Covid-19
Oleh :
2115302207
Daftar Pustaka................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
A. Latar Belakang..................................................................................................2
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan...............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Partisipasi Masyarakat......................................................................................5
B. Covid-19...........................................................................................................9
C. Pelayanan Kesehatan......................................................................................11
E. Definisi Operasional.......................................................................................15
F. Protokol Kesehatan.........................................................................................17
A. KESIMPULAN..............................................................................................21
B. SARAN...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Covid-19 (Corona virus) adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang pertama
kali diidentifikasi di Cina. Pada Januari 2020, WHO menyatakan Covid-19 sebagai
pandemik. Kasus positif Covid-19 di Indonesia dideteksi pada 2 Maret 2020, ketika dua
orang terkonfirmasi tertular. Pada April 2020, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi
dengan jumlah pasien yang meningkat tanpa terkendali menjadikan pemerintah mengambil
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dengan menutup sekolah, tempat kerja,
lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan dalam upaya menangani pandemi
menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari kerumunan. Hal ini dilakukan agar segera
Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang melalui tetesan
pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan
plastik dan stainless steel SARS CoV-2 atau dalam aerosol selama tiga jam. Sesuai hal
tersebut, coronavirus hanya bisa berpindah melalui perantara dengan media tangan, baju
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kehidupan di masyarakat dan keadaan ekonomi.
Pemerintah Indonesia menguji 1.081.354 kasus dari 269 juta penduduk, hanya sekitar 4.011
2
pengujian per satu juta penduduk, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah rasio
pengujian terendah di dunia. Sampai Agustus 2020, Indonesia telah melaporkan 143.043
kasus positif, kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Filipina. Dalam hal angka kematian,
Indonesia menempati peringkat ketiga terbanyak di Asia dengan 6.277 kematian. Namun,
angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak
dihitungnya kasus kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites.
Sementara itu, diumumkan 96.306 orang telah sembuh, menyisakan 40.460 kasus yang
sedang dirawat.
pemerintah dalam memotong mata rantai penyebaran Covid-19, yang terlihat dari masih
untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 perlu adanya long distancing yaitu menjaga
jarak kurang lebih 1 sampai 2 meter dengan orang lain. Ditengah usaha mengendalikan
penyebaran Covid-19, Indonesia menerapkan situasi new normal dengan harapan dapat
usaha penerapan situasi new normal dibuka dengan lonjakan kasus hampir 70% dalam 3
minggu. Hingga Mei 2022 jumlah kasus positif di Indonesia sebanyak 6.050.211 juta kasus.
Rata-rata masyarakat beranggapan bahwa teman dekat tidak akan menularkan virus corona
karena merupakan lingkungan terdekat sehingga kelompok ini tidak membatasi interaksi fisik
dan cenderung mengabaikan protokol kesehatan. Dengan jumlah kasus yang masih
dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan
percepatan penanganan Covid-19. Edukasi dan sosialisasi yang khusus menyasar kelompok
3
masyarakat dengan tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi rendah masih kurang. Pesan
tentang protokol kesehatan tidak sampai pada kelompok ini. Oleh karena itu, kelompok
masyarakat cenderung tidak peduli terhadap bahaya Covid-19 karena kurang pengetahuan.
penularan virus corona ditengah masyarakat adalah dengan mewajibkan penerapan protokol
jargon 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Jargon ini dipilih sebagai langkah untuk memudahkan edukasi kepada masyarakat
mengenai poin utama protokol kesehatan. Perubahan perilaku sadar akan protokol kesehatan
B. Rumusan Masalah
menimbulkan permasalahan dalam usaha penanganan pandemi dan menjadi fenomena sosial
ditengah-tengah masyarakat. Maka rumusan masalah yang terjadi adalah apa yang menjadi
masa pandemi?
