Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Pentingnya Hukum Internasional Bagi


Indonesia

Dosen Pengampu :
Dr. Rudi Natamiharja, S.H., M.H., DEA
Agit Yogi Subandi, S.H., M.H

Disusun Oleh :
Inna Syakira Wardah
2212011455

Fakultas Hukum Universitas Lampung


Tahun Ajaran 2022/2023

0
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia" dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penghantar Hukum
Internasional . Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
pengertian Hukum Internasional dan juga manfaat serta pentingnya Hukum
Internasional bagi Indonesia kepada para pembaca dan juga bagi saya, selaku
penulis.

Saya, selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Rudy
Natamiharja, S.H., M.H., D.E.A dan kepada bapak Agit Yogi Subandi, S.H.,
M.H selaku dosen pengampu Mata Kuliah Penghantar Hukum Internasional.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Saya, selaku penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 7 Oktober 2022.

Penulis

1
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................. 1
Bab I ................................................................................................................... 3
Pendahuluan ..................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
Bab II ................................................................................................................. 4
Pembahasan ...................................................................................................... 4
II.I. Pengertian Hukum dan Hukum Internasional .................................. 4
A. Pengertian Istilah Hukum ................................................................... 4
B. Pengertian Istilah Hukum Internasional........................................... 7
II.II. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional ............... 12
A. Kedudukan Hukum Nasional dalam Hukum Internasional ......... 12
II.III. Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia ....................... 15
A. Manfaat Hukum Internasional ......................................................... 15
B. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Negara Maju terhadap
Indonesia ................................................................................................... 16
C. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Indonesia ...................... 17
D. Pengaruh Hukum Internasional terhadap Peraturan Perundang-
undangan di Indonesia. ........................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................ 19
Penutup ............................................................................................................ 19
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
B. Saran ...................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ................................................................................................ 21

2
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Suatu negara dapat dikatakan sebagai suatu negara yang berdaulat apabila aspek
dan syarat mengenai negara telah terpenuhi diantaranya terdapat suatu wilayah,
rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat serta memiliki hubungan dengan
negara lain. Begitupun Indonesia, Indonesia sebagai bagian dari negara-negara
di dunia, harus selalu membangun hubungan dengan negara lain dalam rangka
melaksanakan pembangunan nasional. Indonesia sebagai negara berkembang
sangat membutuhkan bantuan negara lain. Indonesia tidak dapat melaksanakan
pembangunan dengan baik, dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri.
Pernahkah kita terpikirkan apa yang akan terjadi apabila Indonesia tidak aktif
dalam lingkungan internasional , tidak bergaul dan menjaga hubungan yang
baik antar negara. Sejatinya tidak ada bangsa yang eksklusif di dunia ini, tidak
ada bangsa yang bisa membangun serta mengolah Sumber Daya Manusia
(SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan Sumber Daya Modal (SDMo) secara
sempurna. Bantuan negara lain antara lain dibidang teknologi, keuangan dan
sebagainya. Untuk memperoleh bantuan dari luar negeri atau negara lain kita
harus mengikuti organisasi internasional, seperti IMF, Word Bank, Asian
Development Bank atau organisasi lainnya. Dalam mengikuti organisasi
internasional harus senantiasa mengikuti ketentuan atau aturan yang berlaku
dalam Perjanjian Internasional atau Hukum Internasional. Hukum Internasional
bagi Indonesia mempunyai manfaat yang penting. Apa sajakah manfaat Hukum
Internasional tersebut, dan apakah arti dan kaidah yang terdapat didalam
Hukum Internasioanl, semua pertanyaan itu akan dibahas lebih lanjut dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hukum Internasional
2. Bagaimana Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional ?
3. Mengapa Hukum Internasional begitu penting bagi Indonesia ?

3
Bab II
Pembahasan

II.I. Pengertian Hukum dan Hukum Internasional


A. Pengertian Istilah Hukum
Pada pembahasan ini akan dijelaskan pengertian hukum menurut
beberapa pakar dan pengertian hukum dengan ruang lingkup umum secara
singkat. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hukum merupakan
peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan
oleh penguasa, pemerintah atau otoritas. Adapun pengertian hukum
menurut para ahli hukum yaitu :
1. Leon Duguit : Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu
diindahkan oleh masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan
Bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi Bersama terhadap
orang yang melakukan pelanggaran itu.
2. Immanuel Kant : Hukum ialah keseluruhan syarat – syarat yang dengan
ini kehendak bebas orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan
kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum tentang
kemerdekaan.

Para ahli lain seperti Jean Immanuel Ray berpendapat bahwa Hukum
adalah kesatuan aturan yang bersifat mengikaat yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat, dan terdapat pemberian sanksi terhadap
pelanggar oleh dimana sanksi tersebut merupakan kewenangan
pemerintan. Pakar lainnya yang memiliki latar berbeda merumuskan
istilah hukum, sebagai berikut :
1. Ceorg Frenzel yang berpaham sosiologi, hukum hanya merupakan
suatu kebiasaan hukum (rechtgewohnheiten)
2. Holmes yang berpaham realis, hukum adalah apa yang diramalkan
akan diputuskan oleh pengadilan
3. Paul Bohannan yang berpaham antopologis, hukum merupakan
himpuanan kewajiban yang telah dilembagakan dalam pranata hukum
4. Karl Von Savigni yang berpaham historis, keseluruhan hukum
kerakyatan yaitu melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-diam.

