Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pengertian Hukum Internasional, Batasan, dan Peristilahan


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional
Dosen Pengampu:

Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd.MH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SAYYID ALI RAHMATULLAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

Kelas HTN 5-F


Disusun Oleh Kelompok 1 :

1) FACHRUR ROZI (126103213254)


2) M. UBAIDILLAH (126103212240)
3) DOVAN EURICO P. (126103212236)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
PROGRAM STUDY HUKUM TATA NEGARA
FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT tuhan semesta alam
karena atas izin dan kehendak-Nya makalah ini dapat kami rampung tepat pada
waktu pada waktunya. Penulisan dan pembahasan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Internasional. Apapun yang kami bahas
dalam makalah ini mengenai salah satu syarat penilaian tugas Pendidikan
Pancasila.

Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan serta


bimbingan dari beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN SATU
Tulungagung.
2. Bapak Dr. Nur Efendi, M.Ag selaku Dekan FASIH UIN SATU Tulungagung.
3. Bapak Dr. Ahmad Musannif, M.H.I. selaku Ketua Jurusan Hukum Tata
Negara.
4. Bapak Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd.MH selaku Dosen mata kuliah Hukum
Internasional.
5. semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari makalah ini masih terdapat
kesalahan sehingga dengan harapan dannya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi perbaikan dan semoga makalah ini bermanfaat serta mendapat
ridha Allah SWT. Amiinn.

Tulungagung, 20 Februari 2024

Penyusun kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Pengertian Hukum Internasional ...........................................................3


B. Peristilahan Hukum Internasional .........................................................4
C. Bentuk Perwujudan Hukum Internasional ............................................7
D. Hukum Internasional dan Hukum Dunia ..............................................8

BAB III : PENUTUP ............................................................................................10

Kesimpulan ...............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum internasional sebuah bidang yang mengatur hubungan antarnegara


dan organisasi internasional, yang juga dikenal sebagai hukum antarbangsa atau
hukum dunia, dan merupakan satu set aturan dan regulasi yang digunakan oleh
negara-negara di seluruh dunia. Hukum internasional juga mengatur aturan hukum
yang mencakup hak asasi manusia, perdagangan internasional, hukum laut, dan
hukum perang.
Bentuk perwujudan khusus dari istilah hukum internasional dapat berupa
Hak Asasi Manusia (HAM), hukum perang, hukum perdagangan internasional,
perlindungan lingkungan, hukum laut, dan lain-lain. HAM menjadi satu bagian
dalam hukum internasional sejak terjadi tragedi di Jerman Nazi pada masa Perang
Dunia II, setelah itu HAM menjadi sebuah hal yang harus diajukan dan dihormati
sebagai sebuah hak yang mendasar pada setiap individu di dunia, tak terkecuali
Negara tersebut.
Hukum perang merujuk pada aturan dan konvensi yang mengatur konflik
bersenjata, termasuk hak perang dan aturan tentang perlakuan terhadap tahanan
perang. Hukum perdagangan internasional mengatur aktivitas ekonomi
antarnegara, termasuk aturan perdagangan bebas dan perlindungan sumber daya
alam.
Perbedaan antara hukum internasional dan hukum nasional sangat jelas.
Hukum internasional adalah seperangkat aturan hukum yang diakui dan dipatuhi
oleh semua negara dalam hubungan mereka satu sama lain, sedangkan hukum
nasional merujuk pada peraturan hukum yang khusus mengatur kehidupan
masyarakat di sebuah negara.
Dalam bahasa yang lebih teknis, hukum internasional terbentuk melalui
kesepakatan antara atau di antara negara-negara, biasanya melalui perjanjian,
konvensi, atau protokol. Hibrida dari Hukum Internasional dan Hukum Nasional

