Anda di halaman 1dari 17

PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Dan Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Oleh:

DENY DWIE AL FIANSYAH


NIM : 2205113108

Dosen Pengampu:

ANGGRI WAN GUSTI S. IP., M. SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahandan
nikmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Penegakan Hukum Di Indonesia” ini dapat
diselesaikan dengan baik guna melengkapi tugas mandiri. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan dan materi mengingat kemampuan penulis yang terbatas. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Anggri Wan Gusti S. Ip., M. Si sebagai dosen mata
kuliah Penddidikan Kewarganegaraan yang telah banyak memberikan petunjuk dan arahan
selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan baik.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Penddidikan
Kewarganegaraan. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.

Mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 24 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Hukum.............................................................................................................. 3

2.2 Pengertian Penegakan Hukum ............................................................................................ 4

2.3 Fungsi Penegakan Hukum .................................................................................................. 5

2.4 Aparatur Penegak Hukum .................................................................................................. 6

2.5 Pengaruh kesadaran hukum dalam penegakan hukum ......................................................... 7

2.6 Peran Hukum Dalam Masyarakat ....................................................................................... 8

2.7 Penegakan Hukum Di Indonesia ....................................................................................... 10

2.8 Arti Penting Hukum Bagi Warga Negara .......................................................................... 11

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 13

3.2 Saran................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup
berdampingan, bahkan berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar
sesamanya. Hubungan itu terjadi berkenaan dengan kebutuhan hidupnya yang tidak
mungkin selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan hidup manusia bermacam-macam.
Pemenuhan kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang diperoleh melalui usaha yang
dilakukan. Setiap saat manusia ingin memenuhi kebutuhannnya dengan baik. Jika dalam
saat yang bersamaan ada dua manusia yang ingin memenuhi kebutuhan yang sama
dengan hanya satu objek kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah, maka
bentrokan dapat terjadi. Suatu bentrokkan akan terjadi juga jika dalam suatu hubungan,
antara satu manusia dengan manusia lain ada yang tidak memenuhi kewajibannya.

Hal-hal semacam itu sebenarnya merupakan akibat dari tingkah laku manusia yang
ingin bebas. Suatu kebebasan dalam bertingkah laku tidak selamanya akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Apalagi kalau kebebasan tingkah laku seseorang tidak dapat diterima
oleh kelompok sosialnya. Oleh karena itu, untuk menciptakan keteraturan dalam suatu
kelompok sosial, baik dalam situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan
ketentuan-ketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu.
Ketentuan-ketentuan yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan
hidup atas dasar kesadaran dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah
ketentuan-ketentuan yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Hal ini timbul
berdasarkan rasa kesadaran manusia itu sendiri, sebagai gejala-gejala sosial. Gejala-gejala
sosial itu merupakan hasil pengukuran, baik dari tingkah laku manusia dalam pergaulan
hidupnya.

Peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok sosial ketentuannya tidak
terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada satu kesatuan yang masing-masing
berlaku sendiri. Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan aturan terdiri dari
bagian-bagian. Satu sama lain yang berkaitan disusun secara teratur dengan tatanan
tertentu merupakan suatu sistem yang disebut sistem hukum. Indonesia merupakan

1
negara hukum yang menganut sistem hukum tertentu untuk memelihara tata tertib demi
keadilan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian hukum?

2. Apakah pengertian penegakan hukum?

3. Apa fungsi dari penegakan hukum?

4. Apakah yang dimaksud dengan aparatur penegak hukum?

5. Apa pengaruh kesadaran hukum terhadap penegakan hukum?

6. Apa saja peranan hukum dalam masyarakat?

7. Bagaimana penegakan hukum di Indonesia?

8. Apa arti pentingnya hukum bagi warga negara?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. mengetahui pengertian hukum

2. mengetahui pengertian penegakan hukum

3. mengetahui fungsi penegakan hukum

4. mengetahui hal-hal mengenai aparatur penegak hukum

5. mengetahui pengaruh kesadarn hukum terhadap penegakan hukum

6. mengetahui peranan hukum dalam masyarakat

7. mengetahui penegakan hukum di Indonesia

8. mengetahui arti pentingnya hukum bagi warga negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum


Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya
adalah “Alkas”, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi “Hukum”.
Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang
dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian hukum menurut para ahli seperti
berikut:

 Prof.Dr.P.Borst

Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan bertujuan mendapatkan tata atau
keadilan

 Prof.Dr.Van Kan

Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat

 Kantorowich

Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan


lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan

 Dr.E.Utrecht SH

Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan

 M.H.Tirtaamidjaja,SH

Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus ditaati dalam tingkah laku, tindakan-
tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus mengganti kerugian jika
melanggar aturan-aturan itu, akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpama orang
akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.

