Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul ‘’PERAN SERTA ANGGOTA POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI
COVID-19 DIWILAYAH HUKUM POLRES BENGKULU’’. Tak lupa juga shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
saya mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang sudah ikut
serta membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
saya menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua
pihak sangat saya harapkan. Semoga seluruh bantuan dan bimbingan dari semua pihak
yang telah diberikan kepada saya mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bengkulu, Maret 2021


Peserta didik

YESI APRIYANI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................


B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Penegakkan hukum selama masa covid-19...............................


B. Peran polri menghadapi covid-19 di daerah bengkulu...............

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan..................................................................................
B. saran...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pandemi corona virus (covid-19) di Indonesia pertama kali di temukan pada
Tanggal 2 Maret 2020. Hal ini tentu menimbulkan kepanikan bagi seluruh lapisan
masyarakat indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri dalam upaya mencegah meluasnya COVID-19
menetapkan bahwa tidak akan melakukan lockdown, tetapi physical distancing
sejak pertengahan Maret 2020. Penggunaan istilah physical distancing dirasa
lebih tepat dibandingkan social distancing karena pada dasarnya yang
diperlukan adalah menjaga jarak fisik bukan jarak sosial. Interaksi sosial melalui
perangkat gadget atau cara komunikasi non-fisik lainnya masih sangat
diperlukan.
Selama pandemi Covid-19 jajaran Polri menjalani banyak peran di tengah-
tengah masyarakat. Peran tersebut dijalani jajaran Polri sebagai wujud dari tugas
dan tanggung jawab untuk mengayomi dan melayani masyarakat serta sebagai
bentuk kepedulian Polri terhadap masyarakat terdampak pandemi.
Jajaran Polri bekerja giat untuk mengayomi dan melayani masyarakat secara
langsung. Apa lagi masyarakat terdampak covid-19 yang sangat membutuhkan
bantuan secara langsung. Jajaran Polri yang bekerjasama dengan TNI dan
komponen bangsa lain berjuang untuk memutus mata rantai penyebaran covid-
19.
Jajaran Polri menggiatkan anggota untuk melakukan penyemprotan cairan
desinfektan hampir di seluruh wilayah tanah air. Jajaran Polri juga melaksanakan
peran untuk mengedukasi warga masyarakat untuk berdisiplin menjalan protokol
kesehatan dan protokol pencegahan covid-19. Hingga tindakan polisi melakukan
upaya pembubaran kerumunan massa yang dinilai berpotensi penyebaran covid-
19.
Begitu pula dengan anggota kepolisian di polres bngkulu. Saat masih
diterapkannya beberapa kebijakan untuk menjalankan diskresinya guna
mencegah penularan lebih lanjut dari virus Covid-19 sekaligus sebagai wujud
preventif dalam menjaga Kamtibmas selama masa pandemi. Misalnya saat
berpatroli dalam pembubaran kerumunan massa, berperan dalam masalah
portalisasi kampung, serta penyadaran warga dalam menjaga jarak dan
menggunakan masker.
Polres bengkulu merupakan wilayah hukum dengan kondisi daerah
pemukiman yang sangat padat serta multi etnis. Berbagai upaya pencegahan
dilakukan oleh warga diantaranya melakukan penutupan akses jalan yang dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan bhabinkamtibmas polres bengkulu.
tindakan tersebut tentunya adalah tindakan diskresional yang terjadi di masa
pandemi Covid-19.
Berpijak dari kenyataan ini saya akan menggali, mengkaji, kemudian untuk
mendapatkan informasi, data dan kesimpulan mengenai bentuk pelaksanaan
dan efektifitas polri dalam menangani pandemi covid-19 diwilayah bengkulu,
terhindar dari rasa takut dan khawatir akan terjadinya penularan covid-19, maka
berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dan melakukan penelitian dengan judul
‘’PERAN SERTA ANGGOTA POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-
19 DIWILAYAH HUKUM POLRES BENGKULU’’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah umum dalam karya ilmiah ini adalah: Bagaimanakah PERAN SERTA
ANGGOTA POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DIWILAYAH
HUKUM POLRES BENGKULU ?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya karya ilmiah ini yaitu :
1. untuk mengetahui PERAN SERTA ANGGOTA POLRI DALAM
MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DIWILAYAH HUKUM POLRES
BENGKULU.
2. Hasil dari karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan informasi
kepada semua orang mengenai PERAN SERTA ANGGOTA POLRI
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DIWILAYAH HUKUM
POLRES BENGKULU.
3. Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
membantu semua orang dalam mengetahui PERAN SERTA ANGGOTA
POLRI DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DIWILAYAH HUKUM
POLRES BENGKULU.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penegakkan hukum selama masa covid-19
Polri sudah mampu menegakkan Maklumat Kapolri. Masyarakat mayoritas
sadar dan mematuhi. Meski ada juga masyarakat yang masih melanggar
karena ketidaktahuan atau ketidakpahaman akan bahaya Covid-19, dan ada
juga yang menganggap sepele Covid-19 dan tidak melaksanakan Protokoler
Covid-19. Oleh karena itu Polri membantu memberikan sosialisasi pada
masyarakat dan dengan bantuan media massa Maklumat Kapolri dapat
tersebar luas di seluruh Indonesia
Polri sesungguhnya tidak lepas dari fungsinya sebagaimana telah diatur
dalam UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri. Pasal 2 dalam UU ini
menyebutkan bahwa salah satu fungsi kepolisian adalah fungsi pemerintahan
negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
Berdasarkan regulasi di atas, maka istilah keamanan dalam konteks tugas
dan fungsi Polri adalah “keamanan dan ketertiban masyarakat,” dimana
istilah ini mengandung dua pengertian yaitu :
1.  sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat, sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya pembangunan nasional sebagai tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum, serta
terbinanya ketentraman. 
2.  keamanan sebagai kemampuan membina serta mengembangkan potensi
dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk
gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Di masa pandemi COVID-19, peran Polri lebih ditekankan pada pengertian


