KELOMPOK 1 :
MUHAMMAD ZIKRI(1706200283)
ARIEF RAMADHAN(1706200254)
M.ANDRIANSYAH(1706200263)
FAKULTAS HUKUM
T.A 2019/2020
MEDAN
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat
dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga
dan para sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga
makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan.
Makalah ini berjudul “Hukum Perdata internasional”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak M.Syukran Yamin Lubis SH, CN, M,kn selaku dosen mata kuliah hukum
Perdata internasional yang telah memberi arahan dan pembelajaran sehingga makalah
ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca bisa memberikan kritik dan
saran-saran yang membangun dan memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam
membuat makalah
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin
yarabbal a’lamiin.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
A. LATAR BELAKANG…………………………………….............................1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………1
C. TUJUAN……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………2
A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN HPI…………………………………3
B. PERBEDAAN HPI DENGAN HI……………………………………………6
C. MANFAAT HPI DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM.7
D. BAGAIMANA POLA PIKIR YURIDIK HPI……………………………..9
E. MASALAH-MASALAH POKOK HPI…………………………………….11
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………19
A. KESIMPULAN……………………………………………………………...19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Hukum Perdata Internasional,istilah,ruang
lingkup, Sumber?
b) Apa perbedaan HPI dengan HI?
c) Apa manfaat HPI dalam Peneyelesaian persoalan-persoalan hukum ?
d) Bagaimana Pola berpikir Yuridik HPI?
e) Apa saja masalah masalah Pokok HPI?
4
C.Tujuan
a) Memahami apa yang dimaksud dengan Hukum Perdata
internasional,istilah,ruang lingkup dan sumbernya
b) Mengetahui Perbedaan HPI dengan HI
c) Mengetahui apa saja manfaat HPI dalam menyelesaain persoalan hukum
d) Mengetahui Pola berpikir Yuridik HPI
e) Mengetahui masalah pokok HPI
5
BAB II
PEMBAHASAN
Prof.R.H Graveson
6
pergaulan hidup masyarakat internasional, maka HPI dapat disebut sebagai hukum
pergaulan Internasional.2
Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata melewati batas negara, atau dengan kata lain, hukum
yang mengatur hubungan antar pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berbeda.
Sudargo Gautama
Jadi persoalan perdata sehari-hari jika sudah melewati batas Negara sendiri
mengandung unsure luar negeri yang dinamakan foreign elemen, suatu unsure asing,
unsur, unsure luar negeri menjelma menjadi hubungan HPI. Dalam HPi kita bukan
7
berada di bidang internasional publik kita menghadapi hubungan perdata sehari-hari,
sedangkan hukum perdata internasional public, hukum antar Negara, hukum antar
bangsa khusus mengenai masalah-masalah hubungan Negara dengan Negara.3
Istilah HPI
Dalam Hukum Perdata Internasional (HPI) terdapat beberapa istilah tergantung dari
dari masing- masing negara tersebut. Istilah HPI tersebut seperti :
1. Hukum Perselisihan
2. Hukum Collisie (Collisierechts)
3. Conflict of Laws
4. Conflict de Lois/ Conflict Des Statuts
5. Botsingbepalingen
6. Interrechtssordenrecht
7. HATAH/ Hukum Antar Tata Hukum
8. Quasi Internasional Privatrecht
9. Intergentiel Recht
10. Hukum antar golongan
Ruang Lingkup
8
4. Luas bidang HPI meliputi mengenai hakim mana yang harus menyelesaikan
masalah (Choice of Yuridiction), hukum mana yang berlaku dan
status/kedudukan orang asing tersebut dan kewarganegaraannya. Contoh:
Perancis.
Sumber Hukum
9
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
Antara HI dan HPI terdapat titik taut, atau persamaan yaitu, keduanya
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, yang biasa disebut
dengan internasional, namun sifat hukum atau persoalan yang diaturnya atau
objeknya berbeda.
Perbedaan yang sangat menonjol antara HI dan HPI terletak pada sumber
hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu
Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan intenasional, asas umum
hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan hakim (yurisprudensi) dan
doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI menggunakan sumber hukum
nasional Negara yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan.