3
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwa definisinya
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit didefinisikan.
Secara umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan peraturan-peraturan yang
dibuat oleh yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan yang
bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat
memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.

Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur

a) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang

b) Tujuannya mengatur tat tertib kehidupan bermasyarakat

c) Mempunyai ciri memerintah dan melarang

d) Bersifat memaksa dan ditaati

2.2 Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan
hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya
penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan
hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku,
berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan
hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan
sebagaimana seharusnya. Dalam memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan,
aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.

Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan
sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang
terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut

4
penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan
‘law enforcement’ ke dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan ‘penegakan
hukum’ dalam arti luas dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti
sempit.

Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum
itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam
arti formal maupun materiil, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum,
baik oleh para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum
yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin
berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

2.3 Fungsi Penegakan Hukum


a) Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat

Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang
tidak. Hukum juga membatasi apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,
sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya ini
dimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak mengatur tingkah laku manusia
serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum dapat memaksa agar
hukum itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat dikemukakan : “orang yang
menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus dilakukan seperti beli karcis harus
antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai para penonton keluar lewat pintu keluar
yang sudah ditentukan”. Kesemuanya berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-
sama mengerti dan menaati peraturan-peraturan yang telah ditentukan.

b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin

Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi
keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum dapat
menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan siapa yang
melanggar diberi sanksi hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus membayar
adalah perwujudan daripada keadilan.

c) Sebagai penggerak pembangunan

5
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat
ke arah yang lebih maju. Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa hukum hanya
melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas lepas dari kontrol
hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis daripada hukum.

2.4 Aparatur Penegak Hukum


Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum
dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang
terlibat dalam proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum,
jaksa, hakim, dan petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparatur terkait mencakup pula
pihak-pihak yang bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan kegiatan
pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan
pemberian sanksi, serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.

Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat tiga elemen penting
yang mempengaruhi, yaitu:

(i) institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan prasarana
pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya

(ii) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan
aparatnya

(iii) perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun


yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum
materielnya maupun hukum acaranya

Upaya penegakan hukum secara sistemik haruslah memperhatikan ketiga aspek itu
secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan keadilan itu sendiri secara
internal dapat diwujudkan secara nyata. Namun, selain ketiga faktor di atas, keluhan
berkenaan dengan kinerja penegakan hukum di negara kita selama ini, sebenarnya juga
memerlukan analisis yang lebih menyeluruh lagi. Upaya penegakan hukum hanya satu
elemen saja dari keseluruhan persoalan kita sebagai Negara Hukum yang mencita-citakan
upaya menegakkan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hukum tidak mungkin akan

6
tegak, jika hukum itu sendiri tidak atau belum mencerminkan perasaan atau nilai-nilai
keadilan yang hidup dalam masyarakatnya. Hukum tidak mungkin menjamin keadilan
jika materinya sebagian besar merupakan warisan masa lalu yang tidak sesuai lagi dengan
tuntutan zaman. Artinya, persoalan yang kita hadapi bukan saja berkenaan dengan upaya
penegakan hukum tetapi juga pembaruan hukum atau pembuatan hukum baru.

