Anda di halaman 1dari 12

PERAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM KERANGKA

INTERNASIONALISASI PERGURUAN TINGGI

Dosen Pengampu : Siti Masto’ah, S.H., M.H.

Disusun Oleh:
Andi Andika
213300516207

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Peran Hukum Internasional dalam
Kerangka Internasionalisasi Perguruan Tinggi" Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
akademis dalam mata kuliah Hukum Internasional di Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas
Hukum, Universitas Nasional

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai peranan
hukum internasional dalam pendidikan. Saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber
informasi yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya yang tertarik dalam bidang Hukum.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap
dapat menjadi awal perjalanan pemahaman lebih lanjut mengenai isu-isu lingkungan yang
semakin mendesak untuk diatasi. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, 6 Desember 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Hakikat Hukum Internasional ................................................................................. 3

2.2 Sumber Hukum Internasional ................................................................................. 4

2.3 Internasionalisasi Perguruan Tinggi ....................................................................... 4

2.4 Peran Hukum Internasional dalam Internasionalisasi Perguruan Tinggi .......... 6

BAB III...................................................................................................................................... 8

PENUTUP................................................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 8

3.2 Saran........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara dianggap sebagai aktor hukum terpenting dalam hukum internasional. Hukum
internasional diartikan sebagai seperangkat aturan dan ketentuan yang mengatur dan mengatur
hubungan antara negara dan badan hukum lainnya dalam komunitas internasional. Hukum
internasional dapat mengatur hak dan kewajiban subjek hukum internasional.

Subjek hukum internasional adalah pemegang atau pemegang hak dan kewajiban
berdasarkan hukum internasional, dan semua pemegang atau pemegang hak dan kewajiban
berdasarkan hukum internasional tunduk pada hukum internasional. Tidak dapat dipungkiri
bahwa hukum internasional memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat internasional.

Di era globalisasi saat ini, peran hukum internasional sangat dibutuhkan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Mencapai tujuan bersama melalui berbagai bidang kegiatan. Negara-
negara menggunakan ketentuan Hukum Internasional untuk mencegah perselisihan dan
menyelesaikan perselisihan yang timbul. Perkembangan dunia ditandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat, meningkatnya kekuatan hubungan dan saling
ketergantungan antar bangsa.

Seiring dengan berkembangnya hubungan tersebut, semakin banyak pula bentuk kerja
sama dan perjanjian internasional di berbagai bidang, termasuk bidang Pendidikan.
Internasionalisasi pendidikan merupakan fenomena di mana pendidikan tidak terbatas oleh
batas negara, melainkan melintasi batas-batas tersebut. Dalam konteks ini, hukum internasional
memainkan peran penting dalam mengatur kerjasama antar negara dalam bidang pendidikan.
Salah satu dasar hukum internasionalisasi pendidikan adalah prinsip kesetaraan dan saling
menghormati. Upaya internasionalisasi pendidikan juga dapat membantu perguruan tinggi
dalam meningkatkan kualitas dan reputasi mereka, serta mempersiapkan mahasiswa untuk
menghadapi tantangan global. Selain itu, internasionalisasi pendidikan juga dapat memberikan
manfaat sosial-budaya dan meningkatkan peran serta citra Indonesia di forum internasional

1
1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, yaitu :

a) Apa pengertian dari hukum internasional?


b) Bagaimana peran hukum internasional dalam kerangka internasionalisasi perguruan
tinggi?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yaitu :

a) Memahami bagaimana peran hukum internasional dalam internasionalisasi di


perguruan tinggi.

b) Mengetahui dan memahami hukum internasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Hukum Internasional

Struktur kerjasama masyarakat internasional dan hukum internasional ditandai dengan


tidak adanya, skeptisisme, kecurigaan, bahkan penolakan terhadap organisasi supranasional
yang diberi wewenang untuk membuat, menegakkan, dan menegakkan hukum internasional.
Hal ini mungkin patut dipertanyakan. Adanya hukum internasional, hukum internasional ini
bukanlah hukum. Struktur kerjasama masyarakat internasional dan hukum internasional
ditandai dengan tidak adanya, skeptisisme, kecurigaan, bahkan penolakan terhadap organisasi
supranasional yang diberi wewenang untuk membuat, menegakkan, dan menegakkan hukum
internasional. Hal ini mungkin patut dipertanyakan. Adanya hukum internasional, hukum
internasional ini bukanlah hukum.

