Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGARUH BUDAYA DISIPLIN MASYARAKAT TERHADAP


PELAKSANAAN PROTOCOL KESEHATAN COVID-19

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Hukum

Pengajar:

Bapak Ria Casmi Arrsa S.H, M.H dan

Ibu Fransisca A Susanto S.H, LLM

Oleh:

Fadhila Dhuha Oktiana (29/ 185010100111162)

Reza Maulana Pratama Putra (30/ 185010100111169)

Fiorell Limbert (31/ 185010100111194)

Avianda Janenina Claudia (32/ 185010100111199)

Fajar Kusuma Ramadhan (33/ 185010100111265)

Ika Adelia Rinanta Putri (34/ 185010101111010)

Nadya Sekar Ramadhani (35/ 185010101111015)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2021
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Budaya Disiplin Masyarakat 4


B. Tinjauan Umum Tentang Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 5
C. Tinjauan Umum Tentang Disiplin Masyarakat dalam Penerapan Protokol
Kesehatan COVID-19 9

BABI II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 13
B. Pendekatan Penelitian 13
C. Jenis dan Sumber Data 14
D. Teknik Memperoleh Data 14
E. Populasi, Sample, dan Teknik Sampling 15
F. Teknik Analisis Data 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Covid 19 atau Corona Virus Disease adalah sekelompok virus yang


berakibat buruk bagi infeksi saluran pernafasan pada manusia.1 Berbagai dampak
dari Pandemi Covid-19 ini telah dirasakan oleh seluruh masyarakat di berbagai
lapisan dan sektor kehidupan. Tidak hanya pada sektor kesehatan masyarakat,
melainkan juga terhadap sektor lainnya seperti sektor ekonomi, sektor pendidikan,
sosial, dan masih banyak sektor-sektor lainnya. Di Indonesia pandemi ini telah
berlangsung sejak awal 2020, pandemic ini telah membuat masyarakat harus
berjuang cukup keras untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya dan
terpaksa harus menyesuaikan diri dengan pola kehidupan dan kebiasaan yang baru
di era pandemi Covid-19 ini. Salah satunya adalah pola kebiasaan baru tentang
budaya disiplin masyarakat terhadap pelaksanaan protocol kesehatan Covid-19.

Angka penularan kasus Covid-19 di Indonesia masih terbilang cukup tinggi


dan disebabkan oleh berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan
tersebut masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat seperti masih minimnya
rasa kepedulian dari masyarakat, minimnya kesadaran dari masyarakat, dan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat akan ancaman dari pandemi Covid-19 ini.
Perilaku kesehatan masyarakat ini merupakan contoh cerminan dari tingkat
kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah. Karena memang masih banyak
ditemukan kurangnya kesadaran masyarakat akan budaya disiplin masyarakat
terhadap pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19. Banyak masyarakat yang
masih belum menggunakan masker dan masih terdapat kerumunan yang masih
sering ditemukan di berbagai lingkungan publik. Hal seperti ini penting untuk
menjadi perhatian dalam rangka menekan angka penularan kasus positif Covid-19
di Indonesia.

Darurat Covid-19 telah ditetapkan berdasarkan dengan Keputusan Presiden


(Keppres) Nomor 11 tahun 2020 mengenai Penerapan Kedaruratan Kesehatan

1
Avicha Febriyanti, Analisis Pengaruh Dampak Covid-19 Dan Kebijakan Pemerintah Terhadap
Perekonomian Pedagang Sektor Informal di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adibuana
Surabaya, hlm.1

1
Masyarakat, mengingat jumlah kematian yang disebabkan Covid-19 telah
meningkat dan menyebar antar wilayah dan berdampak terhadap kondisi politik,
kesejahteraan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, serta juga pertahanan dan
keamanan. Keppres yang ditetapkan ini memperhatikan isi Undang-undang Nomor
6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Undang-UndangDasar 1945,
Pasal 12 dan Pasal 22, telah member dasar jika terjadi keadaan bahaya dan
kegentingan yang memaksa. UUD NRI 1945, melindungi segenap warga negara
dan tumpah darah Indonesia, dan pemerintah wajib menjamin keselamatan warga
negaranya.2