Karena itu, ada empat fungsi penting yang memerlukan perhatian yang seksama, yaitu
sebagai berikut:

(i) pembuatan hukum (‘the legislation of law’ atau ‘law and rule making’)

(ii) sosialisasi, penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum (socialization and


promulgation of law

(iii) penegakan hukum (the enforcement of law)

(iv) adminstrasi hukum (the administration of law) yang efektif dan efisien yang
dijalankan oleh pemerintahan (eksekutif) yang bertanggung jawab (accountable)

Dalam arti luas, ‘the administration of law’ itu mencakup pengertian pelaksanaan
hukum (rules executing) dan tata administrasi hukum itu sendiri dalam pengertian yang
sempit. Misalnya dapat dipersoalkan sejauhmana sistem dokumentasi dan publikasi
berbagai produk hukum yang ada selama ini telah dikembangkan dalam rangka
pendokumentasian peraturan-peraturan (regels), keputusankeputusan administrasi negara
(beschikkings), ataupun penetapan dan putusan (vonis) hakim di seluruh jajaran dan
lapisan pemerintahan dari pusat sampai ke daerah-daerah.

2.5 Pengaruh kesadaran hukum dalam penegakan hukum


Hukum merupakan aturan untuk mengatur masyarakat, karena itu hukum harus dapat
mengikuti irama perkembangan masyarakat, bahkan hukum harus dapat mengarahkan dan
mendorong berkembangnya masyarakat secara lebih tepat dan terkendali. Tidak dapat
diabaikan salah satu faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dalam masyarakat
adalah kesadaran hukum masyarakat itu sendiri.

Faktor kesadaran hukum ini sangat memainkan peran penting dalam penegakan
hukum. Artinya semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat, semakin lemah pula
kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran hukumnya semakin kuat pula
faktor kepatuhan hukum. Berbagai pelanggaran hukum yang tejadi merupakan dampak

7
dari lemahnya kesadaran hukum dalam masyarakat. Sehingga proses perkembangan dan
efektifitas hukum dapat dirasakan langsung oleh masyarakat itu sendiri.

Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses yang terjadi


setahap demi tahap. Semakin berkembangnya pemikiran sebuah masyarakat, maka
semakin tinggi pula kesadaran hukumnya. Kesadaran hukum berawal dari pemikiran
masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang tentram dan aman. Hal tersebut tentunya
akan terlaksana dengan baik jika masyarakat telah mempunyai tingkat kesadaran hukum
yang tinggi.

Kesadaran hukum masyarakat sangat berpengaruh terhadap kepatuhan hukum, baik


secara langsung maupun tidak langsung. Dalam masyarakat maju orang yang patuh pada
hukum karena memang jiwanya sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum
itu bertujuan baik untuk mengatur masyarakat secara baik, benar dan adil. Sebaliknya
dalam masyarakat tradisional kesadaran hukum masyarakat berpengaruh secara tidak
langsung pada kepatuhan hukum. Dalam hal ini mereka patuh pada hukum bukan karena
keyakinannya secara langsung bahwa hukum itu baik atau karena mereka memang
membutuhkan hukum melainkan mereka patuh pada hukum lebih karena dimintakan,
bahkan dipaksakan oleh para pemimpinnya.

2.6 Peran Hukum Dalam Masyarakat


Adapun peranan hukum dalam kehidupan bermasyarakat yaitu

a) Dengan keluarga

 Seorang laki-laki dan perempuan yang akan hidup bersama sebagai suami
isteri mengikatkan diri dalam suatu hubungan perkawinan sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan (UU Perkawinan No. 1 Tahun
1974)

 Orang mencatatkan kelahiran anak, pernikahan, perceraian, dan kematian pada


Kantor Pencatatan Sipil. Tanpa disadari telah memenuhi peraturan pasal 4 Bab
ke dua Buku ke II Undang-undang Hukum Perdata.

 Anak bersikap hormat dan segan pada kedua orang tuanya tanpa sadar telah
melaksanakan pasal 298 Undang-undang Hukum Perdata

8
 Orang tua mengawasi anaknya yang belum dewasa yang dalam keadaan
dungu, sakit saraf atau buta telah melakukan hal yang diatur dalam Undang-
undang (KUH Perdata pasal 462)

b) Dalam Pekerjaan

 Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian kerja adalah


sesuai denga peraturan yang berlaku (KUH Perdata Bab 7A pasal 1601, 1601
a sampai 1601 c)