4
5. Hans Kelsen yang berpaham positivis, hukum adalah suatu perintah
memaksa terhadap tingkah laku manusia
6. Menurut O. Notohamidjojo mengenai pengertian hukum bahwa
keseluruhan pengaturan yang tertulis dan tidak tertulis yang biasanya
bersifat memaksa untuk kelakuan manusia dalam masyarakat negara
serta antar negara yang berorientasi pada (sekurang-kurangnya) dua
asas yaitu keadilan dan daya guna demi tata dan damai dalam
masyarakat.

Tetapi, kalau diperhatikan definisi-definisi atau penegrtian hukum


tersebut, satu hal adalah pasti bahwa hukum itu berhubungan dengan
manusia dan masyarakat. Adapun pengertian hukum secara umum,
hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat
dengan tujuan mengatur tingkah laku kemanusiaan, menjaga ketertiban,
keadilan, dan mencegah terjadinya kekacauan. Dapat disimpulkan bahwa
hukum meliputi beberapa unsur, yaitu, :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut harus tegas.

Ruang lingkup hukum berkaitan langsung dengan sistem hukum. Sistem


hukum merupakan suatu kesatuan sistem yang tersusun atas integralitas
berbagai komponen sistem hukum, yang masing – masing memiliki
fungsi tersendiri dan terikat dalam satu kesatuan hubungan yang saling
terkait bergantung, mempengaruhi, bergerak dalam kesatuan proses, yaitu
proses sistem hukum, untuk mewujudkan tujuan hukum. Sistem hukum
merupakan satu kesatuan sistem besar yang tersusun atas sub-sub sistem
yang lebih kecil, yaitu sub sistem Pendidikan, pembentukan hukum,
penerapan hukum, dan lain-lain. Adapun komponen – komponen sistem
hukum yaitu :
1. Masyarakat Hukum > himpunan kesatuan hukum baik individu
maupun kelompok, sekaligus tempat hukum itu diterapkan.
2. Budaya Hukum > Pemikiran – pemikiran manusia dalam usahanya
mengatur kehidupannya.

5
3. Filsafat Hukum > formulasi nilai tentang cara mengatur kehidupan
manusia.
4. Ilmu Hukum > media komunikasi antara teori dan praktik hukum
sekaligus media pengembangan teori, desain, konsep hukum.
5. Konsep Hukum > formulasi kebijaksanaan hukum yang ditetapkan
oleh suatu masyarakat hukum.
6. Pembentukan Hukum >bagian proses hukum yang meliputi Lembaga
aparatur dan saran pembentukan hukum
7. Bentuk Hukum > hasil proses pembentukan hukum
8. Penerapan Hukum > proses kelanjutan dari proses pembentukan
hukum, meliputi Lembaga-aparatur-saran-prosedur penerapan hukum.
9. Evaluasi Hukum, proses pengujian kesesuaian antara hasil penerapan
hukum dengan undang-undang atau tujuan hukum yang telah
dirumuskan sebelumnya.

Selain itu juga terdapat beberapa unsur – unsur hukum antara lain :
1. Hukum adalah peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
suatu pergaulan di masyarakat.
2. Peraturan dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran yang dibuat adalah tegas.

Masyarakat adalah pelaku, bukan alat atau objek yang mempunyai


kepentingan dan tuntutan yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan baik.
Berikut adalah tujuan dari hukum:
1. Kaidah hukum memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan
manusia dari bahaya yang mengancam.
2. Mengatur hubungan antara sesama manusia agar tercipta ketertiban
dan diharapkan bisa mencegah terjadinya konflik di antara manusia.
3. Hukum melindungi kepentingan manusia baik secara individu ataupun
kelompok. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang juga
membutuhkan perlindungan kepentingan agar kepentingannya bisa
terlindungi dari ancaman sekelilingnya.
4. Mewujudkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk semua orang.
Tidak hanya memberi nafkah hidup, tapi juga memberi makan yang
berlimpah, perlindungan dan mencapai kebersamaan.
5. Hukum menjadi sarana untuk memelihara dan menjamin ketertiban.

6
B. Pengertian Istilah Hukum Internasional
Tentang pengertian atau definisi hukum internasional, ada bermacam-
macam dan masing-masing erat hubungannya dengan sejarah serta
perkembangannya sendiri. Pertama, pada masa awal pertumbuhannya
pada zaman kuno, hukum internasional diartikan sebagai hukum yang
mengatur hubungan antarnegara. Ini erat kaitannya dengan negara sebagai
satu-satunya subjek hukum internasional, sehingga apa yang sekarang
disebut hukum internasional pada masa itu dikenal sebagai hukum
antarnegara (inter-states law). Kemudian beberapa abad sebelum dan
sekitar abad pertengahan dan abad sesudahnya, timbul paham negara
kebangsaan karena negara didentikkan dengan bangsa. Selanjut-nya, lahir
serta berkembang paham kebangsaan dan negara kebangsaan. Hal ini
berdampak pada istilah hukum internasional dengan munculnya istilah
baru, yakni, hukum antar bangsa (the law among nations) atau hukum
bangsa-bangsa (the law of nations).

