Anda di halaman 1dari 18

PERAN HUKUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN

NASIONAL SERTA PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DI


INDONESIA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Pada Mata Kuliah Hukum Dan
Pembangunan Yang Diampuh Oleh Dr. Nur Mohammad Kasim, SH., MH

Oleh

RINALDI PUTRA ANWAR


NIM. 710519021

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERAN
HUKUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN NASIONAL” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Hukum dan Pembangunan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Sistem Hukum dan Pembangunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu, selaku dosen yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum dan Pembangunan........................................4

2.2 Hakekat Hukum dan Pembangunan............................................7

2.3 Peran Hukum dalam pembangunan Nasional serta permasalahan


pembangunan di Indonesia.................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah Negara hukum yang menempatkan hukum sebagai sarana


untuk menciptakan keteraturan dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan
bernegara. Dalam penjelasan UUD 1945 sebelum amandemen disebutkan bahwa
Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), yang berarti
Indonesia berdasarkan hukum dan tidak berdasarkan pada kekuasaan semata
(machtsstaat). Hal tersebut, kembali dipertegas pada amandemen UUD NRI
Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia
adalah negara hukum. Berdasarkan ketentuan Konstitusi tersebut, maka negara
Indonesia diperintah berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk penguasa pun
harus tunduk pada hukum yang berlaku tersebut.1

Indonesia merupakan Negara yang memiliki masyarakat yang pluralistik dan


memiliki beragam adat dan kebudayaan membuat eksistensi hukum menjadi
semakin diutamakan dalam menciptakan aturan-aturan yang dapat diterima serta
adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedikit flashback pada zaman orde baru tidak
banyak aturan hukum yang memihak kepada rakyat diciptakan, tetapi lebih
banyak aturan hukum yang melindungi kepentingan penguasa dan pengusaha.
Akibat dari politik pembangunan sehingga menimbulkan ketimpangan antara
pemabangunan ekonomi dan pembangunan hukum2.

Pembangunan hukum selama masa Orde Baru digunakan sebagai alat


penopang dan pengaman pembangunan nasional yang secara kasar telah direduksi
hanya sebagai proses pertumbuhan ekonomi semata. Pranata-pranata hukum di
masa tersebut lebih banyak dibangun dengan tujuan sebagai sarana legitimasi
kekuasaan pemerintah, pemerintah dan aparatnya memilik kekuasaan mutlak,
1
Satjipto Rahardjo, 2009, Negara Hukum Yang Membahagiakan Rakyatnya,
Gentha Publishing, Yogyakarta, hal. 1-2
2
Azmi Fendri, Jurnal Perbaikan Sistem Hukum Dalam Pembangunan Hukum Di
Indonesia, Vol 2, No. 1 Agustus 2011

1
bukan hanya dalam mengelola dan mengarahkan tujuan pembangunan, tetapi juga
memiliki kekuasaan dalam mengatur kehidupan social, budaya dan politik bangsa
Indonesia. Hukum hanya dijadikan sebagai sarana untuk memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi, dan sebagai sarana untuk memfasilitasi proses rekayasa
social.3

Untuk itu eksistensi hukum saat ini di Indonesia diharapkan dapat


mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan
tujuan bernegara yakni:

a) untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah terjadinya konflik, negara


harus melaksanakan penertiban, menjadi stabilisator;
b) mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
c) pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
d) menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan

Tujuan di atas hanya dapat terwujud jika pembangunan di Indonesia


terlaksana dengan baik dari berbagai aspek terutama pembangunan ekonomi dan
pendidikan, tentunya jika aturan-aturan yang ada tidak inkonsistensi satu sama
lain.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

A. Bagaimana peran Hukum dalam mewujudkan pembangunan nasional?


B. Bagaimana permasalahan pembangunan dalam kaitannya dengan sistem
hukum di Indonesia dan pemecahan masalah sehingga menciptakan
pembangunan yang berkesinambungan?