Berbagai aturan telah dikeluarkan pemerintah untuk kondisi “new normal”


dan juga memberikan sanksi terhadap masyarakat yang melanggar aturan
tersebut. Seperti beberapa contoh protokol kesehatan tersebut tentu sangat perlu
untuk diterapkan masyarakat selama masa pandemi Corona virus. Bahkan protokol
social distancing seperti isolasi diri telah diumumkan pemerintah melalui surat
edaran Nomor H.K.02.01/MENKES/202/2020, yang di dalamnya mengatur tentang
(protokol kesehatan yang meliputi: masker, cuci tangan, penggunaan
handsanitizer, social distancing serta menutup mulut saat batuk dan bersin). Hal
tersebut dimaksudkan selain agar terhindar dari infeksi Corona virus, proses
penekanan penyebaran dan infeksi Corona virus dapat dilakukan.

Saat ini, kesadaran sebagai bagian dari masyarakat yang saling mendukung
memang sangat penting, kesadaran sebagai warga negara sangat dibutuhkan
sebagai rasa sadar yang berasal dari hati dan pikiran masyarakat untuk bersikap
dalam melakukan segala tindakan. Masyarakat dihimbau untuk selalu membantu
upaya dari pemerintah untuk memutus penyebaran Covid-19 dengan diam di
rumah, dan masing-masing individu menerapkan protocol kesehatan Covid-19.
Dalam kenyataannya jumlah penderita positif Covid 19 setiap hari selalu
mengalami peningkatan. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan masyarakat
tidak mematuhi protocol kesehatan Covid-19. Perilaku yang merupakan kesatuan
dari system pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat serta bagaimana

2
Erisandi Aditama, Puji Lestari, 2020, Jogo Tonggo: Membangkitkan Kesadaran Dan Ketaatan Warga
Berbasis Kearifan Lokal Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Jawa Tengah

2
menyikapi fenomena yang terjadi saat ini yakni pandemi Covid-19 melalui tindakan
konkrit yang mereka wujudkan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh budaya terhadap disiplin masyarakat terhadap


pelaksanaan protocol kesehatan COVID-19?

2. Bagaimana penerapan pelaksanaan protocol kesehatan covid-19 oleh


masyarakat di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap disiplin masyarakat terhadap


pelaksanaan protocol kesehatan COVID-19

2. Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan protocol kesehatan covid-19 oleh


masyarakat di Indonesia

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat untuk memberikan


sumbangan pemikiran bagi masyarakat agar disiplin dalam mematuhi protocol
kesehatan COVID-19. Selain itu penulis dan pembaca dapat menambah
wawasan terkait pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat Indonesia
saat pandemi.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Budaya Disiplin Masyarakat


Disiplin memang masih menjadi barang langka dan berharga di tempat kita,
baik di sekolah, kampus, kantor, maupun di masyarakat umum. Kata-kata “mohon
maaf Pak/Bu, saya terlambat” masih menjadi pemandangan sehari-hari. Terlambat
masih dianggap hal yang wajar dan biasa, bahkan telah menjadi budaya. Bahkan
di sebuah acara, ada yang telah membuat kesepakatan untuk terlambat selama
30 menit dalam setiap kali pertemuan. Sungguh mengherankan, kok “maksiat”
disepakati. Apa gerangan sebabnya orang tidak disiplin dalam waktu? Sebab
utamanya hanya satu, kurang menghargai nilai waktu. Kita tidak merasa
kehilangan sesuatu dan eman-eman apabila kita terlambat beberapa menit bahkan
jam ketika mengikuti sebuah acara rapat, seminar, kuliah, workshop dan lain
sebagainya.

Bagaimana merubah budaya? Budaya memang tidak mudah untuk dirubah,


dalam waktu yang singkat. Tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Renald Khasali
dalam bukunya Myelin mengungkapkan berdasarkan pengalaman bersama tim
yang dipimpinnya, setidaknya ada 5 langkah yang harus dilakukan untuk merubah
budaya, yaitu; dipaksa, terpaksa, bisa, biasa, dan akhirnya menjadi budaya.

Pertama, dipaksa. Untuk membuat perubahan secara masal memang tidak


cukup menunggu kesadaran dari masing-masing individu, harus ada peraturan
yang memaksa. Konon, orang-orang Barat bisa disiplin bukan hanya karena faktor
individu melainkan ada aturan yang tegas dan tidak dapat ditawar-tawar. Yang
salah ditindak tegas, yang benar ada jaminan keselamatan.