 Seorang pemimpin perusahaan membuat peraturan merupakan sesuatu yang


telah diatur dalam UU Perburuhan

 Seorang majikan yang membayar upah kepada buruh pada setiap bulan tanpa
sadar telah memenuhi kewajibannya yang ditentukan dalam bab ke tiga KUH
Perdata

 Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun pada perusahaan yang
ditunjuk oleh pemerintah dengan sendirinya memenuhi kewajibannya yang
diatur dalam Undang-undang Perburuhan (UU No. 8/1961 tanggal 29 April
tentang Wajib Kerja Sarjana)

 Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter atau ahli-ahli


lainnya dilindungi oleh hukum

c) Di dalam Menjalankan Profesi

 Di dalam menjalankan pekerjaan orang terikat pada peraturan kepegawaian

 Dokter yang menyimpan rahasia kodekteran merupakan kewajiban yang diatur


dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tanggal 21 Mei 1966, LN 1966 No. 2

 Seorang dokter tidak akan melakukan pengguguran pasiennya, karena terikat


oleh undang-undang tentang larangan abortus

 Seorang bendaharawan pemerintah dalam melakukan tugasnya terikat pada


undang-undang Perbendaharaan Negara (UU ICW) da peraturan-peraturan
lainnya

9
d) Hubungan dengan Hak

Untuk mempertahankan haknya, orang tentu menggunakan hukum yang berlaku


seperti:

 Seorang pemilik tanah akan menuntut ganti rugi kepada pihak yang
menggusur atau menguasai tanahnya

 Seorang buruh akan menuntut pesangon kepada majikannya, apabila ia


diberhentikan oleh perusahaan tanpa salah

e) Dalam Perkembangan Masyarakat

Makin majunya masyarakat, makin berkembangnya teknologi, makin pesatnya


pertambahan penduduk berakibat makin terlihatnya kepentingan hukum di dalam
masyarakat luas. Di dalam hubungan satu sama lain orang harus mengetahui
kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Ia wajib mengetahui
perbuatan mana yang dibenarkan oleh Undang-undang dan perbuatan mana yang
melanggar hukum.

2.7 Penegakan Hukum Di Indonesia


Saat ini tidak mudah memaparkan kondisi hukum di Indonesia tanpa adanya
prihatin yang mendalam mendengar ratapan masyarakat yang terluka oleh hukum, dan
marahan masyarakat pada mereka yang memanfaatkan hukum untuk mencapai tujuan
mereka tanpa menggunakan hati nurani. Dunia hukum di Indonesia tengah mendapat
sorotan yang amat tajam dari sejumlah lapisan masyarakat baik dalam negri maupun
luar negri.
Dari sekian banyak bidang hukum dapat dikatakan bahwa hukum pidana
menempati peringkat pertama yang bukan saja mendapat sorotan tetapi juga celaan
yang luar biasa dibandingkan dengan biddang hukum lainnya. Bidang hukum pidana
merupakan bidang hukum yang paling mudah untuk dijadikan indikator apakah
reformaasi hukum yang dijalankan di Indonesia sudah berjalan dengan baik atau
belum. Hukum pidana bukan hanya berbicara tentang putusan pengadilan atas
penanganan perkara pidana., tetapi juga meliputi semua proses dan sistem peradilan
pidana. Proses peradilan berwal dari penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian
dan berpuncak pada penjatuhan pidana dan selanjutnya diakhiri dengan pelaksanaan
hukuman itu sendiri oleh lembaga permasyarakatan. Semua proses pidana itulah yang