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi berasal dari Bahasa Inggris “participation” yang memiliki arti mengambil
bagian atau keikutsertaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan,
peran serta. Partisipasi menurut Pasaribu adalah keikutsertaan, perhatian dan sumbangan
yang diberikan oleh kelompok yang berpartisipasi, dalam hal ini adalah masyarakat.
manifestasi dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab terhadap upaya memperbaiki
kualitas hidup bersama. Partisipasi Masyarakat tersebut cukup luas cakupannya mulai dari
(pembatasan sosial) dan physical distancing (pembatasan fisik) guna memotong rantai
penyebaran virus tersebut. Sebagian masyarakat secara sadar dan kritis mengikuti mekanisme
bagi anggota masyarakat untuk secara aktif terlibat dan untuk menarik manfaat dari kegiatan
yang dikuti. Dalam hal ini, masyarakat dapat merasakan manfaat ketika terlibat dalam
penanganan penyebaran Covid-19. Gagasan partisipasi masyarakat ini mirip dengan prinsip
5
Masyarakat yang berpartisipasi memiliki karakteristik:
penting, masyarakat dapat berperan bukan saja sebagai objek tetapi juga sebagai subjek
ikhlas dari masyarakat untuk membantu kegiatan penanganan penyakit yang terjadi di
daerahnya masing-masing agar penyebaran Covid-19 ini tidak semakin meluas. Karena itu,
quarantine dan self-isolation. Partisipasi dalam hal ini perlu dibedakan dengan mobilisasi
yang mengandung unsur paksaan/ keharusan, baik oleh pemerintah/ penguasa ataupun oleh
atau jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran Covid-19 lebih luas. Langkah ini
tidak berarti bahwa secara sosial, seseorang harus memutuskan hubungan dan komunikasi
dengan orang yang dicintai atau dari keluarganya. Menurut ahli epidemiologi WHO Maria
Van Kerkhove, "Saat ini, berkat teknologi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan
berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain
secara fisik, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik atau physical distancing secara
6
Penerapan physical distancing yang umum dilakukan yaitu: bekerja dari rumah;
belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa; dan tidak melakukan
pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, rapat, atau
untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang
lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita Covid-19.
Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya
ditujukan kepada orang yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19, misalnya pernah kontak
dengan penderita Covid-19, tetapi belum menunjukkan gejala. Orang yang menjalani self-
quarantine harus mengarantinakan diri sendiri dengan tetap berada di rumah selama 14 hari.
Self-isolation diberlakukan pada orang yang sudah terbukti positif menderita penyakit
Covid-19. Biasanya, self-isolation merupakan upaya penanganan alternatif ketika rumah sakit
tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19. Dalam prosesnya, penderita Covid-19 harus
mengisolasi dirinya sendiri di ruangan atau kamar khusus di rumah dan tidak diperkenankan
“penonton” dan menyerahkan semua urusan tersebut pada pemerintah, tetapi diharapkan
masyarakat aktif terlibat dalam penanganan virus tersebut. Peran serta masyarakat perlu
ditumbuhkan dalam setiap kegiatan, masyarakat harus menyadari bahwa penanganan virus ini
merupakan tugas bersama. Keterlibatan masyarakat dengan mental dan emosi adalah wujud
partisipasi sukarela tidak dengan paksaan atau mobilisasi. Masyarakat diharapkan menjadi
7
Partisipasi aktif masyarakat perlu diperkuat dan dikoordinir sehingga menciptakan
kerja sama antara pemerintah terutama Gugus Tugas Covid-19 dengan seluruh elemen
masyarakat:
Narasi solidaritas sosial, gotong royong, dan empati harus terus digaungkan oleh
melalui praktik baik yang dilakukan oleh masyarakat dalam penanganan Covid-
juga dapat bekerja sama dengan akademi, para ahli, dan masyarakat dalam
Daerah
daerah. Contohnya adalah merekrut relawan untuk tenaga medis, penjaga ODP
seperti RT, RW, dukuh, dusun, atau kampung yang bertujuan untuk memperkuat
program Desa Siaga Covid-19. Dengan penguatan jejaring struktur ini, informasi
masyarakat dan struktur sosial di masyarakat (seperti LSM dan Ormas). Selain
8
itu, penguatan jejaring struktur ini dapat menjadi jembatan antara masyarakat dan
B. Covid-19
berbeda dari SARSr- CoV dan MERSr-CoV. Coronavirus sensitif terhadap sinar ultraviolet
dan panas, dan dapat dinonaktifkan secara efektif pada suhu lingkungan 560 C selama 30
menit, pelarut lemak seperti ether, 75% ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam
ini, masa inkubasi Covid-19 adalah 1-14 hari, dan umumnya dalam 3 hingga 7 hari. Saat ini,
sumber utama infeksi adalah pasien Covid-19 dan pembawa (carrier) Covid-19 yang tanpa
1. Kasus suspek adalah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. Orang dengan salah satu gejala/tanda
ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak ada
istilah pasien dalam pengawasan (PDP) saat ini diperkenalkan dengan istilah
kasus suspek.
gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan
9
3. Kasus konfirmasi adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-
dibagi menjadi dua, yaitu: Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) Kasus
4. Kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable
5. Pelaku perjalanan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri
6. Discarded adalah apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Seseorang dengan
status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama dua
hari berturut-turut dengan selang waktu lebih dari 24 jam. Seseorang dengan
status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
7. Selesai isolasi, yaitu apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Kasus
hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak lagi
follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah minimal tiga hari setelah tidak
10
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 Wiku
Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal,
tapi ditambah dengan penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan
Covid-19.
Prinsip new normal adalah bisa menyesuaikan dengan pola hidup. "Transformasi ini
adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan
dibawa terus ke depannya sampai ditemukannya vaksin untuk Covid-19 ini,” kata Wiku.
Untuk membiasakan masyarakat, Tim Gugus Tugas telah siap meracik gerakan
bertajuk empat sehat lima sempurna. Gerakan ini tidak sama dengan pola konsumsi makanan
yang sudah ada sebelumnya. Ini lebih ditujukan pada pencegahan penularan virus corona.
Pemilihan jargon itu karena masyarakat sudah mengenal lama gerakan empat sehat lima
sempurna itu. Empat sehat yang dimaksud adalah memakai masker, menjaga jarak fisik,
mencuci tangan, serta istirahat yang cukup dan tidak panik. New Normal bisa dikatakan
budaya dan prilaku yang berbeda dari massa sebelumnya. Pemerintah juga menyatakan
bahwa kebijakan ini tidak asal-asalan, karena ada faktor saintifik yang melandasinya.
ekonomi yang dimaksud dilakukan melalui tahapan yang ketat. Ia memastikan pembukaan
fasilitas tersebut menggunakan data-data keilmuan. Hingga saat ini memang belum semua
wilayah di Indonesia bisa dikendalikan. Oleh sebab itu pemerintah berniat ingin membuka
fasilitas yang sebelumnya ditutup atau dibatasi tentunya dengan melihat angka-angka kurva.
Sehingga keputusan ini akan ditetapkan sesuai dengan data keilmuan yang ketat.
C. Pelayanan Kesehatan
Wabah Covid-19 ini tidak hanya meresahkan masyarakat saja, tetapi pelayanan
kesehatan merupakan ujung tombak penanganan Covid-19 ini. Kelompok resiko yang paling
11
rentan terkena Covid-19 ini asalah orang yang tinggal di daerah terpencil yang mana sistem
kesehatan dan akses ke layanan kesehatan masih terbatas. Di Indonesia, kapasitas sistem
kesehatan berada di bawah kapasitas untuk mengatasi pandemi Covid-19. Upaya yang
dilakukan oleh Fasilitas Layanan Kesehatan dalam menghadapi Covid-19 ini diantaranya,
memperkuat sistem kesehatan agar menjamin rumah sakit memiliki kapabilitas yang baik
online), pemanfaatan sistem/ platform telemedicine (pengobatan jarak jauh), penyiapan dana
darurat sector kesehatan untuk meminimalisir pembiayaan kesehatan. selain dari layanan
kesehatannya, yang tak kalah penting adalah SDM yang ada dalam menangani kasus ini.
Peran tenaga kesehatan dalam masa Covid-19 yaitu melakukan koordinasi lintas
pandemic Covid-19, melakukan analisis data dan mengidentifikasi kelompok sasaran berisiko
Desa/Kelurahan dan tokoh masyarakat setempat terkait sasaran kelompok berisiko dan
modifikasi pelayanan sesuai kondisi wilayah, serta melakukan sosialisasi terintegrasi dengan
lintas program lain kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran covid-19. Dalam hal
ini, langkah-langkah dalam menyikapi pandemi ini berdampak langsung dalam hal
Selain itu, yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi covid-19 ini adalah dokter
dan perawat serta semua SDM yang ada di Rumah Sakit maupun pelayanan kesehatan
beresiko terpapar virus tersebut. Dokter dan Perawat merupakan garda terdepan yang
berhubungan/kontak langsung dalam menangani pasien. Pada kasus ini, rumah sakit
memerlukan upaya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).
Strategi pencegahan kecelakaan kerja dan kontrol infeksi yang diterapkan oleh tenaga
kesehatan adalah dengan lebih menekankan alat pelindung diri (APD). APD yang harus
12
digunakan dalam mengatasi wabah ini antara lain masker N95, gaun, sarung tangan,
pelindung mata, apron, dan sepatu boots. Kenyataannya, APD yang digunakan terkadang
tidak sesuai. Masih terdapatnya rumah sakit /pelayanan kesehatan yang minim dengan APD
bagi tenaga kesehatan. Selain APD, jumlah tenaga kesehatan yang terkait juga masih minim,
bukan hanya dalam menangani kasus pandemi covid-19, sebelumnya tenaga kesehatan di
Indonesia juga masih kuran dan penyebarannya tidak merata. SDM yang diharapkan adalah
SDM yang kompeten, professional dan berdaya saing, karena dalam kasus ini tidak sedikit
tenaga medis yang meninggal akibat wabah pandemi covid-19. Pengendaliaan wabah covid-
19 di Indonesia bukan hanya dilihat dari rumah sakit yang memadai serta SDM yang
berkualitas, tetapi yang harus diperhatikan untuk menghadapi covid-19 ini yaitu sistem
kesehatan mulai dari pemberian layanan kesehatan, tenaga kerja, sistem informasi, akses ke
obat-obatan, pembiayaan layanan kesehatan, tenaga kerja, dan tata kelola layanan kesehatan.
Indonesia saat ini terkena dampak pandemi virus baru, bahkan bukan hanya di
Indonesia tetapi secara global di berbagai Negara telah terkena dampak yang sangat hebat
dari virus ini. World Health Organization memberi nama virus ini Severe Acute Resporatory
disease 2019 (Covid-19). Pandemi covid-19 ini akan berdampak secara sosial dan ekonomi.
Dalam hal ini Indonesia harus bersiap siaga dalam menghadapinya terutama dalam hal sistem
Status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah
pada terjadinya bencana, yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman
berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan
terjadi di masyarakat. Indonesia perlu siaga dan tanggap dikarenakan corona virus disease
2019 (Covid-19) ini telah ditetapkan sebagai pademi. Dampak yang ditimbulkan akan sangat
13
meluas, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, serta
kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan petugas
kesehatan dan sarana prasarana saja, tetapi juga harus melibatkan msyarakat serta sistem
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki penduduk lebih dari 240
juta jiwa. Indonesia juga termasuk status ekonomi yang berpenghasilan menengah ke bawah.