Kedua, setelah dipaksa orang akan merasa terpaksa. Orang akan terpaksa
bekerja keras agar dapat mengikuti segala jadwal dan kegiatan secara on time,
tidak terlambat. Mereka akan lebih memanage waktu sebaik-baiknya agar dapat
melakukan setiap kegiatan dengan tepat waktu. Ketiga, setelah terpaksa beberapa
lama akhirnya bisa. Tidak bisa bukan karena sulit melainkan karena belum pernah
mencoba untuk tepat waktu.

4
Keempat, setelah bisa toh akhirnya menjadi biasa. Pada fase ini orang
sudah tidak lagi merasakan berat, apalagi merasa dipaksa dan terpaksa. Semuanya
telah berjalan secara otomatis karena saraf dalam tubuh telah terkondisikan bahwa
semuanya harus berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Kelima, kebiasaan yang
dilakukan berulang-ulang dan dibumbui dengan penghayatan akhirnya akan
menjadi budaya. Maka terbentuklah budaya disiplin.

Menurut Khasali, untuk merubah budaya tidak disiplin menjadi budaya


disiplin sebagaimana dijelaskan dalam langkah-langkah di atas, butuh waktu kira-
kira 7 tahun. Memang cukup lama.Salah satu cara yang dapat dibangun menurut
buku khasali tersebut adalah dengan membentuk “Budaya Disiplin”. Membentuk
budaya disiplin bukanlah hal yang mudah serta bukanlah pekerjaan yang dapat
kita peroleh dalam waktu semalam. Seperti dalam pengertian Myelin , ia terbentuk
dan dapat berkembang yaitu dengan hal-hal yang kita lakukan sehari-hari.

Oleh sebab itu dalam membangun budaya disiplin juga dibutuhkan kerja
keras. Oleh sebab itu kata disiplin ditambah kata budaya, karena dalam kata
budaya itu memiliki arti adalah kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok secara berulang-ulang sehingga membentuk dan terbentuk “budaya”.
Jika digabungkan dengan kata disiplin maka “budaya disiplin” hanya dapat dicapai
dengan berlatih dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga membentuk suatu
budaya yang menjadi karakter dari seseorang atau kelompok orang.

B. Tinjauan Umum Tentang Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

1. Pengertian Protokol Kesehatan

Virus Corona merupakan virus jenis baru yang hingga saat ini masih terus
menyebar diseluruh belahan dunia. Virus corona telah menginfeksi jutaan manusia
dalam waktu singkat, hal ini menyebabkan badan kesehatan dunia, World Health
Organization (WHO) menetapkan virus Corona ini sebagai pandemi dikarenakan
wabah penyakit ini sudah keluar dari pusat penyebarannya yaitu Kota Wuhan,
Tingkok, selain itu penyakit corona hingga saat ini masih menyebar keseluruh
belahan dunia.

5
Pandemi ini juga sudah berhasil merubah tatanan kehidupan manusia pada
sekarang ini. Berbagai negara di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia yang
merupakan negara terdampak virus corona, berusaha untuk memerangi
penyebaran dan penularan virus ini dengan menerapkan berbagai kebijakan yang
diharapkan dapat meminimalisir penyebaran virus corona semakin meluas. Sebut
saja kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam penanganan
COVID-19 ialah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), work from
home, karantina wilayah dan yang hingga saat ini masih diterapkan yaitu adanya
penerapan protokol kesehatan. 3

Memasuki era new normal menjadikan Indonesia sebagai negara yang


harus siap dengan kebiasaan baru dalam kondisi pandemi COVID-19, dimana
semua orang akan hidup berdampingan bersama COVID-19 agar perekonomian di
Indonesia dapat kembali pulih. 4
Dengan adanya penerapan protokol kesehatan
diharapkan agar dapat mencegah penyebaran virus COVID-19 tersebut, dan
apabila terdapat pengabaian dan adanya pelanggaran protokol kesehatan, maka
akan mengakibatkan bertambahnya kasus positif COVID-19.

Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya penanggulangan situasi pandemi


COVID-19, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang bekerja sama
dengan World Health Organization untuk memantau dan mencegah penyebaran
penyakit COVID-19, menerapkan protokol kesehatan yang harus ditaati oleh
masyarakat dalam hal ini masyarakat Indonesia.

2. Penerapan Protokol Kesehatan

Guna mencegah adanya penyebaran virus COVID-19, Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan World Health Organization
untuk memantau dan mencegah penyebaran penyakit COVID-19. Upaya

3
Nina Karlina, Didin Muhafidin dan Elisa Susanti, Penerapan Protokol COVID-19 dalam Pengelolaan
Kawasan Agrowisata berbasis Ecotourism di Masa Pandemi, 2021, Volume 2, Nomor 1
4Bella Mutia Fitri, Otik Widyastutik, Iskandar Arfan, Penerapan Protokol Kesehatan era new normal
dan risiko COVID-19 pada mahasiswa, 2020, Volume 9, Nomor 2

6
penanggulangan ini dengan cara menerapkan protokol kesehatan yang harus
ditaati oleh masyarakat, dalam hal ini masyarakat Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.


01.07/MENKES/2020, Protokol kesehatan terdiri dari:

a) Perlindungan Kesehatan Individu: Prinsip pencegahan penularan


COVID-19 pada individu dilakukan dengan beberapa tindakan
seperti:

● Menggunakan Masker, menggunakan alat pelindung diri


yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, apabila
keluar rumah atau berinterkasi dengan orang lain.
Berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan,
disarankan menggunakan masker kain 3 lapis
● Membersihkan tangan secara teratur, dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan
cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer
● Menjaga jarak, menjaga jarak minimal 1 meter dengan
orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang
bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian dan berdesakan
● menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), guna
meningkatkan daya tahan tubuh, masyarakat dianjutkan
mengkonsumsi gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik
minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal
7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit.

b) Perlindungan Kesehatan Masyatakat: Merupakan upaya yang harus


dilakukan oleh semua komponen yang ada di masyarakat guna
mencegah dan mengendalikan penularan COVID-19, dengan
menerapkan:

7
● Unsur pencegahan (prevent)

− Kegiatan promosi kesehatan (promote), dilakukan


melalui sosialisasi, edukasi dan penggunaan
berbagai media informasi untuk memberikan
pengertian dan pemahaman bagi seluruh
masyarakat
− Kegiatan perlindungan (protect), dilakukan melalui
penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang
mudah diakses dan memenuhi standar atau
penyediaan handsanitizer

● Unsur penemuan kasus (detect)

− Fasilitasi dalam deteksi dini untuk mengantisipasi


penyebaran COVID-19
− Melakukan pemantauan kondisi kesehatan terhadap
semua orang yang ada di tempat dan fasilitas umum

● Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)

Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat


atau fasilitas pelayanan kesehatan

Berdasarkan Kepetusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,


dengan adanya aturan protokol kesehatan tersebut, masyarakat dapat
menerapkan protokol kesehatan dalam melakukan aktivitasnya. Namun, masih
banyak masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan dengan benar,
sehingga menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan terhadap
penyebaran virus COVID-19. Oleh karena itu, seharusnya disiplin masyarakat
dalam penerapan protokol kesehatan perlu ditingkatkan lagi sehingga dapat
mencegah adanya penyebaran virus COVID-19 di Indonesia.

8
C. Tinjauan Umum Tentang Disiplin Masyarakat dalam Penerapan
Protokol Kesehatan COVID-19

Tokoh Masyarakat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8


Tahun 1987: “Seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan
dari masyarakat dan/atau pemerintah”

Peran tokoh masyarakat antara lain adalah sebagai pengendali sosial,


penjaga dan penegak nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Selain itu tokoh masyarakat juga berperan dalam memecahkan berbagai
permasalahan yang terjadi. Tokoh masyarakat mempunyai kewajiban untuk
memberikan dukungan, bimbingan, motivasi serta pengarahan pada
masyarakatnya.5

Berdasarkan uraian diatas mengatakan bahwa tokoh masyarakat yang


memberikan arahan kepada masyarakatnya, dalam hal ini pemerintah yang
membuat adanya peraturan dari penerapan protokol kesehatan. Akan tetapi,
upaya penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia bukan hanya merupakan
tanggungjawab dari pemerintah saja, melainkan juga tanggungjawab masyarakat,
diperlukan adanya peran serta dari setiap masyarakat Indonesia.

