan
pemerintan. Pakar lainnya yang memiliki latar berbeda merumuskan
istilah hukum, sebagai berikut :
1. Ceorg Frenzel yang berpaham sosiologi, hukum hanya merupakan
suatu kebiasaan hukum (rechtgewohnheiten)
2. Holmes yang berpaham realis, hukum adalah apa yang diramalkan
akan diputuskan oleh pengadilan
3. Paul Bohannan yang berpaham antopologis, hukum merupakan
himpuanan kewajiban yang telah dilembagakan dalam pranata hukum
4. Karl Von Savigni yang berpaham historis, keseluruhan hukum
kerakyatan yaitu melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam.
4
5. Hans Kelsen yang berpaham positivis, hukum adalah suatu perintah
memaksa terhadap tingkah laku manusia
6. Menurut O. Notohamidjojo mengenai pengertian hukum bahwa
keseluruhan pengaturan yang tertulis dan tidak tertulis yang biasanya
bersifat memaksa untuk kelakuan manusia dalam masyarakat negara
serta antar negara yang berorientasi pada (sekurang-kurangnya) dua
asas yaitu keadilan dan daya guna demi tata dan damai dalam
masyarakat.
5
3. Filsafat Hukum > formulasi nilai tentang cara mengatur kehidupan
manusia.
4. Ilmu Hukum > media komunikasi antara teori dan praktik hukum
sekaligus media pengembangan teori, desain, konsep hukum.
5. Konsep Hukum > formulasi kebijaksanaan hukum yang ditetapkan
oleh suatu masyarakat hukum.
6. Pembentukan Hukum >bagian proses hukum yang meliputi Lembaga
aparatur dan saran pembentukan hukum
7. Bentuk Hukum > hasil proses pembentukan hukum
8. Penerapan Hukum > proses kelanjutan dari proses pembentukan
hukum, meliputi Lembaga-aparatur-saran-prosedur penerapan hukum.
9. Evaluasi Hukum, proses pengujian kesesuaian antara hasil penerapan
hukum dengan undang-undang atau tujuan hukum yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Selain itu juga terdapat beberapa unsur – unsur hukum antara lain :
1. Hukum adalah peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
suatu pergaulan di masyarakat.
2. Peraturan dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran yang dibuat adalah tegas.
6
B. Pengertian Istilah Hukum Internasional
Tentang pengertian atau definisi hukum internasional, ada bermacam-
macam dan masing-masing erat hubungannya dengan sejarah serta
perkembangannya sendiri. Pertama, pada masa awal pertumbuhannya
pada zaman kuno, hukum internasional diartikan sebagai hukum yang
mengatur hubungan antarnegara. Ini erat kaitannya dengan negara sebagai
satu-satunya subjek hukum internasional, sehingga apa yang sekarang
disebut hukum internasional pada masa itu dikenal sebagai hukum
antarnegara (inter-states law). Kemudian beberapa abad sebelum dan
sekitar abad pertengahan dan abad sesudahnya, timbul paham negara
kebangsaan karena negara didentikkan dengan bangsa. Selanjut-nya, lahir
serta berkembang paham kebangsaan dan negara kebangsaan. Hal ini
berdampak pada istilah hukum internasional dengan munculnya istilah
baru, yakni, hukum antar bangsa (the law among nations) atau hukum
bangsa-bangsa (the law of nations).
Lalu setelah perang Dunia Il, jumlah dan macam negara semakin
bertambah, hubungan atau pergaulan internasional sudah semakin luas
karena subjeknya yang semakin bertambah, demikian pula hubungan
hukum antara subjek-subjeknya maupun objek yang diaturnya semakin
bertambah, baik jumlah maupun jenisnya, sehingga istilah hukum
antarnegara, hukum antarbangsa ataupun hukum bangsa-bangsa
dipandang sudah tidak sesuai lagi. Mulailah diperkenalkan istilah hukum
internasional (international law).Istilah hukum internasional semakin
lama semakin populer dalam penggunaannya yang tampak lebih sesuai
dan lebih mencerminkan substansinya dibandingkan dengan istilah
hukum antarnegara atau hukum bangsa-bangsa. Namun demikian, di
antara para sarjana hukum internasional setelah perang dunia II mash ada
yang menggunakan istilah hukum bangsa-bangsa dalam karya-karyanya
meskipun substansinya sudah jauh lebih luas dan dapat dikatakan sama
dengan substansi dari istilah hukum internasional.
Selain itu, dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, selain istilah
hukum internasional juga populer istilah hukum publik internasional
(public international law) yang disandingkan dengan istilah hukum
perdata internasional (private international law). Hukum publik
internasional digunakan untuk menunjukkan sekumpulan kaidah-kaidah
dan prinsip-prinsip hukum internasional yang bersifat publik sedangkan
7
hukum perdata internasional. digunakan untuk menunjukkan sekumpulan
kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hukum internasional yang bersifat
perdata. Kedua istilah ini, terutama pada masa sebelum Perang Dunia II,
lazim digunakan pada masa perbedaan antara kedua bidang hukum
tersebut (hukum publik internasional dan hukum perdata internasional)
memang cukup besar. Pada masa itu, masalah-masalah internasional yang
bersifat publik dan perdata memang secara jelas dapat dibedakan.