kedua karena pada masa PSBB, Polri mengemban fungsi penegakan hukum
yang ditegaskan kembali melalui Maklumat Kapolri No. Mak/2/III/2020
tentang Kepatuhan Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona.
Maklumat tersebut merupakan inisiatif Polri dalam mendukung PP Nomor 21
Tahun 2020 tentang PSBB dan Permenkes No. 9 Tahun 2020.
Maklumat Kapolri ini menyatakan bahwa Polri mendukung penuh
kebijakan pemerintah terkait penanganan COVID-19 dan memutus mata
rantai wabah corona di Indonesia melalui penindakan kepada masyarakat
yang masih berkumpul.
Selain itu, Polri juga fokus pada penanganan kejahatan yang berpotensi
terjadi saat penerapan PSBB. Untuk mendukung aspek penindakan, Polri
menggelar operasi kontinjensi Aman Nusa II 2020. Operasi ini diberlakukan
sejak 19 Maret hingga 17 April 2020. Masa operasi bisa diperpanjang
berdasarkan perkembangan situasi di lapangan.
B. Peran polri menghadapi covid-19 didaerah bengkulu
Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat,
hingga kematian. virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini
sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga
orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global,
penundaan atau pembatalan acara olahraga dan budaya dan kekhawatiran
luas tentang kekurangan persediaan barang yang mendorong pembelian
panik. Misinformasi dan teori konspirasi tentang virus telah menyebar secara
daring dan telah terjadi insiden xenophobia dan rasisme terhadap orang
Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau Asia Tenggara lainnya.
Di masa pandemi covid-19, selain tenaga medis, Polri juga berada di
garda terdepan. Berbagai kiprah Polri dalam penanganan Covid-19 patut kita
apresiasi. Polri telah bekerja keras dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Peran Polres bengkulu dalam menjaga beberapa titik dibengkulu cukup
efektif untuk membatasi pergerakan masyarakat saat mudik sehingga
persebaran virus Covid-19 dapat diminimalisir. Selain itu, Polri juga
membentuk Satgas Aman Nusa II yang bertugas untuk menindak kejahatan
yang terjadi selama dan akibat pandemi.
Namun, peran Polri dalam penanganan Covid-19 masih fokus hanya pada
upaya penindakan. Disatu sisi, selain sebagai instrumen penegakan hukum,
Polri juga dapat berperan sebagai instrumen edukasi masyarakat. Belajar dari
masih banyaknya pelanggaran pada waktu diterapkannya PSBB, kurangnya
kedisiplinan masyarakat dan minimnya pengetahuan masyarakat menjadi
indikasi pentingnya edukasi masyarakat. Kasus terbaru seperti pengambilan
paksa jenazah pasien Covid-19 di rumah sakit dan kasus penolakan
pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang terjadi di beberapa daerah
seakan menjadi representasi pentingnya peran Polri dalam mengedukasi
masyarakat.
Menurut saya, polres bengkulu mendukung penuh kebijakan pemerintah
terkait penanganan Covid-19 dan memutus mata rantai wabah Covid-19 di
daerah bengkulu melalui penindakan kepada masyarakat yang masih
berkumpul antara lain dalam hal :
a. Pertemuan sosial, budaya, keagamaan dan aliran kepercayaan dalam
bentuk seminar, lokakarya, sarasehan dan kegiatan lainnya yang sejenis;

b. Kegiatan konser musik, pekan raya, festival, bazaar, pasar malam,


pameran, dan resepsi keluarga;

c. Kegiatan olahraga, Kesenian, dan Jasa hiburan;

d. Unjuk rasa, Pawai, dan karnaval; serta

e. Kegiatan lainnya yang menjadikan berkumpulnya massa.