Dengan terjadinya pandemi covid-19 ini, maka dampak ekonomi sangat dirasakan oleh
sedang berlangsung secara akurat melacak dan berpotensi memprediksi adaptasi host,
evolusi, transmisibilitas, dan patogenisitas di masa depan. Faktor-faktor ini pada akhirnya
akan mempengaruhi angka kematian dan prognosis, maka sangat diperlukan panduan
memberikan prinsip protocol kesehatan, yaitu gunakan masker, cuci tangan/hand sanitizer,
jaga jarak/hindari kerumunan, meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsi gizi seimbang,
kelola penyakit comorbid dan memperhatikan kelompok rentan serta perilaku hidup bersih
dan sehat. Namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol
Selain itu juga, terdapat keputusan Presiden Indonesia mengenai satuan tugas untuk
respon cepat covid-19. Pada akhir Maret 2020, Satuan Tugas Indonesia untuk COVID-19
Cepat Medis dan Aspek Kesehatan Penanganan COVID-19 di Indonesia. Panduan ini
14
menargetkan tenaga medis dan masyarakat umum dalam hal menginformasikan cara untuk
mengurangi dampak dan tingkat kematian. Informasi termasuk protokol untuk tes cepat
mengenali tiga tingkat risiko: tanpa gejala, orang di bawah pengawasan (ODP/Orang Dalam
Pemantauan), dan pasien di bawah pengawasan. Tes ini melibatkan isolasi orang yang
Sedangkan Kebijakan yang baru-baru ini yang dilakukan pemerintah yaitu PSBB
Tahun 2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan coronavirus disease (Covid-
19). Beberapa hal yang dibatasi selama PSBB, diantaranya aktivitas sekolah dan tempat
kerja, kegiatan keagamaan, kegiatan di fasilitas umum, kegiatan sosial dan budaya, serta
mematuhi peraturan yang ada. maka dari itu meskipun pemerintah telah banyak berupaya
untuk memutus mata rantai covid-19 tetapi harus didukung dan memerlukan kesadaran yang
E. Definisi Operasional
tidak hanya ditentukan oleh pemerintah dan aparatur yang mendukung. Akan tetapi,
keberhasilan tersebut juga dapat ditentukan oleh besarnya pengertian, kesadaran dan
partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia yang menjelaskan bahwa: “Berhasil tidaknya repelita akan tergantung pada
banyaknya tanggapan pengertian dan pertisipasi rakyat Indonesia dalam meyambut segala
tantangan pembangunan ini secara positif guna meratakan jalan bagi cucu dan generasi yang
akan datang untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila”
15
Dalam pelaksanaannya, partisipasi dapat dibagi menjadi yaitu:
1. Partisipasi langsung
memberikan kontribusi.
Covid-19, diantaranya :
1. Partisipasi buah pikiran Partisipasi buah pikiran adalah partisipasi yang berupa
sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun
diikutinya.
3. Partisipasi harta benda Partisipasi harta benda adalah partisipasi masyarakat yang
mau menyumbangkan harta benda atau materi baik berupa alatalat kerja maupun
perlengkapan lainnya.
16
Dalam mewujudkan partisipasi masyarakat, adapun factor-faktor yang mempengaruhi
1. Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri setiap individu. Adapun faktor internal
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar maupun lingkungan sekitar. Adapun faktor
pemerintah, fasilitas yang tersedia, lingkungan sekitar maupun budaya atau tradisi
F. Protokol Kesehatan
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19
agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat dimana terjadinya
pergerakan orang. Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi Covid-
19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua
sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan Covid-
Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, apabila
permukaan tangan tidak terlihat kotor. Namun, apabila tangan kotor maka
bersihkan menggunakan sabun dan air mengalir. Cara mencucinya oun harus
17
dengan standar yangada, yakni meliputi bagian dalam, punggung, sela-sela, dan
ujung-ujung jari.
Dalam kondisi tangan yang belum bersih, sebisa mungkin hindari menyentuh
area wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan Kita bisa jadi
terdapat virus yang didapatkan dari aktivitas yang kita lakukan, jika tangan kotor
ini digunakan untuk menyentuh wajah, maka virus dapat dengan mudah masuk ke
dalam tubuh
3. Menggunakan masker
mana pun saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Setelah
digunakan, jangan lupa buang masker di tempat sampah yang tertutup dan setelah
4. Jaga jarak
Untuk menghindari terjadinya paparan virus dari satu orang ke orang lain, kita
harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Terlebih jika
meminimalisir kontak fisik dengan orang lain, dan tidak mengadakan acara yang
Ketika batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh.