Peran masyarakat dan partisipasi masyarakat merupakan kunci utama


untuk pencegahan penyebaran penyakit virus COVID-19. Akan tetapi, di Indonesia
kesadaran masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan masih rendah.
Sebagian masyarakat Indonesia sadar dan ikut melakukan penerapan protokol
kesehatan, tetapi sebagian masyarakat juga belum mengikuti imbauan dari
pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Hingga saat ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyatakan


jumlah kasus positif di Indonesia sebanyak 1.609.300 kasus. Penambahan kasus
dari hari ke hari menggambarkan bahwa kepatuhan terhadap protokol keseharan
masih belum optimal dilaksanakan oleh masyarakat.

5
Udin Rosidin, Laili Rahayuwati, dan Erna Herawati, Perilaku dan Peran Tokoh Masyarakat dalam
Pencegahan dan Penanggulangan Pandemi COVID-19 di Desa Jayaraga, Kabupaten Garut

9
Berbagai pelanggaran terhadap penerapan protokol kesehatan masih
terjadi di berbagai wilayah. Sanksi yang diberikan belum mampu membangkitkan
kesadaran warga untuk memenuhi aturan. Ketidakpatuhan ini yang membuat
penularan virus COVID-19 semakin cepat meluas, tidak hanya meningkatkan
jumlah pasien positif yang memenuhi ruangan rumah sakit, namun juga
menambah jumlah korban yang wafat.6

Oleh karena itu, masyarakat seharusnya sadar dan perlu menerapkan


adanya disiplin dalam protokol kesehatan. Partisipasi masyarakat dalam
penanganan Covid-19 mempunyai peran yang sangat penting, masyarakat dapat
berperan bukan saja sebagai objek tetapi juga sebagai subjek penanganan Covid-
19. 7

Masyarakat dalam mencegah adanya penyebaran virus covid harus


menerapkan sikap disiplin dalam protokol kesehatan. Sikap ini merupakan
kesediaan secara iklas dari masyarakat guna membantu penanganan penyebaran
wabah penyakit COVID-19, dimana setiap masyarakat memobilisasi diri sendiri dan
memikul tanggung jawab penanganan COVID-19. Adapun sikap disiplin yang dapat
diterapkan oleh masyarakat Indonesia yaitu:

a.) Patuh dalam Protokol Kesehatan 3M

Protokol kesehatan 3M yaitu dengan memakai masker, mencuci


tangan dengan sabun, dan menjaga jarak, meruoajan cara terbaik yang
dapat diterapkan untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Upaya
ini merupakan tuntutan kedisiplinan masyarakat agar diterapkan secara
konsisten. Hal ini sesuai dengan pernyataan World Health Organization
(WHO), yaitu upaya memelihara diri agar terhindar dari penyakit ini
adalah menggunakan masker, rajin membersihkan tangan

6
Ratna Kartika Sari, Identifikasi Penyebab Ketidakpatuhan Warga Terhadap Penerapan Protokol
Kesehatan 3M di Masa Pandemi COVID-19, 2O21, Volume 6, Nomor 1
7
Mohammad Mulyadi, Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Penyebaran COVID-19, 2020,
Volume XII, Nomor.8

10
menggunakan sabun maupun cairan berbasis alkohol, sera melakukan
pembatasan kontak fisik dengan orang lain (social distancing).8

Dengan adanya wabah penyakit virus COVID-19 ini, masyarakat


perlahan mengubah kebiasaan lama dengan membentuk kebiasaan
bersih dan sehat. Dimana, masyarakat harus disiplin dalam berperilaku
bersih dan sehat, menggunakan masker dan mencuci tangan
menggunakan sabun ataupun cairan alkohol diangap sangat penting
untuk dilakukan. Bentuk kebiasaan bersih dan sehat ini merupakan
wujud disiplin masyarakat Indonesia dalam menerapkan protokol
kesehatan dalam aktivitas.