Adapun penindakan terhadap masyarakat yang masih berkumpul yang


paling banyak dilakukan oleh unit sabhara pada saat melakukan patroli tetap
menggunakan petunjuk tekhnis mengenai pedoman Patroli yang diatur dalam
Peraturan Kapolri.
Polres bengkulu juga bekerjasama dengan para produsen masker agar
menjaga harga masker tetap stabil dengan memberikan insentif kepada
produsen masker agar memproduksi masker lebih banyak dalam waktu cepat
untuk memenuhi kekurangan ketersediaan. Untuk menjamin ketersediaan
stok obat-obatan dan bahan pokok, polres bengkulu juga membentuk Satgas
Penanganan Covid-19 untuk mengawasi para pedagang atau distributor
untuk tidak memanfaatkan situasi saat ini dengan menimbun barang atau
menaikkan harga. Satgas berperan penting untuk memastikan ketersediaan
dan pasokan barang strategis. Polres bengkulu menugaskan anggota polres
bengkulu untuk menindak tegas penimbun dan penjual masker dengan harga
yang tinggi.
Polres bengkulu juga meminta masyarakat agar tidak panik dalam
menyikapi dan merespons wabah Covid-19. Artinya, sikap jangan panik harus
ditanamkan kepada semua pihak, tidak hanya masyarakat tetapi juga
pemangku kepentingan.
Transparansi informasi Covid-19 dari polres bengkulu juga up to date
sehingga tidak terjadi penyebaran hoaks di masyarakat. Peraturan perundang
undangan, kebijakan publik terkait Covid-19, pembentukan pusat layanan,
dan pembentukan satgas nasional penanganan Covid-19 harus segera
diterapkan untuk memberikan ketenangan pada masyarakat. Polres bengkulu
juga memberikan informasi sejelas-jelasnya tentang perkembangan virus di
kota bengkulu.

Selain melakukan patroli dan dukungan terhadap kebijakan pemerintahan,


polres bengkulu juga memberikan edukasi kepada masyarakat agar
membangun kesadaran bersama untuk melakukan upaya pencegahan.
Sosialisasi informasi prosedur standar operasional penanganan Covid-19
tidak hanya di perkotaan tetapi juga dilakukan di daerah. Komunikasi polri
yang transparan akan memberikan ketenangan dan kepercayaan publik pada
kinerja pemerintah dalam upaya pencegahan Covid-19 akan meningkat
dibeberapa wilayah hukum naungannya berikut :
a. Kecamatan gading cempaka
b. Kecamatan kampung melayu
c. Kecamatan muara bangka hulu
d. Kecamatan ratu agung
e. Kecamatan ratu samban
f. Kecamatan selebar
g. Kecamatan sungai serut
h. Kecamatan teluk segara
i. Kecamatan singaran pati
j. Dan beberapa daerah lain

Didalam sosialisasi nya polres bengkulu sempat menyampaikan beberapa


hal seperti memberitahukan kepada masyarakat bagaimana covid-19
menularkan dan bagaimana cara mencegahnya.
Adapun menurut anggota polres bengkulu penyebab penularannya dalm
penyuluhan seperti :
1. Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
2. Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
3. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang
terkena percikan air liur pengidap virus corona. Tinja atau feses (jarang
terjadi).

Dan berikut cara pencegahan yang dihimbau oleh polres bengkulu dalam
mencegah virus corona :
1. Cuci Tangan
Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20
detik. Jika tak ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan
kandungan alkohol minimal 60 persen. Cuci tangan harus dilakukan
sebelum dan setelah beraktivitas.
2. Jangan Menyentuh Tempat Umum
Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan menyentuh tombol
lift, pegangan pintu, pegangan tangga atau eskalator. Jika harus
menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau lengan baju dan segera cuci
tangan setelahnya.
3. Hindari Keramaian
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah menyerang saat di
tempat ramai. Karena itu, usahakan tidak berada di keramaian apalagi
dalam ruangan berventilasi buruk. Bila terpaksa berada di keramaian,
jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata, apalagi bila
belum cuci tangan.
4. Rajin Membersihkan
Rumah Bersih-bersih rumah menggunakan cairan disinfektan menjadi
upaya lain mencegah kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.
Setelah cara-cara pencegahan ini dilakukan, jangan lupa gunakan
masker saat beraktivitas di luar rumah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Melakukan pembatasan kerumunan warga. Pada dasarnya kebebasan
berkumpul adalah hak seseorang tetapi di masa PSBB polres Kota bengkulu
harus membatasi kegiatan ini.
2. Polres bengkulu akan menindak masyarakat yang masih berkerumun dan
tidak mengikuti protokol kesehatan.
3. Polres dibengkulu sudah menerapkan Protokol Covid-19 Seperti Ada aturan
yg diberlakukan pada anggota dan pada tamu.
4. Polres bengkulu juga bekerjasama dengan produsen masker dan beebrapa
masyarakat dalam menangani covid-19 dan melakukan sosialisasi
kemasyarakat.

B. SARAN
Sesuai dengan permasalahan yang ada saya memberikan saran bahwa :
a. Kepada kepolisian agar memberi sanksi yang lebih tegas agar memberi efek
jera dan ketakutan agar pelaku menghindari kerumunan dan selalu mentaati
protokol kesehatan.
b. Kita harus mendengarkan melihat mengikutti apa yang di tetapkan oleh yang
berwenang demi kebahagian kita bersama dan kesehatan kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai