MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Pada Mata Kuliah Hukum Dan
Pembangunan Yang Diampuh Oleh Dr. Nur Mohammad Kasim, SH., MH
Oleh
PASCASARJANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERAN
HUKUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN NASIONAL” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Hukum dan Pembangunan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Sistem Hukum dan Pembangunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bukan hanya dalam mengelola dan mengarahkan tujuan pembangunan, tetapi juga
memiliki kekuasaan dalam mengatur kehidupan social, budaya dan politik bangsa
Indonesia. Hukum hanya dijadikan sebagai sarana untuk memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi, dan sebagai sarana untuk memfasilitasi proses rekayasa
social.3
1.3 Tujuan
3
Ibid, Hal. 97
2
Adapun tujuan pada makalah ini yaitu
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1.1 Hukum
4
Achmad Ali, Wiwie Heryani, Resep Hukum Sebagai Bunga rampai, Kharisma
Putra Utama, Jakarta, 2012, hlm. 90
5
Faried Ali, Anwar Sulaiman, Femmy Silaswaty Faried, Studi Sistem Hukum Di
Indonesia : untuk Kompetensi Bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Ilmu – Ilmu Politik
dan Dalam Payung Pancasila, PT Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 2
4
Untuk itu banyak para ahli mendefinisikan hukum dengan pemahaman
mereka masing- masing diantaranya :6
1. Aristoteles : Hukum adalah sesuatu yang berbeda daripada sekedar
megatur dan mengekspresikan bentuk dari konstitusi, dan hukum
berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya di
pengadilan untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.
3. Van kan : Hukum adalah keselurhan aturan hidup yang bersifat memaksa
dan untuk melindungi kepntingan manusia di dalam masyarakat.
5
g. Hukum sebagai proses pemerintahan;
7
Munir Fuandy, Teori – Teori Besar Dalam Hukum (Grand Theory), Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm. 90.
8
Pengertian Pembangunan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
9
Siti, 6 Agustus 2017, Konsep dan Teori Pembangunan, Di Akses Pada hari
sabtu, tanggal 11 April 2020 pada pukul 20.00 Wita, dari
https://www.pelajaran.co.id/2017/06/pengertian-pembangunan-konsep-dan-teori-
serta-contoh-pembangunan.html
6
Menurut Johan Galtung Pembangunan merupakan suatu upaya untuk memenuhan
kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-
cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun
lingkungan sosial.
Penegasan yang dikemukakan oleh Prof.Achmad Ali (Menguak Teori Hukum dan
Teori Peradilan, 207) bahwa hakikat hukum merupakan hubungan timbal balik
dari tiga komponen yakni struktur, substansi, dan kultur hukum serta tambahan
unsur oleh beliau yakni profesionalisme dan kepemimpinan yang saling terkait
7
dengan fungsi dan tujuan hukum. ketika komponen tersebut dipisahkan satu sama
lain maka munculah istilah “penyakit hukum” dan inilah ciri kegagalan hukum.
Oleh karena itu dengan penyatuan komponen-komponen tersebut hukum Timur
yang diwakili salah satunya oleh Jepang bertujuan untuk menghasilkan putusan
yang bersifat “win win solution” dan berbeda proses hukum Barat yang sifatnya
“win or lose” di antara pihak yang terlibat dalam suatu proses hukum. Lalu
bagaimana hakikat pembangunan hukum di Indonesia?
Drs. M. Sofyan Lubis, SH. (Persepsi Hukum dan Pembangunan, artikel hukum)
beliau menyimpulkan bahwa hakikat Pembangunan Hukum adalah bagaimana
merubah perilaku manusia ke arah kesadaran dan kepatuhan hukum terhadap
nilai-nilai yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat. Tegasnya membangun
perilaku manusia dan masyarakat harus di dalam konteks kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara dimana mereka mengerti dan bersedia menjalankan
kewajiban hukumnya sebagai warganegara dan mengerti tentang bagaimana
menuntut hak-hak yang dijamin secara hukum dalam proses hukum itu sendiri.
Dalam konteks ini jelas pembangunan tidak dapat dipisahkan dari kesadaran dan
kepatuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai-nilai hukum. Pembangunan
hukum harus dilakukan secara simultan dengan perencanaan pembangunan
lainnya yang dilaksanakan dalam proses perencanaan pembangunan suatu bangsa
secara global, karena sasaran akhir (goal end) perencanaan pembangunan adalah
“prilaku manusia” yang mematuhi nilai-nilai pembangunan itu sendiri.
Pembangunan hukum harus dilakukan secara simultan dan sinergi dengan aspek
pembangunan lainnya. Tanpa seperti itu ia menjadi utopia, sehingga hukum hanya
bisa dipatuhi oleh masyarakat di dalam system pemerintahan yang otoriter.