1
sering berkembang dalam isu internasional yang kompleks seperti perlindungan
lingkungan atau konflik bersenjata.
Dalam kesimpulannya, Hukum Internasional dapat dilihat sebagai sistem
hukum yang mencakup aplikasinya dalam hubungan antara negara-negara. Di
mana hukum nasional dirujuk sebagai seperangkat aturan yang diadopsi oleh
sebuah negara dalam upaya untuk mengatur kehidupan di dalam masyarakat.
Namun, perlu diingat bahwa hukum internasional masih terus berkembang dan
selalu merupakan pengarang dalam menjawab tantangan global di abad ke-21.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Internasional ?
2. Kenapa diistilahkan dengan Hukum Internasional ?
3. Seperti apa bentuk perwujudan Hukum Internasional ?
4. Apa perbedaan antara Hukum Internasional dan Hukum Dunia ?
C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan yang dimaksud dengan Hukum Internasional.
2. Mengetahui istilah Hukum Internasional.
3. Mengetahui bentuk perwujudan Hukum Internasional.
4. Menjelaskan perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Dunia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas


berskala internasional. Hukum Internasional juga sebagai bentuk perilaku dan
hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan
internasionalnya semakin kompleks. Pengertian ini kemudian meluas sehingga
hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi internasional
dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.

Para ahli hukum internasional memiliki pendapat yang berbeda tentang


pengertian hukum internasional. Beragamnya pendapat tentang hukum
internasional dapat dikatakan sama dengan beragamnya pemahaman tentang
definisi hukum sebagai sebuah kajian. Dari beberapa pendapat para ahli yang
memiliki banyak ragam dalam memberikan pengertian hukum internasional akan
diuraikan dalam penjabaran sebagaimana berikut.

Mochtar Kusumaatmadja mendefinisikan hukum internasional sebagai


keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara antara:

1. Negara dengan negara


2. Negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan
negara satu sama lain.1

Menurut Boer Mauna menyatakan bahwa hukum internasional diartikan


sebagai himpunan dari peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang

1
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 2003, hlm.
1.

3
mengikat serta mengatur hubungan antara negara-negara dan subjek-subjek
hukum lainnya dalam kehidupan masyarakat internasional.2

Alf Ross berpendapat bahwa hukum internasional adalah the body of


legal rules binding upon states in their relations with one another (kumpulan
peraturan hukum yang mengikat atas negara dalam hubungan mereka dengan
yang lainnya).3

Menurut J.L. Brierly hukum internasional dapat dibatasi maknanya


sebagai himpunan kaidah dan asas tindakan yang mengikat bagi negara-
negara yang beradab dalam hubungan mereka antara satu dengan yang lainnya

J.G. Starke dalam bukunya “Introdution of International Law”


mengemukakan definisi Hukum Internasional (International Law) sebagai
berikut: Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang untuk sebagian
besar terdiri dari asas-asas dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana
negara-negara itu sendiri merasa terikat dan menghormatinya, dan dengan
demikian mereka (negara-negara) itu juga harus Menghormati atau
mematuhinya dalam hubungannya satu sama lain.4

Pada Intinya, Hukum Internasional Merupakan keseluruhan kaidah dan


asas yang Mengatur hubungan atau persoalan yang Melintasi batas negara
antara: negara dengan Negara dan negara dengan subyek hukum lain Bukan
negara atau subyek hukum bukan negara Satu sama lain.

B. Peristilahan Hukum Internasional

Hukum internasional sebagai sebuah cabang ilmu hukum memiliki ragam


penyebutan dalam perkembangannya. Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya
yang sangat terkenal di kalangan akademisi hukum, Pengantar Hukum

2
Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global), Edisi Ke-
2, Penerbit PT. Alumni, Bandung, 2005, hlm. 1.
3
Ahmad Syofyan, Hukum Internasional, Pusat Kajian Konstitusi dan Perundang-undangan Universitas
Lampung, 2022, hlm. 2.
4
Misbahul Mujib, Pengantar Hukum Internasional, Pustaka Ilmu, 2003, hlm. 1.