Selain itu menjaga jarak juga merupakan salah satu protokol


kesehatan 3M, kalimat social distancing yang belakangan populer
ditengah masyarakat setelah munculnya penyakit COVID-19,
merupakan salah satu pencegahan penyebaran virus COVID-19,
dimana masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya diluar rumah
harus membatasi kontak langsung dengan orang lain

Dalam hal ini, apabila masyarakat disiplin dalam menererapkan


protokol kesehatan 3M, maka masyarakat dalam menjalankan
aktivitasnya tidak membahayakan kesehatan maupun keselamatan diri
sendiri maupun orang lain disekitarnya.

b.) Partisipasi Masyarakat secara langsung

Tindakan disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol


kesehatan seharusnya dimulai dari partisipasi dalam memberikan edukasi
kepada masyarakat lain tentang COVID-19. Ketidakpatuhan masyarakat
dalam menerapkan protokol kesehatan juga dikarenakan masyarakat
kurang mengetahui dan memahami tentang wabah penyakit ini.

8
Ratna Kartika Sari, Identifikasi Penyebab Ketidakpatuhan Warga Terhadap Penerapan Protokol
Kesehatan 3M di Masa Pandemi COVID-19, 2O21, Volume 6, Nomor 1

11
Oleh karena itu, guna memberikan edukasi kepada masyarakat
yang kurang paham tentang adanya penyakit ini, perlu dilakukannya
pembelajaran kepada warga masyarakat. Edukasi ke sesama warga dapat
dilakukan secara individu, tindakan ini diupayakan agar masyarakat dapat
disiplin dan juga dapat mengetahui segala informasi terkait dengan COVID-
19 ini. Bentuk edukasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
pengetahuan warga tentang corona viurs, penularan, pencegahan, gejala,
membangun etika dan sikap dalam upaya memutus mata rantai
penyebaran corona virus.9

Dengan adanya pemberian edukasi kepada masyarakat dapat


membuka kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dalam
keadaan wabah virus COVID-19 masih menyebar, sehingga masyarakat
dapat menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat apabila disiplin dalam
menerapkan protokol kesehatan diharapkan dapat bertujuan untuk
mengontrol penyebaran virus, memutus rantai penularan dan juga
melindungi masyarakat kelompok rentan dalam tertular virus COVID-19.

9
Fazli Rachman, Kewarganegaraan dan Kesehatan: Partisipasi Warga dalam Penanganan Pandemi
COVID-19 di Indonesia, 2020,Volume 5, No 2

12
BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Yuridis Empiris atau
jenis penelitian hukum sosiologis adan dapat disebut juga penelitian hukum
di lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang
terjadi dalam kenyataannya didalam masyarakat. Atau dengan kata lain
suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau
keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud mengetahui dan
menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data terkumpul
kemudian menuju pada identifikasi masalah yang pada akhirnya merujuk
pada penyelesaian suatu masalah.10

Penelitian ini termasuk pada penelitian empiris karena hendak


mengetahui mengenai tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia dalam
melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan yang telah di tetapkan
oleh pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran virus
COVID-19 di Indonesia.

B. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan yuridis sosiologis yakni mengidentifikasi dan mengkonsepsi
hukum sebagai instuisi social yang riil dan fungsional dalam kehidupan
yang nyata. Pendekatan yuridis sosiologis menekankan penelitian yang
bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris, dengan cara
terjun langsung ke objeknya, yang mengetahui seputar tingkat kesadaran
akan ketaatan masyarakat dalam hal pelaksanaaan protokol kesehatan
COVID-19.

10
Bambang Waluyo. Penelitian hukum dalam praktek. (sinar grafika, Jakarta,2002) hlm 15-16

13
C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:


a. Data Primer: Data yang diperoleh secara langsung dari fakta-fakta
sosial di lokasi penelitian yaitu keterangan langsung dari responden
masyarakat di Kota Yogyakarta yang didapatkan melalui wawancara
secara langsung kepada responden-responden tersebut.
b. Data Sekunder: data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh secara langsung dari Peraturan Perundang-undangan dan
buku – buku literatur.
Berikut adalah data yang digunakan sebagai data sekunder di dalam
peneilitian yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19)
3. Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan
Corona Virus Diseases (Covid-19) pada satuan pendidikan
4. Litelatur -litelatur yang diperoleh dari media online berupa e-book
dan jurnal.