1.3 Tujuan
3
Ibid, Hal. 97

2
Adapun tujuan pada makalah ini yaitu

A. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Hukum dalam mewujudkan


pembangunan nasional
B. Untuk mengetahui dan menganalisis permasalahan pembangunan dalam
kaitannya dengan sistem hukum di Indonesia dan pemecahan masalah
sehingga menciptakan pembangunan yang berkesinambungan

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum dan Pembangunan

2.1.1 Hukum

Untuk membuat definisi hukum yang tepat mengenai hukum tidaklah


mudah, amat sangat tergantung dari siap yang mendefinisikannya dan dari sudut
mana mereka melihatnya. Namun bagaimanapun, tidak ada definisi hukum yang
diterima secara umum. Pertanyaan seperti “apa wujud hukumyang sebenanrnya”
telah menarik perhatian para sarjana hukum,sarjana politik, dan sarjana ilmu
selama waktu yang dan telah mengantar usaha-usaha diantara mereka untuk
menggunakan istilah istilah terbaik dalam mendefinisikan hukum. Semua setuju,
Hukum adalah seperangkat aturan yang menentukan pola tingkah laku di dalam
suatu masyarakat tertentu.4
Hukum dalam pemikiran sederhana dimaksudkan sebagai aturan kan tetapi
konsep aturan terarah pada pengertian hukum yang tertulis, sedangkan secara
faktual ditemukan aturan yang tidak tertulis yang disebut hukum yang tidak
tertulis. Kennyataan inilah yang menunjukan bahwa konsep hukum memiliki
pengertian yang luas dibandingkan dengan pengertian aturan. Aturan dalam
bentuk tertulis dan tidak tertulis, namun dalam isi keduanya mengandung aturan
hukum, aturan yang harus di berlakukan, baik itu berisi perintah untuk melakukan
sesuatu atau larangan untuk berbuat sesuatu, ataukah pembolehan yang yang dapat
dilakukan dan atukah hal yang berkaitan dengan hal-hal yang dikecualikan yang
kesemuanya itu menjadi pilar dari hukum ketika hukum dilihat dalam konstruksi
konkret. Hukum diterminologikan dang term “iusí” sedangkangakn aturan dalam
konsep tertulis (undang-undang) dan tidak tertulis dengan termsuk konvensi dan
adat istiadat dengan term “lex”.5

4
Achmad Ali, Wiwie Heryani, Resep Hukum Sebagai Bunga rampai, Kharisma
Putra Utama, Jakarta, 2012, hlm. 90
5
Faried Ali, Anwar Sulaiman, Femmy Silaswaty Faried, Studi Sistem Hukum Di
Indonesia : untuk Kompetensi Bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Ilmu – Ilmu Politik
dan Dalam Payung Pancasila, PT Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 2

4
Untuk itu banyak para ahli mendefinisikan hukum dengan pemahaman
mereka masing- masing diantaranya :6
1. Aristoteles : Hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada sekedar
megatur dan mengekspresikan bentuk dari konstitusi, dan hukum
berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya di
pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.

2. Pospisil : Hukum adalah aturan-aturan tingkah lakuyang dibuat menjadi


kewajiban melalui sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap setiap pelanggar
dan kejahatan-kejahatan melalui suatu otoritas pengendalian.

3. Van kan : Hukum adalah keselurhan aturan hidup yang bersifat memaksa
dan untuk melindungi kepntingan manusia di dalam masyarakat.

4. HMN. Poerwosutjipto : Hukum adalah kesuluruhan norma, yang oleh


pengusa masyarakat yang berwewenang menetapkan hukum, dinyatakan
atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau seluruh
aggota masyarakat, dengan tujuan untuk mengadakan suatu tata yang
dikehendaki oleh penguasa tersebut.

5. Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., MA., dan Purbacaraka, S.H :

a. Hukum Sebagai Ilmu Pengetahuan;

b. Hukum sebagai suatu disiplin;

c. Hukum sebagai kaidah;

d. Hukum sebagai tata hukum;

e. Hukum sebagai petugas (law enforcement officer);

f. Hukum sebagai keputusan penguasa;


6
Zaeni Asyahadie, Arief Rahman, Pengatat Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo
Persda, Jakarta, 2013, hlm.14-20

5
g. Hukum sebagai proses pemerintahan;

h. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau kelakuan yang teratur;dan

i. Hukum sebagai nilai – nilai

6. Utrecht : Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah


dan larangan-larangan) yang pengurus tata tertib suatu masyarakat dan
oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat.