Singkatnya, hukum publik internasional mengatur hubungan-hubungan
hukum internasional yang bersifat publik sedangkan hukum perdata
internasional mengatur hubungan-hubungan hukum internasional yang
bersifat perdata.
8
prinsip hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara subjek-
subjek hukum yang pada saat bersamaan tunduk pada sistem hukum yang
berlainan. Istilah terakhir untuk hukum internasional yang juga cukup
populer adalah hukum transnasional (transnational law). Istilah ini
digunakan oleh para pakar yang tidak setuju pada pembagian hukum
internasional publik dan hukum perdata internasional Adalah tidak mudah
menurut mereka memberikan batas yang tegas antara hukum yang punya
karakteristik publik dengan yang perdata. Negara pada perkembangannya
banyak terlibat pada urusan komersial juga. Sebagai contoh negara
menyewa pesawat untuk kepentingan publik dari sebuah perusahaan
asing. Contoh lain misalnya sebuah perwakilan asing menyewa rumah
milk peduduk setempat untuk kantor atau kediaman duta besarnya. Akan
dikategorikan ke perdata atau publikkah dua contoh kasus ini. Keduannya
mengandung unsur pubik maupun perdata. Istilah transnasional
Karenanya sangat tepat menurut para pendukung istilah ini yaitu prinsip-
prinsip dan kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek-subjek
hukum dan bersifat lintas batas negara.
9
hukum internasional dalam arti luas terbagi dalam dua bagian, yakni
hukum internasional dan hukum perdata internasional, sebelum
menetapkan pengertian hukum internasional perlu diketahui terlebih
dahulu pengertian hukum perdata internasional. Hukum perdata
internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang menyelesaikan
masalah antarindividu-individu yang pada saat yang sama tunduk pada
yurisdiksi dua negara atau lebih yang berbeda. Hukum perdata
internasional adalah juga bagian dari hukum antartata hukum, yakni
kumpulan ketentuan hukum yang menunjuk ketentuan hukum yang
berlaku dalam hal suatu masalah tunduk pada yurisdiksi dua sistem
hukum atau lebih yang berbeda. Hukum internasional adalah kumpulan
ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat
internasional.
10
Objek-objek dari hukum internasional, yang jumlah dan
macamnya sangat tak terhitung banyaknya; seperti, laut, udara,
angkasa, sumber daya alam, peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi
seperti iklim, cuaca, dan lain-lain.
Hubungan-hubungan hukum antarsubiek-subiek hukum
internasional tersebut pada butir (a) dalam semua bidang
kehidupan internasional.
11
II.II. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional
12
negara-negara yang mengatur kehidupan negara di dunia. Selain
itu dasar hukum internasional yang mengatur hubungan
internasional adalah terletak di dalam wewenang negara-negara
untuk mengadakan perjanjian-perjanjian internasional.
Selanjutnya aliran monoisme dengan primat hukum
internasional, yang menganggap bahwa kedaulatan negara tidak
melebihi batas-batas internasional, sehingga hukum nasional
dianggap memiliki hierarki yang lebih rendah dan tunduk kepada
hukum internasional. Pada primat ini menganut pandangan
bahwa hukum internasional harus diutamakan bila terjadi konflik
hukum internasional dan hukum nasional.
13
hierarki peraturan perundang-undangan dapat disimpulkan bahwa
Indonesia menganut aliran dualisme dimana perlu dilakukan
transformasi hukum internasional ke dalam produk hukum
nasional.
14
II.III. Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia
15
b. Sebagai Sarana Intervensi Domestik , Artinya bahwa hukum
internasional ikut campur dalam urusan domestic Negara lain tanpa
dianggap pelanggaran. PBB yang ikut campur dalam negeri suatu
Negara (Irak, Myanmar, Korut JurnalIlmiahCIVIS,VolumeII,No2,
Juli 2012 dsb). Hukum internasional berimplikasi terhadap negara
peserta untuk mentransformasikan ketentuan yang ada dalam
perjanjian internasional ke dalam hukum hukum nasionalnya. Oleh
karena itu hukum nasional suatu negara harus mencerminkan dan
tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perjanjian internasional
yang telah diikuti. Contoh setelah Perang Dunia II Negara kalah
perang tidak boleh memiliki kemampuan perang, seperti Jepang.
Apabila Jepang ingin menyelesaikan sengketa maka
mempercayakan PBB. Perjanjian internasional sebagai entry point
untuk ikut campur terhadap hukum nasional suatu Negara. Tanpa
perjanjian internasional maka sulit dintervensi.
c. Sebagai alat penekan, Hukum internasional adalah saling
mempengaruhi. Dengan perjanjian internasional suatu Negara bisa
mempengaruhi Negara lain. Perjanjian Internasional dapat
digunakan suatu negara untuk menekan atau menolak tekanan.