4
Internasional, membedakan tiga penyebutan istilah hukum internasional, yaitu
istilah hukum internasional (international law), hukum bangsa-bangsa (law of the
nations), dan hukum antar bangsa (law among the nations).

Istilah hukum internasional dikemukakan oleh seorang ahli hukum dan


filosuf berkebangsaan Inggris, Jeremmy Bentham pada tahun 1870 dalam
karyanya yang terkenal introduction to the principle of morals and legislation.
Menurut Jeremmy Bentham hukum internasional sama maknanya dengan istilah
law of the nations, droit des gens. Istilah hukum internasional bila direfleksikan ke
belakang pada zaman Romawi ditemukan istilah “ius gentium” yang dalam akar
bahasa Jerman, Belanda, negara-negara Skandanivian dikenal dengan istilah
volkerrecht atau volkenrect.5 Istilah ius gentium tidak lagi dimaknai sebagai
hukum yang mengatur hubungan antara sesama orang Romawi, tetapi lebih pada
hubungan antara bangsa Romawi dan bangsa lain.6

Terminologi hukum bangsa-bangsa (law of the nations) menurut Mochtar


Kususmaatmadja sebagai istilah yang digunakan untuk menyebutkan hukum yang
mengatur hubungan antar raja-raja pada zaman dahulu yang belum memiliki
kompleksitas permasalahan sebagaimana sekarang ini. Hubungan demikian belum
dapat dimasukkan sebagai hubungan antar bangsa. Sedangkan hukum antar
bangsa atau antar negara (law among the nations) merujuk pada kompleksitas
hubungan hukum antar negara-negara atau antar bangsa yang diatur seiring
dengan lahirnya konsep negara bangsa setelah perjanjian Westphalia.

Pada simpulan uraiannya tentang istilah hukum internasional, Mochtar


Kusumaatmadja menyatakan istilah yang tepat untuk penyebutan sekarang ini
adalah hukum internasional. Penyebutan istilah hukum internasional didasarkan
pada pertimbangan obyek pengaturan hukum internasional tidak hanya mengatur
hubungan antar negara, tetapi juga mengatur hubungan antar negara dengan

5
Peter melanczuk, Akehursts’s Modern Introduction To International Law, sevents revised edition,
Routledge, London, 1997, hlm.1
6
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Bandung, 2003, hlm.
5

5
subyek hukum internasional lain yang paling popular adalah munculnya berbagai
berbagai organisasi internasional yang mengatur hampir semua urusan kehidupan
negara.7

Pada perkembangannya istilah hukum internasional mengalami beragam


penyebutan seiring dengan luasnya ruang lingkup obyek kajian. Hukum
internasional dalam perkembangannya mengatur lapangan kehidupan yang
menjadi kepentingan bersama umat manusia, misalnya Hak Asasi Manusia
(HAM), lingkungan, terorisme, demokrasi, perdagangan dan urusan lainnya
menjadi perhatian dan konsen semua umat manusia, sehingga ada yang menyebut
hukum internasional sebagai hukum bersama umat manusia (the common law of
the nations)8 dan mengatur masalah lintas batas negara (transnational law).9

Menurut penulis istilah hukum internasional merupakan istilah yang tepat


untuk menyebut nomenklatur kajian hukum internasional. Istilah ini mencakup
dua komponen penting yang terkandung dalam hukum internasional yaitu obyek
yang diatur yang meliputi urusan hukum yang berkaitan dengan kepentingan
semua manusia dan daya berlakunya pada ruang lintas batas negara.