7. J.C.T Simorangkir : Hukum adalah peraturan peraturan yang berdifat


memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,
pelanggara terhadap peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan
dengan hukuman tertentu.7
2.1.2 Pembangunan

Pembangunan adalah semua cara, proses perbuatan membangun yang dilakukan


melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.8

Beberapa ahli di bawah ini memberikan definisi tentang pembangunan, yakni9:

Menurut Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah Pembangunan adalah


proses melakukan perubahan.

Portes mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan


budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

7
Munir Fuandy, Teori – Teori Besar Dalam Hukum (Grand Theory), Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm. 90.
8
Pengertian Pembangunan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
9
Siti, 6 Agustus 2017, Konsep dan Teori Pembangunan, Di Akses Pada hari
sabtu, tanggal 11 April 2020 pada pukul 20.00 Wita, dari
https://www.pelajaran.co.id/2017/06/pengertian-pembangunan-konsep-dan-teori-
serta-contoh-pembangunan.html

6
Menurut Johan Galtung Pembangunan merupakan suatu upaya untuk memenuhan
kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-
cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun
lingkungan sosial.

Nugroho dan Rochmin Dahuri juga berpendapat bahwa Pembangunan dapat


diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang
lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan
mencapai aspirasinya yang paling manusiawi.

Siagian juga memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha


atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

Sedangkan Rogers Menyebutkan bahwa Pembangunan adalah suatu proses


perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyrakat yang
dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material, termasuk bertambah besarnya
kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai untuk mayoritas rakyat
melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan
mereka.

Jadi menurut saya diliaht dari beberapa pengertian tentang pembangunan di


atas menurut beberapa ahli bahwa pembangunan adalah suatu proses pencapaian
pengetahuan dan keterampilan baru, perluasan wawasan manusia, tumbuhnya
suatu kesadaran baru, meningkatnya semangat kemanusiaan dan suntikan
kepercayaan diri.

2.2 Hakekat Hukum dan Pembangunan

Penegasan yang dikemukakan oleh Prof.Achmad Ali (Menguak Teori Hukum dan
Teori Peradilan, 207) bahwa hakikat hukum merupakan hubungan timbal balik
dari tiga komponen yakni struktur, substansi, dan kultur hukum serta tambahan
unsur oleh beliau yakni profesionalisme dan kepemimpinan yang saling terkait

7
dengan fungsi dan tujuan hukum. ketika komponen tersebut dipisahkan satu sama
lain maka munculah istilah “penyakit hukum” dan inilah ciri kegagalan hukum.
Oleh karena itu dengan penyatuan komponen-komponen tersebut hukum Timur
yang diwakili salah satunya oleh Jepang bertujuan untuk menghasilkan putusan
yang bersifat “win win solution” dan berbeda proses hukum Barat yang sifatnya
“win or lose” di antara pihak yang terlibat dalam suatu proses hukum. Lalu
bagaimana hakikat pembangunan hukum di Indonesia?

Drs. M. Sofyan Lubis, SH. (Persepsi Hukum dan Pembangunan, artikel hukum)
beliau menyimpulkan bahwa hakikat Pembangunan Hukum adalah bagaimana
merubah perilaku manusia ke arah kesadaran dan kepatuhan hukum terhadap
nilai-nilai yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat. Tegasnya membangun
perilaku manusia dan masyarakat harus di dalam konteks kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara dimana mereka mengerti dan bersedia menjalankan
kewajiban hukumnya sebagai warganegara dan mengerti tentang bagaimana
menuntut hak-hak yang dijamin secara hukum dalam proses hukum itu sendiri.
Dalam konteks ini jelas pembangunan tidak dapat dipisahkan dari kesadaran dan
kepatuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai-nilai hukum. Pembangunan
hukum harus dilakukan secara simultan dengan perencanaan pembangunan
lainnya yang dilaksanakan dalam proses perencanaan pembangunan suatu bangsa
secara global, karena sasaran akhir (goal end) perencanaan pembangunan adalah
“prilaku manusia” yang mematuhi nilai-nilai pembangunan itu sendiri.
Pembangunan hukum harus dilakukan secara simultan dan sinergi dengan aspek
pembangunan lainnya. Tanpa seperti itu ia menjadi utopia, sehingga hukum hanya
bisa dipatuhi oleh masyarakat di dalam system pemerintahan yang otoriter.