Terdapat nilai, rasa keadilan, dan kesadaran (hukum) yang menjadi inti individu dan
masyarakat. Negara hukum disebut negara hukum dan tidak bergantung pada pertanyaan
apakah hukum itu dibuat, siapa yang menciptakannya, siapa yang menegakkannya, atau siapa
yang menegakkannya. Aturan bisa disebut norma hukum, tetapi ditentukan oleh hal-hal yang
lebih penting. Artinya, apakah aturan tersebut sesuai dengan semangat hukum, sesuai dengan
pendapat hukum masyarakat, atau mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai
tersebut.

Secara historis, John Austin (1790-1859) menganut pandangan ekstrim bahwa mengingkari
keberadaan hukum internasional. Dijelaskannya, hukum internasional bukan tentang aturan
atau norma, melainkan tentang norma etika dan martabat internasional. Pandangan ini
didasarkan pada pemahaman terhadap hukum secara umum. Hukum dianggap sebagai
keteraturan atau keteraturan, dan penguasa adalah penguasa. Partai politik yang ditunjuk
sebagai penguasa atau penguasa memiliki status lebih tinggi dibandingkan partai dominan yang
berjumlah. Partai politik yang berkuasa mempunyai kedaulatan, dan salah satu perwujudannya
adalah kekuasaan untuk memutuskan, melaksanakan, dan menegakkan hukum terhadap partai
politik yang dikuasainya. Dengan kata lain, undang-undang tidak lain hanyalah perintah dari

3
pejabat pemerintah. Jika suatu peraturan bukan merupakan peraturan dari suatu otoritas yang
berdaulat, maka peraturan tersebut bukanlah suatu undang-undang, melainkan hanya suatu
kode moral, seperti kode legitimasi atau moralitas.

Hukum internasional adalah aturan-aturan yang mengatur hubungan antar negara dan lalu
lintas antar negara. Negara tidak diwajibkan untuk terikat atau tunduk pada hukum
internasional, namun tunduk pada kepatuhan atau ketidaksesuaian terhadap hukum tersebut.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum internasional juga dapat diartikan sebagai
seperangkat aturan yang mengatur hubungan dan permasalahan lintas batas (hubungan
internasional).

2.2 Sumber Hukum Internasional

Secara formal, sumber hukum adalah sumber yang memuat ketentuan hukum yang
umumnya berlaku dalam suatu kasus tertentu, atau dimana anda dapat menemukan ketentuan
atau peraturan hukum, atau pertanyaan dimana anda dapat mencari atau memperolehnya.
Jawaban atas fakta/hukum yang biasanya berlaku untuk pertanyaan tertentu.

Pada dasarnya sumber hukum dapat diartikan sebagai sumber muatan hukum berdasarkan
berlakunya undang-undang dan/atau tempat undang-undang itu diundangkan. Sumber hukum
dalam pengertian ini juga dapat dipahami sebagai sumber hukum yang menimbulkan
pertanyaan mengenai sebab dan alasan timbulnya kewajiban serta fakta-fakta yang mendasari
kekuatan mengikat hukum. JG Stark berpendapat bahwa atau sumber hukum formal adalah
"bahan yang sebenarnya digunakan oleh para ahli hukum internasional untuk menentukan
hukum mana yang berlaku untuk undang-undang tertentu”. Dalam hal ini, Stark mengutip
sumber hukum substantif:

a. International treaties;
b. International customs;
c. General Legal Principles; and
d. Court decisions and teachings of the most eminent scholars from various countries

Oleh karena itu, dapatldikatakan bahwa sumber hukum dalamlarti substantif dan sumber
hukum dalamlarti masalah berada di luar ranah hukum (non-yurisprudensi) atau
“metayurisprudensi”. Sedangkan sumber informasi hukum formal adalah penelitian di bidang
hukum. Adanya pihak yang tidak memenuhi kewajiban dalam perjanjian internasional yang
telah dibuat.

2.3 Internasionalisasi Perguruan Tinggi

4
Kata internasionalisasi, globalisasi, dan harmoni yang saat ini populer di dunia pendidikan
tinggi Indonesia sebenarnya mempunyai arti yang sama, dan berkaitan dengan
internasionalisasi perguruan tinggi. Internasionalisasi sering digunakan dalam dunia
pendidikan untuk menggambarkan adanya borderless education, cross-border, bisnis
pendidikan lintas negara (borderless, cross-border, trade in education services). Lebih lanjut,
internasionalisasi pendidikan juga mencakup harmonisasi dan standardisasi akreditasi,
penjaminan mutu, kualifikasi, dan lain-lain lembaga pendidikan, namun pembahasannya
sangat kompleks.