D. Teknik Memperoleh Data


Untuk mengumpulkan data dari sumber – sumbernya teknik yang
digunakan dalam karya tulis ini adalah wawancara bebas terbuka untuk
data primer dan studi dokumen untuk data sekunder.

1) Wawancara bebas terbuka


Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data primer
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden
yang jawabannya tidak ditentukan oleh peneliti tetapi bebas sesuai
dengan pengetahuan responden yaitu dalam hal ini adalah masyarakat
setempat kota Yogyakarta.

14
2) Studi kepustakaan
Dalam penelitian ini studi kepustakaan diperoleh dari peraturan
perundang – undangan yang berkaitan dengan penyelesaian
perselisihan hubungan industrial di pengadilan hubungan industrial
serta sumber lain yang berkorelasi dengan penelitian ini. Studi
Kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang
cukup untuk mendukung analisa dalam penelitian yang diperoleh dari
media online berupa e-book dan jurnal.

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek dan


subyek yang dimiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari
penelitian ini yaitu seluruh warga negara Indonesia.

Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang diiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
beberapa warga Kota Yogyakarta.

Teknik Sampling

Teknik sampling yang akan digunakan oleh peneliti adalah Teknik Random
Sampling dimana menurut Sugiyono (2001:57) teknik simple random
sampling adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu11.

11
Diakses dari https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-random., pada 20 April
2021, Pukul 19:49

15
F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik


analisis deskriptif-kualitatif, peneliti menggunakan analisis ini karena data
yang di peroleh adalah data berupa narasi – narasi dari responden yang
telah di wawancarai untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial di pengadilan hubungan
industrial dan juga menggunakan interpretasi sosiologis untuk
menganalisis data sekunder yang di peroleh dari studi kepustakaan yang
disusun secara teratur serta sistematis kemudian dianalisis untuk ditarik
kesimpulan, apakah data yang di dapatkan sudah sesuai dengan suatu
ketentuan yang ada pada peraturan perundang – undangan yang berlaku
atau tidak sesuai dengan realita pelaksanaan ketentuan hukum dalam
kenyataan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Avicha Febriyanti, Analisis Pengaruh Dampak Covid-19 Dan Kebijakan Pemerintah


Terhadap Perekonomian Pedagang Sektor Informal di Indonesia, Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Adibuana Surabaya

Bambang Waluyo. Penelitian hukum dalam praktek. (Sinar grafika, Jakarta, 2002)

ErisandiAditama, Puji Lestari, 2020, Jogo Tonggo: Membangkitkan Kesadaran Dan


Ketaatan Warga Berbasis Kearifan Lokal Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Jawa
Tengah

Nina Karlina, Didin Muhafidin dan Elisa Susanti, Penerapan Protokol COVID-19
dalam Pengelolaan Kawasan Agrowisata berbasis Ecotourism di Masa Pandemi,
2021, Volume 2

Bella Mutia Fitri, Otik Widyastutik, Iskandar Arfan, Penerapan Protokol Kesehatan
era new normal dan risiko COVID-19 pada mahasiswa, 2020, Volume 9

Udin Rosidin, Laili Rahayuwati, dan Erna Herawati, Perilaku dan Peran Tokoh
Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pandemi COVID-19 di Desa
Jayaraga, Kabupaten Garut

Ratna Kartika Sari, Identifikasi Penyebab Ketidakpatuhan Warga Terhadap


Penerapan Protokol Kesehatan 3M di Masa Pandemi COVID-19, 2O21, Volume 6

Mohammad Mulyadi, Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Penyebaran


COVID-19, 2020, Volume XII

Ratna Kartika Sari, Identifikasi Penyebab Ketidakpatuhan Warga Terhadap


Penerapan Protokol Kesehatan 3M di Masa Pandemi COVID-19, 2O21, Volume
6Fazli Rachman, Kewarganegaraan dan Kesehatan: Partisipasi Warga dalam
Penanganan Pandemi COVID-19 di Indonesia, 2020,Volume

Diakses dari https://www.statistikian.com/2018/02/pengertian-simple-random.,


pada 20 April 2021, Pukul 19:49

Anda mungkin juga menyukai