2.3 Peran Hukum dalam pembangunan Nasional serta permasalahan


pembangunan di Indonesia

2.3.1 Peran hukum dalam pembangunan nasional

Pembangunan yang komprehensif bukan hanya memperhatikan hanya dari aspek


ekonominya saja melainkan juga harus memperhatikan hak-hak asasi manusia,

8
keduanya tidak dalam posisi yang berlawanan, dan dengan demikian
pembangunan akan mampu menarik partisipasi masyarakat. Hal ini menjadi
bertambah penting karena bangsa kita berada dalam era globalisasi, artinya harus
bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Hukum yang kondusif bagi pembangunan
sedikitnya mengandung lima kwalitas : stability, predictability, fairness,
education, dan kemampuan meramalkan adalah prasyarat untuk berfungsinya
sistim ekonomi. Perlunya predictability sangat besar di negara-negara dimana
masyarakatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi
melampaui lingkungan social tradisionil mereka. Stabilitas juga berarti hukum
berpotensi untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-
kepentingan yang saling bersaing. Aspek keadilan (fairness) seperti persamaan di
depan hukum, standar sikap pemerintah, adalah perlu untuk memelihara
mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang berkelebihan.

2.3.2 Permasalahan Pembangunan di Indonesia terkait Masalah Hukum

Pada dasarnya pembangunan hukum mempunyai makna bahwa adanya


pembuatan pembaharuan terhadap materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat saat sekarang. Akan tetapi pada kenyataannya ada saja
materi-materi hukum yang tidak sesuai dengan kabutuhan masyarakat. Hal
tersebut tidak bisa dipungkiri berhubung Indonesia merupakan Negara dengan
penduduk yang terbilang banyak dan memiliki ragam budaya di setiap daerah.
Tentunya hal tersebut berkaitan juga dengan adat dan budaya yang masih melekat
erat. Namun demikian yang menjadi inti dari permasalahan sistem hukum di
Indonesia adalah berkaitan dengan substansi hukum, struktur hukum, dan budaya
hukum. Substansi Hukum (Legal Substance) Pembenahan substansi hukum
merupakan upaya menata kembali materi hukum melalui peninjauan dan penataan
kembali peraturan perundang-undangan untuk mewujudkan tertib perundang-
undangan dengan memperhatikan asas umum dan hirarki perundang-undangan
dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal dan hukum adat untuk
memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan yurisprudensi
sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional. Struktur Hukum

9
(Legal Structure) Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada
penguatan kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf
peradilan serta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan;
menyederhanakan sistem peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan
dapat diakses oleh masyarakat dan memastikan bahwa hukum diterapkan dengan
adil dan memihak pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adat
untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan
yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional.

Dalam kaitannya dengan pembenahan struktur hukum ini, langkah-langkah yang


diterapkan adalah:

a. Menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat pada sistem hukum dan


kepastian hukum.
b. Penyelenggaraan proses hukum secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan (akuntabilitas).
c. Pembenahan dan peningkatan sumber daya manusia di bidang hukum.

Budaya Hukum (Legal Culture)

Unsur yang ketiga dalam arah kebijakan sistem hukum nasional adalah
meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kembali budaya hukum yang sepertinya semakin terdegradasi. Apatisme dan
menurunnya tingkat appresiasi masyarakat pada hukum dewasa ini sudah sangat
mengkhawatirkan, maraknya kasus main hakim sendiri, pembakaran para pelaku
kriminal, pelaksanaan sweeping oleh sebagian anggota masyarakat bahkan di
depan aparat penegak hukum merupakan gambaran nyata semakin menipisnya
budaya hukum masyarakat. Sehingga konsep dan makna hukum sebagai
instrumen untuk melindungi kepentingan individu dan sosial hampir sudah
kehilangan bentuknya yang berdampak pada terjadinya ketidakpastian hukum
melalui proses pembenaran perilaku salah dan menyimpang bahkan hukum
sepertinya hanya merupakan instrumen pembenar bagi ”perilaku salah”, seperti

