HUKUM INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
TAHUN/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidyah-
Nya sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah. Makalah ini di ajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah hubungan mata kuliah industrial.
Semoga makalah ini dapat memberi informasi bagi masyarakat dan memebri
manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................... 4
C. TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Internasional……………………………………. 6
B. Bentuk Hukum Internasional…………………………………….. 6
C. Asas-asas Hukum Internasional …………………………………. 6
D. Subjek Hukum Internasional…………………………………….. 7
E. Sumber Hukum Internasional…………………………………… 7
F. Sebab-sebab sengketa Internasional…………………………….. 7
G. Penyelesaian Sengketa Internasional……………………………. 8
H. Peranan Mahkamah internasional terhadap pelanggaran HAM…. 8
I. Kasus hukum internasional ………………………………… 9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................................10
B. SARAN...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara-negara
antara Negara dengan Negara; Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara
atau subyek hukum bukan Negara satu sama lain 1 Negara sebagai subyek hukum
internasional dalam arti klasik hanyalah negara yang berdaulat penuh, atau negara
yang tidak lagi tergantung pada negara lain. Dalam arti modern subyek hukum
internasional tidak hanya terbatas pada negara yang berdaulat penuh.
Hukum nasional dan hukum internasional tidak berbeda secara tegas, sebab
keduanya hanyalah merupakan bagian saja dan hukum pada umumnya. Dalam
Teori Kehendak Negara kekuatan mengikat hukum internasional terletak pada
kehendak Negara itu sendiri untuk tunduk terhadap hukum internasional, karena
Negara adalah pemegang kedaulatan tertinggi oleh karena itu Negara adalah
sumber dari segala sumber hukum. Hukum internasional berasal dari kemauan
Negara dan berlaku karena disetujui oleh Negara.
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum internasional?
2. Apa Bentuk Hukum Internasional?
3. Apa Asas-asas Hukum Internasional ?
4. Apa Subjek Hukum Internasional?
5. Apa Sumber Hukum Internasional?
6. Apa Sebab-sebab sengketa Internasional?
7. Apa Penyelesaian Sengketa Internasional?
8. Apa Peranan Mahkamah internasional terhadap pelanggaran HAM?
9. Apa Kasus hukum internasional?
D. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian hukum internasional
2. Untuk mengetahui Bentuk Hukum Internasional
3. Untuk mengetahui Asas-asas Hukum Internasional
4. Untuk mengetahui Subjek Hukum Internasional
5. Untuk mengetahui Sumber Hukum Internasional
4
6. Untuk mengetahui Sebab-sebab sengketa Internasional
7. Untuk mengetahui Penyelesaian Sengketa Internasional
8. Untuk mengetahui Peranan Mahkamah internasional terhadap pelanggaran
HAM
9. Untuk mengetahui Kasus hukum internasional
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada,
tetap mendapat perlakuan hukum dari nearanya. as as ini memiliki kekuatan
ekstrateritorial, artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara
walaupun ia berada di negara lain.
3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri
dengan dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu
negara.
D. Subjek Hukum Internasional
Subjek hukum Internasional terdiri dari : Negara, Individu, Tahta Suci /
Vatican, Palang Merah Internasional, Organisasi Intemasional Sebagian Ahli
mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum
internasional.
E. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar berlakunya
hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum
formal terdiri dari: Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty), Kebiasaan-
kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima
sebagai hukum. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara
beradab Yurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap. Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum
internasional.
F. Sebab-sebab Sengketa Internasional
Secara garis besar sengketa internasional terjadi karena hal-hal berikut:
1. Sengketa terjadi karena masalah Politik Hal ini terjadi karena adanya perang
dingin antara blok barat (liberal membentuk pakta pertahanan NATO) di
bawah pimpinan Amerika dan blok Timur (Komunis membentuk pakta
pertahanan Warsawa) dibawah pimpinan Uni Sovyet/ Rusia, kedua blok ini
saling memeperluas pengaruh ideologi dan ekonominya di berbagai negara
sehingga banyak negara yang kemudian enjadi korban, contoh kore yang
7
terpecah menjadi dua, yaitu Korea Utara dengan paham komunis dan korea
selatan dengan paham liberal
2. Karena batas wilayah hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas
wilayah suatu negara dengan negara lain sehingga masing-masing negara akan
mengklaim wilayah perbatan tertentu. contoh: Tahun 1976 Indonesia dan
Malaysia yang memperebutkan pula sipadan dan ligitan dan diputuskan oleh
MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh malaysia, perbatasan kasmir yang
diperebutkan oleh india dan pakistan.