Internasionalisasi perguruan tinggi didefinisikan sebagai proses pendidikan tinggi yang


mengintegrasikan unsur-unsur internasional ke dalam tujuan, fungsi, atau penyampaian
pendidikannya. Ini termasuk pengembangan kurikulum dan inovasi. Pertukaran pengajar dan
mahasiswa, pengembangan dan perluasan program studi. Penggunaan bantuan teknis untuk
pembelajaran, pelatihan budaya, dan pendidikan bagi pelajar internasional, dan
penelitian/publikasi kolaboratif.

Internasionalisasi juga dapat diartikan sebagai upaya mempersiapkan peserta didik dalam
negeri agar berfungsi di dunia, menjadi warga global yang berdaya saing, dan bangga terhadap
negaranya. Mendorong perguruan tinggi Indonesia menjadi universitas internasional dalam arti
mampu menawarkan kualitas yang diakui secara internasional. Perguruan tinggi Indonesia
diharapkan mampu melakukan internasionalisasi pendidikannya melalui berbagai bentuk
kerjasama internasional baik dari segi kurikulum, dosen, kerjasama penelitian, pertukaran
mahasiswa, pelaksanaan program gelar ganda (Double Diploma) melalui pendirian, dan lain-
lain. Inisiatif-inisiatif ini merupakan salah satu strategi yang diadopsi oleh banyak universitas
nasional untuk meningkatkan kualitas akademik dan reputasi internasionalnya.

UU Pendidikan Tinggi mengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh institusi di luar


negeri (perguruan tinggi asing = PTA) yang melibatkan perguruan tinggi negeri (PTN) dan
perguruan tinggi swasta (PTA). Pasal 50 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Dikti) menyatakan bahwa kerja sama internasional di bidang pendidikan
tinggi merupakan suatu proses interaktif yang mengintegrasikan aspek internasional ke dalam
kegiatan akademik guna berperan dalam hubungan internasional. Kerja sama internasional
harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan saling menghormati serta mengedepankan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan yang bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia. Selain itu, pemerintah memberikan pedoman kerja sama dengan luar negeri melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. Kerja sama antar pihak harus

5
seimbang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas,
kreativitas, mutu dan relevansi tridharma perguruan tinggi sehingga berujung pada
peningkatan daya saing negara.

Mungkin rendahnya daya saing SDM Indonesia di kancah internasional menjadi salah satu
permasalahan besar yang kita hadapi saat ini. Tentunya hal ini juga erat kaitannya dengan dunia
pendidikan tinggi. Setidaknya data Indeks Daya Saing Global 2014-2015 bisa dijadikan acuan.
Berdasarkan data World Economic Forum, daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-34
dari 144 negara yang disurvei pada tahun 2014-2015. Tapi sepertinya menunjuk ke arah yang
lebih baik. Dalam peringkat tersebut, Indonesia dengan kasus tertinggal jauh dari peringkat
kedua Singapura, Malaysia (20 kasus), dan Thailand (31 kasus).

Seluruh Perguruan Tinggi Asing (PTA) berkesempatan menyelenggarakan perguruan


tinggi di Indonesia, namun harus terlebih dahulu mematuhi ketentuan yang berlaku.
Internasionalisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan setara dengan
mutu pendidikan internasional. Meningkatkan mutu penelitian agar hasil penelitian diakui
secara internasional. Kapasitas dan daya tampung tenaga akademik dan peneliti sebanyak
orang serta kapasitas dan daya tampung lulusan sebanyak orang meningkat. Meningkatkan
reputasi internasional universitas. Hal yang sama pentingnya adalah memperoleh manfaat
ekonomi dari kedatangan mahasiswa asing. Dan, sebagai respons terhadap tuntutan pasar
tenaga kerja global berkualitas tinggi, diharapkan pekerja internasional mampu bekerja dan
bersaing tidak hanya di dalam negeri namun juga internasional.