Lalu setelah perang Dunia Il, jumlah dan macam negara semakin
bertambah, hubungan atau pergaulan internasional sudah semakin luas
karena subjeknya yang semakin bertambah, demikian pula hubungan
hukum antara subjek-subjeknya maupun objek yang diaturnya semakin
bertambah, baik jumlah maupun jenisnya, sehingga istilah hukum
antarnegara, hukum antarbangsa ataupun hukum bangsa-bangsa
dipandang sudah tidak sesuai lagi. Mulailah diperkenalkan istilah hukum
internasional (international law).Istilah hukum internasional semakin
lama semakin populer dalam penggunaannya yang tampak lebih sesuai
dan lebih mencerminkan substansinya dibandingkan dengan istilah
hukum antarnegara atau hukum bangsa-bangsa. Namun demikian, di
antara para sarjana hukum internasional setelah perang dunia II mash ada
yang menggunakan istilah hukum bangsa-bangsa dalam karya-karyanya
meskipun substansinya sudah jauh lebih luas dan dapat dikatakan sama
dengan substansi dari istilah hukum internasional.

Selain itu, dalam kurun waktu yang hampir bersamaan, selain istilah
hukum internasional juga populer istilah hukum publik internasional
(public international law) yang disandingkan dengan istilah hukum
perdata internasional (private international law). Hukum publik
internasional digunakan untuk menunjukkan sekumpulan kaidah-kaidah
dan prinsip-prinsip hukum internasional yang bersifat publik sedangkan

7
hukum perdata internasional. digunakan untuk menunjukkan sekumpulan
kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hukum internasional yang bersifat
perdata. Kedua istilah ini, terutama pada masa sebelum Perang Dunia II,
lazim digunakan pada masa perbedaan antara kedua bidang hukum
tersebut (hukum publik internasional dan hukum perdata internasional)
memang cukup besar. Pada masa itu, masalah-masalah internasional yang
bersifat publik dan perdata memang secara jelas dapat dibedakan.
Singkatnya, hukum publik internasional mengatur hubungan-hubungan
hukum internasional yang bersifat publik sedangkan hukum perdata
internasional mengatur hubungan-hubungan hukum internasional yang
bersifat perdata.

Akan tetapi, setelah perang dunia II tersebut, terutama ketika memasuki


dasawarsa lima dan enam puluhan, masalah-masalah internasional
berkembang dengan sangat pesat sehingga menjadi sangat komplek.
Masalah-masalah yang semula bersifat publik dan perdata semakin sulit
untuk dipisahkan karena keduanya membaur dan menunjukkan ciri dan
corak tersendiri yang berbeda dengan keduanya. Hal ini berdampak
terhadap perkembangan hukum publik internasional dan hukum perdata
internasional. keduanya menunjukkan adanya pembauran menjadi satu
bidang hukum yang juga menampakkan ciri dan cork tersendiri. Dalam
kepustakaan Indonesia terdapat dua istilah untuk menyebut materi yang
dibahas buku ini, yakni hukum internasional dan hukum bangsa-bangsa.
Istilah-istilah itu sesuai dengan istilah-istilah asing yang digunakan untuk
menyebut materi tersebut, seperti yang digunakan dalam bahasa Inggris
“international law” dan “law of nations”,

Istilah hukum internasional publik (publik international law) diberikan


oleh banyak pakar hukum internasional untuk membedakan dengan
hukum perdata internasional privat international law). Hukum perdata
internasional menurut Moctar Kusumaatmaja adalah keseluruhan kaidah-
kaidan dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang
melintas batas-batas negara". Bila kata internasional pada hukum
internasional publik menunjuk pada sumber hukumnya dimana sumber
hukum tersebut berlaku sama untuk smua negara, maka kata internasional
pada hukum perdata internasional (privat international law) atau conflict
of law, istilah yang banyak digunakan oleh negara-negara cammon law,
hanya menunjukkan bahwa ada unsur asing dalam fakta-fakta yang
ditemukan.

Adapun sumber hukum pada sumber hukum perdata internasional adalah


hukum perdata nasional masing-masing negara. Hukum perdata
internasional pada hakikatnya berisikan kaidah-kaidah atau prinsip-

8
prinsip hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara subjek-
subjek hukum yang pada saat bersamaan tunduk pada sistem hukum yang
berlainan. Istilah terakhir untuk hukum internasional yang juga cukup
populer adalah hukum transnasional (transnational law). Istilah ini
digunakan oleh para pakar yang tidak setuju pada pembagian hukum
internasional publik dan hukum perdata internasional Adalah tidak mudah
menurut mereka memberikan batas yang tegas antara hukum yang punya
karakteristik publik dengan yang perdata. Negara pada perkembangannya
banyak terlibat pada urusan komersial juga. Sebagai contoh negara
menyewa pesawat untuk kepentingan publik dari sebuah perusahaan
asing. Contoh lain misalnya sebuah perwakilan asing menyewa rumah
milk peduduk setempat untuk kantor atau kediaman duta besarnya. Akan
dikategorikan ke perdata atau publikkah dua contoh kasus ini. Keduannya
mengandung unsur pubik maupun perdata. Istilah transnasional
Karenanya sangat tepat menurut para pendukung istilah ini yaitu prinsip-
prinsip dan kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek-subjek
hukum dan bersifat lintas batas negara.