Dalam istiah hukum internasional yang disampaikan Mochtar


Kusumaatmadja tentang hukum internasional sesungguhnya mengandung dua
aspek penting, pertama, hukum internasional yang dimaksud adalah hukum
internasional dalam konteks hukum publik (public international law) yaitu
keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata. Kedua, pembedaan secara
jelas antara hukum internasional public dan hukum perdata internasional. Hukum

7
Ibid.
8
Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Refika Aditama, Bandung,
20066, hlm.4.
9
Philip C Jesup, Transnational Law, MacMillan, New York, 1956, hlm.5

6
perdata internasional sebagai keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara.10

C. Bentuk Perwujudan Hukum Internasional


Hukum Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola
perkembangan yang khusus berlaku di suatu dunia (region) tertentu:
1. Hukum Internasional Regional.
Hukum Internasional Regional adalah hukum yang berlaku/terbatas
daerah lingkungan berlakunya, misalnya Hukum Internasional
Amerika/Amerika Latin, seperti konsep landasan kontinen (Continental
Shelf) dan konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of the
living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di benua Amerika
sehingga menjadi hukum Internasional Umum.
Hukum Internasional Regional berkembang karena kebutuhan tertentu
di suatu wilayah (region) tertentu. Misalkan hukum mengenai suaka
diplomatik (assylum diplomatic) yang tumbuh di negara-negara Amerika
Latin. Hukum internasional regional yang tumbuh karena kepentingan di
wilayah tertentu. Hukum regional itu:
a. Hukum internasional itu tidak perlu subordinat dengan hukum
internasional umum dan kemungkinan akan menjadi suplementer
dari hukum internasional umum.
b. Keputusan pengadilan internasional yang memutus kasus
sehubungan dengan masalah regional dalam sengketa antara negara
yang terletak pada satu region tertentu dapat mempengaruhi
perkembangan hukum internasional regional.11
Dalam perkembangan timbulnya organisasi regional yang
menyelesaikan masalah-masalah regional, ini merefleksikan negara-negara
dalam region tertentu berkelompok membentuk organisasi regional untuk
menyelesaikan masalah dalam kawasannya. Misalkan European Coal and

10
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar…op.cit. hlm.1
11
J.G. Starke, Introduction to International Law, Nintahun Edition, Butterworths, London, 1984, hal 7

7
Steel Community yang didirikan 18 April 1951, European Atomic Energy
Community (EURATOM) yang didirikan berdasarkan Konvensi Roma 25
Maret 1957 di Asia, misalkan Association of South East Asian Nations
(ASEAN).
2. Hukum Internasional Khusus.
Hukum internasional khusus dalam bentuk kaidah yang khusus berlaku
bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi
Manusia (HAM) sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan
dan tingkat intergritas yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang
berlainan. Berbeda dengan regional yang tumbuh melalui proses hukum
kebiasaan.
Hukum Internasional Khusus tumbuh karena adanya kepentingan-
kepentingan tertentu, di mana kepentingan-kepentingan itu disepakati untuk
dituangkan dalam perjanjian multilateral dan peserta pada perjanjian
multilateral tersebut tidak terbatas pada region tertentu, tetapi lebih
ditekankan pada kepentingan bersama. Sebagai contoh pakta pertahanan
Atlantik Utara (NATO), anggotanya tidak terbatas pada region Atlantik
Utara saja. Sebagai contoh negara yang tergabung dalam Organisasi Negara
Pengekspor Minyak (Organization Petroleum Exporting Countries-OPEC).
D. Hukum Internasional dan Hukum Dunia

Kita mengenal hukum internasional dan hukum dunia, kedua sistem hukum
itu mengatur hubungan hukum dalam masyarakat internasional, namun kedua
hukum itu tidak sama karena berbeda pangkal tolak pemikirannya.