2.4 Peran Hukum Internasional dalam Internasionalisasi Perguruan Tinggi

Peran hukum internasional dalam pendidikan meliputi beberapa aspek penting. Hukum
internasional memainkan peran dalam mengatur hubungan antar negara dalam kerjasama
pendidikan, serta dalam menjaga perdamaian dan ketertiban di masyarakat internasional.
Selain itu, hukum internasional juga mempengaruhi pengembangan sistem pendidikan hukum,
baik di negara maju maupun negara berkembang, melalui kolaborasi internasional dan adopsi
praktik terbaik. Pemahaman tentang hukum internasional juga penting dalam mempersiapkan
mahasiswa untuk menghadapi tantangan hukum kompleks, baik di tingkat nasional maupun
internasional, serta dalam memahami peran hukum dalam masyarakat.

Peran hukum internasional dalam internasionalisasi perguruan tinggi meliputi beberapa


aspek penting, seperti:

6
a. Peningkatan kualitas pendidikan: Internasionalisasi perguruan tinggi bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan agar setara dengan kualitas pendidikan
internasional.
b. Meningkatkan kualitas penelitian: Internasionalisasi perguruan tinggi juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas penelitian sehingga hasil penelitian dapat diakui dunia
internasional.
c. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas staf akademik dan peneliti: Dalam kerjasama
dengan perguruan tinggi luar negeri, kompetensi dan kapasitas staf akademik dan
peneliti dapat diperbaiki dan diperluas.
d. Manfaat sosial-budaya: Internasionalisasi perguruan tinggi dapat digunakan untuk
menunjang upaya pembinaan dan pengembangan nilai-nilai sosial-budaya bersama
dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan internasional.
e. Meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum internasional: Internasionalisasi
perguruan tinggi dapat memberikan manfaat sosial-budaya dan meningkatkan peran
serta citra Indonesia di forum internasional dan hubungan antar negara serta
kepercayaan masyarakat internasional
f. Memenuhi syarat dan ketentuan hukum nasional: Penyelenggaraan kegiatan kerjasama
antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi atau institusi di luar negeri
harus memenuhi syarat dan ketentuan hukum nasional

Dalam menghadapi globalisasi, penting bagi perguruan tinggi untuk melakukan


internasionalisasi. Melalui upaya internasionalisasi, kualitas dan reputasi perguruan tinggi
dapat terdorong untuk menjadi lebih baik.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa hukum internasional merupakan bagian dari hukum yang
mengatur kegiatan entitas internasional. Lebih dahulu, konsep hukum internasional hanya
didefinisikan sebagai hukum yang mengatur perilaku dan hubungan antar negara. Namun
dalam perkembangannya, pengertian hukum internasional juga semakin luas, antara lain
hubungan antara negara dengan organisasi internasional, hubungan antara organisasi
internasional dengan organisasi lain, hubungan antara negara dan individu dalam keadaan
khusus, dan lain-lain.

Internasionalisasi pendidikan bertujuan untuk. meningkatkan kualitas pendidikan sehingga


setara dengan kualitas pendidikan internasional. Penting bagi perguruan tinggi untuk
melakukan internasionalisasi. Melalui upaya internasionalisasi, kualitas dan reputasi perguruan
tinggi dapat terdorong untuk menjadi lebih baik. Peran hukum internasional dalam
internasionalisasi perguruan tinggi sangat penting meliputi beberapa aspek; peningkatan
kualitas pendidikan, meningkatkan kualitas penelitian, meingkatkan kompetensi dan staf
akademik, adanya manfaat social-budaya, meingkatkan peran dan citra Indonesia di forum
internasional, dan memenuhi syarat dan ketentuan hukum nasional.

3.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama kepada
pemerintah yang ingin bekerjasama dengan atau antar negara untuk mempelajari pentingnya
hukum internasional. Hukum internasional adalah suatu arahan yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara atau antar negara, dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
dua atau lebih kebangsaan yang berbeda. Ketika kesadaran hukum sudah terbangun, maka
kepatuhan terhadap hukum nasional dan internasional yang berlaku akan diperkuat dan seluruh
instansi pemerintah dan sektor swasta harus dididik sejak dini mengenai pentingnya kesadaran
hukum, hukum nasional dan internasional.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaatmadja, M. &. (2021). Pengantar Hukum Internasional. Penerbit Alumni.

Latilpuhayat, A. (2021). Hukum Internasional : Sumber-sumber Hukum. Jakarta: Sinar


Grafika.

Tindaon, F. (2015, July). Internasionalisasi dan Harmonisasi Pendidikan Tinggi. Catatan dari
sebuah pertemuan Alumni, hal. 1-3.

Anda mungkin juga menyukai