Oppenheim menunjukkan bahwa dua istilah itu sebenamya tidaklah persis


sama. Masing-masing istilah itu mempunyai lingkup materi yang berbeda.
Dikatakannya bahwa hukum internasional meliputi dua bagian, yakni
hukum internasional publik dan hukum perdata internasional. Hukum
internasional publik itulah yang disebut hukum bangsa-bangsa. Hukum
internasional publik ini juga disebut hukum internasional dalam arti
sempit. Hukum internasional publik inilah yang merupakan sasaran
pembahasan buku ini. Hukum internasional publik itu dalam buku ini
selanjut-nya disebut hukum internasional. Hukum perdata internasional
pada prinsipnya tidak merupakan sasaran pembahasan ini kecuali bila
ditetapkan dalam “law making treaty” oleh negara-negara.

Hukum internasional dapat didefinisikan yaitu sebagai seperangkat


ketentuan hukum yang berlaku bagi negara-negara dalam hubungannya di
antara mereka. Hukum internasional bertujuan untuk menciptakan
ketertiban dan keadilan dalam masyarakat internasional. Hukum
internasional menciptakan kerangka dan pola hubungan internasional
yang disepakati oleh masyarakat internasional dengan mengakomodasi
kepentingan-kepentingan dari anggota masyarakat internasional. Hukum
internasional juga menyediakan sarana penyelesaian jika terjadi konflik
kepentingan di antara anggota masyarakat internasional.
Dengan demikian, pada dasarnya hukum internasional dimaksud-kan
untuk menciptakan harmoni di dalam masyarakat internasional. Karena

9
hukum internasional dalam arti luas terbagi dalam dua bagian, yakni
hukum internasional dan hukum perdata internasional, sebelum
menetapkan pengertian hukum internasional perlu diketahui terlebih
dahulu pengertian hukum perdata internasional. Hukum perdata
internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang menyelesaikan
masalah antarindividu-individu yang pada saat yang sama tunduk pada
yurisdiksi dua negara atau lebih yang berbeda. Hukum perdata
internasional adalah juga bagian dari hukum antartata hukum, yakni
kumpulan ketentuan hukum yang menunjuk ketentuan hukum yang
berlaku dalam hal suatu masalah tunduk pada yurisdiksi dua sistem
hukum atau lebih yang berbeda. Hukum internasional adalah kumpulan
ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan oleh masyarakat
internasional.

Sebagai kumpulan ketentuan hukum, hukum internasional merupakan


bagian dari hukum. Sebagai bagian dari hukum: hukum internasional
memenuhi unsur-unsur yang menetapkan pengertian hukum, yakni
kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah laku orang dalam masyarakat
yang berlakunya dipertahankan oleh “external power” masyarakat yang
bersangkutan. Sebagai bagian dari hukum pada umumnya, tujuan hukum
internasional adalah juga sama dengan tujuan hukum pada umumnya.
Tujuan hukum itu ialah menciptakan ketertiban dan keadilan dalam
masyarakat tempat berlakunya hukum tersebut. Dalam hal ini, akan
dikemukakan suatu definisi tentang hukum internasional yang sekiranya
dapat dipandang mancakup semua aspek dan substansi hukum
internasional itu sendiri, sebagai berikut.
Hukum Internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah dan prinsip-
prinsip hukum yang berkenan dengan:
1. subjek-subjek hukum internasional seperti negara, organisasi
internasional antarpemerintah, organisasi internasional non
pemerintah, organisasi pembebasan, takhta suci, kaum beligerensi,
badan hukum multi tau transnasional, individu dan lain-lain.
 Hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari subjek-subjek hukum
internasional tersebut pada butir a;
 Perilaku dari para subjek hukum internasional tersebut pada butir
(a) yang mengandung dimensi-dimensi internasional;

10
 Objek-objek dari hukum internasional, yang jumlah dan
macamnya sangat tak terhitung banyaknya; seperti, laut, udara,
angkasa, sumber daya alam, peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi
seperti iklim, cuaca, dan lain-lain.
 Hubungan-hubungan hukum antarsubiek-subiek hukum
internasional tersebut pada butir (a) dalam semua bidang
kehidupan internasional.

