Anda di halaman 1dari 16

“POKOK-POKOK HUKUM INTERNASIONAL”

Di Susun Oleh :

ARLINAWATI SIMBOLON

2221051

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


NASIONAL LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rakmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyeslesaikan tugas
Makalah Psikologi Sosial dengan judul “POKOK-POKOK HUKUM
INTERNASIONAL”. Penulisan ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas-tugas
yang sudah di berikan kepada kami.
Pengerjaan tugas ini memakan waktu yang cukup lama karena berbagai
alsasan internal dan eksternal, namun dengan tekat yang kuat serta dorongan yang
berasar dari berbagai pihak, maka penulisan tugas ini dapat diselesaikan. Sebagai
manusia biasa yang tidak luput dari pada kekhilafan dan kesalahan, kami
mengharapakan keritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya membangun
demi untuk melengkapi dan menyempurnakan karya tulis ini.

Lhokseumawe, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Internasional........................................................ 3


2.2 Sumber-sumber Hukum Internasional............................................... 4
2.3 Perwakilan Diplomatik...................................................................... 5
2.4 Pembagian Hukum Internasional....................................................... 6
2.5 Lembaga-lembaga Internasional........................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan, pada batas tertentu,perusahaan multinasional dan individu.

Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan


dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu.
Hukum antar bangsa atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks
kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-
bangsa atau negara. Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan
atau pola perkembangan yang khusus berlaku di suatu bagian dunia (region)
tertentu :

1. Hukum Internasional regional: Hukum Internasional yang


berlaku/terbatas daerah lingkungan berlakunya, seperti Hukum
Internasional Amerika/Amerika Latin, seperti konsep landasan
kontinen (Continental Shelf) dan konsep perlindungan kekayaan hayati
laut (conservation of the living resources of the sea) yang mula-mula
tumbuh di Benua Amerika sehingga menjadi hukum Internasional
Umum.
2. Hukum Internasional Khusus: Hukum Internasional dalam bentuk
kaedah yang khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti
Konvensi Eropa mengenai HAM sebagai cerminan keadaan,

4
kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat integritas yang berbeda-
beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan regional
yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.

Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat


internasional yang terdiri atas sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam
arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan lain
sehingga merupakan suatu tertib hukum koordinasi antara anggota masyarakat
internasional yang sederajat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Hukum Internasional?


2. Apa saja sumber-sumber Hukum Internasional?
3. Apa yang dimaksud dengan perwakilan diplomatic?
4. Jelaskan pembagian hukum internasional?
5. Sebutkan Lembaga-lembaga internasional?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Internasional

Hukum internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Pada awalnya, Hukum Internasional hanya diartikan
sebagai perilaku dan hubungan antarnegara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa


atau hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk
menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan
antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara
menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional


adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara dengan negara, negara
dengan subjek hukum internasional lainnya. Hukum internasional terbagi menjadi
dua bagian, yaitu:

1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur


hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga
negara dari negara lain (hukum antar bangsa).

6
2. Hukum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur
negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum
Antarnegara).

Perbedaan dan persamaan Hukum Internasional publik berbeda dengan


Hukum Perdata Internasional. Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan
kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas
negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku
hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang
berlainan.

Sedangkan Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas


hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara
(hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. Persamaannya adalah
bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara
(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau persoalan yang diaturnya
(obyeknya).

2.2 Sumber Hukum Internasional

Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar


berlakunya hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal


terdiri dari:

1. Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty).

7
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan
diterima sebagai hukum.
3. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab.
4. Yurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap.
5. Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum internasional.

2.3 Perwakilan Diplomatik

Perwakilan Diplomatik adalah perwakilan yang kegiatannya mewakili


negaranya dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara penerima
atau suatu organisasi internasional.  Menurut keppres No. 108 Tahun 2003 tentang
Organisasi Perwakilan Diplomatik RI di Luar Negeri: Perwakilan diplomatik
adalah kedutaan besar RI dan Perutusan Tetap RI yang melakukan kegiatan
diplomatik diseluruh wilayah negara penerima atau pada organisasi internasional
untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara dan pemerintah
RI.

Tugas-tugas pokok perwakilan diplomatik:

1. Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau hubungan kepala


Negara dengan pemerintah asing.
2. Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua Negara
itu dan berusaha untuk menyelesaikan.
3. Mengurus kepentingan Negara serta warga negaranya di Negara itu dan
berusaha untuk menyelesaikannya.
4. Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dan sebagainya.