G. Penyelesaian Sengketa Internasional
Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Dengan cara damai, terdiri dari: Arbitrasi. arbitrase biasanya dilakukan
dengan cara menyerahkan sengketa kepada orang-orang tertentu (arbitrator)
yag dipilih secarea bebas oleh berbagai pihak untuk memutuskannya tanpa
terlalu terikat dengan prosedur hukum. Penyelesaian Yudisia, adalah suatu
penyelesaian dihasilkan melalui suatu peradilan yudicial internasional yang
dibentuk sebagaimana mestinya dengan memberlakukan kaidah-kaidah
hukum. Contoh International Court of Justice, yang berkedudukan di Denhag
Belanda. Negosiasi (perundingan), jasa-jasa baik, mediasi, dan konsiliasi.
Penyelidikan Penyelesaian di bawah naungan PBB
2. Dengan cara paksa atau kekerasan, terdisi dari: perang dan tindakan
bersenjata non perang Retorsi, yaitu istilah teknis untuk pembalasan dendam
oleh suatu negara terhadap negara lain karena diperlakukan secara tidak
pantas Tindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang
dipakai oleh suatu negara untuk memperoleh ganti kerugian dari negara lain
dengan melakukan tindakan-tindakan pemalasan. Blokade secara damai
Intervensi
H. Peranan Mahkamah Internasional Terhadap Pelanggaran HAM
Mahkamah Internasional (MI) merupakan salah satu badan perlengkapan
PBB yang berkedudukan di Denhag (Belanda). MI memiliki 15 orang hakim yang
dipilih dari 15 negara dengan masa jabatan 9 tahun. Selain memberikan
pertimbangan hukum kepada Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB MI
pun bertugas untuk memeriksa dan menyelesaikan perselisihan-perselisihan yang
diserahkan kepadanya dalam mengadili suatu perara MI berpedoman pada
Traktat-traktat dan kebiasaan -kebiasaan Internasional. Prosedur Penyelesaian
8
Kasus HAM Internasional Penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh mahkamah
internasional dapat dilakukan melalui prosedur berikut:
1. Korban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM
PBB atau melalui lembaga HAM internasional lainnya.
2. pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan.
3. dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada
tahap peradilan, dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.
I. KASUS HUKUM INTERNASIONAL
Kudeta Myanmar Pada 1 Februari 2021, militer Myanmar mengambil alih
pemerintahan setelah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang
dipimpin Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu. Pihak militer yang
mendukung oposisi, menuntut pemungutan suara ulang dan mengklaim
kemenangan yang terjadi sebagai penipuan. Di sisi lain, Komisi Pemilihan
menyampaikan tidak ada bukti yang mendukung klaim militer. Kudeta sendiri
terjadi saat sesi baru parlemen akan dibuka. Tak ayal, kudeta tersebut mendapat
kecaman dari dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Biden
mengutuk pengambilalihan pemerintahan sipil oleh militer. Menurutnya, hal
tersebut merupakan serangan langsung terhadap transisi menuju negara demokrasi
dan supremasi hukum.
“Komunitas internasional harus bersatu dalam satu suara untuk menekan
militer Burma agar segera melepaskan kekuaasaan yang mereka rebut,
membebaskan para aktivis dan pejabat yang mereka tangkap,” ujar Biden pada
Februari lalu, dikutip dari Reuters.
Sementara pihak militer berdalih telah bertindak sesuai dengan hukum dan
kontitusional karena pemerintah menolak untuk menangani tuduhan kecurangan
pemilu pada November 2020 lalu.
9
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara-negara
antara Negara dengan Negara; Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara
atau subyek hukum bukan Negara satu sama lain 1 Negara sebagai subyek hukum
internasional dalam arti klasik hanyalah negara yang berdaulat penuh, atau negara
yang tidak lagi tergantung pada negara lain. Dalam arti modern subyek hukum
internasional tidak hanya terbatas pada negara yang berdaulat penuh.
A. SARAN
Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain, tentu saya selaku
penulis juga membutuhkan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, terutama
dosen dan teman-teman serta pembaca yang lebih berwawasan serta
berpengetahuan. Dalam proses pengerjaan makalah ini, penulis menyadari banyak
sekali kekurangan baik dari segi pemahaman maupun referensi bacaan disamping
minimnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, sumbangsih
berupa saran dan kritik sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan
dan menambah wawasan penulis
10
DAFTAR PUSTAKA
11