Sebagaimana yang diungkapan oleh Cassese “... protecs them from
undue interference by powerful States...” ( Juwana, 2011). Contoh
sebagai alat penekan adalah Tindakan Inggris dan AS terhadap Irak
sebelum Perang. Sedang yang digunakan sebagai penolak tekanan
adalah penolakan Rusia, Perancis dan Jerman untuk
menandatangani Resolusi DK tentang penyerangan ke Irak.
16
menunjukkan bahwa hukum Indonesia dalam pembuatannya (Law
Making) sangat dipengaruhi oleh dunia internasional terutama negara-
negara maju yang mempunyai kepentingan. Karena posisi Indonesia
lemah maka kita tidak bisa melakukan penolakan, harus mematuhi dan
mantaatinya. Kebanyakan negara maju adalah negara barat membungkus
kepentingannnya melalui hukum internasional.
17
c. Memperkenalkan Hukum Angkasa agar Geo-Statiory Orbit
(GSO) diakui sebagai bagian dari Indonesia.Perjuangan ini gagal
karena tahun 2002 Indonesia harus meratifikasi Space Treaty
1967. Perjuangan ini gagal.
d. Penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Malaysia dalam
sengketa wilayah atas pulau Sipadan dan Ligitan, walaupun gagal
tetapi melalui diplomasi yang menggunakan hukum internasioanl
berhasil, yaitu mengindari perang.
e. Sebagai Penekan Negara lain. Hukum Internasional pernah
digunakan Indonesia untuk menekan negara lain yaitu Swedia
(Juwana, 2011). Hasilnya Pemerintah Swedia menghormati
keputusan yang telah dibuat yaitu menghormati kedaulatan
Indonesia. Karena ketua GAM adalah warga negera Swedia.
18
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan bantuan
negara lain. Indonesia tidak dapat melaksanakan pembangunan dengan
baik, dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu,
Indonesia harus bergaul dengan cara mengikuti oraganisasi Internasional.
Dalam mengikuti organisasi internasional harus senantiasa mengikuti
ketentuan atau aturan yang berlaku dalam Perjanjian Internasional atau
Hukum Internasional. Hukum internasional dapat didefinisikan yaitu
sebagai seperangkat ketentuan hukum yang berlaku bagi negara-negara
dalam hubungannya di antara mereka. hukum Internasional dapat
dimanfaatkan oleh negara maju terhadap Indonesia. Hal ini mempunyai
pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh positif adalah membantu
Indonesia dalam menyelesaikan masalah- masalah internasional. Dengan
hukum Internasional masalah dengan Negara lain dapat diselesaikan
melalui perjanjian internasional. Selain itu pengaruh positifnya yang lain
adalah dapat mengubah masyarakat menjadi lebih maju.(karena
mengikuti ketentuan perjanjian internasional).
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah Negara kita dikekang kebebasan
dan kedaulatannya oleh Negara maju. Dengan mengikuti perjanjian
internasional berdampak pada terbatasnya ruang gerak pemerintah dalam
mengambil kebijakan. Karena kebijakan yang diambil harus mengikuti
dan selaras. kebijakan Internasional.Hukum internasional bertujuan untuk
menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat internasional.
Hukum internasional menciptakan kerangka dan pola hubungan
internasional yang disepakati oleh masyarakat internasional dengan
mengakomodasi kepentingan-kepentingan dari anggota masyarakat
internasional. Hukum internasional juga menyediakan sarana
penyelesaian jika terjadi konflik kepentingan di antara anggota
masyarakat internasional. Dengan demikian, pada dasarnya hukum
internasional dimaksud-kan untuk menciptakan harmoni di dalam
masyarakat internasional.
19
B. Saran
Hukum Internasional sejatinya adalah seperangkat ketentuan hukum yang
berlaku bagi negara-negara dalam hubungannya di antara mereka. hukum
Internasional dapat dimanfaatkan oleh negara maju terhadap Indonesia.
Hal ini mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh
positif adalah membantu Indonesia dalam menyelesaikan masalah-
masalah internasional. Dengan hukum Internasional masalah dengan
Negara lain dapat diselesaikan melalui perjanjian internasional. Selain itu
pengaruh positifnya yang lain adalah dapat mengubah masyarakat
menjadi lebih maju.(karena mengikuti ketentuan perjanjian
internasional). Sedangkan pengaruh negatifnya adalah Negara kita
dikekang kebebasan dan kedaulatannya oleh Negara maju. Dengan
mengikuti perjanjian internasional berdampak pada terbatasnya ruang
gerak pemerintah dalam mengambil kebijakan. Diharapkan dampak
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu agar tidak adalagi negara
berkembang termasuk salah satunya adalah Indonesia, kebebasan dan
kedaulatannya terkekang oleh negara maju. Karena hal tersebut tidak
sesuai dengan asas diplomasi Indonesia yaitu bebas aktif. Bebas artinya
tidak terkekang oleh pihak manapun.
20
Daftar Pustaka
21