Hukum Internasional didasarkan atas pikiran adanya masyarakat


internasional yang terdiri dari sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka dalam
arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak di bawah kekuasaan lain
sehingga merupakan suatu tertib hukum koordinasi anatara anggota masyarakat
internasional yang sederajat. Aktivitas manusia membutuhkan adanya peraturan,
dalam hubungan yang melintasi batas negara maka aturan yang dibutuhkan adalah
hukum internasional, misalkan masalah polusi lingkungan, komunikasi dan

8
transportasi di mana pada saat ini sangat mudah orang mengadakan hubungan
baik melalui media komunikasi ataupun transportasi modern antara satu benua ke
benua yang lain, pada saat ini orang membicarakan pemanasan global yang
akibatnya tak akan dapat ditanggulangi oleh satu negara saja, tetapi membutuhkan
kerja sama internasional. Eksploitasi ruang angkasa diperlukan kerja sama dengan
negara-negara di dunia demikian pula pengendalian senjata Nuclear perlu adanya
aturan yang disepakati oleh masyarakat internasional. Untuk itu hukum
internasional adalah merupakan kebutuhan bagi masyarakat internasional.

Hukum internasional terutama terwujud karena adanya perjanjian


internasional yang melahirkan ketentuan-ketentuan yang mengikat bagi para pihak
yang membuat perjanjian internasional tersebut sebagai tambahan adanya
kebiasaan-kebiasaan internasional yang timbul dalam praktek dari pergaulan
negara-negara yang diterima sebagai hukum dalam pergaulan mereka. Asas-asas
umum hukum (general principles of law) juga menjadi dasar dalam hubungan
negara dalam hubungan internasional.

Hukum internasional sebagai hukum yang berlaku bagi masyarakat


internasional yang terutama terdiri dari negara-negara yang berdaulat dan
merdeka. Masing-masing negara itu berdiri sendiri dan berdaulat, suatu asas
dalam hukum internasional yaitu asas persamaan kedaulatan (sovereign equality)
yang juga dituangkan dalam Pasal 2 (1) Piagam PBB. Dalam pengertian ini maka
tidak ada negara atau organisasi internasional yang berdiri lebih tinggi di atas
negara,hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara yang sederajat itu
adalah hukum internasional oleh karena itu hukum internasional itu bersifat
koordinatif.

Sedangkan pada hukum dunia bertolak pada pemikiran bahwa ada kekuatan
yang berkuasa di atas negara-negara. Hukum Dunia berpangkal pada dasar pikiran
lain. Dipengaruhi analogi dengan Hukum Tata Negara (constitusional law),
hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua
negara di dunia ini. Negara dunia secara hirarki berdiri di atas negara-negara

9
nasional. Tertib hukum dunia menurut konsep ini merupakan suatu tertib hukum
subordinasi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hukum Internasional bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala


internasional. Hukum Internasional juga sebagai bentuk perilaku dan hubungan
antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan internasionalnya
semakin kompleks. istilah hukum internasional mengalami beragam penyebutan
seiring dengan luasnya ruang lingkup obyek kajian. Hukum internasional dalam
perkembangannya mengatur lapangan kehidupan yang menjadi kepentingan
bersama umat manusia. Adapun beberapa bentuk perwujudan Hukum
Internasional meliputi Hukum Internasional Regional dan Hukum Internasional
Khusus. Perbedaan antara hukum internasional dan hukum dunia bahwa kedua
sistem hukum itu mengatur hubungan hukum dalam masyarakat internasional,
namun kedua hukum itu tidak sama karena berbeda pangkal tolak pemikirannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaatmadja, Mochtar, Etty R Agoes. 2003. Pengantar Hukum Internasional.
Bandung: PT. Alumni.
Mauna, Boer. 2005. Hukum Internasional (Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam
Era Dinamika Global) Edisi Ke-2. Bandung: PT. Alumni.
Syofyan, Ahmad. 2002. Hukum Internasional. Pusat Kajian Konstitusi dan
Perundang-undangan Universitas Lampung.
Mujib, Misbahul. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Pustaka Ilmu.
Melanczuk, Peter. 1997. Akehursts’s Modern Introduction To International Law,
sevents revised edition, London: Routledge.
Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional
Kontemporer. Bandung: Refika Aditama.
Philip C Jesup, Transnational Law, MacMillan, New York, 1956
Starke, J.G. 1984. Introduction to International Law, Ninth Edition. London:
Butterworths.

11

Anda mungkin juga menyukai