8
keduanya tidak dalam posisi yang berlawanan, dan dengan demikian
pembangunan akan mampu menarik partisipasi masyarakat. Hal ini menjadi
bertambah penting karena bangsa kita berada dalam era globalisasi, artinya harus
bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Hukum yang kondusif bagi pembangunan
sedikitnya mengandung lima kwalitas : stability, predictability, fairness,
education, dan kemampuan meramalkan adalah prasyarat untuk berfungsinya
sistim ekonomi. Perlunya predictability sangat besar di negara-negara dimana
masyarakatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi
melampaui lingkungan social tradisionil mereka. Stabilitas juga berarti hukum
berpotensi untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-
kepentingan yang saling bersaing. Aspek keadilan (fairness) seperti persamaan di
depan hukum, standar sikap pemerintah, adalah perlu untuk memelihara
mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang berkelebihan.
9
(Legal Structure) Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada
penguatan kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf
peradilan serta kualitas sistem peradilan yang terbuka dan transparan;
menyederhanakan sistem peradilan, meningkatkan transparansi agar peradilan
dapat diakses oleh masyarakat dan memastikan bahwa hukum diterapkan dengan
adil dan memihak pada kebenaran; memperkuat kearifan lokal dan hukum adat
untuk memperkaya sistem hukum dan peraturan melalui pemberdayaan
yurisprudensi sebagai bagian dari upaya pembaruan materi hukum nasional.
Unsur yang ketiga dalam arah kebijakan sistem hukum nasional adalah
meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kembali budaya hukum yang sepertinya semakin terdegradasi. Apatisme dan
menurunnya tingkat appresiasi masyarakat pada hukum dewasa ini sudah sangat
mengkhawatirkan, maraknya kasus main hakim sendiri, pembakaran para pelaku
kriminal, pelaksanaan sweeping oleh sebagian anggota masyarakat bahkan di
depan aparat penegak hukum merupakan gambaran nyata semakin menipisnya
budaya hukum masyarakat. Sehingga konsep dan makna hukum sebagai
instrumen untuk melindungi kepentingan individu dan sosial hampir sudah
kehilangan bentuknya yang berdampak pada terjadinya ketidakpastian hukum
melalui proses pembenaran perilaku salah dan menyimpang bahkan hukum
sepertinya hanya merupakan instrumen pembenar bagi ”perilaku salah”, seperti
10
sweeping yang dilakukan oleh kelompok massa, oknum aparat yang membacking
orang atau kelompok tertentu, dan lain sebagainya. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap hak, kewajibannya, dan hukum sangat berkaitan dengan (antara lain)
tingkat pendidikan dan proses sosialisasi terhadap hukum itu sendiri. Di lain pihak
kualitas, profesionalisme, dan kesadaran aparat penegak hukum juga merupakan
hal mutlak yang harus dibenahi. Walaupun tingkat pendidikan sebagian
masyarakat masih kurang memadai, namun dengan kemampuan dan
profesionalisme dalam melakukan pendekatan dan penyuluhan hukum oleh para
praktisi dan aparatur ke dalam masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan
kepada masyarakat dapat diterima secara baik dan dapat diterapkan apabila
masyarakat menghadapi berbagai persoalan yang terkait dengan hak dan
kewajibannya serta bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan
jalur hukum yang benar dan tidak menyimpang.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa Hukum merupakan pilar utama yang memiliki peran sangat penting dalam
pembangunan nasional. Hal ini tentunya pada tataran kondusif tidaknya hukum
yang berlaku. Indikator yang menentukan hukum itu kondusif adalah manakala
memenuhi lima kulalitas yakni stability, predictability, fairness, education, dan
kemampuan meramalkan adalah prasyarat untuk berfungsinya sistim ekonomi.
Perlunya predictability sangat besar di negara-negara dimana masyarakatnya
untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui
lingkungan social tradisionil mereka. Stabilitas juga berarti hukum berpotensi
untuk menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang
saling bersaing. Aspek keadilan (fairness) seperti persamaan di depan hukum,
standar sikap pemerintah, adalah perlu untuk memelihara mekanisme pasar dan
mencegah birokrasi yang berkelebihan
12
Pembenahan terhadap struktur hukum lebih difokuskan pada penguatan
kelembagaan dengan meningkatkan profesionalisme hakim dan staf peradilan.
Unsur yang ketiga dalam arah kebijakan sistem hukum nasional adalah
meningkatkan budaya hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi
berbagai peraturan perundang-undangan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
kembali budaya hukum yang sepertinya semakin terdegradasi.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, Wiwie Heryani, Resep Hukum Sebagai Bunga rampai, Kharisma
Putra Utama, Jakarta, 2012, hlm. 90
Faried Ali, Anwar Sulaiman, Femmy Silaswaty Faried, Studi Sistem Hukum Di
Indonesia : untuk Kompetensi Bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Ilmu – Ilmu Politik
dan Dalam Payung Pancasila, PT Refika Aditama, Bandung, 2012, hlm. 2
Munir Fuandy, Teori – Teori Besar Dalam Hukum (Grand Theory), Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm. 90.
Siti, 6 Agustus 2017, Konsep dan Teori Pembangunan, Di Akses Pada hari Sabtu,
tanggal 11 April 2020 pada pukul 20.00 Wita, dari
14
https://www.pelajaran.co.id/2017/06/pengertian-pembangunan-konsep-dan-teori-
serta-contoh-pembangunan.html
15