Menurut Mochtar Kusumaatmaja, hukum internasioanal (publik) adalah


keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur
hubungan atau persolaan yang melintas batas negara-negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata. Dari pengertian yang
diberikan Mocktar Kusumaatmaja tersebut tampak bahwa hubungan
internasional tidaklah terbatas hubungan yang dilakukan oleh antarnegara
saja, tetapi dapat dilakuan oleh negara dengan subjek nonnegara atau
subjek non negara satu sama lain. Definisi hukum internasional diberikan
secara lebih lengkap oleh Shearer sebagaimana dikutip oleh J. G. Starke
dan Alina Kaczorowska : “International law my be defined as that body
of law whivh is composed for its greater part of the principle and rules of
conduct which states feel themselves bound to observe, and therefore, do
commonly observe in their relation with ecah other, and which includes
also:
1. The rules of law relating to the functioning of international
institutions or orgaization, their relations which each other, and
their relations with states and individual, and
2. The rules of law relating to individuals and non-states so far as the
rights or duties of such individuals and non-states entites are the
concern of the international community.
Karena hukum internasional dinyatakan sebagai kumpulan ketentuan
hukum, definisi tersebut menolak pendapat bahwa hukum internasional
hanyalah moral internasional. Moral berbeda dengan hukum. Moral
adalah kumpulan ketentuan yang mengatur tingkah laku orang yang
timbul dari kesadaran orang itu sendiri dan berlakunya dipertahankan
oleh “ internal power ” orang itu sendiri, yakni hati nurani dan kesadaran
orang itu sendiri. Berbeda dengan moral berlakunya ketentuan hukum
dipertahankan oleh “ external power ” , yakni kekuasaan yang ada dalam
masyarakat yang bersangkutan.

11
II.II. Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional

A. Kedudukan Hukum Nasional dalam Hukum Internasional


Hukum nasional dan hukum internasional sangat saling
berhubungan. Misalnya, dalam pembentukan suatu hukum
internasional pasti dipengaruhi oleh hukum nasional, dan tingkat
kekuatan negara tersebut juga akan mempengaruhi bagaimana arah
kebijakan hukum internasional yang akan dibentuk. Hal ini
menunjukan pentingnya hukum nasional masing-masing negara
dalam menentukan arah kebijakan hukum nasional. Dengan begitu
hukum internasional terpengaruh dengan hukum nasional.Perbedaan
pandangan atas dua teori ini membawa akibat yang berbeda dalam
memahami hubungan antara hukum internasional dan hukum
nasional. Pandangan teori voluntarisme memandang hukum nasional
dan hukum internasional sebagai dua perangkat hukum yang
berbeda, saling berdampingan dan terpisah. Berbeda dengan
pandangan teori objektivis yang menganggap hukum nasional dan
hukum internasional sebagai dua perangkat hukum dalam satu
kesatuan perangkat hukum.

Dalam memahami berlakunya hukum internasional terdapat dua


teori yang cukup dikenal, yaitu monisme dan dualisme. Menurut
teori monisme, hukum internasional dan hukum nasional merupakan
dua aspek yang sama dari satu sistem hukum umumnya. Menurut
teori dualisme hukum internasional dan hukum nasional merupakan
dua sistem yang sama sekali berbeda, hukum internasional
mempunyai suatu karakter yang berbeda secara intrinsik
(intrinsically) dari hukum nasional.
a. Aliran Hukum Monoisme
merupakan keadaan dimana hukum internasional dan hukum
nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dengan satu
sistem hukum pada umumnya. Berdasarkan teori, monoisme
memiliki dua primat yang berlaku, yaitu primat hukum nasional
dan primat hukum internasional. Menurut aliran monoisme
dengan primat hukum nasional, menganggap bahwa hukum
internasional itu bersumber kepada hukum nasional. Alasan
utama pada anggapan ini karena tidak ada satu organisasi di atas

12
negara-negara yang mengatur kehidupan negara di dunia. Selain
itu dasar hukum internasional yang mengatur hubungan
internasional adalah terletak di dalam wewenang negara-negara
untuk mengadakan perjanjian-perjanjian internasional.
Selanjutnya aliran monoisme dengan primat hukum
internasional, yang menganggap bahwa kedaulatan negara tidak
melebihi batas-batas internasional, sehingga hukum nasional
dianggap memiliki hierarki yang lebih rendah dan tunduk kepada
hukum internasional. Pada primat ini menganut pandangan
bahwa hukum internasional harus diutamakan bila terjadi konflik
hukum internasional dan hukum nasional.

b. Aliran Hukum Dualisme


Aliran hukum dualisme bersumber pada teori bahwa daya ikat
hukum internasional bersumberkan pada kemauan negara. Pada
aliran ini hukum internasional dan hukum nasional merupakan
dua system atau perangkat hukum yang terpisah satu dari yang
lainnya. Akibatnya timbul pandangan bahwa kaedah-kaedah
dari perangkat hukum yang satu tidak mungkin bersumberkan
atau berdasarkan pada perangakat hukum yang lain. Akibatnya,
ketentuan hukum internasional memerlukan transformasi
menjadi hukum nasional sebelum dapat berlaku di dalam
lingkungan hukum nasional. Jika terjadi benturan antara hukum
internasional dan hukum nasional, negara yang menganut aliran
dualisme cenderung mengabaikan hukum internasional.