Fungsi Perwakilan Diplomatik:

8
1. Mewakili Negara RI secara keseluruhan di Negara penerima atau
organisasi internasional.
2. Melindungi kepentingan nasional dan warga Negara RI di Negara
penerima.
3. Melaksanakan usaha peningkatan hubungan persahabatan dan
melaksanakan perundingan antara Negara RI secara Internasional serta
mengembangkan hubungan di bidang ekonomi, kebudayaan, dan ilmu
pengetahuan.
4. Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
5. Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga Negara RI
yang berada di wilayah kerjanya.
6. Menyelenggarakan urusan pengamatan, konsuler, penerangan, protokol,
komuniksi dan persandian.
7. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
dan urusan rumah tangga perwakilan diplomatic.

2.4 Pembagian Hukum Internasional

Pembagian hukum internasional menurut Schwarzenberger yaitu:

1. Hukum internasional sebagai law power, Yang terpenting hukum


internasional adalah kekuasaan, hukum internasional hanyalah sekedar alat
untuk merumuskan kekuasaan dari suatu negara yang telah dapat mencapai
tujuannya dengan memaksa negara lain untuk kepadanya.
2. Hukum internasional sebagai law of reciprocity, Disini hukum
internasional memberi rumusan bagi setiap negara di seluruh dunia dalam
forum PBB, yaitu sebagai negara anggota PBB baik kecil maupun besar
memiliki hak suara yang sama. Biasanya law of reciprocity diakui oleh

9
negara-negara yang dikenal lemah sebagai tempat berlindung terhadap
ancaman-ancaman dari negara-negara besar.
3. Hukum internasional sebagai law of coordination, Disini hukum
internasional merumuskan kerjasama antar negara untuk
menyelenggarakan kepentingan bersama dalam bidang ilmiah,
kebudayaan, kesehatan dan sebagainya. Untuk menyelenggarakannya
dibentuklah badan-badan internasional.

Pembagian hukum internasional menurut Prof. J.C. Van Apeldoorn yaitu:

1. Hukum Damai, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar negara di


waktu damai yang meliputi:

a. Peraturan mengenai batas daerah hukum antar negara yang meliputi


daratan, lautan, dan udara serta orang-orang yang secara langsung
tunduk pada kekuasaan hukumnya (yurisdiksi).
b. Peraturan lembaga yang bertindak sebagai wakil negara yang bersifat
hukum internasional yang meliputi duta, konsul, kepala negara, dan
lembaga yang dibentuk negara-negara dalam suatu perjanjian.
c. Peraturan pembentukan hukum internasional yang meliputi cara
pembentukan, cara berlakunya, dan cara penghapusan sebuah traktat.
d. Peraturan kepentingan bersama suatu negara, yaitu perdagangan,
pertanian, perburuhan, kesehatan, dan sebagainya.
e. Peraturan mengenai tanggung jawab atas tindakan yang bertentangan
dengan hukum internasional dan peraturan delik yang bersifat hukum
internasional.
f. Peraturan penyelesaian perselisihan- perselisihan secara damai.
Misalnya permusyawaratan diplomatik, perantara pihak ke tiga

10
(mediasi), arbitrase, tindakan-tindakan yang diambil oleh DK PBB,
dan sebagainya.

2. Hukum Perang, yaitu hukum yang memuat peraturan tentang keadaan


perang dan meliputi peperangan dan kenetralan. Contoh:

a. Peraturan bagaimana cara berperang dengan maksud memperkecil


kehancuran.
b. Peratuan mengenai perlakuan terhadap tawanan perang, orang yang
skit dan luka-luka, para dokter dan juru rawat, dan lain-lain.
c. Peraturan mengenai larangan penggunaan senjata beracun dan senjata
lain yang mengakibatkan penderitaan.
d. Peraturan mengenai kedudukan hukum dari daerah musuh yang
diduduki termasuk menghormati jiwa, kemerdekaan, dan harta dari
warga negara yang tidak ikut berperang.

2.5 Lembaga-lembaga Internasional

Lembaga Internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup


struktur organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang menjalankan tugas
mewakili Perserikatan Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional lainnya dan
lembaga asing non-pemerintah dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-
Bangsa.