10
kliennya untuk melakukan pilihan hukum yang akan berlaku atas kontrak yang
dibuatnya. Tindakan pilihan hukum semacam itu sering kali harus didukung oleh
pertimbangan-pertimbangan yang matang di bidang HPI, khususnya dalam
mengupayakan pemenuhan harapan-harapan yang sah dan keadilan bagi para
kliennya. Lebih jauh lagi dalam menata pendapat-pendapat hukum atau menyusun
argumentasi hukum untuk diajukan di dalam proses berperkara di pengadilan atau
arbitrase, seorang penasihat hukum juga sering kali dituntut untuk menggunakan
pendekatan-pendekatan HPI tertentu yang sedemikian rupa diharapkan akan
mendapat menempatkan kliennya dalam kedudukan yang menguntungkan atau lebih
adil. Contoh diatas belum menyentuh bidang perorangan,keluarga,benda, dan
pewarisan yang dewasa ini semakin banyak memperlihatkan aspek-aspek
transnasional.
11
Tidaklah mengeherankan jika banyak pranata yang dikembangkan di dalam teori-
teori dan pendekatan HPI seakan-akan membuka kemungkinan pengadilan atau siapa
pun yang memanfaatkannya dalam proses pengambilan keputusan hukum untuk
merekayasa dan mengarahkan penarikan kesimpulan-kesimpulan hukum secara
diskresioner. Tidak jarang di satu saat pengadilan menganut suatu teori atau
pendekatan tertentu Namun, dalam perkembangannya berubah sikap dan mengganti
pola pendekatan yang digunakannya untuk menyelesaikan perkara-perkara HPI. Yang
penting dalam kaitan ini tentunya adalah nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi dalam
penegakan hukumlah yang harus mengendalikan perkembangan semacam itu artinya,
nilai-nilai keadilan,kewajaran,kepastian hukum, serta tanggung jawab professional
harus selalu menjadi dasar pemanfaatan HPI dalam aktivitas pengambilan keputusan
hukum sehari-hari. 4
Empat langkah berpikir hukum utama yang umumnya dijalani apabila orang hendak
menyelesaikan persoalan persoalan hukum semacam itu, Khususnya dalam
menetapkan hukum apa yang harus diberlakukan untuk menyelesaikan perkara yang
mengandung unsure asing. Penggambaran yang akan dilakukan dibawah ini
mengasumsi serangkaian langkah-langkah dasar dalam proses penyelesaaian perkara
HPI sederhana dan normal.
12
3. Menentukan sistem hukum intern Negara mana yang harus diberlakukan
untuk menyelesaikan perkara/menjawab persoalan hukum yang mengandung
unsure-unsur asing itu.
Hakim perlu melibatkan diri dalam menemukan kaidah HPI Lex Fori yang
tepat dengan langkah langkah :
a) Mencari dan menemukan kaidah HPI yang tepat melalui tindakan
kualifikasi fakta dan kualifikasi hukum.
b) Menentukan kaidah HPI lex fori yang relevan dalam rangka
penunjukkan ke arah lex causae
c) Memeriksa kembali fakta-fakta dalam perkara dan menentukan sistem
hukum mana atau Negara apa yang seharusnya diberlakukan sebagai
lex causae
13
interaksi transnasional sering kali menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa hukum
yang menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa dengan lebih dari satu sistem
hukum atau kaidah hukum Negara-negara yang berbeda. Jika kenyataan ini dikaitkan
dengan orang dapat menyimpulkan bahwa ada persoalan-persoalan khas yang dapat
dianggap sebagai masalah-masalah Pokok HPI :
14
pengadilan dalam menentukan sistem hukum mana yang seharunya
diberlakukan.