10
saat ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat karena kinerjanya, atau prilaku
aparatanya yang jauh dari kebaikan.
Corak hukum yang sebagian besar telah bobrok oleh pelaku yang hnaya
mementingkan pribadi atau kelompok. Walaupun ada kebaikan- kebaikan serta
berjalannya hukum sesuai alur, namun itu hanya sebagian kecil dari kerusakan sistem
yang berlaku sekarang.
Hukum di negara ini dapat diselewengkan dengan mudahnya, dengan inkonsisten
hukum di Indonesia, seperti pemberian hukuman kepada para pejabat Negara yang
menyalahi aturan hukum, misalnya saat terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberpa
oknum polisi yang mau bahkan terkadang minta disuap agar kasus ini tidak
diperpanjang polisanya pun mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun
salah tempat. Ini merupakan contoh-contoh dalam lingkungan terdekat kita. Masih
banyak kasus-kasus yang dapat dijadikan contoh dari penyelewenagan hukum di
Indonesia.
Kita dapat mengambil beberpa contoh tentang salahnya penegakan hukum di
Indonesia. Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti yang pernah diberitakan,
ia disidang dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu yang harganya
tak seberapa mana, sedangkan di Indonesia para koruptor di Indonesia bisa dengan
leluasa merajalela, menikmati tanpa dosa, karena mereke memandang rendah hukum
yang ada di Indonesia. Ambil contoh Arthalyta Suryani, ia menempati rutan dengan
sarana ekslusif dimana dipenjaranya tersedia untuk karaokean, ini juga bisa dinilai
sebagai pembelian hukum di Indonesia.
Kasus korupsi dinilai sebagai penyakit yang sangat kronis, meski pemerintah
berjanji tidak pandang bulu dalam penegakan supremasi hukum di Indonesia. Pada
kenyataannya tidak sejalan dengan harapan kita semua, banyak kasus korupsi yang
dalam pengusutannya tidak mampu menguak fakta apalagi menangkap dalang
intelektualnya. Banyak oknum penegak hukum yang ikut terlihat dalam pusaran kasus
korupsi, sehingga tidak dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum.

2.8 Arti Penting Hukum Bagi Warga Negara


Interakasi individu antar warga negara merupakan konsekuensi manusia sebagai
makhluk sosial. Untuk mengatur agar pola hubungan tersebut dapat berjalan secara
tertib, maka dibutuhkan suatu peraturan yang jelas dan tegas. Adanya peraturan yang
jelas dan tegas dapat menjamin hak-hak individu dalam interaksi sosial. Oleh karena

11
itu semua segala sesuatunya berdasarkan hukum dan setiap warga negara Indonesia
harus taat dan tunduk kepada hukum. Jadi, hukum mempunyai arti yang sangat
penting bagai warga Negara karena hal – hal sebagai beikut:
 Untuk menjamin rasa keadilan bagi warga negara.
 Untuk mencegah atau menghindari perbuatan menghakimi sendiri oleh warga
negara.
 Untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum.
 Untuk melindungi dan mengayomi hak-hak asasi warga negara.
 Untuk menjamin kepastian hukum bagi warga negara.
 Untuk melindungi pihak-pihak yang lemah dari tindakan kewenang-wenangan
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ada beberapa definisi hukum yang telah di paparkan oleh beberapa ahli hukum
2. Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya
3. Fungsi dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin dan sebagai
penggerak pembangunan
4. Dalam penegakan hukum di suatu negeri diperlukannya aparatur penegak hukum yan
dapat mencerminkan perasaan atau nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
masyarakatnya
5. Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses yang terjadi
setahap demi tahap, semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat, semakin lemah
pula kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran hukumnya semakin
kuat pula faktor kepatuhan hukum
6. Hukum memiliki peran di dalam masyarakat seprti dengan keluarga, di dalam
pekerjaan, di dalam menjalankan profesi, hubungan dengan hak, dalam
perkembangan masyarakat
7. Hukum di Indonesia belumlah berjalan dengan baik karena hukum yang diterapkan
masih memandang bulu

3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Penegakan Hukum Di
Indonesia ini, semoga kita semua benar-benar memahami apa yang seharusnya kita
dapatkan sebagai warga negara di negeri ini.

Penegakan Hukum merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga


pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan.Dengan
demikian, negeri ini akan maju dan penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan
sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

Darji Darmodiharjo, Shidarta. 1995. Pokok-pokok Filsafat Hukum, Apa dan


Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia

Soeroso. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Djamali, Abdoel. 2006. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada

Ibrahim, Harmaily dan Moh Kusnadi. 1988. Hukum Tata Negara Indonesia.
Jakarta: Sinar Bakti

Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi


Jati Diri Bangsa. Jakarta: Grasindo

Bisri, Ilhami. 2010. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers

J.B Daliyo. 2007. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Prenhallindo

Sudarsono. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta

14

Anda mungkin juga menyukai