1. Lahirnya PBB sebagai Lembaga Intenasional

Pada awal terjadinya Perang Dunia II, para pemimpin dunia atau
negarawan dari berbagai negara kembali memikirkan usaha-usaha yang dapat
ditempuh dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia yang kekal dan

11
abadi. Organisasi PBB berdiri setelah melalui proses permufakatan dan
perjanjian-perjanjian perdamaian, selama berlangsungnya Perang Dunia II dan
pasca Perang Dunia II. Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Presiden
Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt mengadakan pertemuan di atas kapal
Augusta di teluk New Foundland. Pertemuan itu menghasilkan suatu piagam yang
disebut Atlantic Charter. Piagam ini disepakati sebagai dasar berdirinya organsiasi
internasional yang baru, untuk menggantikan LBB (Liga Bangsa-Bangsa) yang
gagal dalam melaksanakan tugasnya. Isi Pokok Atlantic Charter yaitu perlu
adanya kesepakatan dan kerjasama antar bangsa atau antarnegara dalam
meyelesaikan sengketa-sengketa internasional.

Sebagai kelanjutan dari disepakatinya Atlantic Charter, maka pada


permulaan tahun 1945 wakil-wakil dari 50 negara yang disponsori oleh 4 negara
besar yaitu Amerika Serikat, Inggris, Rusia dan China berkumpul di San fransisco
(USA) untuk membicarakan dan membentuk organisasi sebagai pengganti LBB.
Konferensi San Fransisco berhasil menyusun suatu piagam yang dikenal dengan
nama Charter For Peace (Piagam Pedamaian). isi pokok dari Charter For Peace
adalah bahwa setiap bangsa mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri
(Right of selfdetermination). Piagam inilah yang melandasi kegiatan dari
organisasi internasional yang disebut sebagai PBB atau UNO (United Nation
Organization). Istilah United nations pertama kali dipergunakan oleh Franklin
Delano Roosevelt pada tanggal 1 januari 1942.

Piagam perdamian yang ditandatangani oleh 50 negara peserta konferensi


San Fransisco, belum dapat melaksanakan tugasnya, karena belum mendapat
pengesahan dan persetujuan dari parlemen masing-masing negera peserta. Baru
pada tanggal 24 Oktober 1945, badan tersebut disahkan oleh sebagian besar dari
negera peserta, sehingga tanggal 24 Oktober 1945 secara resmi diakui sebagai hari
berdirinya PBB. Markas besar PBB didirikan diatas tanah yang disumbangkan

12
oleh John Davison Rockefeller Junior yang terletak ditepi East River, Lake
Succes, New York. PBB sebagai badan dunia yang berdiri setelah Perang Dunia
II, memiliki suatu tujuan, yaitu:

a. Menjamin perdamian dunia, hak-hak manusia, kemajuan sosial-


ekonomi.
b. Perselisihan harus diselesiakan dengan jalan damai dan tidak boleh ada
perang.
c. Tidak boleh melanggar kedaulatan negara lain.
d. Tidak boleh ikut campur tangan mengenai urusan luar negeri suatu
negara.
e. Mengadakan tindakan terhadap negara-negara yang membahayakan
perdamaian dunia.

2. Tujuan dan Dasar-dasar PBB dalam Menjalankan Tugas

a. Tugas dan Fungsi PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan dengan tujuan:

1) Memelihara perdamaian dan keamanan internasional


2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa-bangsa.
3) Mengadakan kerjasama antarbangsa dalam memecahkan masalah-
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan,
mengembangkan rasa hormat terhadap hak-hak manusia serta
kebebasan yang azasi.
4) Menjadi pusat kegiatan yang harmonis antar bangsa dalam
mencapai tujuan bersama.

b. Dalam menjalankan tugasnya PBB berpedoman pada dasar-dasar


berikut:

13
1) Semua anggota PBB mempunyai kedaulatan yang sama.
2) Semua anggota PBB harus berusaha mematuhi ketentuan-
ketentuan yang terantum dalam piagam PBB dengat itikad baik.
3) Semua anggota PBB harus menyelesaikan sengketa secara damai.
4) Semua anggota PBB harus menahan diri dari mengancam atau
menggunakan kekerasan terhadap negara lain.
5) Semua anggota PBB harus membantu PBB dalam tindakan yang
diambil sesuai piagam PBB.
6) PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri suatu negara.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa


atau hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk
menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan
antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara
menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara
anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://virabelajar.blogspot.com/2015/10/lembaga-lembaga-internasional-dan.html

http://Hukum%20HAM%20Internasional:%20Sebuah%20Pengantar
%20Kontekstual

 http://books.google.co.id/books?
id=vH7xe16WSw0C&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=false

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_internasional

http://manalor.wordpress.com/2010/04/14/hukum-internasional/

16

Anda mungkin juga menyukai