Dalam konteks Indonesia,Eddy Pratomo, masih terdapat


ketidaktegasan apakah Indonesia menganut aliran monoisme atau
dualisme. Sejauh ini, Eddy menganggap bahwa Indonesia
menganut doktrin gabungan, yaitu inkorporasi (monoisme) untuk
perjanjian-perjanjian internasional yang menyangkut keterikatan
negara sebagai subjek hukum internasionalsecara eksternal. Akan
tetapi menganut doktrin transformasi (dualisme) untuk perjanjian
internasional yang menciptakan hak dan kewajiban bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun apabila ditinjau lebih jauh melalui Pasal
7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011tentang
Pembentukan peraturan perundang-undangan , maka berdasarkan

13
hierarki peraturan perundang-undangan dapat disimpulkan bahwa
Indonesia menganut aliran dualisme dimana perlu dilakukan
transformasi hukum internasional ke dalam produk hukum
nasional.

14
II.III. Pentingnya Hukum Internasional Bagi Indonesia

A. Manfaat Hukum Internasional


Negara maju beranggapan bahwa, negara berkembang menjadi ancaman
bagi negara maju . Ancaman terpenting adalah kenyataan bahwa negara
berkembang setelah merdeka memiliki kedaulatan untuk membuat
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, untuk dapat mencegah
agar peraturan perundang-undangan Negara berkembang tidak
berdampak negatif terhadap negara Maju maka negara maju merasa perlu
untuk melakukan tindakan campur tangan atau intervensi. Caranya adalah
negara berkembang harus mengikuti ketentuan hukum internasional.
Hukum Internasional adalah hukum yang digunakan oleh negara-negera
di dunia yang bentuknya adalah perjanjian ( Juwana, 2011). Dalam
masyarakat internasional hukum Internasional dimanfaatkan oleh negara
sebagai imnstrumen untuk mencapai kepentingan, apakah langsung atau
tidak langsung melalui organisasi internasional. Contohnya kepentingan
negara di bidang kesehatan melalui WHO, Kepentingan pangan melalui
FAO, Kepentingan keuangan memalui IMF, WB, ADB, dll. Kepentingan
dibidang pendidikan memalui UNICEF, kepentingan dibidang
perdagangan melalui WTO, kepentingan ketenagakerjaan (buruh) melalui
ILO, dan sebagainya . Melalui organisasi internasional maka tujuan suatu
negara dapat terwujud. Jadi fungsi hukum internasional (yang isinya
perjanjian internasional) mempunyai manfaat bagi pembangunan negara
Indonesia. Ada tiga bentuk pemanfaatan dari Hukum Internasional antara
lain : (Juwana, 2011).
a. Sebagai Pengubah konsep, Artinya hukum internasional sebagai
instrument politik memiliki manfaat untuk mengubah suatu
ketentun, asas, kaedah atau konsep. Karena hukum internasional
dibuat oleh beberapa negara maka konsep ini dapat digunakan oleh
negra peserta dan apabila diterima maka akan memiliki daya ikat.
Sebagai pengubah konsep menurut Cassese dalam bukunya
‘International Law a Divided World’, mengatakan bahwa hukum
internasional bagi Negara berkembang ‘ ..... is instrumental in
bringing about social change.....” (Juwana, 2011) yang artinya
bahwa hukum internasional digunakan sebagi instrument dalam
mengubah masyarakat

15
b. Sebagai Sarana Intervensi Domestik , Artinya bahwa hukum
internasional ikut campur dalam urusan domestic Negara lain tanpa
dianggap pelanggaran. PBB yang ikut campur dalam negeri suatu
Negara (Irak, Myanmar, Korut JurnalIlmiahCIVIS,VolumeII,No2,
Juli 2012 dsb). Hukum internasional berimplikasi terhadap negara
peserta untuk mentransformasikan ketentuan yang ada dalam
perjanjian internasional ke dalam hukum hukum nasionalnya. Oleh
karena itu hukum nasional suatu negara harus mencerminkan dan
tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perjanjian internasional
yang telah diikuti. Contoh setelah Perang Dunia II Negara kalah
perang tidak boleh memiliki kemampuan perang, seperti Jepang.
Apabila Jepang ingin menyelesaikan sengketa maka
mempercayakan PBB. Perjanjian internasional sebagai entry point
untuk ikut campur terhadap hukum nasional suatu Negara. Tanpa
perjanjian internasional maka sulit dintervensi.
c. Sebagai alat penekan, Hukum internasional adalah saling
mempengaruhi. Dengan perjanjian internasional suatu Negara bisa
mempengaruhi Negara lain. Perjanjian Internasional dapat
digunakan suatu negara untuk menekan atau menolak tekanan.
Sebagaimana yang diungkapan oleh Cassese “... protecs them from
undue interference by powerful States...” ( Juwana, 2011). Contoh
sebagai alat penekan adalah Tindakan Inggris dan AS terhadap Irak
sebelum Perang. Sedang yang digunakan sebagai penolak tekanan
adalah penolakan Rusia, Perancis dan Jerman untuk
menandatangani Resolusi DK tentang penyerangan ke Irak.

B. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Negara Maju terhadap


Indonesia

Negara maju sering menggunakan dalih ketentuan hukum internasional


untuk menekan Indonesia. Banyak produk hukum Indonesia (peraturan
perundangan) yang dipengaruhi karena tekanan negara maju. Negara
maju melakukan tekanan atau intervensi kepada Indonesia Karen
mempunyai berbagai kepentingan, seperti ekonomi, politik, lingkungan,
kemanusiaan dan sebagainya. Oleh karena itu banyak peraturan
perundangan kita dipengaruhi oleh Negara maju seperti : UU HAM, UU
Lingkungan, UU HAKI (Hak : Cipta, Merek, Paten), UU
Ketenagakerjaan, UU Kehutanan, UU Kelautan, UU Rahasia Dagang, UU
Kewarganegaraan, UU Investasi, UU Pertambangan, UU Keuanagan
Negara dan sebagainya. Dengan undang-undang seperti tersebut di atas

16
menunjukkan bahwa hukum Indonesia dalam pembuatannya (Law
Making) sangat dipengaruhi oleh dunia internasional terutama negara-
negara maju yang mempunyai kepentingan. Karena posisi Indonesia
lemah maka kita tidak bisa melakukan penolakan, harus mematuhi dan
mantaatinya. Kebanyakan negara maju adalah negara barat membungkus
kepentingannnya melalui hukum internasional.

C. Pemanfaatan Hukum Internasional oleh Indonesia

Hukum internasional dimanfaatkan oleh Indonesia antara lain :

a. Memperkenalkan konsep baru yaitu negara kepulauan.


Perjuangan ini dimulai sejak tahun 1957 (13 Desember) yaitu
adanya Deklarasi Juanda, yang kemudian menjadi Konvensi
Hukum Lau Internasional. Upaya ini berhasil karena konsep
tersebut diterima oleh masyarakat internasional
JurnalIlmiahCIVIS,VolumeII,No2, Juli 2012
b. Memperkenalkan Hukum Angkasa agar Geo-Statiory Orbit
(GSO) diakui sebagai bagian dari Indonesia.Perjuangan ini gagal
karena tahun 2002 Indonesia harus meratifikasi Space Treaty
1967. Perjuangan ini gagal.
c. Penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Malaysia dalam
sengketa wilayah atas pulau Sipadan dan Ligitan, walaupun gagal
tetapi melalui diplomasi yang menggunakan hukum internasioanl
berhasil, yaitu mengindari perang.
d. Sebagai Penekan Negara lain. Hukum Internasional pernah
digunakan Indonesia untuk menekan negara lain yaitu Swedia
(Juwana, 2011). Hasilnya Pemerintah Swedia menghormati
keputusan yang telah dibuat yaitu menghormati kedaulatan
Indonesia. Karena ketua GAM adalah warga negera Swedia.

D. Pengaruh Hukum Internasional terhadap Peraturan Perundang-


undangan di Indonesia.

Hukum internasional dimanfaatkan oleh Indonesia antara lain :

b. Memperkenalkan konsep baru yaitu negara kepulauan.


Perjuangan ini dimulai sejak tahun 1957 (13 Desember) yaitu
adanya Deklarasi Juanda, yang kemudian menjadi Konvensi
Hukum Lau Internasional. Upaya ini berhasil karena konsep
tersebut diterima oleh masyarakat internasional
JurnalIlmiahCIVIS,VolumeII,No2, Juli 2012

17
c. Memperkenalkan Hukum Angkasa agar Geo-Statiory Orbit
(GSO) diakui sebagai bagian dari Indonesia.Perjuangan ini gagal
karena tahun 2002 Indonesia harus meratifikasi Space Treaty
1967. Perjuangan ini gagal.
d. Penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Malaysia dalam
sengketa wilayah atas pulau Sipadan dan Ligitan, walaupun gagal
tetapi melalui diplomasi yang menggunakan hukum internasioanl
berhasil, yaitu mengindari perang.
e. Sebagai Penekan Negara lain. Hukum Internasional pernah
digunakan Indonesia untuk menekan negara lain yaitu Swedia
(Juwana, 2011). Hasilnya Pemerintah Swedia menghormati
keputusan yang telah dibuat yaitu menghormati kedaulatan
Indonesia. Karena ketua GAM adalah warga negera Swedia.

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa hukum Internasional dapat


dimanfaatkan oleh negara maju terhadap Indonesia. Hal ini mempunyai
pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh positif adalah membantu
Indonesia dalam menyelesaikan masalah- masalah internasional. Dengan
hukum Internasional masalah dengan Negara lain dapat diselesaikan
melalui perjanjian internasional. Selain itu pengaruh positifnya yang lain
adalah dapat mengubah masyarakat menjadi lebih maju.(karena
mengikuti ketentuan perjanjian internasional).