15
“Hukum Perdata internasional terdiri atas 3 masalah yang berbeda-beda,
namun terkait satu sama lain: yurisdiksi,pilihan hukum, dan pengakuan
putusan-putusan hukum. Pembedaan ke dalam tiga bagian ini mencerminkan
persoalan-persoalan yang dihadapi seorang penasihat hukum yang
menghadapi transaksi-transaksi yang melampaui batas-batas yurisdiksi
pengadilan : dalam hal terjadinya sengketa, dimanakah gugatan hukum harus
diajukan, hukum apa yang akan di berlakukan oleh pengadilan di tempat
perkara diajukan, dan apakah putusan perkara yang dijatuhkan oleh
pengadilan tersebut akan dihormati di forum-forum pengadilan lain. 6
Contoh Permasalahan :
IPB melakukan perjanjian untuk mengirim 800 kera ke Amerika, Kera tersebut hanya
akan diambil anaknya saja dan babonnya akan dikembalikan ke Indonesia. Harga
perekor disepakati sebesar 80 (delapan puluh) juta dan pihak Amerika Serikat hanya
membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika serikat. Ketika posisi
pesawat masih di Swiss, seekor monyet stress dan lepas,melahirkan anaknya. Karena
induknya telah dilumpuhkan dan mati, maka dokter hewan IPB menyuntik mati anak
monyet tersebut karena pertimbangan rasa kasihan . Lawyer Amerika serikat
menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa dan dianggap tak memenuhi prestasi
dengan sempurna serta membunuh seekor anak monyet. Disatu sisi, Kera di Indonesia
tidak lebih sebagai hama, sedangkan bagi Amerika serikat merupakan satwa yang
harus mendapat perlindungan.
Fakta-faktanya :
16
IPB melakukan perjanjian dengan Amerika untuk mengirim 800 kera ke Amerika,
kera tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan harga perekornya 80 juta.
Amerika hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika Serikat.
Ketika posisi pesawat di Swiss, seekor monyet stress dan lepas, melahirkan anaknya,
dan induknya telah dilumpuhkan dan mati.
Dokter hewan IPB menyuntik mati anak monyet atas dasar rasa kasihan.
Lawyer Ameika menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa dan dianggap tidak
memenuhi prestasi, serta membunuh seekor anak monyet.
Dalam kasus ini titik taut primernya adalah kewarganegaraan dari para pihak. Dimana
pihak penggugat yaitu Lawyer berkewarganegaraan Amerika Serikat, sedangkan
pihak tergugat yaitu dokter hewan IPB berkewarganegaraan Indonesia.
17
Dalam kasus ini titik taut sekundernya karena dari perjanjian antara IPB dan Amerika
Serikat tidak ada pilihan hukum atau pilihan forum yang diatur secara tegas dalam
perjanjiannya, maka titik taut sekundernya ada lebih dari satu yaitu :
Lex Loci Delicti Commisi (hukum tempat perbuatan melawan hukum dilakukan).
The Most Characteristic Connection (pihak yang lebih menonjol dalam kontrak).
Berdasarkan Lex Loci Contractus,maka hukum yang berlaku adalah hukum perdata
Indonesia karena perjanjian dibuat di Indonesia.
Berdasarkan Lex Loci Solutionis, maka hukum yang berlaku adalah hukum Amerika
Serikat karena perjanjian dilaksanakan di Amerika Serikat yaitu, anak monyet yang
diperjanjikan harus beranak di Amerika Serikat.
Berdasarkan Lex Loci Delicti Commisi, maka hukum yang berlaku adalah hukum
Swiss, karena perbuatan melawan hukum berupa penyuntikan mati anak monyet yang
diperjanjikan dilakukan ketika pesawat berada diatas wilayah Negara Swiss.
Berdasarkan The Most Characteristic Connection, maka hukum yang berlaku adalah
hukum perdata Indonesia, karena pihak yang paling menonjol adalah IPB
(Indonesia) sebagai penjual kera, karena IPB yang harus menyerahkan kera,merawat
dan menjaga kera dengan baik sampai nanti kera diserahkan kepada
pihak Amerika Serikat. Dan dalam perjanjian jual-beli pihak yang paling menonjol
atau dominan adalah pihak penjual dalam hal ini adalah IPB
18
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
HPI mengatur setiap peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung unsure asing,
baik di bidang hukum public maupun privat. Dalam Hukum Perdata Internasional
(HPI) terdapat beberapa istilah tergantung dari dari masing- masing negara tersebut.
Istilah HPI tersebut seperti :
1. Hukum Perselisihan
2. Hukum Collisie (Collisierechts)
3. Conflict of Laws
HPI merupakan keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan
perdata yang melintasi batas Negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum
perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata
19
(nasional) yang berlainan[3]. Sedangkan hukum internasional merupakan keseluruhan
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas
negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata
Masalah-masalah pokok HPI terdiri atas 3 masalah berbeda namun masih terkait satu
sama lain 3 hal yang berkaitan itu adalah : Yurisdiksi, pilihan hukum, pengakuan
putusan hukum.
20
DAFTAR PUSTAKA
21