10
sweeping yang dilakukan oleh kelompok massa, oknum aparat yang membacking
orang atau kelompok tertentu, dan lain sebagainya. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap hak, kewajibannya, dan hukum sangat berkaitan dengan (antara lain)
tingkat pendidikan dan proses sosialisasi terhadap hukum itu sendiri. Di lain pihak
kualitas, profesionalisme, dan kesadaran aparat penegak hukum juga merupakan
hal mutlak yang harus dibenahi. Walaupun tingkat pendidikan sebagian
masyarakat masih kurang memadai, namun dengan kemampuan dan
profesionalisme dalam melakukan pendekatan dan penyuluhan hukum oleh para
praktisi dan aparatur ke dalam masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan
kepada masyarakat dapat diterima secara baik dan dapat diterapkan apabila
masyarakat menghadapi berbagai persoalan yang terkait dengan hak dan
kewajibannya serta bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan
jalur hukum yang benar dan tidak menyimpang.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya maka tim penyusun dapat menyimpulkan:

Bahwa Hukum merupakan pilar utama yang memiliki peran sangat penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini tentunya pada tataran kondusif tidaknya hukum
yang berlaku. Indikator yang menentukan hukum itu kondusif adalah manakala
memenuhi lima kulalitas yakni stability, predictability, fairness, education, dan
kemampuan meramalkan adalah prasyarat untuk berfungsinya sistim ekonomi.
Perlunya predictability sangat besar di negara-negara dimana masyarakatnya
untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui
lingkungan social tradisionil mereka. Stabilitas juga berarti hukum berpotensi
untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang
saling bersaing. Aspek keadilan (fairness) seperti persamaan di depan hukum,
standar sikap pemerintah, adalah perlu untuk memelihara mekanisme pasar dan
mencegah birokrasi yang berkelebihan

Inti dari permasalahan sistem hukum di Indonesia adalah berkaitan dengan


substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum.

a. Substansi Hukum (Legal Substance)

Pembenahan substansi hukum merupakan upaya menata kembali materi hukum


melalui peninjauan dan penataan kembali peraturan perundang-undangan.

b. Struktur Hukum (Legal Structure)

12
Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada penguatan
kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilan.

c. Budaya Hukum (Legal Culture)

Unsur yang ketiga dalam arah kebijakan sistem hukum nasional adalah
meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kembali budaya hukum yang sepertinya semakin terdegradasi.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap hak, kewajibannya, dan hukum sangat


berkaitan dengan (antara lain) tingkat pendidikan dan proses sosialisasi terhadap
hukum itu sendiri.

3.2 Saran

Pembangunan yang merupakan indikator “hidupnya” sebuah Negara hanya akan


bermanfaat bagi masyarakat jika ada aturan yang menjadi landasan utama. Aturan
tersebut pun bisa berjalan lancar jika masyarakat ikut berpartisipasi di dalamnya.
Tentunya hal ini membutuhkan sosialisasi yang dilakukan secara terus menerus
mengingat budaya yang beragam di Indonesia. Harapan tim penyusun pemerintah
lebih memperhatikan aspek kebudayaan dalam membentuk suatu aturan yang
menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, Wiwie Heryani, Resep Hukum Sebagai Bunga rampai, Kharisma
Putra Utama, Jakarta, 2012, hlm. 90

Faried Ali, Anwar Sulaiman, Femmy Silaswaty Faried, Studi Sistem Hukum Di
Indonesia : untuk Kompetensi Bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Ilmu – Ilmu Politik
dan Dalam Payung Pancasila, PT Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 2

Munir Fuandy, Teori – Teori Besar Dalam Hukum (Grand Theory), Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm. 90.

Satjipto Rahardjo, 2009, Negara Hukum Yang Membahagiakan Rakyatnya,


Gentha Publishing, Yogyakarta, hal. 1-2

Zaeni Asyahadie, Arief Rahman, Pengatat Ilmu Hukum, PT RajaGrafindo Persda,


Jakarta, 2013, hlm.14-20

Azmi Fendri, Jurnal Perbaikan Sistem Hukum Dalam Pembangunan Hukum Di


Indonesia, Vol 2, No. 1 Agustus 2011

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Siti, 6 Agustus 2017, Konsep dan Teori Pembangunan, Di Akses Pada hari Sabtu,
tanggal 11 April 2020 pada pukul 20.00 Wita, dari

14
https://www.pelajaran.co.id/2017/06/pengertian-pembangunan-konsep-dan-teori-
serta-contoh-pembangunan.html

15

Anda mungkin juga menyukai