Jika virus itu mengenai dan terpapar ke orang lain, maka orang lain bisa terinfeksi
virus yang berasal dari tubuh kita. Terlepas apakah kita memiliki virus corona
18
Caranya, tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam.
Bagian ini dinilai aman menutup mulut dan hidung dengan optimal, selain itu
bagian lengan atas dalam ini tidak digunakan untuk beraktivitas menyentuh wajah.
Sehingga relative aman. Selain dengan lengan, bisa juga menutup mulut dan
sampah.
6. Isolasi mandiri
Bagi yang merasa tidak sehat, seperti mengalami demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, sesak napas, diminta untuk secara sadar melakukan isolasi mandiri
di dalam rumah. Tetap berada di dalam rumah dan tidak mendatangi tempat kerja,
sekolah, atau tempat umum lainnya karena memiliki resiko infeksi Covid-19 dan
7. Jaga kesehatan
kesehatan fisik tetap terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi selama beberapa
Istirahat yang cukup juga sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga kesehatan
mewujudkan dampak yang positif yaitu pertama memutus rantai penularan virus Covid-19 itu
sendiri dan yang kedua menjadi upaya bersama mengakhiri ketidakpastian yang ditimbulkan
sepanjang era pola hidup baru saat ini, kepatuhan mutlak itu menjadi landasan bagi
19
terwujudnya kepastian baru. Sehingga adanya jalan keluar yang dapat mengatasi pandemic
Covid-19 ini. Sebaliknya, bila ketidakpatuhan pada protokol kesehatan hanya akan
Maka dari itu, perlu kesadaran dari masyarakat akan penerapan protokol kesehatan,
karena dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, akan berdampak positif baik
kesehatan diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah
video edukasi berupa video tutorial penerapan protocol kesehatan yang diunggah di sosial
8.
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pandemi covid-19 ini sangat memiliki memiliki banyak dampak baik sosial maupun
ekonomi. Dalam hal ini Indonesia telah berupaya untuk mengendalikan dan memutus mata
rantai covid-19 dengan membuat dan menerapkan peraturan-peraturan yang berlaku. Namun,
dalam menghadapi covid-19 ini, bukan hanya peran pemerintah dan peran tenaga kesehatan
saja yang dapat diandalkan tetapi memerlukan partisipasi dari semua komponen masyarakat,
termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat lainnya, dan kesadaran
dari masyarakat untuk dapat mengindahkan himbauan dari pemerintah maupun tenaga
kesehatan yakni mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
seperti tetap di rumah, menjaga jarak, menggunakan masker, rajin cuci tangan dan
menerapkan pola hidup sehat. Hal ini perlu dilakukan guna memutus mata rantai penularan
B. SARAN
Adapun saran yang dapat direkomendasikan adalah agar kegiatan sosialisasi dan
edukasi terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan dilakukan secara lebih intens lagi
agar kesadaran masyarakat dapat semakin meningkat sehingga kasus covid-19 di wilayah
21
DAFTAR PUSTAKA
Optimalisasi Teknologi Informasi Untuk Sosialisasi Dan Edukasi Dalam Upaya Pencegahan
http://repo.darmajaya.ac.id/3037/4/BAB%20I.pdf
%201%20PENDAHULUAN%201711213018.pdf
Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. National Research Tomsk
"WHO Gunakan Istilah Physical Distancing, Ini Bedanya dengan Social Distancing", 1 April
memperkuat-partisipasi-masyarakat-dalam-penanganan-covid-19-di-indonesia, diakses 26
Mei 2022.
22
Rosidah, et.al (2020). “Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pencegahan Covid-19
Melalui Video Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan.” Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat, 4 (2)
Putri, Ririn Novita (2020). “Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”. Jurnal Ilmiah
Masyarakat di Tempat Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID19), Rev 3 (16
Maret 2020).
23