Sedangkan pengaruh negatifnya adalah Negara kita dikekang kebebasan


dan kedaulatannya oleh Negara maju. Dengan mengikuti perjanjian
internasional berdampak pada terbatasnya ruang gerak pemerintah dalam
mengambil kebijakan. Karena kebijakan yang diambil harus mengikuti
dan selaras. kebijakan Internasional. Indonesia mengikuti ketentuan
international dalam mengambil kebijakan karena ketergantungan
ekonomi Indonesia terhadap Negara-negara maju. Contoh dalam dunia
usaha harus mengikuti ketentuan yang ada dalam perjanjian Trade
Related aspecs of Intellectual Property Rights (TRIPs) dan dibidang
ketengakerjaan meratifikasi ketentuan International Lobour Organization
(ILO). Dan masih banyak lagi peraturan yang mengikuti ketentuan
internasional.

18
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan bantuan
negara lain. Indonesia tidak dapat melaksanakan pembangunan dengan
baik, dengan hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu,
Indonesia harus bergaul dengan cara mengikuti oraganisasi Internasional.
Dalam mengikuti organisasi internasional harus senantiasa mengikuti
ketentuan atau aturan yang berlaku dalam Perjanjian Internasional atau
Hukum Internasional. Hukum internasional dapat didefinisikan yaitu
sebagai seperangkat ketentuan hukum yang berlaku bagi negara-negara
dalam hubungannya di antara mereka. hukum Internasional dapat
dimanfaatkan oleh negara maju terhadap Indonesia. Hal ini mempunyai
pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh positif adalah membantu
Indonesia dalam menyelesaikan masalah- masalah internasional. Dengan
hukum Internasional masalah dengan Negara lain dapat diselesaikan
melalui perjanjian internasional. Selain itu pengaruh positifnya yang lain
adalah dapat mengubah masyarakat menjadi lebih maju.(karena
mengikuti ketentuan perjanjian internasional).
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah Negara kita dikekang kebebasan
dan kedaulatannya oleh Negara maju. Dengan mengikuti perjanjian
internasional berdampak pada terbatasnya ruang gerak pemerintah dalam
mengambil kebijakan. Karena kebijakan yang diambil harus mengikuti
dan selaras. kebijakan Internasional.Hukum internasional bertujuan untuk
menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat internasional.
Hukum internasional menciptakan kerangka dan pola hubungan
internasional yang disepakati oleh masyarakat internasional dengan
mengakomodasi kepentingan-kepentingan dari anggota masyarakat
internasional. Hukum internasional juga menyediakan sarana
penyelesaian jika terjadi konflik kepentingan di antara anggota
masyarakat internasional. Dengan demikian, pada dasarnya hukum
internasional dimaksud-kan untuk menciptakan harmoni di dalam
masyarakat internasional.

19
B. Saran
Hukum Internasional sejatinya adalah seperangkat ketentuan hukum yang
berlaku bagi negara-negara dalam hubungannya di antara mereka. hukum
Internasional dapat dimanfaatkan oleh negara maju terhadap Indonesia.
Hal ini mempunyai pengaruh baik positif maupun negatif. Pengaruh
positif adalah membantu Indonesia dalam menyelesaikan masalah-
masalah internasional. Dengan hukum Internasional masalah dengan
Negara lain dapat diselesaikan melalui perjanjian internasional. Selain itu
pengaruh positifnya yang lain adalah dapat mengubah masyarakat
menjadi lebih maju.(karena mengikuti ketentuan perjanjian
internasional). Sedangkan pengaruh negatifnya adalah Negara kita
dikekang kebebasan dan kedaulatannya oleh Negara maju. Dengan
mengikuti perjanjian internasional berdampak pada terbatasnya ruang
gerak pemerintah dalam mengambil kebijakan. Diharapkan dampak
tersebut dapat berubah sewaktu-waktu agar tidak adalagi negara
berkembang termasuk salah satunya adalah Indonesia, kebebasan dan
kedaulatannya terkekang oleh negara maju. Karena hal tersebut tidak
sesuai dengan asas diplomasi Indonesia yaitu bebas aktif. Bebas artinya
tidak terkekang oleh pihak manapun.

20
Daftar Pustaka

Jurnal Ilmiah CIVIS,VolumeII,No2, Juli 2012

Kusumaatmadja, Mochtar. Etty R Agoes. 2013. Penghantar Hukum


Internasional. Bandung : PT. Alumni.

Natamiharja, Rudi (Eds). 2021. Hukum Internasional &


Perkembangannya. Yogyakarta : Suluh Media.

Natamiharja, Rudi dkk. 2021. Penghantar Hukum Internasional.


Yogyakarta : Suluh Media.

Rodrigo, Valencia. (2020). Manfaat Hukum Internasional Bagi


Indonesia. Diakses pada 7 Oktober 2022, dari
https://www.kompasiana.com/sukisukiboy/5fac06df2827665f127787f2/
manfaat-hukum-internasional-bagi-indonesia?page=2&page_images=1

Sari, Arum Puspita. (2018). Pada Hukum Internasional dalam Hukum


Nasional, Indonesia: Monoisme atau Dualisme?. Diakses pada 7
Oktober 2022, dari https://bahasan.id/pada-hukum-internasional-dalam-
hukum-nasional-indonesia-monoisme-atau-dualisme/

Tahar, Abdul Muthalib. 2015. Hukum Internasional dan


Perkembangannya. Bandar Lampung : PKKPUU FH UNILA.

21

Anda mungkin juga menyukai